PRAKTIKUM FITOKIMIA
TUJUAN
Agar mahasiswa memahami dan dapat menerapkan prinsip - prinsip dasar pemisahan
dan pemurnian senyawa organik serta dapat melakukan proses pemisahan dan
pemurnian dengan uji kemurnian senyawa organik berdasarkan sifat - sifat kimia dan
fisika.
KEGIATAN PRAKTIKUM
Pola kegiatan
a. Pemisahan
Mahasiswa diberikan bahan alam yang mengandung senyawa organik atau
campuran senyawa organik dan diminta untuk memisahkan senyawa organik
yang telah ditentukan dengan proses ekstraksi, destilasi, kristalisasi dan
kromatografi. Penilaian atas keberhasilan proses pemisahan dilihat dari jumlah
senyawa organik yang diperoleh dalam bentuk ekstrak atau kristal.
b. Pemurnian
Mahasiswa diberikan senyawa organik yang belum murni kemudian ditentukan
tetapan alamnya setelah itu mahasiswa diminta untuk memurnikan senyawa
organik tersebut dengan cara rekristalisasi dan destilasi. Penilaian atas
keberhasilan proses pemisahan dilihat dari tetapan alam zat sesudah proses
pemurnian.
Jenis kegiatan
I. Infus-Dekok
II. Rekristalisasi
1. Dengan pelarut tunggal
2. Dengan pelarut campuran
3. Dengan pelarut asam - basa
III.Destilasi
1.Destilasi sederhana
2.Destilasi fraksi
3.Destilasi uap
IV.Ekstraksi
1.Ekstraksi sederhana padat - cair
2.Ekstraksi sederhana cair - cair
3.Ekstraksi sederhana padat - cair berkesinambungan
4.Refluks
V. Kromatografi
1. Kromatografi lapis tipis
2. Kromatografi pengurangan tekanan
1. Nilai praktikum harian harian (60% dari nilai akhir) terdiri dari :
- Nilai test / diskusi 40 %
- Nilai ketrampilan 20 %
- Nilai kebersihan 10 %
- Nilai hasil praktikum 20 %
- Nilai laporan praktikum 10 %
Cara Kerja:
a. Pembuatan Infusum
1. Timbang sebanyak 50 gram(optional) simplisia kering.
2. Panaskan aquadest sebanyak 150 ml dalam beaker glass di atas penangas
air.
3. Masukan simplisia ke dalam beaker glass ketika suhu aquadest mencapai
900C, kemudian tunggu selama 15 menit.
4. Saring dengan menggunakan corong gelas & kertas saring
5. Hitung randemen ekstrak!
b. Pembuatan Dekoktum
1. Timbang sebanyak 50 gram simplisia kering.
2. Panaskan aquadest sebanyak 150 ml dalam beaker glass di atas penangas
air.
3. Masukan simplisia ke dalam beaker glass ketika suhu aquadest mencapai 90
0
C, kemudian tunggu selama 30 menit.
4. Masukan simplisia ke dalam panci, kemudian seduh selama 30 menit
5. Saring dengan menggunakan corong gelas & kertas saring
6. Hitung randemen ekstrak!
Pertanyaan
1. Perbedaan metode ekstraksi cara panas & dingin!
2. Cara menghitung randemen ekstrak
II. REKRISTALISASI.
Cara kerja :
a. Beri label semua alat gelas yang akan digunakan.
b. Panaskan aquadest dengan beaker glass (A) langsung diatas kompor listrik
sebanyak 250 ml
c. Siapkan corong panas.
d. Masukkan salisilamid yang telah ditimbang dalam beker gelas ( B ), kemudian
tambahkan masukkan sedikit demi sedikit ad salisilamid tepat larut
(Catat pemakaian aquadest)
e. Saring (B) dengan corong panas yang telah dilapisi kertas saring dan filtrat
tampung dalam beaker gelas lainnya, biarkan dingin sampai terbentuk kristal
salisilamid.
f. Saring kristal dengan corong buchner yang telah dilapisi kertas saring dan
pindahkan ke cawan petri beserta kertas saringnya dengan bantuan pinset.
g. Keringkan kristal dalam oven dan timbang kristal yang telah kering.
Catatan :
A. Cara menyiapkan corong panas
Panaskan air di dalam panci
Masukkan corong dengan posisi terbalik (ujung corong tutup dengan al.foil)
B. Penggunaan kertas saring
Untuk menyaring dengan corong panas ( gunakan kertas saring dengan
diameter besar )
Untuk menyaring dengan corong buchner ( gunakan kertas saring dengan
diameter kecil)
Pertanyaan
1. Berapa kelarutan salisilamid dalam air ( menurut pustaka ) ?
2. Berapa titik lebur salisilamid ( menurut pustaka ) ?
3. Berapa temperatur oven untuk pengeringan hasil rekristalisasi salisilamid
( secara teori ) ?
2. REKRISTALISASI ASPIRIN DALAM PELARUT ETANOL DAN AIR.
Cara Kerja :
1. Beri label semua alat gelas yang akan digunakan.
2. Panaskan aquadest dalam beaker gelas (A) diatas kompor listrik
3. Panaskan etanol dalam Erlenmeyer ( A ) dan tutup al.foil pada waterbath.
4. Siapkan corong panas.
5. Masukkan aspirin yang telah ditimbang ke dalam Erlenmeyer ( B ), tambahkan
sedikit demi sedikit etanol panas sampai aspirin tepat larut ( bantu dengan
pemanasan diatas waterbath ) catat berapa ml / tetes penggunan etanol.
6. Tambahkan aquadest panas sedikit sampai timbul kekeruhan dan tambahkan
kembali etanol sedikit demi sedikit sampai kekeruhan hilang (hitung
pemakaian etanol & aquadest).
7. Panaskan larutan selama lima menit ( diatas waterbath. ) Kemudian saring
larutan panas dengan corong panas yang telah dilapisi kertas saring, filtrat
ditampung dalam beker gelas ( B ) dan biarkan mendingin sampai terbentuk
kristal aspirin.
8. Saring kristal dengan corong buchner yang telah dilapisi kertas saring dan
pindahkan ke cawan petri beserta kertas saringnya dengan bantuan pinset .
9. Keringkan kristal dalam oven dan timbang kristal yang telah kering.
Catatan :
1. Cara menyiapkan corong panas
Panaskan air di dalam panci
Masukkan corong dengan posisi terbalik (ujung corong tutup dengan al.foil)
2. Penggunaan kertas saring
Untuk menyaring dengan corong panas ( gunakan kertas saring dengan
diameter besar )
Untuk menyaring dengan corong buchner ( gunakan kertas saring dengan
diameter kecil)
Pertanyaan :
1. Berapa kelarutan aspirin dalam air dan alkohol ( menurut pustaka ) ?
2. Berapa titik lebur aspirin (menurut pustaka) ?
3. Berapa temperatur oven untuk pengeringan hasil rekristalisasi salisilamid
(secara,teori)
3. REKRISTALISASI ASAM BENZOAT DENGAN PELARUT NaOH DAN
HCl.
Cara kerja :
1. Beri label semua alat gelas yang akan digunakan.
2. Panaskan NaOH 0,1N didalam beaker glass ( A )
3. Siapkan corong panas.
4. Sambil menunggu NaOH panas lakukan proses sublimasi selama 5 menit.
5. Setelah NaOH panas masukan Asam benzoat yang telah ditimbang kedalam
beaker glass ( B ) dan tambahkan larutan NaOH 0,1N panas sambil diaduk
sampai asam benzoat tepat larut (hitung pemakaian NaOH). Bantu dengan
pemanasan di atas waterbath jika asam benzoat belum larut sempurna.
6. Saring larutan panas dengan corong panas yang telah dilapisi kertas saring dan
filtrat tampung dalam beaker glass ( A )
7. Tambahkan sedikit demi sedikit larutan HCl 0,1N biarkan dingin sampai
terbentuk kristal asam benzoat.
8. Saring kristal dengan corong buchner yang telah dilapisi kertas saring
pindahkan ke cawan petri beserta kertas saringnya dengan bantuan pinset.
9. Keringkan kristal dalam oven dan timbang kristal yang telah kering
Catatan :
A. Pemanasan larutan NaOH dilakukan didalam waterbath untuk mencegah
bahaya kebakaran
D. Proses sublimasi
1. Timbang asam benzoat sebanyak 500mg masukan ke dalam kurs porselen
2. Siapkan corong glass ø 5cm lapisi dinding corong dengan kapas basah
tutup corong dengan al foil.
3. Tutup kurs porselen dengan corong tersebut .
4. Kemudian panaskan diatas lampu spiritus selama 5 menit. (bantu dengan
kaki tiga dan kassa asbes).
(setelah 5menit, corong JANGAN langsung dibuka tunggu sampai kurs
benar benar dingin).
Pertanyaan :
1. Berapa gram NaOH yang ditimbang dan HCl yang di pipet bila masing-masing
diperlukan 0,1N sebanyak 100ml
2. Berapa kelarutan asam benzoat dalam air (menurut pustaka) ?
3. Berapa titik lebur asam benzoat (menurut pustaka) ?
III. EKSTRAKSI
Tujuan : Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan prinsip dasar ekstraksi dasar
ekstraksi padat - cair dan dapat pula melakukan proses ekstraksi padat -
cair dan dapat melakukan kristalisasi
Cara kerja :
Pertanyaan :
1. Berapa gram kristal NaOH dan HCl yang ditimbang bila masing-masing
diperlukan 100ml 0,1N ?
2. Berapa suhu pengeringsn di oven ?
3. Mengapa pada saat proses pengekstrakan jumlah estrak yang didapat lebih
banyak pada ekstraksi yang kedua ?
4. Tulis struktur kimia asam p-Metoksisinamat ?
2. EKSTRAKSI KOFEIN DARI DALAM AIR DENGAN PELARUT
CHLOROFORM
Tujuan : Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan prinsip dasar ekstraksi cair
- cair dan dapat melakukan proses ekstraksi cair-cair.
Cara kerja :
1. Panaskan aquadest didalam beaker glass 250 ml (A) sebanyak 200 ml di atas
kompor listrik.
2. Masukkan koffein murni ke dalam beaker glass 250ml (B). Kemudian
tambahkan dengan aquadest yang telah dipanaskan. (jika coffein belum larut
sempurna bisa di bantu dengan pemanasan langsung di atas kompor, ad coffein
larut sempurna).
3. Angkat (2) lalu diamkan selama ± 5 menit, kemudian rendam di dalam baskom
berisi air untuk mempercepat pendinginan.
4. Masukkan larutan coffein ke dalam corong pisah @ 100ml (a dan b ).
5. Pada corong pisah (a) + 30ml klorofrom kocok selama 10 menit.
a. Pisahkan lapisan klorofrom
b. Kumpulkan lapisan klorofrom dan masukkan ke dalam cawan porselen.
c. Uapkan dengan hair dryer, sampai terbentuk kristal coffein dan timbang.
6. Pada corong pisah (b) + 15 ml klorofrom kocok selama 10 menit.
a. Pisahkan lapisan klorofrom (lakukan duplo)
b. Kumpulkan lapisan klorofrom dan masukan dalam cawan porselen.
c. Uapkan dengan uap panas hair dryer, sampai terbentuk kristal.
7. Timbang kristal hasil (5) dan (6) dan bandingkan hasilnya.
Catatan :
Untuk metode “duplo” hasil penggojokan pertama terlebih dahulu di tampung di
cawan porselen dan jangan langsung dikeringkan dengan hair dryer namun tutup
dahulu dengan al.foil. pengeringan dengan hair dryer dilakukan setelah
penggojokan kedua selesai.
Pertanyaan :
1. Berapa kelarutan kofeina dalam air dan dalam chloroform ?
2. Mengapa penguapan kristal kofein dilakukan dalam lemari asam ?
3. Bagaimana cara menguapkan chloroform bila ternyata tidak tersedia lemari
asam ?
3. EKSTRAKSI KOFEIN DARI SERBUK TEH / BIJI KOPI DENGAN
PELARUT ETANOL SECARA BERKESINAMBUNGAN (SOKHLET).
Tujuan : Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan ekstraksi padat – cair secara
sinambungan dan dapat melakukan proses pemisahan dengan cara
ekstraksi padat – cair secara berkesinambungan.
Cara kerja :
1. Timbang serbuk teh / serbuk kopi sebanyak 10 gram
2. Lapisi bagian dalam shifon dengan kertas saring
3. Masukkan serbuk teh / serbuk kopi yang telah ditimbang ke no.2.
4. Siapkan penangas kemudian masukan labu alas bulat kedalamnya dan dikaitkan
dengan klem + pengait (jangan lupa masukkan batu didih kedalam labu alas
bulat).
5. Pasang shifon diatas labu alas bulat kemudian pada sambungan shifon dan labu
alas bulat diberi vasellin. (sebelum dipasang)
6. Tambahkan alkohol 70% kedalam shifon secara perlahan lahan sampai terjadi
satu sirkulasi (jumlah alkohol dicatat = Volume 1 sirkulasi) dan tambahkan
kembali alkohol 70% sebanyak setengah sirkulasi.
7. Kemudian pasang kondensor dengan benar (jang lupa beri vasellin pada
sambungan tersebut). Lalu aliskar air, pastikan air mengalir dengan lancar pada
selang masuk maupun keluar.
8. Kemudian nyalakan penangas, dan lakukan pemanasan selama waktu yang
ditentukan (oleh dosen atau asissten Lab). Praktikan harap melapor setelah
terjadinya sirkulasi.
9. Matikan penangas setelah proses sirkulasi dinyatakan berakhir (oleh dosen atau
asissten Lab).
10. A. Hasil ekstrak cair dihitung volumenya uapkan diatas penangas hingga
kering.
B, Hasil ekstrak cair dihitung volumenya tuang kedalam cawan porselen +
MgO + H2SO4 10% , saring dan tampung filtrat pada corong pisah,
tambahkan CHCL3 kedalam corong pisah, aduk perlahan mengunakan
batang pengaduk, pisahkan lapisan CHCL 3 tampung di dalam cawan
porselen, Tambahkan NaOH 1% ke dalam filtrat hingga warna kuning
pada filtrat hilang, pisahkan warna kuning dan bening pada filtrat
mengunakan corong pisah, kemudian uapkan menggunakan hair dryer.
Seteleh kering lalu dikerok masukan kedalam kurs porselen kemudian
lakukan proses sublimasi.
Catatan :
Penggunaan MgO + H2SO4 10% + CHCL3 + NaOH 1% Wajib Acc Dosen atau
asissten Lab.
Proses sublimasi dapat dilihat di materi rekristalisasi Asam benzoat.
Pertanyaan :
1. Apa fungsi etanol pada sirkulasi dalam suasana dingin ?
2. Fungsi MgO dan chloroform ?
3. Bagaimana cara menguapkan chloroform bila ternyata tidak tersedia lemari
asam?
4. REFLUKS
Cara Kerja:
1. Timbang sebanyak 100 gram simplisia kering !
2. Masukkan simplisia ke dalam labu alas bulat & rendam dengan 150 ml etanol
3. Nyalakan penangas, tunggu proses ekstraksi selama 1 jam (*idealnya 3-4 jam)
4. Saring ekstrak yang didapatkan (dengan menggunakan corong & kertas saring)
5. Hitung randemen ekstrak !
Pertanyaan:
1. Perbedaan Prinsip kerja refluks & soxhlet!
2. Cara perhitungan randemen ekstrak
IV.DESTILASI
1. DESTILASI SEDERHANA
Cara kerja :
1. Siapkan penangas kemudian masukan labu alas bulat dalam penangas.
2. Masukkan campuran gliserin & air kedalam labu destilat, masukan batu didih
kedalam labu alas bulat.
3. Pasang kondensor dengan benar alirkan air dan pastikan aliran air mengalir
lancar baik air masuk maupun keluar. Kemudian pasang adaptor.
4. Pasang termometer, dengan bola raksa 2 mm di bawah side arm.
5. Siapkan botol penampung yang telah ditara ( periksa alat destilat pastikan sudah
tidak ada yang bocor).
6. Nyalakan penangas, tampung destilat yang menetes. Catat suhu yang tertera
pada termometer,
7. Hentikan proses destilasi bila termometer telah menunjukkan temperatur di atas
titik didih air.
Catatan :
Praktikan harus melaporkan saat destilat pertama menetes pada suhu berapa.
Pertanyaan :
Cara kerja :
1. Siapkan penangas kemudian masukan labu alas bulat dalam penangas.
2. Isi labu alas bulat dengan campuran etanol - air pasang kolom vigreux
diatas labu alas bulat (beri vaselin pada sambungan alat tsb)
3. Pasang kondensor dengan benar alirkan air dan pastikan aliran air mengalir
lancar baik air masuk maupun keluar. Kemudian pasang adaptor.
4. Tampung destilat pada titik didih etanol.
5. Hentikan proses destilasi jika suhu berada diatas titik didih etanol.
Catatan :
Semua sambungan alat yang memungkinan ada udara keluar harus di tutup
dengan al.foil
Praktikan harap melapor destilat pertama menetes pada suhu berapa.
Pertanyaan :
Cara kerja ;
1. Siapkan penangas. Masukan erlenmeyer 1000ml yg sudah diisi aquadest.
2. Masukan bahan yang ingin di destilasi kedalam labu alas bulat. (sebanyak 1/3
labu), pasang pipa penghubung dari erlenmeyer sumber uap ke labu alas bulat.
3. Kemudian pasang bola percik dari labu alas bulat ke kondonser, Pasang
kondensor dengan benar alirkan air dan pastikan aliran air mengalir lancar baik
air masuk maupun keluar. Kemudian pasang adaptor.
4. Tampung destilat di dalam erlenmeyer 250ml.
5. Matikan penangas jika air yang berada pada sumber uap (erlenmeyer) tersisa
300ml.
6. Jika memang didapatkan minyak atsiri, pindahkan destilat ke corong pisah
7. Pisahkan air dengan minyak.
8. Tampung minyak atsiri pada vial.
Catatan :
Pertanyaan:
Cara kerja :
1. Kalibrasi chamber dengan menggunakan alkohol 96% dan tandai dengan kertas
label. Tuang alkohol dan keringkan chamber.
2. Siapkan 3 eluen masing - masing chloroform / heksana (4:1) ; chloroform /
methanol (1:1) dan heksana / methanol (2:1). Langsung di buat di dalam
chamber masing-masing eluent tsb dijenuhkan menggunakan kertas saring
sebagai parameter.
3. Larutkan kofein murni dan ekstrak kofein hasil soxhlet ke dalam chloroform.
4. Siapkan lempeng kromatografi dan beri batas tanda (batas atas : 0.5cm & batas
atas : 1.5cm)
5. Lakukan penotolan kofein murni dan ekstrak kofein hasil soxhlet dengan pipet
kapiler.
6. Masukan lempeng kromatografi ke dalam chamber yang sudah jenuh.
7. Amati pergerakkan eluent dan tunggu sampai batas atas (tidak boleh overlap).
8. Angkat lempeng kromatografi jika sudah sampai batas atas dan diangin-
anginkan hingga kering dipegang dengan bantuan pinset.
9. Amati pada sinar UV dan tandai noda yang terbentuk.
10. Hitung nilai Rf pada masing-masing noda.
Catatan :
Pembuatan eluent langsung pada chamber yang sudah diberi label dan tidak di
buka-tutup agar mengurangi penguapan.
Perhitungan eluent harus sudah dibuat sebelum praktikum.
Pertanyaan :
1. Bagaimana cara sdr mengetahui bahwa eluent dalam chamber sudah jenuh ?
2. Bagaimana jika noda tidak terlihat dengan sinar UV?
3. Mengapa digunakan mikro pipet ?
2. KROMATOGRAFI CAIR DENGAN PENGURANGAN TEKANAN
Bahan : - Chloroform …. ml
- Heksana …. ml
- Metanol …. ml
- Alkohol …. ml
- Aquadest …. ml
- Kofein murni ….ml
- Ekstrak kofein 1 gram
- Silica gel 6 gr & 0,5 gr
Cara kerja :
1. Pasang alat hisap lengkap dengan corongnya.
2. Masukkan silica gel (6 gram) ke dalam corong buchner secara teratur, ratakan
dengan penekanan dan penghisapan,lakukan perlahan-lahan sampai terbentuk
lapisan silica gel.
3. Larutkan 1 gram ekstrak kofein dalam chloroform ke dalam larutan tersebut +
kan silica gel sebanyak 0,5 gr , aduk merata uapkan pelarut dengan
pengurangan tekanan.
4. Tambahkan kedalam corong buchner yang telah dilapisi silica gel dengan
Chloroform, lakukan penghisapan tampung filtrat (a).
5. Ulangi (4), dengan pelarut yang berbeda yakni Alkohol tampung filtrat (b).
6. Terakhir dengan pelarut Aquadest tampung filtrat (c).
7. Buat eluent : kloroform/heksana (4:1) atau chloroform/methanol (1:1) atau
chloroform / metanol (2:1). “ Praktikan memilih salah satu eluen “
8. Jenuhkan chamber kromatografi dengan salah satu eluent terpilih (7).
9. Teteskan masing - masing (4); (5) dan (6) pada lempeng kromatografi yang
telah disiapkan masukkan dalam (8) lihat noda dengan sinar UV,
hitung Rf masing - masing.
Pertanyaan :
1. Berapa kelarutan kofein dalam alkohol, air dan chloroform ?
2. Berapa kadar kofein dalam teh/kopi ?
3. Berapa jumlah chloroform yang digunakan untuk melarutkan ekstrak kofein
tersebut ?
4. Berapa jumlah etanol; air dan chloroform yang ditambahkan dalam corong
buchner ?