Anda di halaman 1dari 21

Katarak

Senilis
Irene Anggraini V
1522314022

Pendahuluan
Katarak senilis menjadi salah satu penyebab
kebutaan di dunia saat ini.
Data WHO, katarak menyumbang sekitar
48% kasus kebutaan di dunia.
Di negara berkembang 1-3% penduduk
mengalami kebutaan dan 50%
penyebabnya adalah katarak.
Negara maju sekitar 1,2 % penyebab

Pengobatan pada katarak adalah tidakan pembedahan.

Setelah pembedahan, lensa diganti dengan kacamata


afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraocular.
Dengan peningkatan pengetahuan mengenai katarak,

penatalaksanaan sebelum, selama, dan post operasi,


diharapkan penganganan katarak dapat lebih diperluas
sehingga prevalensi kebutaan di Indonesia dapat
diturunkan.

Sementara itu di Indonesia, Survei Indra


Penglihatan dan Pendengaran yang
dilakukan pada tahun 1993 1996
menunjukkan angka kebutaan nasional
Indonesia sebesar 1.5 %.
Mengacu kepada hasil survei tersebut,
angka kebutaan nasional kita masih jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan angka
kebutaan nasional Bangladesh (1 %),
India (0.7 %) ataupun Thailand ( 0.3 % ).

Definisi
Katarak Senilis adalah semua
kekeruhan lensa yang terdapat pada
usia lanjut, yaitu usia di atas 50
tahun.
Sklerotik - kekakuan
Etiologi masih belum diketahui pasti:
teori konsep penuaan

Epidemiologi
Sebanyak 17juta populasi dunia mengidap
kebutaan yang disebabkan oleh katarak dan
diperkirakan menjelang tahun 2020, angka ini
akan meningkat 40juta.
Katarak senilis merupakan bentuk katarak yang
paling sering ditemukan. 90% dari seluruh
kasus katarak adalah katarak senilis.
Sekitar 5 % dari golongan usia 70 tahun dan
10%
dari golongan usia 80 tahun harus menjalani
operasi katarak.

Klasifikasi (Morfologi)
1. Katarak Nuklear
Sklerosis pada nukleus lensa menjadi
berwarna kuning dan opak.
Bagian tengah lensa atau nukleus.
Progresivitasnya lambat. Bentuk ini merupakan
bentuk yang paling banyak terjadi.
Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada
pandangan dekat (pandangan baca), bahkan
pandangan baca dapat menjadi lebih baik.

2. Katarak Kortikal
Menyerang lapisan yang mengelilingi nukleus
atau korteks.
Biasanya mulai timbul sekitar usia 40-60 tahun
Progresivitasnya lambat, tetapi lebih cepat
dibandingkan katarak nuklear.
Gambaran seperti ruji
Penglihatan jauh dan dekat terganggu,
penglihatan merasa silau.

3. Katarak Subkapsular Posterior


Peningkatan opasitas pada bagian lensa
belakang secara perlahan.
Progresivitasnya lebih cepat.
Lebih sering menyerang orang dengan
diabetes, obesitas atau pemakaian steroid
jangka panjang.
Kesulitan membaca, silau, pandangan kabur
pada kondisi cahaya terang

Stadium Katarak Senilis


1. Katarak Insipien
Kekeruhan lensa tidak teratur, tampak
seperti bercak-bercak yang membentuk
gerigi dangan dasar di perifer dan daerah
jernih di antaranya.
Keluhan poliopia yang disebabkan oleh
indeks refraksi yang tidak sama pada
semua bagian lensa.

2. Katarak Imatur
Lebih tebal, tetapi belum mengenai seluruh
lapisan lensa sehingga masih terdapat
bagian-bagian yang jernih pada lensa.
Terjadi penambahan volume lensa -> lensa
yang mencembung akan dapat
menimbulkan hambatan pupil, mendorong
iris ke depan, mengakibatkan bilik mata
dangkal sehingga terjadi glaukoma
sekunder.
Terlihat bayangn iris pada lensa, sehingga
hasil uji shadow test (+).

3. Katarak Matur
Kekeruhan di seluruh lensa.
Tidak terdapat bayangan iris pada
lensa yang keruh, sehingga uji
bayangan iris negatif.

4. Katarak Hipermatur
Masa lensa yang mengalami degenerasi akan
mencair dan keluar melalui kapsul lensa.
Lensa menjadi mengecil dan berwarna kuning. Bila
proses katarak berjalan lanjut disertai kapsul yang
tebal, maka korteks yang berdegenerasi dan cair
tidak dapat keluar, maka korteks akan
memperlihatkan sekantong susu dengan nukleus
yang terbenam di korteks lensa.
Katarak Morgagni.
Uji bayangan iris memberikan gambaran
pseudopositif. Cairan / protein lensa yang keluar dari
lensa tersebut menimbulkan reaksi inflamasi dalam
bola mata karena di anggap sebagai benda asing.

Manifestasi Klinis
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat
kabut menghalangi objek
2. Peka terhadap sinar atau cahaya (silau)
3. Dapat terjadi penglihatan ganda pada
satu mata
4. Memerlukan pencahayaan yang baik
untuk dapat membaca
5. Lensa mata berubah menjadi buran
seperti kaca susu

Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Laboratorium preoperasi untuk
mengetahui penyakit penyerta
Visus
Slitlamp
Shadow test

Indikasi Operasi Katarak


Indikasi Optik
Medis
Kosmetik

Pembedahan

ICCE
ECCE
Small Incission
Fakoemulsifikasi

Prognosis
Apabila pada proses pematangan
katarak dilakukan penanganan yang
tepat
sehingga tidak menimbulkan
komplikasi serta dilakukan tindakan
pembedahan pada saat yang tepat
maka prognosis pada katarak senilis
umumnya baik.

Anda mungkin juga menyukai