Jurusan Farmasi
Di Susun Oleh:
FARMASI
2019
A. Lipstik
Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah yang
dikemas dalam bentuk batang padat. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan
warna bibir menjadi merah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan
menarik (Ditjen POM, 1985).
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat dari
campuran lilin dan minyak dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki.
Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu
bibir, bervariasi antara 36-38o C. Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan
terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik
dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62oC,
biasanya berkisar antara 55-75oC (Ditjen POM, 1985).
B. Persyaratan Lipstik
-Dari segi kualitas, lipstik harus memenuhi beberapa persyaratan berikut (Mitsui,
1977) :
3. Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu
4. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan
perubahan wujud.
5. Tidak lengket
-Persyaratan untuk lipstik yang diinginkan atau dituntut oleh masyarakat, antara
lain (Tranggono dan Latifah, 2007):
C. Formulasi Lipstik
A. Komponen utama
1. Minyak
Minyak adalah salah satu komponen dalam basis lipstik yang berfungsi untuk
melarutkan atau mendispersikan zat warna.
Minyak yng sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral dan minyak
nabati lain.
Minyak jarak merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki viskositas yang
tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik.
(Balsam, 1972).
2. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan menjaganya
tetap padat walau dalam keadaan hangat.
Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50°C
dan mampu mengikat fase minyak agar tidak ke luar atau berkeringat, tetapi juga harus
tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin.
(Balsam, 1972).
Lilin yang digunakan antara lain carnauba wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites,
spermaceti dan setil alkohol.
Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang sangat keras karena memiliki titik
lebur yang tinggi yaitu 85°C. Biasa digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan
titik lebur dan kekerasan lipstik (Balsam, 1972).
3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk
membentuk lapisan film pada bibir,memberi tekstur yang lembut, meningkatkan
kekuatan lipstik dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik.
Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam
basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen.
Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin,
lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain.
4. Zat warna
pigmen.
• pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam
basisnya.
• Kedua macam zat warna ini masing-masing memiliki arti tersendiri, tetapi dalam
lipstik keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian rupa untuk
memperoleh warna yang diinginkan.
• Pigmen-pigmen yang digunakan dalam lipstik dapat berupa lake dari barium atau
kalsium, akan tetapi lake dari stronsium juga sering digunakan karena
menghasilkan warna yang tahan lama dan jernih. Untuk menghasilkan warna
yang agak pudar (muda), pigmen putih seperti titanium dioksida dan zink oksida
harus ditambahkan (Balsam, 1972).
D. Material Zat Warna
• c. Ext D & C yang diizinkan untuk dipakai pada obat-obatan dan kosmetik
dalam jumlah yang dibatasi.
• Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula lipstik
untuk menghasilkan lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi kekurangan
yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak
menimbulkan alergi, stabil dan dapat bercampur dengan bahan-bahan lain dalam
formula lipstik. Zat tambah yang digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan
parfum.
1. Antioksidan
• Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang
rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan
yang paling sering digunakan (Poucher, 2000).
• b. Tidak berwarna
• c. Tidak toksik
2. Pengawet
3. Parfum
• Parfum perlu ditambahkan dalam formula lipstik untuk menutupi bau dari minyak
dan lilin yang terdapat dalam basis dan bau lain yang tidak enak yang timbul
setelah lipstik digunakan atau disimpan. Parfum yang berasal dari minyak
tumbuhan (bunga) adalah yang paling banyak digunakan (Balsam, 1972).
FORMULASI LIPSTIK
Lanolin 2,286 g
Vaselin 9,716 g
Pewarna 6 g
Cera alba dibuat dengan memutihkan malam yang diperoleh dari sarang lebah
Apis mellifera L. Pemeriannya yaitu berupa zat padat, berwarna putih
kekuningan, dan bau khas lemah. Kelarutannya yaitu praktis tidak larut dalam
air, agak sukar larut dalam etanol (95%), larut dalam kloroform, eter, minyak
lemak, dan minyak atsiri. Suhu leburnya yaitu antara 62o hingga 64oC. Khasiat
umumnya digunakan sebagai zat tambahan (Ditjen POM, 1979).
2. Lanolin
Lanolin merupakan zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu
domba Ovis aries L. yang dibersihkan dan dihilangkan warna dan baunya.
Mengandung air tidak lebih dari 0,25 %. Pemeriannya yaitu massa seperti lemak,
lengket, warna kuning, bau khas. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam air, dapat
bercampur dengan air lebih kurang dua kali beratnya, agak sukar larut dalam
etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter, dan dalam
kloroform. Suhu leburnya yaitu antara 38o dan 44oC (Ditjen POM, 1995).
3.Vaselin alba
4. Setil alcohol.
Pemeriannya yaitu berupa serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih, bau
khas lemah, dan rasa lemah. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam air, larut dalam
etanol dan dalam eter, kelarutannya bertambah dengan naiknya suhu. Suhu
leburnya yaitu antara 45o dan 50o (Ditjen POM, 1995).
5. Propilen glikol
Propilen glikol beupa cairan jernih, tidak berwarna, dan praktis tidak berbau, rasa
agak manis, dan stabil jika bercampur dengan gliserin, air, dan alkohol. Propilen
glikol sangat luas digunakan dalam kosmetika sebagai pelar Dalam kosmetika
propilen glikol berfungsi sebagai humektan (Barel, A.O., Paye, M., dan Maibach,
H.I., 2009).
6. Metil paraben
Pemeriannya yaitu berupa hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih,
tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.
Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol
dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol. Suhu
leburnya antara 125oC hingga 128oC. Khasiatnya adalah sebagai zat tambahan
(zat pengawet) (Ditjen POM, 1995).
Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap
bunga segar Rosa gallica L., Rosa damascena Miller, Rosa alba L., dan varietas
Rosa lainnya. Pemeriannya yaitu berupa cairan tidak berwarna atau kuning, bau
menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25oC kental, dan jika
didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur bening yang jika
dipanaskan mudah melebur. Kelarutannya yaitu larut dalam kloroform dan berat
jenisnya yaitu antara 0,848 sampai 0,863 (Ditjen POM, 1979).
EVALUASI LIPSTIK
• Color control
• Softening point
• Rupture test
• Pemeriksaan homogenitas
• Suhu lebur
• Pemeriksaan pH
1. bahan baku lipstik adalah meleleh dan campuran secara terpisah karena jenis
bahan yang digunakan. Satu campuran berisi pelarut, yang kedua berisi minyak,
dan yang ketiga berisi lemak dan bahan lilin. Ini dipanaskan dalam stainless steel
yang terpisah atau wadah keramik.
2. Solusi pelarut dan minyak cair kemudian dicampur dengan pigmen warna. Itu
Setelah massa pigmen dipersiapkan, dicampur dengan lilin panas.
• Pengecoran
5. Setelah massa lipstik adalah campuran dan bebas dari udara, siap untuk
dituangkan ke dalam tabung. Berbagai setup mesin yang digunakan, tergantung
pada peralatan bahwa produsen memiliki, tapi batch volume tinggi umumnya
dijalankan melalui melter yang agitates massa lipstik dan memelihara sebagai
cairan. Untuk lebih kecil, batch manual menjalankan, massa dijaga pada suhu
campuran yang diinginkan, dengan agitasi, dalam melter dikendalikan oleh
operator.
6. Massa cair yang dibagikan ke dalam cetakan, yang terdiri dari bagian bawah
dari tabung logam atau plastik dan sebagian membentuk yang cocok pas dengan
tabung. Lipstik dituangkan “up-side down” sehingga bagian bawah tabung di
bagian atas cetakan. Setiap kelebihan dikikis dari cetakan.
9. Setelah lipstik tersebut ditarik dan tabung dibatasi, lipstik tersebut siap untuk
label dan kemasan. Label mengidentifikasi batch dan diterapkan sebagai bagian
dari operasi otomatis. Sementara ada banyak penekanan pada kualitas dan
tampilan produk lipstik jadi, kurang penekanan ditempatkan pada penampilan
balm bibir. Lip balm selalu dihasilkan dalam proses otomatis (kecuali untuk batch
percobaan atau uji). Cairan panas dituangkan ke dalam tabung dalam posisi
retraksi, tabung kemudian dibatasi oleh mesin-proses yang jauh lebih sulit.
10.Langkah terakhir dalam proses manufaktur adalah kemasan dari tabung
lipstik.
DAFTAR PUSTAKA
• Balsam, M.S. 1972. Cosmetic Science and Technology Second Edition. London: Jhon Willy
and Son, Inc
• Poucher, J. 2000. Poucher's Perfumes, Cosmetics and Soaps. Edisi Kesepuluh. London:
Kluwer Academic Publisher
• Tranggono, R.I.S, F. Latifah & J. Djajadisastra (ed). 2007. Buku Pegangan Ilmu
Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama