Anda di halaman 1dari 40

Analisa Kosmetika

Arif Budianto Tim Analisa farmasi 2013

kosmetika
Bahan atau sediaan yg dimaksudkan utk penggunaan luar tubuh (epidermis, rambut, kuku, bibir dan bagian luar organ genital) atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama utk membersihkan mewangikan dan mengubah penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh dalam kondisi baik. (BPOM Indonesia, 2011)

Bolehkah untuk tujuan pengobatan? Apa yang dianalisa & kenapa perlu dianalisa?

Ruang lingkup analisis


Pengujian cemaran mikroba penetapan angka kapang khamir, uji angka lempeng total, uji efektifitas pengawet ( FA 235 - Mikrobiologi Farmasi) Pengujian logam berat (Arsen, Cadmium, Pb, Hg) Pengujian bahan tambahan terlarang asam retinoat, bahan pewarna, hidrokinon, senyawa kortikosteroid Pengujian kadar bahan pengawet

Pengujian HG
Analisa Penggunaan merkuri dlm kosmetika

Menurut Dr. Retno I. Tranggono,SpKK menyebutkan bahwa krim yang mengandung merkuri, awalnya memang terasa manjur dan membuat kulit tampak putih dan sehat. Tetapi lama-kelamaan, kulit dapat menghitam dan menyebabkan jerawat parah. Selain itu, pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker lainnya. (Anonim 2013) Merkuri termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) pada manusia (BPOM, 2006)

1. Uji Logam berat


Prinsip :
Pembuatan larutan baku kalibrasi Penyiapan larutan uji Sampel di-digesti :
Digesti basah, Digesti kering (Pengabuan) Digesti gelombang mikro bertekanan tinggi (high pressure microwave digestion)

Penetapan kadar logam berat (1/2);


As 193.7 1250 2100
Cd

Unsur

(nm)

Pirolisis (oC)

Suhu Atomisasi (oC)

Volume Injeksi (L)

Graphite Furnace - Atomic Absorption Spectrophotometer 228.8 550 1550 20 (GF AAS) Pb 283.3 550 1550 20

20

Uji Logam berat


Penetapan kadar logam berat (2/2);
Flow Injection Analysis System - Atomic Absorption Spectrophotometer (FIAS AAS)
Suhu Atomisasi (oC)

Unsur

Teknik

Pjg Gel (nm)

Zat Pereduksi

Pembawa

Volume Inj (L)

As

Hydride Generation Technique

193.7

NaBH4 0.2 %

HCl 10% v/v

900

500

Hg

Cold Vapour Technique

253.7

SnCl2 1.1 % HCl 3% v/v atau NaBH4 0.2 %

300

500

Alat dan Bahan


Kertas Whatman No.1 dan No.40 Tabung Digesti bertutup ulir, 50 mL Tanur Alat Digesti Microwave, dgn kondisi:
Bentuk sediaan Krim Serbuk Daya maks (W) 800 1000 Suhu maks (oC) 200 200 Tekanan maks Waktu (menit) (bar) 75 75 50 40

Lipstik

900

200

75

50

Tabung kuarsa atau TFM / Tetrafluoromethane GF-AAS and or FIAS-AAS instrument (list condition above) Electrodeless Discharge Lamp atau Hollow Cathode Lamp; As, Cd, Pb, Hg.

Pereaksi uji merkuri


Asam nitrat pekat Asam klorida pekat Larutan hidrogen peroksida 30 % v/v Pereduksi utk merkuri
Larutan timah (III) klorida 1.1% dalam larutan asam klorida 3% (v/v) Larutan natrium borohidrida 0.2% dlm NaOH 0.05%

Larutan magensium sitrat 50% Air deionisasi, dgn resistivitas 18 Mohm Note : semua pereaksi yg digunakan harus pro-analisa

Prosedur uji merkuri


Membuat larutan baku kalibrasi Hg; 0.5 ; 1; 2; 3; 5 g/L dalam larutan asam klorida 3% v/v. Penyiapan larutan Uji
Blanko Microwave digestion Wet digestion (rendemen lebih sedikit)

Suntikkan 20 g/L larutan baku ke dalam alat FIAS-AAS pd kondisi yg sesuai.


Buat kurva baku antara nilai respon (serapan / peak) dgn kadar dari tiap larutan baku

Suntikkan 20 g/L larutan uji ke dalam alat FIAS-AAS pd kondisi yg sesuai dan rekam responnya.

Microwave Digestion
Timbang seksama 0.15 0.2 g sampel, lalu dimasukkan ke tabung kuarsa / tetrafluoromethane (TFM) 50 mL. Hindari kontak dgn dinding tabung. + 3 mL HNO3 pekat + 1 mL H2O2 30% v/v dan + 1 mL HCl pekat bila sampel mengandung talk / pigmen Didiamkan 15 menit. (digesti ini ada software-nya) Lalu didinginkan pd suhu ruang dan + 20 mL air deionisasi pada larutan digesti, bilas bagian dalam dan bagian tutup, saring dgn kertas Whatman No.1, Tampung filtrat dalam labu tentukur 50 mL dan encerkan sampai tanda, dgn air deionisasi

Digesti basah
Untuk analisis dgn FIAS-AAS (Cold Vapour Mercury Technique) Perolehan kembali nilai Hg lebih rendah drpd digesti microwave Cara; Timbang seksama 0.5 g sampel, masukkan dlm tabung digesti bertutup dan + 7 mL HNO3 pekat Panaskan pada suhu 60oC selama min 3 jam Dinginkan dan encerkan dgn air hingga 50 mL, (untuk krim dan lipstik, biarkan dalam lemari pendingin selama 24 jam) Saring larutan dgn kertas Whatman no.40

Kurva kalibrasi & Pengujian Hg


Kurva kalibrasi
Suntikkan 20 g/L larutan baku kalibrasi ke dalam alat FIAS-AAS, sesuai kondisi yg dipersyaratkan dlm cold vapour technique. Buat kurva antara respon (serapan atau tinggi puncak) dgn kadar dari masing-masing larutan baku.

Pengujian
Suntikkan 20 g/L larutan uji ke dalam alat FIAS-AAS, sesuai kondisi yg dipersyaratkan dlm cold vapour technique, dan Rekam respon

Perhitungan & spesifikasi


Hitung kadar Hg (g/g) dalam sampel uji, dengan persamaan garis regresi kurva kalibrasi, dgn rumus; (Cu/Bu) x (1/1000) x F
Cu; konsentrasi logam berat (g/L) yg diukur dr kurva kalibrasi, F; volume larutan uji dlm mL, Bu; bobot sampel (g) dari larutan uji.

Batas Hg yg diperbolehkan; 0.5 g/g Laporan hasil;


Jika hasil pengujian < 0.5 g/g, dilaporkan dibawah batas kuantisasi. Jika kadar logam tinggi, larutan uji harus diencerkan sampai kadar yg sesuai dgn kurva baku, faktor pengenceran diperlukan jika sampel diencerkan lebih lanjut.

Analisa kosmetika
Arif Budianto Tim Analisa Farmasi 2013

Secara KLT dan KCKT

Analisa Asam retinoat

Apa guna Asam Retinoat dan Kenapa asam retinoat perlu dianalisa?

Asam retinoat adalah sebuah retinoid aktif turunan vitamin A dalam bentuk asam yang dibentuk dari alltrans retinol (retinoid dalam bentuk alkohol). Asam retinoat juga dikenal dengan sebutan tretinoin (alltrans-retinoic acid) yang digunakan dalam terapi jerawat.
(Combs, GF. 2008. The Vitamin: Fundamental Aspects in Nutrition and health. Third edition. Elsevier Academic Press. USA)

Dosis 0.05-1% mampu memperbaiki penuaan kulit Meningkatkan jumlah protein NGAL (Neutrophil Gelatinase-Assosiated Lipocain), mematikan sel sebasea dan mengurangi jumlah sebum/minyak. Iritan pd epitel folikel, meningkatkan produksi sel tanduk (shg dpt mendesak komedo) dan atau menghindarkan bersatunya sel tanduk mjd massa padat yg dpt menyumbat folikel mjd komedo. EFEK NEGATIF Potensi karsinogenik
Penggunaan asam retinoat pada mencit albino dan mencit berpigmen terbukti dapat meningkatkan potensi karsinogen akibat radiasi sinar UV-B dan UV-A

Asam retinoat

Potensi sebagai iritan


Hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi, akantosis (hiperplasia dan penebalan abnormal lapisan tanduk) dan parakeratosis (persistensi nuklei keratinoasit pada lapisan tanduk). Pada dosis yang lebih tinggi dari dosis terapi, efek terapinya tidak akan meningkat dan dalam jangka waktu yang lama, dan dapat menyebabkan menurunnya keratinisasi dan produksi sebum sehingga kulit semakin kering dan tipis (American Society of Health-System Pharmacy. 2010. AHFS Drug Information. ASHP Inc. USA)

Potensi teratogenik
Telah dilaporkan bahwa bayi yang terlahir dari seorang wanita yang mengoleskan asam retinoat 0,05% sebanyak dua kali sehari untuk wajah berjerawat, sebelum dan selama kehamilan, mengalami malformasi berat pada wajah seperti kecacatan langit-langit mulut, bibir sumbing, celah kelopak mata menyatu, hipertelorisma (peningkatan abnormal jarak antara dua organ/bagian), defisiensi lubang hidung kiri dan kelainan sistem saraf pusat serta hidrosefalus Kasus lainnya melibatkan seorang wanita yang telah menggunakan krim asam retinoat 0,05% selama sebulan sebelum menstruasi terakhir dan selama sebelas minggu pertama kehamilan, dilaporkan bahwa bayi yang terlahir mengalami cacat telinga eksternal (tanpa lubang dan tidak berfungsi) (Briggs, Gg, et all. 2005. Drug in Pregnancy and Lactation, seventh edition. Lippincott William& Wilkins. California)

Efek negatif asam retinoat

Identifikasi dengan klt


Ruang lingkup
Identifikasi asam retinoat dlm kosmetika, secara KLT, Pada saat penanganan larutan baku dan sampel uji, seluruh peronel terutama wanita hamil/diduga hamil harus memperhatikan penanganan senyawa retinoat (teratogenik)

Baku Pembanding
Asam retinoat BP disimpan dalam nitrogen, terlindung dari cahaya, pada suhu ruang (25oC)

Pereaksi
Asam asetat glacial, Asam Fosfomolibdat, Aseton, Etanol mutlak, Di-etil eter, n-heksan, Metanol, Gas Nitrogen, Sikloheksan, Larutan Pengembang;
Sistem A; n-heksan asam asetat glacial 0.33% dlm etanol mutlak (9:1) v/v Sistem B; n-heksan aseton (6:4) v/v Sistem C; sikloheksan eter aseton as.asetat glacial (54:40:4:2) v/v/v/v

Larutan Penampak Bercak;


Asam fosfomolibdat 5% dlm etanol mutlak yg harus dibuat baru (berupa cairan jernih berwarna kuning)

Identifikasi dengan klt


Peralatan

Bejana Kromatografi Kertas saring Whatman no.41 atau yg setara Lampu UV 254 nm Lempeng KLT silika gel 60F254 siap pakai, 20cmx20cm, tebal 0.25mm Penyaring membran PTFE (Politetrafluoroetilen) porositas 0.45m atau yang setara Peralatan gelas terlindung cahaya Peralatan penampak bercak Tabung sentrifus bertutup 30mL Vortex mixer

Perhatian
Penimbangan dan pemipetan pada saat pembuatan larutan baku dan larutan uji harus dilakukan secara cepat dan dihindarkan dari cahaya untuk meminimalkan penguraian asam retinoat (mencegah negatif palsu), apabila tidak tersedia peralatan gelas tahan cahaya, tabung dan bejana dapat dibungkus dgn alumunium foil.

Penyiapan larutan baku & uji


Larutan baku
Timbang seksama 10 mg asam retinoat BP, masukkan ke dalam labu tetukur 10 mL, larutkan dan encerkan dengan metanol sampai tanda.

Larutan uji
Produk krim
Timbang 3 g contoh, masukkan ke dalam tabung sentrifus 30 mL, bungkus dgn alumunium foil, tambahkan 10 mL metanol dan campur menggunakan vortex mixer selama 5 menit. dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring melalui kertas saring Whatman no.41 atau yang setara

Produk berbasis air (larutan dan gel)


Timbang 10 g contoh, masukkan ke dalam corong pisah. untuk contoh gel, tambahkan dalam 5 mL air. Ekstraksi larutan dengan 50 mL n-heksana dan cuci n-heksan degan 10 mL air. uapkan ekstrak dengan hembusan gas nitrogen sampai kering. larutkan reidu dalam 1 mL metanol dan saring melalui penyaring membran PTFE dengan porositas 0.45 m (catatan; Gunakan penyaring membran berdiameter kecil)

Teknik klt

Bagi Produk Berbasis Krim

siapkan lempeng KLT dgn membuat batas penotolan dan batas eluasi 10 cm totolkan secara terpisah, masing-masing 5 L - 20 L larutan baku pada batas penotolan dari lempeng KLT kembangkan lempeng dalam bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sistem A. Angkat lempeng dan biarkan hingga kering. amati bercak gelap di awah penyinaran lampu UV. semprot dgn larutan penampak bercak, akan tampak bercak berwarna biru tua pada nilai Rf yg menunjukkan adanya asam retinoat. hembuskan udara panas pada lempeng, akan tampak bercak warna hijau kebiruan dari asam retinoat. jika hasil positif, menunjukkan adanya asama retinoat, ulangi pengujian ini dgn larutan pengembang sistem B.

produk berbasis air

isi dan jenuhkan bejana kromatografi dgn larutan pengembang sistem C yg dilapisi dgn kertas saring totolkan secara terpisah, masing-masing 5 L - 20 L larutan uji dan 5 L larutan baku pd garis awal dari lempeng KLT. biarkan hingga bercak kering. kembangkan lempeng sampai jarak rambat pengembang kurang lebih 15 cm keringkan lempeng di udara dan amati lempeng dibawah penyinaran lampu UV 254 nm, semprot lempeng dengan larutan penampak bercak hembuskan udara panas pada lempeng, bercak asam retinoat berwarna hijau kebiruan. bandingkan nilai Rf dan warna bercak yang diperoleh dari larutan uji dengan larutan baku.

Identifikasi KLT
Nilai Rf
Rf = ....

Bandingkan bercak yg diperoleh dari larutan uji dgn larutan baku berdasarkan nilai Rf, warna bercak dibawah penyinaran lampu UV dan warna bercak setelah visualisasi dgn penyemprotan larutan penampak bercak. Sistem pengembang Sistem A Sistem B Sistem C Perkiraan nilai Rf 0.1 0.3 0.5 0.4 0.125 Batas deteksi (g)

Lakukan pengujian lebih lanjut dgn KCKT, bandingkan waktu retensi yg diperoleh dari puncak larutan uji dgn larutan baku.

Teknik KCKT
Prinsip
Asam retinoat diidentifikasi secara KCKT fase balik dgn deteksi UV

Pereaksi dan peralatan


Pereaksi
Semua pereaksi yg digunakan harus pro-analisa & sesuai utk KCKT Aqua bidestilasi, 18 Mohm Asam asetat glacial Metanol Fase gerak: campuran metanol-air-as.asetat glacial (85;15;0.5) v/v/v

Peralatan
Peralatan gelas tahan cahaya Tabung setrifus 30 mL Vial berwarna cokelat KCKT dgn detektor UV 353 nm Kolom analitik ; kolom baja tahan karat, 150 x 4.6 mm, berisi oktadesilsilana C18 dgn ukuran partikel 5 m atau yg setara Penyaring membran PVDF (Polyvinyledine difluoride) porositas 0.45 m atau yg setara.

Teknik kckt
Penyiapan larutan baku (dlm keadaan baru, ED: 24 jam)
timbang seksama 10 mg asam retinoat BP, masukkan ke dalam labu tentukur 10 mL, larutkan dalam 5 mL metanol, jika perlu sonikasi selama 1-2 menit dan encerkan dgn metanol sampai tanda (stok larutan A). buat pengenceran 1000 kali dgn cara; pipet 1 mL (A) ke dalam labu tentukur 10 mL, encerkan dgn metanol sampai tanda (B); pipet 1 mL (B) ke dalam labu tentukur 10 mL, encerkan dgn metanol sampai tanda (C); pipet 1 mL (C) ke dalam labu tentukur 10 mL, encerkan dgn metanol sampai tanda (D). larutan (D) yg digunakan sebagai larutan baku.

Penyiapan larutan uji;


Produk krim
Timbang 1 g sampel, masukkan dlm tabung sentrifus 30 mL yg dibungkus alumunium foil, tambahkan 10 mL metanol, dan di-vortex 5 menit, dinginkan dlm es selama 15 menit, dan saring melalui penyaring membran berdiameter kecil dgn porositas 0.45 m. Kumpulkan filtrat dalam vial berwarna cokelat, buang beberapa mL filtrat pertama. Gunakan filtrat sebagai larutan uji.

Produk larutan jernih


Saring larutan dgn penyaring membran berdiameter kecil dgn porositas 0.45 m. Kumpulkan filtrat dalam vial berwarna cokelat, buang beberapa mL filtrat pertama. Gunakan filtrat sebagai larutan uji.

Prosedur KCKT
Pengaturan
Suhu kolom: 30oC Laju alir : 1.4 mL/menit Detektor UV 353 nm Volume injeksi 20 L

Suntikkan secara terpisah larutan baku dan larutan sampel ke dlm kromatograf Bandingkan waktu retensi yg diperoleh dr kromatogram larutan baku dan larutan sampel.

Perhitungan penetapan kadar


Gunakan luas puncak asam retinoat pada kromatogram untuk menghitung kadar dalam contoh. Hitung kadar asam retinoat % (b/b) dalam contoh, dgn rumus: (Au/Ab) x (Bb/Bu) x (Fu/Fb) x Kb x 100
Dimana; Au luas puncak as retinoat larutan uji Ab luas puncak as retinoat larutan baku Bb bobot baku Bu bobot contoh Fu faktor pengenceran larutan uji Fb faktor pengenceran larutan baku Kb kemurnian baku 100 faktor konversi utk persentase

keterangan
batas deteksi lebih kurang 0.002 mg/mL larutan uji dan larutan baku harus dalam konsentrasi yg berdekatan utk digunakan dlm perhitungan. jika diperlukan, buat larutan baku yg lebih pekat atau larutan uji yang lebih encer. perbedaan luas puncak larutan uji dan larutan baku tidak lebih dari 10% metode ini dapat juga digunakan utk identifikasi asam isoretinoat(asam retinoat bentuk 13-cis) Untuk konfirmasi kemurnian puncak dapat digunakan detektor Photo Diode Array (PDA)

CI 12075 - Jingga K1 (pigment orange 5) CI 13065 Kuning Metanil Identifikasi zat warna yg dilarang dlm kosmetika CI 45170 - Merah K10 (Rhodamine B)

Identifikasi dgn klt


Pereaksi
Air destilasi, ammonia 25%, asam asetat glacial, asam ortofosfat 85%, n-butanol, dikloromethane, N,N-dimetilformamida (DMF), etanol 96%, etil asetat, n-heksana,isopropanol, iso-butanol, metanol, petroleum eter (antara 40-60oC atau 60-80oC), pelarut campur (campuran N,N-dimetilformamida dan asam ortofosfat (95:5) v/v yg dibuat baru. Larutan pengembang:
pewarna larut minyak dikembangkan dgn larutan pengembang sistem A dan pewarna larut air dgn larutan pengembang lainnya. sistem A : diklorometan sistem B : campuran etil asetat-metanol-(amonia 25%-air (3:7)) dgn (15:3:3) v/v/v yg dibuat baru sistem C : campuran etanol-air-isobutanol-amonia 25% (31:32:40:1) v/v/v/v sistem D : campuran isopropanol-amonia 25%(100:25) v/v sistem E : campuran n-butanol - etanol -air- asam asetat glasial (60:10:20:0.5) v/v/v/v sistem F : campuran etil asetat - n-butanol - amonia 25% (20:55:25) v/v/v

Peralatan dan larutan baku


Peralatan
lempeng KLT silika gel 60 F254 siap pakai ukuran 20 cm x 20 cm, tebal 0.25 mm Bejana kromatografi Pipa kapiler micropipete (1-5 L) kertas saring penyaring membran PTFE, diam13 mm, porositas 0.45 m,atau yg setara vortexmixer lampu UV 254nm dan 366 nm tangas air

Penyiapan larutan baku


(catatan: larutan baku yg pekat, akan memberikan bercak tambahan)

larutan baku bahan pewarna larut minyak


timbang seksama sejumlah jingga K1 BP, larutkan dalam dikloromethane atau pelarut campurhingga kadar 0.1mg/mL dan sonikasi sampai homogen.

larutan baku pewarna larut air


timbang seksama sejumlah kuning metanil BP, dan Merah K10 BP,masing-masing dilarutkan dan diencerkan dengan metanol atau DMF atau pelarut campur hingga kadar 0.2 mg/mL

Preparasi sampel UJI


Produk kosmetika berwarna,
timbang seksama lebih kurang 0.1 g - 0.3 g sampel dan larutkan dlm 2 mL pelarut campur utk sampel yg diduga mengandung Jingga K1; larutkan ekstraksi dgn diklorometan. jika perlu, panaskan pada suhu 90oC selama 1 jam atau sampai larut.

utk kosmetika yg mengandung minyak;


lakukan ekstraksi lemak 2 x, setiap kali dgn 5 mL n-heksana. kumpulkan ekstrak n-heksan. saring lapisan pelarut campur melalui penyaring membran dgn porositas 0.45 mikrom. gunakan filtrat sebagai larutan uji.

sediaan mandi dan produk kosmetika berbasis air lainnya.


timbang seksama lebih kurang 1 sampai 5 gra sampel (tergantung konsentrasi warna pada sampel). tambahkan 20 mL DMF dan panaskan di atas tangas air selama 10 menit. biarkan pada suhu ruang hingga dingin dan saring melalui kertas saring Whatman (kecepatan sedang sampai tinggi). Pewarna organik akan larut dalam DMF. lakukan ektraksi thdp lapisan DMF dgn 40 mL petroleum eter utk menghilangkan kelebihan minyak. uapkan lapisan DMF diatas tangas air sampai kering. jika lapisan petroleum eter berwarna, menunjukkan adanya pewarna larut minyak. uapkan lapisan petroleum eter sampai kering.

Prosedur pengujian
Produk kosmetika berwarna lapisi bejana KLT dgn kertas saring, jenuhkan dgn larutan pengembang yg sesuai. siapkan lempeng KLT dgn membuat batas penotolan dan batas eluasi lebih kurang 15cm,kecuali utk larutan pengembang sistem A,lebih kurang 11 cm totolkan secara terpisah, masing-masing 1-5 L. larutan baku dan sejumlah volume sama larutan uji (tergantung kepekatan warna) pada batas penotolan. kembangkan lempeng dlm masing-masing bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sampai batas eluasi pada suhu ruang. angkat lempeng dan keringkan pd suhu ruang. Sediaan mandi dan produk kosmetika berbasis air lainnya (gel dan larutan) larutkan residu hasil preparasi dgn 0.5 - 1mL metanol dan saring melalui penyaring membran dgn porositas 0.45 m totolkan secara terpisah,sejumlah volume sama (1-5 L) larutan baku dan larutan uji pada batas penotolan. utk bahan pewarna larut air (kuning metanil,dan merah K10),kembangkan lempeng sampai batas eluasi,dalam masing-masing bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sistem B sampai sistem F. utk bahan pewarna larut minyak (jingga K1),kembangkan lempeng sampai batas eluasi lebih dari 11 cm dalam bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sistem A. utk pengujian pendahuluan, dapat digunakan larutan pengembang sistem . angkat lempeng dan keringkan pada suhu ruang.

identifikasi

hitung nilai Rf utk masiang-masing bercak. bandingkan nilai Rf dan warna bercak pada pengamatan visual yg diperoleh dari larutan uji dan larutan baku. amai bercak merah K10 dibawah penyinaran lampu UV, bercak berwarna terang yg menunjukkan adanya pewarna golongan ksanten. nilai Rf yg tertera di abel berikut, merupakan harga perkiraan yg mungkin diperoleh:

No. CI 12075 13065 45170

Nama Jingga K1 Kuning Metanil Merah K10

Warna bercak Jingga Kuning Pink cerah

Perkiraan nilai Rf pd sistem larutan pengembang A 0.4 B 0.4 0.8 C 0.9 0.8 D 0.7 0.7 E 0.6 0.4 F 0.65 0.88

keterangan
Dapat juga digunakan metode KLT preparatif Jika didapati zat warna yg dilarang, maka diteruskan pengujian dgn KCKT Batas deteksi, sbb:
Bahan pewarna Baku (g/bercak) Batas Deteksi Produk kosmetika berwarna (g/g) Sediaan mandi (g/g)

Jingga K1
Kuning Metanil Merah K10

0.02
0.005 0.04

133 400
33 100 266 - 800

0.4 4
0.1 1 0.8 - 8

Identifikasi Lanjutan Zat Pewarna yg dilarang

KCKT

Identifikasi dgn kCKt


Penyiapan larutan baku dan preparasi sampel uji, sama dgn identifikasi zat warna dgn KLT. Pereaksi
Air bidestilasi, asam ortofosfat 85%, dikloromethane, kalium hidroksida, metanol, N,N-dimetilformamida (DMF), n-heksana, larutan tetrabutil ammonium hidroksida (TBA 20%), pelarut campur (campuran N,N-dimetilformamida dan asam ortofosfat (95:5) v/v yg dibuat baru

Peralatan
KCKT dgn detektor berbagai pjg gelombang cahaya tampak dan detektor PDA (photo diode array) Penyaring membran PTFE, diam13 mm, porositas 0.45 m atau yg setara Penyaring nilon, porositas 0.45 m atau yg setara Vortex mixer atau tangas elektronik Tangas air Kertas saring, Whatman (medium sampai cepat)

prosedur
Fase gerak
Campuran TBA 0.005 M : air (75:25) v/v
Buat larutan TBA 0.5 M, sbb:
Larutkan 2.8 kaliumOH dlm 10 mL air, masukkan dlm labu tentukur 1000 mL, tambahkan 65 mL larutan TBA 20%, encerkan dgn air sampai tanda. Atur pH mjd 7, dgn asam ortofosfat

Buat larutan TBA 0.005 M, sbb;


Pipet 10 mL larutan TBA 0.5 M ke dalam labu tentukur 1000 mL, encerkan dgn metanol sampai tanda. Larutan mjd keruh. Biarkan mengendap bbrp jam, lalu saring dgn penyaring membran PTFE, diam13 mm, porositas 0.45 m atau yg setara

Kondisi
Suhu oven kolom : 30 oC, kolom baja tahan karat berisi oktadesil-silana C18, ukuran partikel 5 m, 200 x 4.6 mm atau yg setara. Laju alir : 1 mL/menit Detektor : 435 nm dan 535 nm Rentang spektra detektor PDA : 275 760 nm Volume injeksi : 20 L Waktu analisa 35 menit

identifikasi
Bandingkan larutan baku dan larutan uji Kromatogram dan waktu retensi harus memberikan faktor kemiripan lebih dari 90% Dapat menggunakan internal standar dgn zat warna BP & menghasilkan puncak tunggal, serta menggunakan Mass Spektrofotometri utk konfirmasi.
Bahan Pewarna Jingga K1 Kuning Metanil Merah K10 Pjg Gelombang (nm) 535 435 535 Perkiraan waktu retensi (menit) 13 3 6

Batas deteksi, sbb:


Bahan pewarna Baku (g/mL) Jingga K1 Kuning Metanil Merah K10 16 3 40 Batas Deteksi Produk kosmetika berwarna (g/g) 153 70 800 Sediaan mandi (g/g) 32 6 80

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai