Anda di halaman 1dari 9

UJI AKTIVITAS SEDIAAN OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN MIANA

Coleus scutellarioides [L] Benth TERHADAP PERTUMBUHAN


JAMUR Candida albicans

TEST ACTIVITIES PREPARATIONS MOUTHWASH MIANA LEAF


EXTRACT Coleus scutellarioides [L] Benth ON THE GROWTH
FUNGUS Candida albicans

Rasmah1, Zaraswaty Dwyana1, Elis Tambaru1, Herlina Rante2

1
Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Hasanuddin
2
Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
E-mail : ras_yel@yahoo.co.id

ABSTRAK
Daun miana mengandung senyawa fitokimia, antara lain alkaloid, flavonoid dan
tanin. Daun miana Coleus scutellarioides (L.) Benth diekstrak dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Hasil ekstrak daun miana dibuat dalam
sediaan obat kumur dalam formulasi I, II, dan III. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas ekstrak daun miana dan sediaan obat kumur ekstrak daun miana
terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Pegujian aktivitas antijamur
dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan medium Potato Dextrose Agar
(PDA). Hasil uji aktivitas ekstrak daun miana terhadap pertumbuhan jamur Candida
albicans dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Pada masa inkubasi 48 jam dengan
konsentrasi 15% diperoleh zona hambat tertinggi yaitu 16,7 mm. Pada uji aktivitas
sediaan obat kumur ekstrak daun miana diperoleh pada formula I, formula II,
formula III dengan diameter zona hambat secara berturut-turut adalah 14,6 mm, 14,7
mm, 17,4 mm. Dari ketiga formula tersebut yang memiliki zona hambat yang paling
besar adalah Formula III yang mengandung 15% daun miana dengan zona hambat
17,4 mm. Pada pengamatan zona hambat masa inkubasi 48 jam terlihat tumbuhnya
beberapa koloni jamur Candida albicans hal ini menunjukkan bahwa jamur Candida
albicans masih dapat tumbuh pada daerah zona hambat tersebut, yang berarti
senyawa antimikroba pada ekstrak daun miana bersifat fungistatik, yaitu
menghambat pertumbuhan jamur namun tidak mematikannya.

Kata kunci : obat kumur, daun miana, Candida albicans.

ABSTRACT
Miana leaves contain phytochemical compounds, such as alkaloids,
flavonoids and tannins. Miana leaves Coleus scutellarioides (L.) Benth extracted by
maceration method using ethanol 70%. Created miana leaf extract in the preparation
of a gargle in formulations I, II, and III. This study aims to determine the activity of

1
leaf extracts and preparations miana mouthwash miana leaf extract on the growth
fungus Candida albicans. Test of antifungal activity carried out by the agar diffusion
method using the medium Potato Dextrose Agar (PDA). The test results miana leaf
extract activity against Candida albicans fungal growth with concentrations of 5%,
10% and 15%. At an incubation period of 48 hours with a concentration of 15%
obtained the highest inhibition zone of 16.7 mm. In the test preparation activities
mouthwash miana leaf extract obtained in formula I, formula II, formula III with a
diameter of inhibition zone respectively are 14.6 mm, 14.7 mm, 17.4 mm. Of the
three formulas which have the greatest inhibition zone is a formula III containing
15% leaf miana with inhibition zone of 17.4 mm. In observation of inhibition zone
incubation period of 48 hours seen the growth of a few colonies of the fungus
Candida albicans this indicates that the fungus Candida albicans can still grows in
the inhibition zone, which means antimicrobial compounds in leaf extracts miana is
fungistatik, which inhibit the growth of fungi, but do not turn it off.

Keywords: mouthwash, leaf miana, Candida albicans.

PENDAHULUAN dengan menggosok gigi. Namun untuk


beberapa kasus, terutama kasus penyakit
Kesehatan gigi dan mulut penting gigi dan gusi, penggunaan obat kumur
untuk diperhatikan dan merupakan bagian sangat diperlukan. Menggosok gigi saja
integral dari kesehatan secara keseluruhan kurang efektif untuk mengurangi akumulasi
yang memerlukan penanganan segera plak penyebab gangguan pada gigi dan gusi.
sebelum terlambat dan dapat mempengaruhi Berkumur dengan obat kumur dapat
kondisi kesehatan seseorang. Kandidiasis menghilangkan mikroba di sela-sela gigi
adalah infeksi jamur tersering pada manusia. yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.
Infeski jamur pada rongga mulut yang Mekanisme kerja obat kumur adalah
sering terjadi disebabkan oleh pertumbuhan membersihkan rongga mulut secara
berlebihan dari jamur Candida. Sekitar 85— mekanik dan kimiawi (Nareswari, 2010).
95% infeksi kandidiasis oral disebabkan Indonesia merupakan negara yang
oleh jamur Candida albicans Jamur kaya akan sumber daya alam, termasuk
merupakan salah satu penyebab penyakit obat, Salah satu tanaman obat yang sering
infeksi terutama di negara-negara tropis digunakan masyarakat untuk pengobatan
karena iklim yang lembab sehingga ialah Miana Coleus scutellarioides (L.)
mempermudah pertumbuhan jamur. Benth. Daun miana mengandung minyak
Candida albicans merupakan atsiri, fenol, tanin, lemak, dan fitosterol.
organisme yang komensal dalam rongga Tannin memiliki aktivitas antibakteri, secara
mulut, dan merupakan flora normal di garis besar mekanismenya adalah dengan
rongga mulut yang ditemukan pada 80% merusak membran sel bakteri, senyawa
orang sehat. Pada permukaan rongga mulut anstrigent tanin menginduksi pembentukan
terdapat banyak koloni mikroorganisme, ikatan senyawa kompleks terhadap enzim
salah satu penyakit yang umum pada rongga atau substrat mikroba (Kibbe, 2000).
mulut terdapat banyak koloni Flavonoid dapat berefek antibakteri melalui
mikroorganisme, adalah kandidiasis. Cara kemampuan untuk membentuk kompleks
yang paling dikenal untuk menjaga dengan protein ekstraseluer dan protein
kebersihan gigi dan mulut selama ini adalah yang dapat larut serta dengan dinding sel

2
bakteri (Robinson, 1995). Biasanya bagian Bahan
dari tanaman miana yang di digunakan Bahan – bahan yang digunakan pada
sebagai obat ialah pada daunnya. Hanya penelitian ini adalah, biakan Jamur Candida
Miana yang daunnya berwarna merah albicans, daun miana Coleus scutellarioides
kecoklatan atau kehitaman dengan tepi daun (L.) benth, etanol 70%, NaCl 0,9%, medium
yang bergerigi yang dapat dimanfaatkan Potato Dextrose Agar (PDA), Sorbitol,
sebagai tanaman obat. Daun Miana biasanya Mentol, Metil paraben, Air suling, sediaan
direbus sebagai obat batuk, wasir, terlambat obat kumur yang beredar dipasaran,
haid, dan kencing manis. aquades, tissu, kertas label, dan aluminium
Sebagai langkah awal dalam foil.
mewujudkan masyarakat sehat khususnya
dalam mengatasi penyakit-penyakit rongga Ekstraksi Sampel
mulut yang sebagian besar disebabkan oleh
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak
jamur Candida albicans maka upaya
300 g dimasukkan kedalam wadah maserasi,
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan
kemudian direndam dengan menggunakan 1
mulut masyarakat perlu lebih digalakkan
liter etanol 70%. Wadah maserasi ditutup
lagi serta melakukan penelitian dalam rapat dan disimpan pada tempat yang
menggali potensi bahan alam. Miana terlindung dari cahaya matahari langsung
merupakan tanaman obat yang mudah selama 3 hari sambil dilakukan pengadukan
dikembangkan dan dimanfaatkan secara beberapa kali. Setelah 3 hari, campuran
luas. disaring kedalam wadah penampung
Berdasarkan uraian di atas, maka kemudian dipisahkan antara ampas dan
dilakukan penelitian mengenai uji aktivitas pelarut. Ampas dimaserasi kembali
sediaan obat kumur ekstrak daun miana sebanyak 3 kali dengan pelarut yang sama
terhadap pertumbuhan jamur Candida hingga diperoleh maserat. Maserat
albicans. kemudian dipekatkan dengan menggunakan
rotavator sampai diperoleh ekstrak kental,
Tujuan Penelitian selanjutnya ekstrak ditimbang beratnya.
1. Untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun
miana Coleus scutellarioides (L.) Benth Rancangan Formulasi
terhadap pertumbuhan jamur Candida
Formulasi sediaan obat kumur
albicans.
menggunakan zat aktif ekstrak daun miana,
2. Untuk mengetahui aktivitas sediaan obat
sorbitol sebagai bahan pemanis, mentol
kumur ekstrak daun miana Coleus
sebagai bahan pengaroma, metil paraben
scutellarioides (L.) Benth terhadap
sebagai bahan pengawet, etanol 70%
pertumbuhan jamur Candida albicans.
sebagai pelarut bahan pengaroma dan air
suling sebagai pelarut. Rancangan formula
METODE PENELITIAN
tiga variasi konsentrasi ekstrak daun miana
Penelitian ini dilaksankan pada bulan dibandingkan dengan sediaan kontrol
Januari – Maret 2016, bertempat di negatif yang tidak menggunakan zat aktif
laboratorium Fitokimia Jurusan Farmasi dapat dilihat pada Tabel 1 dan kontrol
Fakultas Farmasi dan Laboratorium positif berupa sediaan obat kumur komersil.
Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Makassar.

3
Tabel 1. Rancangan formulasi sediaan obat yang tersedia, dilakukan secara aseptis
kumur dengan jarum ose dan digoreskan pada
Nama Bahan Formulasi (F) Kontrol media agar miring kemudian diinkubasikan
No F1 F2 F3 (-) dalam incubator.
1 Ekstrak Daun 5 10 15 0
Miana (g)
2 Sorbitol (g) 5 5 5 5 Pembuatan Suspensi Jamur Uji
3 Mentol (g) 0,1 0,1 0,1 0,1 Biakan Candida albicans dalam media
4 Metal Paraben
(g)
agar miring disuspensikan dengan NaCl
5 Etanol 70% 2 2 2 2 0,9%. Kemudian diambil secukupnya lalu
(ml) diukur tingkat kekeruhannya menggunakan
6 Air suling (ml) 100 100 100 100 spektrofotometer sampai di peroleh tingkat
transmitan 25% terhadap blangko larutan
Pembuatan Obat Kumur NaCl 0,9%.
Larutan obat kumur dibuat dengan
melarutan ekstrak etanol daun miana pada Pengujian Sampel
etanol 70%. Menthol digerus dan Uji Aktivitas Ekstrak Daun Miana
ditambahkan dengan etanol 70% sampai terhadap Pertumbuhan Jamur Candida
larut kemudian dicampurkan kedalam albicans
larutan ekstrak etanol daun miana.
Selanjutnya metil paraben dilarutkan Uji daya hambat ekstrak daun miana
kedalam 10 ml air hangat dan ditambahkan terhadap pertumbuhan jamur Candida
sorbitol diaduk sampai homogen. albicans dilakukan dengan metode difusi
Selanjutnya ditambahkan campuran ekstrak agar menggunakan paper disk. Medium
etanol daun miana dan mentol kedalam yang digunakan adalah Potato Dextrose
campuran sorbitol dan metil paraben. Agar (PDA). Media Potato PDA disterilkan
Dihomogenkan dengan magnetic stirrer dengan menggunakan autoclave pada suhu
kecepatan 100 rpm selama 15 menit. 121˚C selama 15 menit, Dinginkan hingga
Dicampurkan air suling kedalam larutan suhu 40-45°C kemudian sebanyak 1 ml
kemudian kembali di aduk hingga homogen. suspensi jamur Candida albicans
Larutan obat kumur yang telah dibuat diinokulasikan pada medium PDA lalu
dimasukkan kedalam wadah tertutup rapat dituang kedalam cawan petri lalu
dan disimpan ditempat sejuk untuk dihomogenkan dan dibiarkan memadat.
penelitian selanjutnya. Kemudian paper disk yang telah dijenuhkan
selama 15 menit dengan variasi konsentrasi
Pembuatan Media Peremajaan Jamur ekstrak daun miana yaitu konsentrasi 5%,
PDA dilarutkan dalam 100 ml 10% dan 15% dan juga kontrol negatif
aquadest pada Erlenmeyer kemudian yaitu etanol 96% sebagai kontrol dari
dipanaskan di atas hot plate sampai pelarut konsentrasi ekstrak daun miana
mendidih dan diperoleh larutan jernih. kemudian diletakkan pada permukaan media
Kemudian dituang ke dalam beberapa yang telah memadat pada cawan petri
tabung reaksi disterilkan dalam autoclave tersebut. Setelah itu di inkubasi selama
pada suhu 121˚C selama 15 menit kemudian 2x24 jam pada inkubasi aerob, lalu diamati
dimiringkan 30˚ dan dibiarkan mengeras. dan diukur zona bening yang terbentuk
Koloni jamur diambil dari biakan murni dengan jangka sorong.

4
Uji Aktivitas Sediaan Obat Kumur Analisis Data
Ekstrak Daun Miana terhadap
Data hasil penelitian ini dianalisis
Pertumbuhan Jamur Candida albicans
dengan menggunakan program SPSS 16.0
Uji statistik yang digunakan adalah Uji t
Uji aktivitas sediaan obat kumur
berpasangan. Uji t berpasangan dilakukan
ekstrak daun miana terhadap pertumbuhan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan
jamur Candida albicans dilakukan dengan
yang signifikan antara hasil uji aktivitas
metode difusi agar menggunakan paper
ekstrak daun miana dengan hasil uji
disk. Medium yang digunakan adalah
aktivitas sediaan obat kumur ekstrak daun
Potato Dextrose Agar (PDA). Media PDA
miana terhadap pertumbuhan jamur
disterilkan dengan menggunakan autoclave
Candida albicans.
pada suhu 121˚C selama 15 menit,
Dinginkan hingga suhu 40-45°C kemudian
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 1 ml suspensi jamur Candida
albicans diinokulasikan pada PDA lalu
Uji Aktivitas Ekstrak Daun Miana
dituang kedalam cawan petri dengan metode
Coleus scutellarioides (L.) Benth
tuang lalu dihomogenkan dan dibiarkan
terhadap Pertumbuhan Jamur Candida
memadat. Kemudian paper disk yang telah
albicans
dijenuhkan selama 15 menit dengan variasi
formula sediaan obat kumur ekstrak daun
Hasil pengujian ekstrak etanol daun miana
miana (F1, F2, F3) dan juga kontrol negatif
setelah masa inkubasi Candida albicans
yaitu etanol 70% sebagai pembanding dari
selama 2 x 24 jam menunjukkan adanya
pelarut konsentrasi ekstrak daun miana serta
zona hambatan di sekitar paper disk.
formula pembanding (kontrol positif) yaitu
Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali
sediaan obat kumur komersil, kemudian
pada jamur uji yang digunakan. Hasil
diletakkan pada permukaan media yang
penelitian pengukuran diameter zona
telah memadat pada cawan petri tersebut.
hambatan ekstrak daun miana terhadap
Setelah itu di inkubasi selama 2x24 jam
Candida albicans dapat dilihat pada
pada inkubasi aerob, lalu diamati dan diukur
Gambar 2.
zona bening yang terbentuk dengan jangka
sorong.
17 16.7
16.5 16.1
16 15.6
15.5
15
14.5
14
13.5
5% 10% 15% kontrol (-)

Gambar 2. Diagram Rata-Rata Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Etanol Daun
Miana terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans.

5
Hasil penelitian pada pengukuran berhubungan dengan kandungan senyawa
zona hambat ekstrak daun miana Coleus fitokimia yang berada di dalam ekstrak
scutellarioides (L.) Benth terhadap tersebut. Hasil penelitian masniari (2009)
pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu uji fitokimia ekstrak daun miana
menunjukkan bahwa ekstrak daun miana menunjukkan bahwa ekstrak daun miana
dengan konsentrasi 15% (2 mg/ paperdisk) mengandung flavonoid dan tanin. Flavonoid
diperoleh zona hambat tertinggi dan merupakan senyawa yang bersifat polar dan
pada konsentrasi ekstrak 5% umumnya terdapat dalam bentuk campuran
(2mg/paperdisk) membentuk zona hambat sebagai glikosida pada jaringan tumbuhan,
yang paling kecil. Mujim (2010) kepolaran senyawa inilah yang mengakibat
menyatakan bahwa meningkatnya senyawa lebih mudah menembus dinding
konsentrasi ekstrak menyebabkan sel mikroba. Senyawa ini dapat bekerja
meningkatnya kandungan bahan aktif yang sebagai antimikroba karena dapat
berfungsi sebagai antijamur sehingga mendenaturasi dan negkoagulasi protein sel
kemampuannya dalam menghambat mikroba sehingga sel mikroba mati.
pertumbuhan suatu jamur juga semakin
besar. Uji Aktivitas Sediaan Obat Kumur
Hasil pengamatan diameter zona Ekstrak Daun Miana Terhadap
hambat ekstrak daun miana Coleus Pertumbuhan Jamur Candida albicans
scutellarioides (L.) Benth terhadap
pertumbuhan jamur Candida albicans Hasil uji aktivitas sediaan obat kumur
setelah masa inkubasi 48 jam, dapat dilihat ekstrak daun miana terhadap pertumbuhan
pada Gambar 3. jamur Candida albicans setelah inkubasi
2 x 24 jam menunjukkan adanya zona
hambatan di sekitar paper disk. Pengulangan
dilakukan sebanyak 3 kali pada jamur uji
yang digunakan. Diameter zona hambat
ekstrak daun miana terhadap Candida
albicans dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3. Hasil penelitian uji aktivitas


ekstrak daun miana Coleus scutellarioides
terhadap pertumbuhan jamur Candida
albicans,

Berdasarkan hasil yang diperoleh,


terbentuknya zona hambat disekitar paper Gambar 4. Hasil penelitian uji aktivitas
disk menunjukkan paper disk yang berisi sediaan obat kumur ekstrak daun miana
ekstrak etanol daun miana berdifusi pada Coleus scutellarioides terhadap
media agar tersebut. Aktivitas antijamur pertumbuhan jamur Candida albicans.
ektrak etanol daun miana diduga

6
Hasil penelitian pengukuran zona hambat sediaan obat kumur ekstrak daun miana
terhadap jamur Candida albicans pada masa inkubasi 2 x 24 jam dapat dilihat pada
Gambar 5.
30

25 23.9

20
17.4
15 14.6 14.7

10

0
5% 10% 15% kontrol (+) kontrol (-)

Gambar 5. Diagram Rata-Rata Diameter Zona Hambat (mm) Sediaan Obat Kumur
Ekstrak Daun Miana Terhadap Pertumbuhan Candida albicans.

Keterangan : Sedangkan pada kontrol negatif berupa


1. Formulasi I : konsentrasi 5%. sediaan obat kumur tanpa tambahan ekstrak
2. Formulasi II : konsentrasi 10%. daun miana tidak menunjukkan adanya zona
3. Formulasi III : konsentrasi 15%. hambat. Kontrol negatif ini untuk
4. Kontrol (+):sediaan obat kumur komersil. mengetahui apakah sediaan obat kumur
5. Kontrol (-) : sediaan obat kumur tanpa tanpa tambahan ekstrak daun miana
penambahan ekstrak daun miana. berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur
Candida albicans.
Pada Gambar 5. Dapat dilihat Pada pengamatan zona hambat setelah
perbandingan diameter zona hambat pada masa inkubasi 2 x 24 jam terlihat beberapa
sediaan obat kumur ekstrak daun miana, koloni jamur yang muncul pada daerah zona
formula III dengan konsentrasi 15% hambat tersebut. Menurut Mycek et al
(2 mg / paperdisk) diperoleh zona hambat (2001), suatu antimikroba bersifat
tertinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteriostatik dan fungistatik, Jika suatu
jamur Candida albicans dan pada formula I senyawa antimikroba mampu menghambat
dengan konsentrasi 5% (2 mg / paperdisk) pertumbuhan mikroba jika pemberian secara
membentuk zona hambat yang paling kecil. terus-menerus dan jika penambahan
Pada kontrol positif dengan menggunakan senyawa dihentikan atau habis maka
obat kumur komersil membentuk zona pertumbuhan mikroba akan meningkat.
hambat yang lebih besar dibandingkan Sedangkan untuk fungisidal jika suatu
dengan sediaan obat kumur ekstrak daun senyawa antimikroba mampu membunuh
miana. Adanya kontrol positif ini bertujuan dan menghentikan aktivitas fisiologis dari
untuk melihat perbadingan aktivitas mikroba uji meskipun pemberian senyawa
antifungi terhadap jamur Candida albicans antimikroba dihentikan. Dari pengamatan
antar sediaan obat kumur ekstrak daun zona hambat terlihat tumbuhnya beberapa
miana dengan obat kumur komersil. koloni jamur Candida albicans hal ini

7
menunjukkan bahwa jamur Candida Pada pengamatan kekeruhan sediaan obat
albicans masih dapat tumbuh pada daerah kumur ekstrak daun miana, ketiga formula
zona hambat tersebut, yang berarti senyawa (FI,FII, dan FIII) tidak terdapat partikel-
antimikroba pada ekstrak daun miana partikel tidak larut didalam sediaan obat
bersifat fungistatik, yaitu menghambat kumur ekstrak daun miana. Hasil uji
pertumbuhan jamur namun tidak organoleptik obat kumur ekstrak daun
mematikannya. miana sebelum dan setelah penyimpanan 2
minggu tidak menunjukkan perubahan.
Evaluasi Sediaan Obat Kumur Warnanya tetap cokelat baunya beraroma
Pada pengamatan sediaan obat kumur segar dikarenakan adanya kandungan
dilakukan pengamatan kekeruhan sediaan, mentol.
pH sediaan serta uji organoleptik meliputi Data yang diperoleh dari hasil
uji warna dan bau. Pada pengamatan warna penelitian, pertama kali diuji apakah ada
sediaan obat kumur formulasi I berwarna perbedaan yang signifikan antara kelompok
cokelat bening, formulasi II berwarna A (ekstrak daun miana) dan kelompok B
cokelat, dan formulasi III berwarna cokelat (sediaan obat kumur) dengan menggunakan
pekat, adanya pemberian kadar ekstrak uji t berpasangan. Karena kedua data
yang berbeda pada masing-masing formula tersebut berasal dari subyek yang sama yaitu
mempengaruhi warna dari ketiga formula dari daun miana maka digunakan uji t
tersebut. Sedangkan pada kontrol negatif berpasangan. Analisis data dilakukan
berupa formulasi obat kumur tanpa dengan menggunakan program komputer
tambahan ekstrak berwarna bening. SPSS (Statistical Product and
Keempat formulasi obat kumur tersebut ServiceSolution) 16.0 for Windows.
beraroma mint khas menthol dan terasa Untuk melihat hubungan antara uji
segar. Untuk uji pH dilakukan dengan aktivitas ekstrak daun miana terhadap
menggunakan kertas pH indikator pertumbuhan jamur Candida albicans
didapatkan pH formulasi I, formulasi II, dan dengan uji aktivitas sediaan obat kumur
formulasi III adalah pH 5 serta pH pada ekstrak daun miana terhadap pertumbuhan
kontrol negatif yaitu formulasi obat kumur jamur Candida albicans maka dilakukan
tanpa tambahan ekstrak daun miana analisis statistik yaitu uji t berpasangan.
memiliki pH 6. Hasil uji pH sediaan obat Hasil analisis statistik dengan uji t
kumur tergolong asam karena di bawah pH berpasangan pada ekstrak etanol daun miana
7. Secara umum obat kumur memiliki pH dan sediaan obat kumur ektrak daun miana
berkisar 5-6. Jika pH dibawah dari pH 5 terhadap pertumbuhan jamur Candida
sediaan terlalu asam dan akan menyebabkan albicans diperoleh nilai signifikan 0,502 >
semakin banyaknya pertumbuhan bakteri 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan
dan jika pH diatas pH 6 maka sediaan yang nyata (signifikan) terhadap diameter
terlalu basa dan akan menyebabkan zona hambat antar ekstrak daun miana dan
pertumbuhan jamur sehingga sediaan obat kumur ekstrak daun miana
mengakibatkan timbulnya sariawan terhadap pertumbuhan jamur Candida albic
(Novero, 2014).

8
KESIMPULAN DAN SARAN
Nareswari A., 2010. Perbedaan Efektivitas
Kesimpulan
Obat Kumur Chlorhexidine Tanpa
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Alkohol Dibandingkan dengan
disimpulkan bahwa :
Chlorhexidine Beralkohol Dalam
1. Ekstrak daun miana Coleus
Menurunkan Kuantitas Koloni
scutellarioides (L.) Benth mampu
Bakteri Rongga Mulut [skripsi].
menghambat pertumbuhan jamur
Fakultas Kedokteran. Universitas
Candida albicans. Pada ekstrak daun
Sebelas Maret. Surakarta.
miana dengan konsentrasi 15% (2 mg/
paperdisk) diperoleh zona hambat
Novero, A., 2014. Formulasi Obat Kumur
tertinggi dan pada konsentrasi ekstrak
Antiseptik Ekstrak Daun Salam.
5% (2 mg/paperdisk) membentuk zona
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia.
hambat yang paling kecil.
Hal. 11
2. Sediaan obat kumur ekstrak daun miana
Coleus scutellarioides (L.) Benth yang
Poeloengan, Masniari, 2009. Uji Aktivitas
paling optimal dalam menghambat
Antibakteri Ekstrak Methanol
pertumbuhan jamur Candida albicans
Daun Miana (Coleus scitellarioides
yaitu formula III dengan konsentrasi 15%
(L.) Benth) terhadap Bakteri
Salmonella enteritidis dan
(2 mg/ paperdisk) diperoleh zona hambat
Staphylococcus aureus. Jurnal
17,4 mm.
Biotika Vol.7 No. 2.
DAFTAR PUSTAKA
Robinson, T., 1995. Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi. ITB. Bandung.
David and Stout, 1971. Journal of
Microbiology : Disc Plate Method
of Microbiological Antibiotic
Essay. Volume 22 no 4.

Kibbe AH., 2000. Handbook of


pharmaceutical Excipient.3rd.
American Pharmaceutical
Association. USA.

Mujim,S., 2010.Pengaruh Ekstrak


Rimpang Jahe (Zingiber officinale
Rosc.) terhadap Pertumbuhan
Pythium sp. Penyebab Penyakit
Rebah Kecambah
MentimunSecara in Vitro. Jurnal
HPT Tropika. vol.10,no.1,hal.59-63.

Mycek, M. J., 2001. Farmakologi: Ulasan


Bergambar Edisi 2. Widya Medika.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai