Anda di halaman 1dari 12

UJI STABILITAS DAN EFEKTIVITAS FORMULASI

KRIM ANTIJERAWAT KOMBINASI EKSTRAK


ETANOL BUNGA MAWAR (Rosa gallica L) DAN TEMU
KUNCI (Boesenbergia pandurate Roxb)

Puguh Budi Santoso (1), Putri Dwi Moertijayanti(2), Ranny Fitria Puspitasari(3),
Rofi’atul Fauziyah(4), Sekar Wulandari (5)

Program Studi Sarjana Farmasi, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Jln.Taman Praja No.25 Madiun

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi krim kombinasi ekstrak
etanol bunga mawar (Rosa gallica L) dan ekstrak etanol temu kunci(Boesenbergia
pandurate Roxb). Bunga mawar secara tradisional diolah menjadi air bunga mawar
sebagai pengobatan jerawat. Penelitian yang telah dilakukan oleh Fitri Lestari et al
2017 dan Siti Handayani et al 2018 ekstrak etanol temu kunci memiliki aktivitas
antibakteri pada bakteri streptococcus mutans. Penelitian-penelitian sebelumnya tidak
dilakukan formulasi krim kombinasi terhadap kedua ekstrak tersebut. Ekstrak
diperoleh dari bunga mawar (Rosa gallica L) dan ekstrak etanol temu kunci
(Boesenbergia pandurate Roxb) menggunakan metode maserasi dengan pelarut
etanol 96 %. Sediaan diformulasi dalam bentuk krim, diuji konsentrasi hambat
minimum dan aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acne dengan
menggunakan klindamisin sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kombinasi krim ekstrak bunga mawar dan ekstrak temukunci memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Propionibacterium acne.
PENDAHULUAN Propionibacterium acnes adalah
target utama pada pengobatan antibakteri
Kelainan kulit yang paling untuk jerawat. Sebenarnya aksi
umum terjadi di seluruh dunia adalah Propionibacterium acnes dalam
jerawat (acne vulgaris), yang perkembangan lesi jerawat masih dalam
merupakan penyakit inflamasi kronik penelaahan. Namun, berdasarkan pada

yang terjadi pada unit pilosebaseus. beberapa data, kemungkinan


Propionibacterium acnes beraksi dengan
Penyakit ini terjadi terutama pada usia
memproduksi beberapa substansi
dewasa muda dan dapat sembuh
penyebab inflamasi (seperti lipase, faktor
sendiri. jerawat juga merupakan
kemotaktik, dll) yang menginduksi
penyakit multifaktorial yang
perkembangan lesi jerawat
berkembang di dalam folikel sebaseus.
Pengobatan jerawat bisa
Jerawat biasanya muncul pada
diberikan dengan antibiotik seperti
permukaan kulit wajah, leher, dada dan
tetrasiklin, eritromisin, doksisiklin dan
pungggung pada saat kelenjar minyak
klindamisin. Selain dari itu pengobatan
pada kulit terlalu aktif sehingga pori-
jerawat juga digunakan benzoil
pori kulit akan tersumbat oleh timbunan
peroksida, asam azelat dan retinoid
lemak yang berlebihan. Jika timbunan
(Oprica, 2004), namun obat ini
itu bercampur dengan keringat, debu dan
memiliki efek samping dalam
kotoran lain, maka akan menyebabkan
penggunaannya sebagai antijerawat
timbunan lemak dan bintik hitam di
antara lain iritasi, sementara
atasnya yang disebut komedo. Pada
komedo terdapat bakteri, maka terjadilah penggunaan jangka panjang dapat

peradangan yang dikenal dengan jerawat menimbulkan resistensi

yang ukurannya bervariasi mulai dari (Wasitaatmadja,1997).


ukuran kecil sampai ukuran besar serta Mawar adalah tanaman bunga
berwarna merah, kadang-kadang yang umumnya digunakan dalam
bernanah serta menimbulkan rasa nyeri industri mawar potong, kosmetik, dan
(Djajadisastra et al., 2009). aromaterapi. Namun dibalik aroma
khas dan keindahannya, mawar juga
mengandung komponen flavonoid Propionibacterium acnes yang merupakan
yang memiliki aktivitas antioksidan. bakteri gram positif.

Antosianin pada helaian mahkotanya METODE PENELITIAN


Alat dan Bahan
telah diketahui dapat memperkuat
a. Alat
sistem vaskular, mempunyai aktivitas
Tabung reaksi, gelas ukur, botol
antibakteri, antiinflamasi, dan
gelap, stirrer, cawan porselen, batang
antioksidan yang kuat (Anonim, 2003).
pengaduk,mortar dan stamfer, timbangan
Berdasarkan penelitian Fitri analitik, penangas air, pipet tetes, baker
Lestari 2017 ekstrak etanol temukunci glas, PH universal, satu set alat daya
hanya mampu menghambat sebar, satu set alat daya lekat, viskometer
pertumbuhan bakteri Streptococcus ostwald, cawan petri, jarum ose, incubator,
mutans, atau dapat disebut senyawa autoklaf, pengaris, alumunium foil.
antibakteri bakteriostatik dan bukan b. Bahan

merupakan antibakteri yang dapat Simplisia bunga mawar, simplisia


temu kunci, etanol 96%, paraffin
membunuh bakteri (bakteriosid). Hasil
liquidum, asam stearate, TEA, adeps
penelitian Rukayadi, Lee, Han, Yong,
lanae, sodium benzoate, aquadest, oleum
& Hwang (2009) menunjukkan adanya
rosae, nutrient agar, bakteri
senyawa panduratin dari rimpang
Propionibacterium acne.
temukunci yang bersifat
Penyiapan Sampel
antibakteri terhadap Staphylococcus.
Bunga mawar dipisahkan dari
Adanya aktivitas antibakteri pada
kelopaknya dan diambil mahkotanya.
kedua ekstrak tersebut maka dilakukan
Temukunci yang telah dikupulkan
penelitian dengan membuat krim dari
dipisahkan dari pengotor dan dipotong
kombnasi ekstrak etanol bunga mawar
tipis. Sampel dicuci bersih, lalu
(Rosa gallica L) dan ekstrak etanol
ditiriskan dan di keringkan dengan
temu kunci (Boesenbergia pandurate
cara diangin-anginkan. Sampel yang
Roxb) sebagai anti jerawat dengan
telah kering dihaluskan hingga
menggunakan bakteri
diperoleh serbuk yang halus.
Ekstrasi Sampel ad
Metode ekstraksi menggunakan metode
maserasi dengan pelarut etanol 96 %. Cara pembuatan krim
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 100 Semua bahan yang diperlukan
gram kemudian dimasukkan ke dalam ditimbang sesuai formulasi di atas.
botol gelap, ditambahkan pelarut etanol 96 Kemudian fase minyak yang berupa
% sebanyak 700 ml hingga simplisia paraffin liquidum, asam stearat dan
tersebut terendam seluruhnya. Diamkan adeps lanae dipanaskan diatas
selama 3 x 24 jam, sambil sesekali
penangas air dengan suhu 60oC - 70 oC
dilakukan pengadukan. Setelah 3 hari,
sampai lebur. Fase air meliputi sodium
maserat dikeluarkan dan disaring dengan
benzoate, TEA, aquadest dipanaskan
menggunakan kain flannel. Hasil yang
di atas penagas air dengan cawan yang
diperoleh kemudian dilakukan pemekatan
ekstrak dengan menggunakan stirrer berbeda dengan fase minyak.
dilanjutkan dengan penangas air. Kemudian fase minyak dan fase air
Pembuatan Formulasi sediaan digerus secara bersamaan sampai
Pada penelitian ini dibuat krim terbentuk basis krim yang homogen.
dengan kombinasi ekstrak etanol bunga Dalam mortar lain mencampurkan
mawar dan ekstrak etanol temu kunci ekstrak etanol bunga mawar dan
dengan formulsi seperti table 1.
ekstrak etanol temu kunci gerus
Table 1. Formulasi krim Antierawat
samapi homogen. Lalu menambahkan
Bahan Formula
sedikit demi sedikit basis krim
Ekstrak etanol 3
kedalam mortir sambal di gerus
bunga mawar
Ekstrak etanol 3 sampai semua bahan tercampur.
temu kunci Menambahkan oleum rosae ke dalam
Paraffin liquidum 25
krim dan digerus sampai tercampur.
Asam stearat 14,5
TEA 1,5 Evaluasi Sediaan Krim Antijerawat
Adeps lanae 3 ekstrak etanol bunga mawar dan
Sodium Benzoat 0,5
Oleum Rossae 3gtt temu kunci
Aquadest 100 a. Organoleptis
Pengamatan dilihat secara menunjukkan konsistensi
langsung bentuk, warna, dan semisolid yang sangat nyaman
bau dari gel yang dilihat dalam penggunaan (Voigt,
(Ansel, 1989). 1994).

b. Pengujian pH d. Uji Daya Lekat

Pengujian pH dilakukan Krim ditimbang 0,5 g, lalu

dengan menggunakan stik pH dioleskan pada plat kaca

yang dicelupkan ke dalam dengan luas 2,5cm2. Kedua plat

sampel krim. Setelah tercelup ditempelkan sampai plat

sempurna, pH universal menyatu, diletakan dengan

tersebut dilihat perubahan beban seberat 500 g slama 5

warnanya dan dicocokkan menit setelah itu dilepaskan.

dengan standar pH universal. Waktu dicatat sampai kedua

pH sediaan krim harus sesuai plat saling lepas. Replikasi

dengan pH kulit yaitu 4,5- dilakukan sebanyak 3 kali

6,5(Tranggono, 2007). (Rahmawati et al., 2010)

c. Uji Daya Sebar e. Uji Viskositas


Sediaan sebanyak 0,5 g Pengukuran viskositas
diletakkan pada kaca transparan Viskositas krim diukur dengan
yang berdiameter 15 cm, kaca menggunakan LV viskometer
lainnya diletakkan di atasnya Brook Field dan masing-
dan dibiarkan selama 1 menit. masing formula di replikasi
Diameter sebar krim diukur. tiga kali. Sediaan sebanyak 30
Setelahnya, ditambahkan beban gram dimasukan kedalam pot
secara berturut-turut 50 gram, salep ukuran 30 gram panjang,
100 gram, 150 gram setiap kemudian dipasang spindle dan
penambahn didiamkan selama 1 rotor dijalankan. Hasil
menit lalu diukur diameter yang viskositas dicatat setelah jarum
konstan. Daya sebar 5-7 cm
viskometer menunjukan angka
yang stabil setelah lima kali bunga mawar dan temu kunci memiliki
putaran (Rahmawati et al., bentuk semi padat layaknya sebuah
2010). krim, memiliki bau khas aromatik
Pengujian Aktivitas Antibakteri mawar, dan berwarna coklat.
Pengujian aktivitas antibakteri Pengujian pH
ekstrak etanol bunga mawar dan temu Pengujian pH sediaan
kunci terhadap Propionibacterium dilakukan mengunakan stik pH
acnes dilakukan dengan metode difusi universal. pH sediaan krim harus
menggunakan cakram. Sebanyak 1-2 sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5.
ose bakteri uji diinokulasikan ke dalam Hasil pengukuran pH seperti pada
Nutrien agar, lalu diinkubasi dalam tabel 2.
inkubator pada suhu 37ºC selama 24 Tabel 2. Hasil pengujian pH
jam. Hasil 6
Replikasi I 5
Pengujian juga dilakukan pada
Replikasi I 5
sediaan krim antijerawat kombinasi Replikasi I 6
ektrak etanol bunga mawar dan temu Rata-rata 5,5

kunci dengan metode difusi


Pengujian Daya Sabar
menggunakan kertas cakram dengan
Pengujian daya sebar dilakukan
kontrol positif larutan klindamisin 1%,
untuk menjamin tersebarnya krim
dan control negatif etanol. Media yang
ketika diaplikasikan ke kulit.
telah diinkubasi kemudian diukur zona
Pengukuran daya sebar dilakukan
hambat yang dihasilkan pada masing-
dengan mengukur diameter sebar krim
masing perlakuan.
ketika ditimpa beban beban secara
HASIL
berturut-turut 50 gram, 100 gram, 150
Pengujian Organoleptis
gram setiap penambahn didiamkan
Pengujian organoleptis
selama 1 menit lalu diukur diameter
dilakukan untuk mengetahui bentuk,
yang konstan. Hasil pengujian daya
warna dan bau dari sediaan krim. Krim
sebar seperti pada tabel 3.
antijerawat kombinasi ektrak etanol
Tabel 3. Hasil pengujian daya sebar Pada pengujian viskositas
Beban 0 50 100 150 dengan menggunakan viskometer
Hasil 3 cm 3,6 4 4,2 cm brook field pada kecepatan 20 Rpm,
cm cm dengan nomer spindle 6 diperoleh
Replikasi 3,2 3,8 4,1 4,5 cm
sekala yang konstan pada putaran ke-5
I cm cm cm
Replikasi 3,6 4 4,2 4,8 cm sebesar 38. Dari sekala yang diperoleh
II cm cm cm dikalikan dengan faktornya yaitu
Replikasi 3,5 4,2 4,5 5 cm 500.diperoleh viskositas krim sebesar
III cm cm cm 19.000 Cp.
Rata- 3,325 3,9 4,2 4,625cm
Pengujian Aktivitas Antibakteri
rata cm cm cm
Hasil pengujian antibakteri

Pengujian Daya Lekat pada ekstrak etanol bunga mawar,

Uji daya lekat bertujuan untuk ekstrak etanol temu kunci, sediaan

mengetahui waktu yang dibutuhkan krim antijerawat dari kedua ekstrak

krim tersebut untuk melekat pada kulit. tersebut, dengan control positif larutan

Daya lekat yang baik memungkinkan klindamisin 1% dan control negatif

obat tidak mudah lepas dan semakin etanol 96% dengan metode difusi

lama obat melekat pada kulit sehingga cakram menunjukkan hasil seperti

dapat menghasilkan efek yang pada tabel tabel 5.

diinginkan. Hasil pengujian daya lekat Tabel 5. Pengujiaan aktivitas

seperti pada tabel 4. antibakteri

Tabel 4. Hasil Pengujian daya lekat Sampel Diameter zona

Hasil 1,48 detik hambat


Ekstrak etanol 1,5 cm
Replikasi I 1,38 detik
Replikasi II 1,15 detik bunga mawar
Replikasi III 1,50 detik Ekstrak etanol 0 cm
Rata-rata 1,37 detik temu kunci
Krim 0,5 cm
Viskositas antijerawat
kombinasi kedua
ekstrak antibakteri untuk mengetahui aktivitas
anti bakteri terhadap bakteri
Larutan 0,8 cm Propionibacterium acnes, sehingga
klindamisin 1%
dapat digunakan sebagai krim
Etanol 96% 0 cm
anijerawat.

PEMBAHASAN Pengujian organoleptis

Pembuatan krim antijerawat meliputi bentuk, bau dan warna. Krim

kombinasi ekstrak etanol bunga mawar antijerawat kombinasi ektrak etanol

(Rosa gallica L) dan temu kunci bunga mawar dan temu kunci memiliki

(Boesenbergia pandurate Roxb) bentuk semi padat layaknya sebuah

menggunakan basis krim adeps lanae krim. Memiliki bau khas aromatik

yang berfungsi sebagai pembawa zat mawar karena adanya ekstrak bunga

bekhasiat. TEA, asam setearat dan mawar serta penambahn oleum rosae

paraffin liquidum digunakan sebagai untuk mempertajam bau dari krim,

emulgator yang berfungsi untuk sehingga basis krimnya tidak berbau.

menstabilkan emulsi krim. Dan agar Krim berwarna coklat, warna yang

krim tetap stabil serta mencegah dihasilkan berasal dari kombinasi

kontaminasi dan kerusakan oleh jamur kedua ekstrak.

dan bakteri maka digunakan sodium Nilai pH untuk sediaan topical

benzoate sebagai pengawet. harus sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-

Pengujian fisik sediaan krim 6,5. Pengujian pH krim antijerawat

bertujuan agar diketahui kelayakan dan kombinasi ekstrak bunga mawar dan

kesetabilan krim. Pengujian fisik yang temu kunci menggunakan stik pH

dilakukan meliputi pengujian universal yang dicelupkan dalam

organoleptis, pengujian pH, pengujian sediaan krim yang telah diencerkan

daya sebar, pengujian daya lekat dan dengan perbandingan 60 g : 200 ml air.

pengujian viskositas sediaan krim. Setelah tercelup, stik pH tersebut akan

Selain itu juga dilakukan pengujian terlihat perubahan warnanya dan


dicocokkan dengan standart pH
universal. Dari hasil pengukuran pH krim tersebut untuk melekat pada kulit.
krim antijerawat kombinasi ekstrak Daya lekat yang baik memungkinkan
etanol bunga mawar dan temu kunci obat tidak mudah lepas dan semakin
dihasilkan nilai pH 5,5. Nilai pH ini lama melekat pada kulit, sehingga
sesuai dengan pH kulit sehingga aman dapat menghasilkan efek yang
jika diaplikasikan pada kulit. diinginkan. Persyaratan daya lekat
Pengujian daya sebar yang baik untuk sediaan topikal adalah
merupakan pengujian yang dilakukan lebih dari 4 detik. Hasil pengujian
untuk mengetahui kemampuan daya lekat sediaan krim lebih kecil dari
penyebaran krim. Daya sebar daya lekat sediaan topical yang baik.
berbanding lurus dengan kecepatan Pengujian viskositas dengan
krim untuk menyebar. Semakin besar menggunakan viskometer brook field
nilai diameter daya sebar makin tinggi pada kecepatan 20 Rpm, dengan
kecepatan krim menyebar dengan nomer spindle 6 diperoleh sekala yang
hanya sedikit pengolesan sehingga konstan pada putaran ke-5 sebesar 38.
kontak obat dengan permukaan kulit Dari sekala yang diperoleh dikalikan
akan meningkat. Daya sebar 5-7 cm dengan faktornya yaitu 500.diperoleh
menunjukkan konsistensi semisolid viskositas krim sebesar 19.000 Cp.
yang sangat nyaman dalam Hasil viskositas sediaan krim yang
penggunaan (Garg et al., 2002). Dari baik adalah sebesar 10.000 Cp-50.000
hasil pengujian daya sebar, krim Cp.
antijerawat kombinasi ekstrak etanol Keefektifan aktivitas
bunga mawar dan temu kunci memiliki antibakteri dapat dilihat dari zona
daya sebar sebesar 3,2-4,6 cm. Hal ini hambat yang terbentuk.
menunjukkan bahwa krim kurang Davis dan Stout (1971) menjelaskan
stabil pada kecepatan krim untuk bahwa klasifikasi respon hambatan
menyebar. pertumbuhan
Uji daya lekat bertujuan untuk bakteri yang dilihat berdasarkan
mengetahui waktu yang dibutuhkan diameter zona bening terdiri atas 4
kelompok yaitu respon lemah tersebut juga dapat menyebabkn
(diameter ≤5 mm), sedang (diameter 5- interaksi kandungan dari ekstrak etanol
10 mm), kuat (diameter 10-20 mm), bunga mawar dan ekstrak etanol temu
dan sangat kuat (diameter ≥20 mm). kunci. Sehingga ketika
Pada hasil aktivitas antibakteri dikombinasikan aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Propionibacterium menjadi kecil. Selain itu, juga dapat
acnes zona hambat terbesar dimiliki disebabkan karena konsentrasi ekstrak
oleh ekstrak etanol bunga mawar yaitu yang sedikit sehingga zat aktifnya
sebesar 1,5 cm dan pada eksrak etanol sedikit dan tidak dapat menghambat
temu kunci tidak memiliki aktifitas pertumbuhan bakteri secara maksimal.
antibakteri dikarenakan zona hambat Meskipun demikan krim kombinasi
sebesar 0 cm. saat kedua ekstrak ekstrak etanol bunga mawar dan temu
tersebut dikombinasikan dalam kunci dapat menghambat pertumbahan
formulasi krim zona hambat yang di bakteri Propionibacterium acnes.
peroleh sebesar 0,5 cm. pada kontrol KESIMPULAN DAN SARAN
positif memiliki zona hambat 0,8 cm. Kesimpulan
Dan zona hambat pada kontrol 1. Krim antijerawat kombinasi
negative sebesar 0 cm. Dari semua ekstrak etanol bunga mawar dan
sampel memiliki respon zona hambat temu kunci memenuhi uji kualitas
yang lemah. krim pada pengujian organoleptis,
Krim kombinasi ekstrak etanol pengujian pH, pengujian
bunga mawar dan temu kunci memiliki viskositas. Dan tidak memenuhi uji
zona hambat yang kecil dibandingkan kualitas fisik krim pada uji daya
dengan ekstrak etanol bunga mawar. lekat dan daya sebar.
Dalam hal ini dapat disebabkan karena 2. Krim antijerawat kombinasi
pada krim kombinasi tidak digunakan ekstrak etanol bunga mawar (Rosa
senyawa aktif yang spesifik melainkan gallica L) dan ekstrak etanol temu
hanya menggunakan ekstrak tanpa kunci (Boesenbergia pandurate
kandungan yang spesifik. Adanya hal Roxb) memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Ethanol Extract Temu Kunci
Propionibacterium acnes dengan (Boesenbergia pandurata) Against
respon lemah. Streptococcus mutans Bacteria. Jurnal
Saran Penelitian Saintek. Vol. 22. No.1. Pp
Diperlukan peningkatan 59-66
konsentrasi ekstrak sehingga diperoleh
zat aktif yang sama. Serta diperlukan Pelen, Sarah., Wullur, Adeanne.,
penyetabilan daya sebar dan daya Citraningtyas, Gayarti. 2016.
lekat,sehingga krim dapat memenuhi Formulasi Sediaan Gel Antijerawat
syarat sediian krim yang baik. Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu
DAFTAR PUSTAKA Manis (Cinnamomum burmanii) Dan
Anggreini, Deni., Rahmawati, Noveri., Uji Aktivitas Terhadap Bakteri
Hafsah, Siti. 2013. Formulasi Gel Staphylococcus Aureus. Jurnal Ilmiah
Antijerawat dari Ekstrak Etil Asetat Farmasi. Vol.5. No.4. Pp 136-144
Gambir. Jurnal Penelitian Farmasi
Indonesia. Vol.01. No.2. Pp Yulianti,Rika. 2015. Formulasi Krim
Antijerawat Kombinasi Ekstrak Daun
Handayani, Siti., Mursiti, Sri., Sirsak (Annona muricata L.) Dan
Wijayanti, Nanik. 2018. Uji Aktivitas Daun Jambu Biji (Psidium guajava
Antibakteri Senyawa Flavonoid dari L.). Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Rimpang Temu Kunci (Kaempferia Husada. Vol. 14. No.1. Pp 158-161
pandurata Roxb.) terhadap
Streptococcus mutans. Indonesian
Journal of Chemical Science. Vol.7.
No.2. Pp 147-152

Mahmudah, Fitri Lestari., Atun, Sri.


2017. Antibacterial Activity Test Of

Anda mungkin juga menyukai