TEKNOLOGI SEDIAAN

SEMI SOLIDA

Formula dan manufakturing

Cream dan Pasta

Burn Ointment
PUSTAKA :

1. BARRY,1983, DERMATOLOGICAL FORMULATION,

MARCEL DEKKER INC.,NEW YORK

2. LIEBERMAN, 1996, PHARMACEUTICAL DOSAGE

FORMS: DISPERSE SYSTEMS, MARCEL DEKKER
INC.,NEW YORK

Betamethasone Cream
APLIKASI SED. SEMISOLODA :
lebih banyak untuk penggunaan topikal
(dermatological vehicle & cosmetic)

DERMATOLOGICAL EFFECTS :
• ANTI INFLAMMATORY
• ANALGESIC, ANTIPURITIC
• PROTECTION FROM MECHANICAL, MICROBIOLO-
GICAL, THERMAL, ACTINIC, CHEMICAL IRRITATION
• CLEANSING
• LUBRICANT AND EMOLLIENT

CATATAN : BASIS HRS SEGERA MELEPASKAN BHN AKTIF

(afinitas tdk terlalu kuat) UNTUK MEMPEROLEH
ABSORPSI / EFEK OPTIMAL
PENGGOLONGAN :

1. GEL (JELLY)
2. CREAM
3. OINTMENT
4. PASTE
5. FAPG BASE

Anti-acne Gel
PEMILIHAN BASIS :

1. TUJUAN PENGOBATAN:
- menghindari side efffect pd GIT contoh:
piroxicam, ketoprofen

2. ESTETIKA:
appearance, ease of application, odorless,
nonstaining, homogeneous.
• TEMPAT APLIKASI
• Kulit & mukosa
• pH kulit 4 – 6,8

• MENGHINDARI INTERAKSI;
cationic drug & cationic preserv. >< anion. surfact.
 CREAM
Hair remover cream

EMULSI  konsistensi SEMISOLID

TYPE ; O/W, W/O

(O/W/O, W/O/W JARANG DIGUNAKAN
PADA SEDIAAN DERMATOLOGICAL)

DIAMETER FASE TERDISPES = 0,1 – 100 µm

Pemilihan tipe sediaan:
Skin therapy : o/w
Emoliency & cleansing : w/o
 CREAM TIPE W/O

EMULGATOR : adeps lanae, wool alcohols,

a fatty acid ester of sorbitan
(Span),calcium salt of fatty
acid (Sabun-sabun polivalen:
Ca palmitat)

Lebih disukai daripada ointment :

- lebih mudah terdispersi
- kurang lengket
Contoh formula :

OILY CREAM BP

- wool fat 16
- stearyl alcohol 16
- isopropyl mirystate 16
- cetrimide 0.04
- water to 100
 TYPE : O/W (ex. vanishing cream)

- Pada penggunaan tidak tampak/ tdk berbekas

- Non occlusive
- Dapat diencerkan oleh air
- Washable

EMULGATOR : -camp. surfactant/fatty amphiphile

alkohol rantai panjang, C 14 - 18
e.q. cetostearyl alcohol,
fatty acid (dlm kosmetik)

Surfactant (anionic) : e.q. Na-lauryl sulfate

(cationic) : e.q. cetrimide
(nonionic) : e.q. cetomacrogol, tween
CAMPURAN EMULGATOR BERTUJUAN

• UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS EMULSI

DENGAN TERBENTUKNYA  KOMPLEKS

• SURFAKTAN TUNGGAL  EMULSI CAIR

• PERBANDINGAN SURFAKTAN – FATTY ALCOHOL
YG TEPAT MENGHASILKAN KONSISTENSI YANG BAIK
(UMUMNYA 1 : 4 sampai 1 : 9)
PENGGUNAANNYA DALAM SEDIAAN ± 16 %

CONTOH KOMBINASI EMULGATOR :

• Na lauryl sulfat – cetostearyl alcohol
• cetrimide - cetostearyl alcohol
• cetomacrogol 1000 - cetostearyl alcohol
Pada pemakaian CREAM O/W :

• Fase luar (air) menguap

• Peningkatan konsentrasi pada lapisan film
• Gradien konsentrasi meningkat
• Absorpsi perkutan meningkat
• Lipid dan moisturizer dapat tersimpan pada stratum
corneum  sehingga mampu menghidrasi
jaringan

• Untuk meminimalkan pengendapan obat dan

untuk meningkatkan bioavailabilitas obat +
propylene glycol.
HLB BUTUH (RHLB)
 RHLB atau HLB butuh adalah HLB spesifik yang
dibutuhkan untuk membentuk emulsi.
 Contoh penentuan HLB butuh untuk emulsi O/w
Bahan JUMLAH HLB BUTUH
1. Beeswax 15 gram 9
2. Lanolin 10 gram 12
3. Parafin wax 20 gram 10
4. Cetyl alcohol 5 gram 15
5. Emulsifier 2 gram
6. Pewarna qs
7. Air sampai 100 gram
 Jumlahkan seluruh HLB butuh dari fase minyak

Beeswax 15/50 X 9 = 2,70

Lanolin 10 /50 X 12 = 2,40
Parafin wax 20/50 X 10 = 4,00
Cetyl alcohol 5 /50 X 15 = 1,50

Total HLB butuh = 10,60

 Sebagai emulsifying digunakan Tween 80 (HLB

15) dan Span 80 (HLB 4,3)
Contoh formula :

Vanishing cream :

• Strearic acid
• Cetyl alcohol
• Span 80
• Tween 80
• Methyl paraben
• Prophyl paraben
• Water
 PROSES:
• Pencampuran
• Penambahan emulgator cream
• Metode pembentukan
Parameter Kritis:
• Kecepatan penambahan
• Kecepatan pengadukan
• Temperatur masing-masing fase 70 °C 
pendinginan 25 °C
• Variasi tahap pemanasan(5 – 10°C) diatas suhu lebur
bahan yang tertinggi.
• Kecepatan pendinginan setelah pencampuran 
droplet size, viskositas dan stabilitas.
NOTE :

• Jangan dipanaskan terlalu tinggi 

degradasi komponen antara lain terjadinya:
• hidrolisa emulgator
• dekomposisi pengawet
• perubahan warna sabun amina( TEA
stearate)
PEMBUATAN SEDIAAN:

CREAM O/W
• Penambahan fase dalam ke fase luar atau
• Fase luar ditambahkan ke fase dalam (Sistem
Inverse)
e.q. O/W cream;
- Fase air ditambahkan ke fase minyak  w/o
- penambahan air dalam jumlah banyak 
terjadi pembalikan/inversi menjadi o/w (
ukuran droplet <)
Is often difficult in commercial production
• W/O CREAM

• Bahan lipofilik  dilarutkan OR

didispersikan pada fase minyak
• Bahan yang tercampur dengan air atau larut air
 ditambahkan dalam fase air

• Fase dalam (air) dimasukkan ke fase minyak(oil) PHASE

OR
• Tehnik Inversi
 PASTA

Salep YANG MENGANDUNG jumlah bahan

serbuk yang tinggi ( ± 50%)
• ZnO, Starch, calcium carbonate, salicylic acid

Tujuannya adalah untuk:

- Penyerapan eksudat kulit

- Tabir surya
 OINTMENT:
• GREASY
• ANHYDROUS
MEDICAMENT  DISSOLVED OR DISPERSED

KLASIFIKASI BASIS :
• HYDROCARBON BASES
• FATS & FIXED OIL BASES
• SILICONES
• ABSORPTION BASES
• EMULSIFYING BASES
• WATER-SOLUBLE BASES
sterilizing and antipruritic ointment
 FAPG BASES

FATTY ALCOHOL – PROPYLENE GLYCOL

• stearyl alcohol – propylene glycol
• stearyl alcohol – propylene glycol – polyethylene
glycol – glycerol

SMOOTH, WHITE, SOFT, NONAQUEOUS HYDROPHYLIC

SEMISOLID, SLIGHTLY PEARLY SHEEN

BANYAK DIGUNAKAN SBG BASIS UNTUK STEROID

(fluocinomide)
PROBLEM MANUFACTURE FAPG - BASES:

• OVERHEATED  PERUBAHAN STRUKTUR

MATRIKS

DARI FLUCULATED SUSPENSION

 POLYHEDRAL CRYSTALS
BAHAN TAMBAHAN

 Preservative
 Antioxidant
 Enhancers

• Fragrance

• Colorant
PENGAWET PADA SEDIAAN TOPIKAL

SEDIAAN HARUS BEBAS DARI:

1. Pseudomonas aeruginosa
2. Salmonella spp.
3. Escherichia coli
4. Staphylococcus auereus
5. Candida albicans
6. Aspergillus niger
PENAWET PADA SEDIAAN TOPIKAL:

TYPE EXAMPLES CONSENTRATION (%)

alcohol ethyl, isopropyl, 70

chlorbutamol, benzyl
p-chlorphenyl propane-
diol, -phenoxy ethyl,
bromo-nitropropanediol
(Bromopol)

Acids benzoic, dehydroacetic, 0,1 – 0,2

propionic, sorbic, cinnamic

Essential anethol, citronellol, 0,001 – 0,002

Oils eugenol, vanillate
TYPE EXAMPLES CONSENTRATION
(%)

Mercurial phenylmercuric
acetate, borate, nitrate,
Thimerosal (Thiomersol)

Phenols phenol,cresol,thymol,
halogenated deriv. (e.q. 0,1 – 0,2
p-chloro-m-cresol)

p-Hydroxy methyl, ethyl, propyl,

benzoates butyl (Parabens) 0,01 – 0,5

Quarternary benzalconium chloride,

Ammonium cetyl-pyridium chloride, 0,002 – 0,01
compounds cetrimide
TYPE EXAMPLES CONSENTRATION
(%)

Formalde- formaldehyde, dime-

hyde/formalde thylol dimethylhydan-
hyde donors toin, Dowecil 200

Others Trichlorodihydroxy-
diphenyl ether,
chlorhexidine gluconate
(Hibitane), chloroform,
imidazolidyl urea
(Germall 115), sugars,
sulfites
RANCIDITY AND ANTIOXIDANTS

THREE MAIN GROUP OF ANTIOXIDANTS:

1. TRUE ANTIOXIDANTS (ANTIOXYGENS)

2. REDUCING AGENTS
3. ANTIOXIDANT SYNERGISTS
SOME EXAMPLE OF ANTIOXIDANTS:

Phenolic type : Organic acids, alcohols, esters:

BHA ascorbic, citric, malic acid,
BHT sorbitol, glycerol, propylene
NDGA glycol, ascorbyl palmitate

Quinone type : Amine type :

Hydroquinone, Ethanolamine, Lecithin,
Hydroxycoumarins, Cephalin, Plant and animal
Tocopherol phosphatides

Sulfur compounds : Inorganic acids/ salt :

Thiodipropionic acid Phosphoric acid and salt
(dilauryl, distearyl ester) Phosphorous acid and salt
Sulfites, bisulfites
Dithiocarbamates
ANTIOXIDANT AND THEIR SYNERGISTS
ANTIOXIDANTS CONSENT. SYNERGISTS

BHA 0,005 – 0,01 citric & phosphoric

acids, lecithin,
BHT and NDGA

BHT 0,01 citric & phosphoric

acids up to double
the weight of
BHT and BHA

Propyl gallate 0,005 – 0,15 citric & phosphoric acids

- Tocopherols 0,01 – 0,1 citric & phosphoric acids

ANTIOXIDANTS CONSENT. SYNERGISTS

NDGA 0,001 – 0,01 Ascorbic, phosphoric,

citric acids ( 25,5 %
NDGA content) and
BHA

Hydroquinone 0,05 – 0,1 Lecithin, citric acid and

phosphoric acid, BHA,
BHT
ANTIOXIDAN YANG IDEAL

1. Efektif pada konsentrasi rendah

2. Non toxic, nonirritant dan non sensitisasi
3. Produk dekomposisi harus tidak beracun,
nonirritant dan non sensitisasi.
4. Tidak berbau dan tidak harus memberikan
warna pada produk
5. Stabil dan efektif pada rentang pH yang
luas
6. Netral - tidak harus bereaksi secara
kimiawi dengan bahan lainnya
7. Nonvolatile
ENHANCERS USED IN DERMATOLOGICAL

COULD TEMPORARILY DIMINISH THE IMPERMEABILITY

OF THE SKIN

1. DIMETHYL SULFOXIDE (DMSO)

2. N,N-DIMETHYL ACETAMIDE (DMAC)
3. N,N-DIMETHYL FORMAMIDE (DMF)
4. 2-PYRROLIDONE
5. 1-METHYL-2-PYRROLIDONE
6. 5-METHYL-2-PYRROLIDONE
7. 1,5-DIMETHYL-2-PYRROLIDONE
8. 1-ETHYL-2-PYRROLIDONE
9. 2-PYRROLIDONE-5-CARBOXYLIC ACID
 NONTHERAPEUTIC INGREDIENT
OF DERMATOLOGIGAL FORMULATIONS
KEY TO FORMULATION FUCTIONS / PRINCIPAL
FUCTIONS
1. Hydrophobic (lipid) vehicle (Barry, 326 – 329)
2. Water-miscible vehicle, co solvent
3. Structural matrix agent
(3a) hydrophobic (3b) hydrophilic
(3c) oil-in-water self-bodied cream
(3d) carbopol gel
4. Suspending, jelling or consistency promoting agent
5. Water – in – oil emulsifier 6. oil – in – water emulsifier
7. Preservative 8. Buffer 9. Humectants
10. Antioxidant 11. Sequestering antioxidant
12. Enhancer 13. Skin moisturizer (13a) by occlusive
(13b) specific action 14. Drying, protective, lubricant
PRINSIP PEMBUATAN :

 Fase minyak saja atau dgn fase air

 Penyamaan bentuk  cair (bila perlu
dengan pemanasan)
 Pencampuran dengan pengadukan (bila
perlu dengan pemanasan)
 Bila dengan pemanasan  diaduk sampai
dingin
 SCALE – UP :

LABORATORY BENCH to MANUFACTURING PLANT

• SIZE OF THE PRODUCT BATCH

• KIND OF PROCESSING EQUIPMENT
• ITS EFFISIENCY
• BENCH SCALE EXP. (lab)  1 – 5 kg of formulation
• PILOT PLANT  10 – 100 kg

• economic reasons
• new product is similar to one with established process
• acceptable if processing of is monitored and the
product is evaluation

• PRODUCTION FACILITIES  1000 kg or more

CONTOH ALAT - ALAT
SCRAPED - ANCHOR
KRITERIA FISIKOKIMIA SEDIAAN TOPIKAL

1. Stabilitas bahan aktif

2. Stabilitas bahan tambahan
3. Sifat-konsistensi reologi, extrudability
4. Hilangnya air dan komponen volatile
5. Tahap perubahan-homogenitas / pemisahan fase,
bleeding.
6. Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel
pada pendispers.
7. pH
8. Kontaminasi partikel
COSMETIC OR ESTHETIC CRITERIA
FOR DERMATOLOGICAL FORMULATIONS

1. VISUAL APPEARANCE OF PRODUCT

2. ODOR; (a) DEVELOPMENT OF PUNGENT ODOR
(b) LOSS OF FRAGRANCE
3. SAMPLING CHARACTERISTICS OF PRODUCT,
e.q. : EASE OF REMUVAL FROM CONTAINER
4. APPLICATION PROPERTIES ;
(a) hard, (b)spread easily or with difficulty ,
(c) softens when applied ,
(d) creamy, watery (e.q. runs off skin), adheres, viscous,
(e) sticky, tacky, oily ,(f) pasty, lumpy, gritty, smooth,
powdery, (g) forms coherent film
5. RESIDUAL IMPRESSION AFTER APPLICATION :
(a) oily, greasy, or sticky residue on treatment area,
(b) appearance of treatment area (e.q. dull, shiny, matt),
(c) irritation, (d) odor on skin, (e) ease of removal of
residue
EVALUASI

1. Organoleptis : tekstur, bau, warna

2. Type emulsi  krim
3. pH
4. Viskositas
5. Daya sebar
6. Aseptabilitas : pada penggunaan