Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ALOE VERA
DISUSUN OLEH:
BENI LATIN
BELLA MONICA
FERREZI INDAH NURLEMAN
Sabun adalah garam logam akali (biasanya garam natrium) dari asam lemak.
Sabun dihasilkan oleh poses safonifikasi,yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan
gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah
NaOH dan KOH. Asam lemak yang beikatan dengan atau kalium inilah yang kemudian
dinamakan sabun.
Lidah buaya (Aloe Vera) merupakan tanaman yang telah lama dikenal di
Indonesia karena kegunaannya sebagai tanaman obat untuk aneka penyakit. Lidah buaya
adalah salah satu tanaman yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan kulit yang memiliki
beberapa keuntungan, diantaranya berguna untuk regenerasi sel kulit, antioksidan, dan
antiseptik. Belakangan tanaman ini menjadi semakin populer karena manfaatnya yang
semakin luas diketahui yakni sebagai sumber penghasil bahan baku untuk aneka produk
dari industri makanan, farmasi, dan kosmetik serta sabun mandi.
Sabun mandi cair memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan sabun mandi
batang karena sabun batang mudah jatuh. atau terendam karena licin ketika digunakan
atau ditempatkan sehingga menyebabkan sabun menjadi kotor atau rusak. Selain itu
proses pembuatannya yang relatif lebih mudah dan biaya produksinya relatif lebih murah
dibandingkan proses pembuatan sabun mandi batang. Sabun mandi cair juga mudah
digunakan, dibawa dan disimpan, tidak mudah rusak atau kotor, dan penampilan kemasan
yang eksklusif.
Beberapa ahli menduga bahwa daerah asal lidah buaya adalah Afrika, terutama
Mediterania, kemudian menyebar ke Arab, India, Eropa, Asia Timur, dan Asia Tenggara,
termasuk Indonesia. Pendapat lain menjelaskan bahwa lidah buaya berasal dari
Bombay yang kemudian menyebar ke seluruh pelosok dunia (Sudarto, 1997).
Tanaman lidah buaya (Aloe vera) lebih dikenal sebagai tanaman hias dan banyak
digunakan sebagai bahan dasar obat- obatan dan kosmetika, baik secara langsung
dalam keadaan segar atau diolah oleh perusahaan dan dipadukan dengan bahan-bahan
yang lain. Hal ini disebabkan lidah buaya mengandung saponin, flavonoid, terpenoid,
tanin, dan antrakuinon (Kumar et al., 2012). Tanaman lidah buaya termasuk keluarga
liliaceae yang memiliki sekitar 200 spesies.
Klasifikasi :
a. Kingdom : Plantae
b. Divisi : Angiospermae
c. Kelas : Monocotyledoneae
d. Suku : Liliaceae
e. Bangsa : Liliales
f. Marga : Aloe
g. Jenis : Aloe vera
BAB III
METODIOLOGI
BAB III
METODELOGI
3.2 Data Formulasi
4. Asam Stearat
Pemerian :Kristalin berwarna putih atau kuning.
Kelarutan : Mudah larut dalam benzene, karbontetra klorida, kloroform,eter,
etanol heksan, dan propilen, glikol,praktis tidak larut dalam air.
Kegunaan :Emulsifying agent, solubilizing agent.
Konsentrasi : digunakan sebagai emulsifying agent adalah 1 –20%.
Stabilitas : Zat stabil, harus disimpan di tempat tertutup
8. AQUA
Rumus molekul : H2O
Bobot molekul : 18,02gram/mol
Titik didih : 100°C
Kelarutan :Bercampur dengan banyak pelarut polar.
Kegunaan : Pelarut
3.3 Metode Penelitian
a) Pembuatan ekstrak lidah buaya
Limbah kulit daun lidah buaya dibersihkan dari daging daun (gel) yang
masih menempel
dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah itu, dihaluskan dengan cara
di-blender
diayak dan dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Maserasi
dilakukan selama tujuh hari.
pelarut diuapkan menggunakan evaporator, dan didapatkan ekstrak
kental.
Formula yang kami gunaka adalah aloe vera sebagai zat aktif yang berhasiat untuk
regenerasi sel kulit, antioksidan, dan antiseptic. Minyak zaitun sebagai asam lemak. KOH
sebagai basa/alkali. CMC sebagai emulsifying agent. Asam stearate sebagai sequestering
agent. Gliserin sebagai humektan. SLS sebagai surfaktan(Foaming agent). BHT sebagai
antioksidan sintetik. Aquadest sebagai pelarut.
Daftar Isi :
BAB I Pendahuluan
1.1 latar belakang
1.2 rumusan masalah
1.3 tuluan penelitian
BAB IV Kesimpulan