Nama
: An. SR
SUBJECTIVE
1. Anamnesa Umum
a. Keluhan Utama
Panas
b. Keluhan Tambahan
Batuk, Pilek
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merupakan pasien rujukan dari salah satu rumah sakit di
banyuwangi dengan diagnosis patent ductus arteriosus (PDA) dan
down syndrome. Pasien datang dengan keluhan panas sejak tadi
pagi (hari 1 sebelum masuk rumah sakit) disertai batuk berdahak
dan pilek. Panas 380C. Orang tua pasien mengatakan bahwa
anaknya dari dulu memang sering batuk pilek berulang. Dahak
pasien berwarna kehijauan. Ada sesak, tidak ada mual dan muntah.
Pasien tidak tampak biru. Usia 4 bulan sudah tau terkena penyakit
jantung bawaan (PJB). Alergi makanan dan obat tidak ada.
Rencana akan Diagnostic Coronary Angiography (DCA) di
RS.PHC
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Bronkopneumonia, PDA
2. Anamnesa Khusus
a. Anamnesa Keluarga
Riwayat down syndrome di keluarga tidak ada, riwayat kejang juga
tidak ada. Tidak ada riwayat alergi pada keluarga.
b. Anamnesa Antenatal/Kehamilan
OBJECTIVE
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Tampak sakit sedang, anak rewel
b. Kesadaran
Compos Mentis, GCS 456
c. Antropometri
BB: 5kg
TB: 59cm
Status gizi: baik
d. Vital Sign
Nadi: 139x/menit, reguler, kuat
Suhu: 38oC, axiller
RR: 45x/menit
2. Pemeriksaan Khusus/Fisik
a. Kepala
Rambut
: Simetris
Mata
: Palpebra
: edema (-/-)
Telinga
Sklera
: ikterus (-/-)
Pupil
Lensa
: keruh (-/-)
Hidung
Mulut
b. Leher
Deviasi Trakea: Pembesaran KGB: c. Thoraks: Bentuk dada sedikit menonjol, simetris
Pulmo: Inspeksi: Normochest, retraksi interkosta (+), dipsneu dan
takipneu (+)
Palpasi: Gerakan nafas simetris
Perkusi: Auskultasi: Vesikuler/Vesikuler
+ +
+ +
+ +
Rhonki
+ +
+ +
+ +
-
(basah
halus)
Wheezing
Cor:
Inspeksi: IC tidak terlihat
Palpasi: IC tidak teraba, teraba getaran bising (thrill) di ICS
3-4 garis parasternal kiri yang menjalar ke
prekodium.
ASSESSMENT
Diagnosis Kerja: VSD + Down Syndrome + Pulmonary hypertension +
Bronkopneumonia
IV.
PLANNING
1. Diagnostik
Diagnostic Coronary Angiography, Screening HVC, HbsAg, HIV, Faal
hemostasis. Ekokardiografi, foto thoraks AP, Elektrokardiografi.
2. Terapi
- Infus D5 S 300cc/24 jam
- Inj. Cefriaxon 2x250mg
- Nebul Combivent 3x0,5cc+PZ 1,5cc
- Aldactone 2x5 mg
- Captopril 2x2,5 mg
- Antrain 3x75 mg
- Sanmol drop 3x0.5 cc
- Kompres hangat
- Restriksi cairan
- Puasa untuk planning DCA
+ +
(basah
halus)
+ +
+ +
-
Wheezing
Cor:
Terapi
-
Monitoring
-
Edukasi/penyuluhan
-
Jika anak sesak, gelisah, dan panas lebih tinggi cepat hubungi
perawat
S/ Anak masih agak rewel, panas masih (+), pilek (+), mencret (-). Anak malam
susah tidur. Anak tidak tampak biru. Alergi (-). Makan minum sedikit. Batuk
lendir kehijauan.
O/ TTV: Nadi: 120x/menit, reguler
Suhu: 38,2oC, axiller
RR: 50x/menit
a. Kepala
A/I/C/D -/-/-/+
Pernapasan cuping hidung: +
b. Leher
Deviasi Trakea: Pembesaran KGB: e. Thoraks: Bentuk dada sedikit menonjol, simetris
Pulmo: Inspeksi: Normochest, retraksi interkosta (+), dispneu dan
takipneu (+)
Palpasi: Gerakan nafas simetris
Perkusi: Auskultasi: Vesikuler/Vesikuler
+
+
+
+
+
+
+
+
+ +
-
- + + Wheezing
Cor:
Inspeksi: IC tidak terlihat
Palpasi: IC tidak teraba, teraba getaran bising (thrill) di ICS
3-4 garis parasternal kiri yang menjalar ke
prekodium.
Perkusi: Auskultasi: S1 S2 tunggal, S2 (P2) mengeras, murmur
pansistolik di LLSB ICS 3-4, bising menjalar ke
sepanjang strenum kiri, gallop (-)
f. Abdomen
Inspeksi: Cembung, retraksi subkosta (+)
Auskultasi: Bising usus +, normal
Palpasi: Soepel, nyeri tekan (+), hepatomegali 4x3x2
Perkusi: Timpani
c. Ekstremitas
Akral Hangat + +
Oedem - -
+ +
- -
Terapi
-
Monitoring
-
Edukasi/penyuluhan
-
Jika anak sesak, gelisah, dan panas lebih tinggi cepat hubungi
perawat
PEMBAHASAN
Defek septum ventrikel (DSV) merupakan salah satu jenis Penyakit
Jantung Bawaan (PJB) yang paling sering ditemukan yakni sekitar 20% dari
seluruh PJB. Di RSCM sering ditemukan sebagai defek tersendiri (isolated)
namun tidak jarang ditemukan merupakan bagian dari PJB kompleks seperti pada
Tetralogi Fallot, transposisi arteri besar (TAB) atau PJB kompleks yang lain.
Secara anatomis DSV dapat diklasifikasikan sesuai letak defeknya.
Banyak klasifikasi yang telah dibuat. Salah satunya adalah klasifikasi yang dibuat
oleh Forum Ilmiah Kardiologi Anak Indonesia yang membuat klasifikasi DSV
berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Soto dkk, yaitu (1) DSV perimembran
outlet, inlet, trabekular, konfluens; (2) DSV muskular posterior, trabekular,
infundibular dan (3) DSV subarterial (doubly commited subarterial) yang disebut
juga tipe Oriental oleh karena lebih banyak ditemukan pada orang Asia
Radiologi
Pada defek kecil gambaran radiologis menunjukkan ukuran jantung
normal dan vaskularisasi normal. Pada defek sedang tampak pembesaran jantung
dan peningkatan vaskular paru. Pada foto PA tampak bayangan jantung melebar
kearah bawah dan kiri akibat pembesaran hipertrofi ventrikel kiri yang disertai
peningkatan vaskularisasi paru.
Ekokardiografi
Ekokardiografi perlu dilakukan pada defek septum ventrikel untuk
mengetahui lokasi dan besarnya defek. Hal ini penting untuk perjalanan alamiah.
Secara anatomis pemeriksaan ekokardiografi ditujukan untuk menjawab
pertanyaan sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kateterisasi Jantung
Saat ini kateterisasi jantung pada penderita DSV tidak selalu diperlukan
karena teknik ekokardiografi yang semakin baik.
Kateterisasi diperlukan pada
-
Penderita DSV besar dan atau disertai gagal jantung atau hipertensi
pulmonal
DSV kecil yang diduga disertai peningkatan tahanan vaskular paru.
Jumlah defek
Evaluasi besarnya pirau
Evaluasi tahanan ventrikel kiri dan kanan
Mengetahui defek lain selain DSV
Mengetahui letak defek dengan jelas untuk keperluan bedah.
Perjalanan Alamiah
a. Menutup spontan
10
11
Tetralogy of Fallot
Sebagai tambahan, defek jantung berhubungan dengan down syndrome,
tekanan darah yang tinggi di paru (hipertensi pulmonal) lebih banyak terdapat
pada down syndrome. Tekanan darah yang tinggi ini mungkin merupakan hasil
dari jaringan paru yang kurang sempurna, tetapi penyebab pastinya belum
12
diketahui.
Tekanan darah yang lebih tinggi dapat membatasi jumlah aliran darah ke
paru sehingga berkurang memungkinkan gejala gagal jantung kongestif yang
terlihat pada bayi dengan kanal AV komplit atau VSD besar. Ini yang
menyebabkan masalah pada tertundanya kemungkinan dibutuhkan operasi untuk
menutup lubang di jantung. Bayi-bayi ini butuh observasi ketat untuk menentukan
waktu operasi yang tepat.
Hipertensi Pulmonal
Hipertensi pulmonal menunjukkan adanya tekanan darah yang tinggi pada
sistem sirkulasi pulmonal yang bila berlangsung kronis akan menyebabkan
perubahan karateristik histologi pembuluh darah yang disebut pulmonary
arteriopathy. Awal perubahan terjadi pada arteriola dan arteri pulmonalis kecil
kemudian akan berlanjut ke arteri pulmonalis yang besar. Terjadi proliferasi tunika
intima dan tunika media yang disertai proses hialinisasi dan fibrosis. Prosesproses tersebut bersama dengan proliferasi sel otot vaskular mengakibatkan
timbulnya obstruksi pembuluh darah pulmonal sehingga terjadi hipertensi
pulmonal permanen. Pada keadaan demikian, penutupan defek menjadi kontra
indikasi.
Berikut adalah tahapan kelainan pada karakteristik histologi arteri pulmonalis:
-
vaskular
Grade 4: dilatasi vaskular secara umum, adanya oklusi vaskular karena
angiomatoid
Grade 6: nekrosis arteri yang mengalami inflamasi menyertaiperubahan
pada grade 5
13
penderita tampak lebih baik). Bila tekanan di ventrikel kanan meningkat melebihi
tekanan di ventrikel kiri, shunt akan timbul berbalik dari kanan ke kiri, penderita
menjadi sianosis (sianosis sentral), mengalami desaturasi arteri, dan prognosisnya
memburuk (sindrom Eisenmenger).
New York Heart Association (NYHA) mengklasifikasikan hipertensi pulmonal
secara fungsi menjadi:
-
sinkop.
Kelas 3: pasien dengan hipertensi pulmonal tanpa keterbatasan saat
aktivitas fisik. Nyaman saat istirahat dan aktivitas fisik biasa bisa
14
Prolap katupStenosis
aorta infundibulum
HP
Mengecil
Intervensi bedah: penutupan
defek dengan operasi Menutup spontan
Tatalaksana DSV yang disepakati:
Gagal
PVD (-)
Berhasil
PVD (+)
Kath
Kath
Kath
PAB
Konservatif
Laporan Kasus_Penyakit Jantung Bawaan
Operasi tutup/Transcatheter closure
15