kosmetika
Bahan atau sediaan yg dimaksudkan utk penggunaan luar tubuh (epidermis, rambut, kuku, bibir dan bagian luar organ genital) atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama utk membersihkan mewangikan dan mengubah penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh dalam kondisi baik. (BPOM Indonesia, 2011)
Bolehkah untuk tujuan pengobatan? Apa yang dianalisa & kenapa perlu dianalisa?
Pengujian HG
Analisa Penggunaan merkuri dlm kosmetika
Menurut Dr. Retno I. Tranggono,SpKK menyebutkan bahwa krim yang mengandung merkuri, awalnya memang terasa manjur dan membuat kulit tampak putih dan sehat. Tetapi lama-kelamaan, kulit dapat menghitam dan menyebabkan jerawat parah. Selain itu, pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker lainnya. (Anonim 2013) Merkuri termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) pada manusia (BPOM, 2006)
Unsur
(nm)
Pirolisis (oC)
Graphite Furnace - Atomic Absorption Spectrophotometer 228.8 550 1550 20 (GF AAS) Pb 283.3 550 1550 20
20
Unsur
Teknik
Zat Pereduksi
Pembawa
As
193.7
NaBH4 0.2 %
900
500
Hg
253.7
300
500
Lipstik
900
200
75
50
Tabung kuarsa atau TFM / Tetrafluoromethane GF-AAS and or FIAS-AAS instrument (list condition above) Electrodeless Discharge Lamp atau Hollow Cathode Lamp; As, Cd, Pb, Hg.
Larutan magensium sitrat 50% Air deionisasi, dgn resistivitas 18 Mohm Note : semua pereaksi yg digunakan harus pro-analisa
Suntikkan 20 g/L larutan uji ke dalam alat FIAS-AAS pd kondisi yg sesuai dan rekam responnya.
Microwave Digestion
Timbang seksama 0.15 0.2 g sampel, lalu dimasukkan ke tabung kuarsa / tetrafluoromethane (TFM) 50 mL. Hindari kontak dgn dinding tabung. + 3 mL HNO3 pekat + 1 mL H2O2 30% v/v dan + 1 mL HCl pekat bila sampel mengandung talk / pigmen Didiamkan 15 menit. (digesti ini ada software-nya) Lalu didinginkan pd suhu ruang dan + 20 mL air deionisasi pada larutan digesti, bilas bagian dalam dan bagian tutup, saring dgn kertas Whatman No.1, Tampung filtrat dalam labu tentukur 50 mL dan encerkan sampai tanda, dgn air deionisasi
Digesti basah
Untuk analisis dgn FIAS-AAS (Cold Vapour Mercury Technique) Perolehan kembali nilai Hg lebih rendah drpd digesti microwave Cara; Timbang seksama 0.5 g sampel, masukkan dlm tabung digesti bertutup dan + 7 mL HNO3 pekat Panaskan pada suhu 60oC selama min 3 jam Dinginkan dan encerkan dgn air hingga 50 mL, (untuk krim dan lipstik, biarkan dalam lemari pendingin selama 24 jam) Saring larutan dgn kertas Whatman no.40
Pengujian
Suntikkan 20 g/L larutan uji ke dalam alat FIAS-AAS, sesuai kondisi yg dipersyaratkan dlm cold vapour technique, dan Rekam respon
Analisa kosmetika
Arif Budianto Tim Analisa Farmasi 2013
Apa guna Asam Retinoat dan Kenapa asam retinoat perlu dianalisa?
Asam retinoat adalah sebuah retinoid aktif turunan vitamin A dalam bentuk asam yang dibentuk dari alltrans retinol (retinoid dalam bentuk alkohol). Asam retinoat juga dikenal dengan sebutan tretinoin (alltrans-retinoic acid) yang digunakan dalam terapi jerawat.
(Combs, GF. 2008. The Vitamin: Fundamental Aspects in Nutrition and health. Third edition. Elsevier Academic Press. USA)
Dosis 0.05-1% mampu memperbaiki penuaan kulit Meningkatkan jumlah protein NGAL (Neutrophil Gelatinase-Assosiated Lipocain), mematikan sel sebasea dan mengurangi jumlah sebum/minyak. Iritan pd epitel folikel, meningkatkan produksi sel tanduk (shg dpt mendesak komedo) dan atau menghindarkan bersatunya sel tanduk mjd massa padat yg dpt menyumbat folikel mjd komedo. EFEK NEGATIF Potensi karsinogenik
Penggunaan asam retinoat pada mencit albino dan mencit berpigmen terbukti dapat meningkatkan potensi karsinogen akibat radiasi sinar UV-B dan UV-A
Asam retinoat
Potensi teratogenik
Telah dilaporkan bahwa bayi yang terlahir dari seorang wanita yang mengoleskan asam retinoat 0,05% sebanyak dua kali sehari untuk wajah berjerawat, sebelum dan selama kehamilan, mengalami malformasi berat pada wajah seperti kecacatan langit-langit mulut, bibir sumbing, celah kelopak mata menyatu, hipertelorisma (peningkatan abnormal jarak antara dua organ/bagian), defisiensi lubang hidung kiri dan kelainan sistem saraf pusat serta hidrosefalus Kasus lainnya melibatkan seorang wanita yang telah menggunakan krim asam retinoat 0,05% selama sebulan sebelum menstruasi terakhir dan selama sebelas minggu pertama kehamilan, dilaporkan bahwa bayi yang terlahir mengalami cacat telinga eksternal (tanpa lubang dan tidak berfungsi) (Briggs, Gg, et all. 2005. Drug in Pregnancy and Lactation, seventh edition. Lippincott William& Wilkins. California)
Baku Pembanding
Asam retinoat BP disimpan dalam nitrogen, terlindung dari cahaya, pada suhu ruang (25oC)
Pereaksi
Asam asetat glacial, Asam Fosfomolibdat, Aseton, Etanol mutlak, Di-etil eter, n-heksan, Metanol, Gas Nitrogen, Sikloheksan, Larutan Pengembang;
Sistem A; n-heksan asam asetat glacial 0.33% dlm etanol mutlak (9:1) v/v Sistem B; n-heksan aseton (6:4) v/v Sistem C; sikloheksan eter aseton as.asetat glacial (54:40:4:2) v/v/v/v
Bejana Kromatografi Kertas saring Whatman no.41 atau yg setara Lampu UV 254 nm Lempeng KLT silika gel 60F254 siap pakai, 20cmx20cm, tebal 0.25mm Penyaring membran PTFE (Politetrafluoroetilen) porositas 0.45m atau yang setara Peralatan gelas terlindung cahaya Peralatan penampak bercak Tabung sentrifus bertutup 30mL Vortex mixer
Perhatian
Penimbangan dan pemipetan pada saat pembuatan larutan baku dan larutan uji harus dilakukan secara cepat dan dihindarkan dari cahaya untuk meminimalkan penguraian asam retinoat (mencegah negatif palsu), apabila tidak tersedia peralatan gelas tahan cahaya, tabung dan bejana dapat dibungkus dgn alumunium foil.
Larutan uji
Produk krim
Timbang 3 g contoh, masukkan ke dalam tabung sentrifus 30 mL, bungkus dgn alumunium foil, tambahkan 10 mL metanol dan campur menggunakan vortex mixer selama 5 menit. dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring melalui kertas saring Whatman no.41 atau yang setara
Teknik klt
siapkan lempeng KLT dgn membuat batas penotolan dan batas eluasi 10 cm totolkan secara terpisah, masing-masing 5 L - 20 L larutan baku pada batas penotolan dari lempeng KLT kembangkan lempeng dalam bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sistem A. Angkat lempeng dan biarkan hingga kering. amati bercak gelap di awah penyinaran lampu UV. semprot dgn larutan penampak bercak, akan tampak bercak berwarna biru tua pada nilai Rf yg menunjukkan adanya asam retinoat. hembuskan udara panas pada lempeng, akan tampak bercak warna hijau kebiruan dari asam retinoat. jika hasil positif, menunjukkan adanya asama retinoat, ulangi pengujian ini dgn larutan pengembang sistem B.
isi dan jenuhkan bejana kromatografi dgn larutan pengembang sistem C yg dilapisi dgn kertas saring totolkan secara terpisah, masing-masing 5 L - 20 L larutan uji dan 5 L larutan baku pd garis awal dari lempeng KLT. biarkan hingga bercak kering. kembangkan lempeng sampai jarak rambat pengembang kurang lebih 15 cm keringkan lempeng di udara dan amati lempeng dibawah penyinaran lampu UV 254 nm, semprot lempeng dengan larutan penampak bercak hembuskan udara panas pada lempeng, bercak asam retinoat berwarna hijau kebiruan. bandingkan nilai Rf dan warna bercak yang diperoleh dari larutan uji dengan larutan baku.
Identifikasi KLT
Nilai Rf
Rf = ....
Bandingkan bercak yg diperoleh dari larutan uji dgn larutan baku berdasarkan nilai Rf, warna bercak dibawah penyinaran lampu UV dan warna bercak setelah visualisasi dgn penyemprotan larutan penampak bercak. Sistem pengembang Sistem A Sistem B Sistem C Perkiraan nilai Rf 0.1 0.3 0.5 0.4 0.125 Batas deteksi (g)
Lakukan pengujian lebih lanjut dgn KCKT, bandingkan waktu retensi yg diperoleh dari puncak larutan uji dgn larutan baku.
Teknik KCKT
Prinsip
Asam retinoat diidentifikasi secara KCKT fase balik dgn deteksi UV
Peralatan
Peralatan gelas tahan cahaya Tabung setrifus 30 mL Vial berwarna cokelat KCKT dgn detektor UV 353 nm Kolom analitik ; kolom baja tahan karat, 150 x 4.6 mm, berisi oktadesilsilana C18 dgn ukuran partikel 5 m atau yg setara Penyaring membran PVDF (Polyvinyledine difluoride) porositas 0.45 m atau yg setara.
Teknik kckt
Penyiapan larutan baku (dlm keadaan baru, ED: 24 jam)
timbang seksama 10 mg asam retinoat BP, masukkan ke dalam labu tentukur 10 mL, larutkan dalam 5 mL metanol, jika perlu sonikasi selama 1-2 menit dan encerkan dgn metanol sampai tanda (stok larutan A). buat pengenceran 1000 kali dgn cara; pipet 1 mL (A) ke dalam labu tentukur 10 mL, encerkan dgn metanol sampai tanda (B); pipet 1 mL (B) ke dalam labu tentukur 10 mL, encerkan dgn metanol sampai tanda (C); pipet 1 mL (C) ke dalam labu tentukur 10 mL, encerkan dgn metanol sampai tanda (D). larutan (D) yg digunakan sebagai larutan baku.
Prosedur KCKT
Pengaturan
Suhu kolom: 30oC Laju alir : 1.4 mL/menit Detektor UV 353 nm Volume injeksi 20 L
Suntikkan secara terpisah larutan baku dan larutan sampel ke dlm kromatograf Bandingkan waktu retensi yg diperoleh dr kromatogram larutan baku dan larutan sampel.
keterangan
batas deteksi lebih kurang 0.002 mg/mL larutan uji dan larutan baku harus dalam konsentrasi yg berdekatan utk digunakan dlm perhitungan. jika diperlukan, buat larutan baku yg lebih pekat atau larutan uji yang lebih encer. perbedaan luas puncak larutan uji dan larutan baku tidak lebih dari 10% metode ini dapat juga digunakan utk identifikasi asam isoretinoat(asam retinoat bentuk 13-cis) Untuk konfirmasi kemurnian puncak dapat digunakan detektor Photo Diode Array (PDA)
CI 12075 - Jingga K1 (pigment orange 5) CI 13065 Kuning Metanil Identifikasi zat warna yg dilarang dlm kosmetika CI 45170 - Merah K10 (Rhodamine B)
Prosedur pengujian
Produk kosmetika berwarna lapisi bejana KLT dgn kertas saring, jenuhkan dgn larutan pengembang yg sesuai. siapkan lempeng KLT dgn membuat batas penotolan dan batas eluasi lebih kurang 15cm,kecuali utk larutan pengembang sistem A,lebih kurang 11 cm totolkan secara terpisah, masing-masing 1-5 L. larutan baku dan sejumlah volume sama larutan uji (tergantung kepekatan warna) pada batas penotolan. kembangkan lempeng dlm masing-masing bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sampai batas eluasi pada suhu ruang. angkat lempeng dan keringkan pd suhu ruang. Sediaan mandi dan produk kosmetika berbasis air lainnya (gel dan larutan) larutkan residu hasil preparasi dgn 0.5 - 1mL metanol dan saring melalui penyaring membran dgn porositas 0.45 m totolkan secara terpisah,sejumlah volume sama (1-5 L) larutan baku dan larutan uji pada batas penotolan. utk bahan pewarna larut air (kuning metanil,dan merah K10),kembangkan lempeng sampai batas eluasi,dalam masing-masing bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sistem B sampai sistem F. utk bahan pewarna larut minyak (jingga K1),kembangkan lempeng sampai batas eluasi lebih dari 11 cm dalam bejana kromatografi yg berisi larutan pengembang sistem A. utk pengujian pendahuluan, dapat digunakan larutan pengembang sistem . angkat lempeng dan keringkan pada suhu ruang.
identifikasi
hitung nilai Rf utk masiang-masing bercak. bandingkan nilai Rf dan warna bercak pada pengamatan visual yg diperoleh dari larutan uji dan larutan baku. amai bercak merah K10 dibawah penyinaran lampu UV, bercak berwarna terang yg menunjukkan adanya pewarna golongan ksanten. nilai Rf yg tertera di abel berikut, merupakan harga perkiraan yg mungkin diperoleh:
Perkiraan nilai Rf pd sistem larutan pengembang A 0.4 B 0.4 0.8 C 0.9 0.8 D 0.7 0.7 E 0.6 0.4 F 0.65 0.88
keterangan
Dapat juga digunakan metode KLT preparatif Jika didapati zat warna yg dilarang, maka diteruskan pengujian dgn KCKT Batas deteksi, sbb:
Bahan pewarna Baku (g/bercak) Batas Deteksi Produk kosmetika berwarna (g/g) Sediaan mandi (g/g)
Jingga K1
Kuning Metanil Merah K10
0.02
0.005 0.04
133 400
33 100 266 - 800
0.4 4
0.1 1 0.8 - 8
KCKT
Peralatan
KCKT dgn detektor berbagai pjg gelombang cahaya tampak dan detektor PDA (photo diode array) Penyaring membran PTFE, diam13 mm, porositas 0.45 m atau yg setara Penyaring nilon, porositas 0.45 m atau yg setara Vortex mixer atau tangas elektronik Tangas air Kertas saring, Whatman (medium sampai cepat)
prosedur
Fase gerak
Campuran TBA 0.005 M : air (75:25) v/v
Buat larutan TBA 0.5 M, sbb:
Larutkan 2.8 kaliumOH dlm 10 mL air, masukkan dlm labu tentukur 1000 mL, tambahkan 65 mL larutan TBA 20%, encerkan dgn air sampai tanda. Atur pH mjd 7, dgn asam ortofosfat
Kondisi
Suhu oven kolom : 30 oC, kolom baja tahan karat berisi oktadesil-silana C18, ukuran partikel 5 m, 200 x 4.6 mm atau yg setara. Laju alir : 1 mL/menit Detektor : 435 nm dan 535 nm Rentang spektra detektor PDA : 275 760 nm Volume injeksi : 20 L Waktu analisa 35 menit
identifikasi
Bandingkan larutan baku dan larutan uji Kromatogram dan waktu retensi harus memberikan faktor kemiripan lebih dari 90% Dapat menggunakan internal standar dgn zat warna BP & menghasilkan puncak tunggal, serta menggunakan Mass Spektrofotometri utk konfirmasi.
Bahan Pewarna Jingga K1 Kuning Metanil Merah K10 Pjg Gelombang (nm) 535 435 535 Perkiraan waktu retensi (menit) 13 3 6
TERIMAKASIH