DISUSUN OLEH:
Nama Kelompok
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan anugerah serta rahmat dan
karunia-Nya sehingga proses dalam pembuatan makalah yang berjudul “Formulasi dan Evaluasi
Sabun Cair Antiseptik Daging Buah Pepaya (Carica papaya L)” berjalan dengan lancar dan selesai
tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis berkaitan dengan tugas mata kuliah Kosmetika Herbal.
Makalah ini merupakan hasil kerja sama teman-teman dari kelompok enam yang telah
meluangkan waktu dan kesediannya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas saran dari masing-
masing anggota kelompok enam, makalah yang merupakan tugas dari mata kuliah Kosmetika
Herbal ini dapat terselesaikan.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik yang konstruktif agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan juga memberikan inpirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang…………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…..…………………………………………………… 2
1.3 Tujuan …………………………………………………………… 3
1.4 Manfaat …………………………………………………………… 3
BAB IV : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyakit bawaan pangan (foodborne disease) merupakan salah satu penyebab masalah
kesehatan bagi masyarakat, baik di negara maju maupun di negara berkembang (WHO, 2007).
Penyakit bawaan pangan adalah penyakit yang ditimbulkan akibat konsumsi pangan yang telah
terkontaminasi mikroba patogen, mikroba pembusuk, virus, parasit atau bahan kimia (WHO
2003). The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa kasus-kasus
penyakit bawaan pangan yang terjadi di Amerika pada tahun 2015 menyebabkan sebanyak
15.202 orang sakit dan 15 orang meninggal dunia (CDC, 2015). Menurut data Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOMRI, 2016), jumlah kasus penyakit bawaan
pangan yang terjadi di Indonesia pada tahun 2015 dilaporkan sebanyak 2.251 kasus orang sakit
dan 3 kasus orang meninggal dunia.
Pekerja pangan merupakan salah satu sumber yang berpotensi menyebabkan patogen
masuk ke dalam pangan. Kontak tangan pekerja dengan pangan merupakan kontak yang paling
sering terjadi. Menurut Guezwich dan Ross (1999), dari 75 kasus penyakit bawaan pangan
akibat kontaminasi silang dari pekerja pangan yang terjadi di Amerika, sebanyak 34 kasus
terjadi akibat cemaran patogen dari tangan pekerja.
Salah satu metode untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mencuci
tangan,mencegah dan meminimalisir kontak tangan kosong pekerja. Mencuci tangan dengan
benar secara signifikan dapat mengurangi transmisi patogen dari tangan ke pangan (Michaels
et al. 2004). Penggunaan klorin untuk proses mencuci tangan pekerja
sudah cukup sering digunakan di industri pangan (Suryawati, 2004). Menurut
Marriott (1999), kelebihan dari klorin sehingga sering digunakan di industry pangan adalah
karena senyawa klorin mampu bereaksi dengan cepat terhadap bakteri Gram-positif dan Gram
negatif, serta harganya relatif lebih murah. Akan tetapi, kekurangan dari penggunaan klorin
jika digunakan secara terus-menerus dapat menyebabkan iritasi pada kulit (Snyder, 2004).
Oleh sebab itu, perlu dieksplorasi alternatif lain sebagai pengganti klorin untuk proses mencuci
tangan pekerja di industri pangan. Penyediaan sabun cuci tangan dengan memanfaatkan bahan
alam sebagai bahan aktif yang memiliki aktivitas baik sebagai bakteriostatik (menghambat
pertumbuhan bakteri) maupun bakterisid (membunuh bakteri) masih belum banyak
dikembangkan.
Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk membuat sediaan sabun pencuci
tangan adalah pepaya. Pepaya merupakan tanaman yang banyak dan mudah ditemukan di
Indonesia. Bagian dari tanaman papaya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama
pembuatan sabun cair yaitu daging buahnya. Buah papaya matang mengandung protein,
karbohidrat, beta karoten, vitamin A, vitamin E, niacin dan air. Pepaya kaya akan zat besi dan
kalsium; sumber vitamin A, B dan C (asam askorbat) yang sangat baik. Ekstrak dan jus buah
pepaya mengandung alkaloid, glikosida, flavonoid, karbohidrat, saponin, terpenoid, steroid,
dan tanin (Vij dan Prashar, 2015).
Beberapa manfaat buah papaya sebagai kosmetik seperti mengatasi jerawat dan kerutan,
zat pemutih yang baik, bahan penting dalam pembuatan sabun mandi, sabun cuci tangan,
deterjen, membantu menghilangkan sel-sel kulit mati , dan mencerahkan warna kulit (Vij dan
Prashar, 2015). Buah papaya juga memiliki aktivitas antimikroba pada bakteri S. aureus,
Bacillus cereus, E. coli, P. aeruginosa, dan Shigella flexneri (Emeruwa, 1982). Pada penelitian
lain disebutkan bahwa ekstrak etanol buah papaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Bacillus subtilis (c = 2,5 mg/ml), Bacillus cereus (c = 0,5 mg/ml), Proteus vulgaricus (c= 1
mg/ml), Pseudomonas aeruginosa (c= 0,5 mg/ml), dan pada jamur C. lypolitica (c= 0,5 mg/ml)
(Mohamed dkk., 1994).
Berdasarkan uraian di atas, maka buah papaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan sabun cuci tangan antiseptik. Sabun cuci tangan dapat berupa sediaan losio atau
gel, losio dapat berupa emulsi maupun larutan. Sabun cuci tangan yang berupa larutan lebih
disukai karena penampilannya yang lebih menarik serta lebih mudah dalam proses
pembuatannya. Selain itu, jika dibandingkan dengan sabun yang berbentuk padatan maka
sabun cair lebih higienis jika digunakan untuk mencuci tangan karena sabun batangan lebih
banyak berkontak langsung dengan udara luar dan tangan pengguna. Dengan demikian, tujuan
dari penelitian ini yaitu memformulasi dan mengevaluasi sediaan sabun cair antiseptik daging
buah papaya.
Bagaimana formulasi dan evaluasi sabun cair antiseptik daging buah pepaya?
1.3 Tujuan
Untuk menentukan formula dan evaluasi sabun cair antiseptik daging buah pepaya.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian adalah menghasilkan produk sabun cair antiseptik dari daging buah
pepaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Taksonomi Pepaya
Tanaman pepaya merupakan semak berbentuk pohon dengan batang yang lurus, bulat
silindris, diatas bercabang atau tidak, sebelah dalam serupa spons dan berongga, di luar
terdapat tanda bekas daun yang banyak, tinggi 2,5-10 m. Daun berjejal pada ujung batang dan
ujung cabang; tangkai daun bulat silindris, berongga, panjang 25-100 cm; halaian daun bulat
telur bulat, bertulang daun menjari, bercangap menjari berbagi menjari, ujung runcing dan
pangkal berbentuk jantung, garis tengah 25-75 cm, taju selalu berlekuk menyirip tidak
beraturan. Bunga hampir selalu berkelamin 1 dan berumah 2, tetapi kebanyakan dengan
beberapa bunga berkelamin 2 pada karangan bunga yang jantan. Bunga jantan pada tandan
yang serupa malai dan bertangkai panjang, kelopak sangat kecil; mahkota berbentuk terompet,
putih kekuningan, dengan tepi yang bertaju 5 dan tabung yang panjang, langsing, taju berputar
dalam kuncup; kepala sari bertangkai pendek dan duduk. Bunga betina kebanyakan berdiri
sendiri; daun mahkota lepas atau hampir lepas, putih kekuningan; bakal buah beruang 1;
kepala putik 5, duduk. Buah buni bulat telur memanjang atau bentuk “peer” (seperti bohlam
lampu), berdaging dan berisi cairan; biji banyak, dibungkus dengan selaput yang berisi cairan,
didalamnya berduri tempel dan berjerawat (Steenis, 2005).
BAB III
ISI
PENUTUP
Kesimpulan
Sabun cair adalah bahan reaksi saponifikasi yang menggunakan minyak dan lemak yang
mempunyai kandungan asam oleat tinggi dan perbandingan yang tajam dari kalium, digunakan
dalam kombinasi dengan soda kausatik untuk memproduksi cairan yang secara normal warnanya
agak gelap dan memunyai bau yang kuat. Pada penelitian ini bahan-bahan yang digunakan dalam
membuat sabun cair ini diantaranya daging buah, Pepaya, KOH, Gliserin, Minyak Kelapa, BHT,
HPMC, Asam stearate, Microcare®, dan Aquadest. Evaluasi yang dilakukan pada formulasi
tersebut Uji Organoleptik, Uji pH, Tinggi busa, Bobot jenis, Uji Hedonik dan Uji aktivitas
antibakteri sabun cair.
DAFTAR PUSTAKA
[WHO] World Health Organization. 2003. The present state of foodborne disease
in OECD Countries. Geneva: WHO.
[WHO] World Health Organization. 2007. Food safety and foodborne illness.
Geneva: WHO.
Krisnha, K.I., Paridhavi, M., dan Patel., J.A. 2008. Review on nutritional, medicinal and
pharmacological properties of Papaya (Carica papaya Linn.). Natural Product
Radiance., 7(4).
Mulyono, Lienny Meriyuki. 2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya
(Carica papaya L) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya., 2(2).
Mohamed, S., Z Hassan, N. A. Hamid. 1994. Antimicrobial Activity of some Tropical Fruit
Wastes (Guava, Starfruit, Banana, Papaya, Passionfruit, Langsat, Duku, Rambutan and
Rambai). PertanikaJ. Trap. Agric. Sci. 17(3): 219-227.
Marriott NG. 1999. Principle of Food Sanitation. 4th ed. Maryland (USA): Aspen
Publisher Inc.
Snyder OP. 2004. A “Safe Hands” hand wash program for retail food operation.
Hospitality Institute of Technology and Management, Minnesota. [terhubung
berkala]. http://www.hi-tm.com/Documents/Safehands.pdf
Suryawati RW. 2004. Penggunaan Klorin 20 ppm dan Alkohol 70% sebagai
Sanitaiser dalam Proses Cuci Tangan Untuk Pengendalian Jumlah
Staphylococcus aureus dan Koliform pada Tangan. [Tesis]. Bogor (ID): IPB.
Sari, S.A. Muhammad, F. Nurul, A.F. dan Riska,I. 2019. Studi Pembuatan Sabun Cair dari
Daging Buah Pepaya (Analisis Pengaruh Kadar Kalium Hidroksida terhadap Kualitas
Sabun. Talenta Publisher:2(1).61-65.
Steenis. 2005. Buah Pepaya (Carica papaya). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Rowe,R.C. Paul, J.S dan Marian, E.Q. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed.
The Parmaceutical Press. London
Vij, T dan Prashar, Y. 2015. A review on medicinal properties of Carica papaya Linn. Asian
Pac J Trop Dis; 5(1): 1-6.
Yulianti, R., Damas, A.N. dan Lusi, N. 2015. Formulasi Sediaan Sabun Mandi Cair Ekstrak
Daun Kumis Kucing (orthophon aristatus (BI) Miq.). Kartika-Jurnal Imiah Farmasi
:3(2).1-11.
Yogiraj, V., Pradeep K.G., Chetan S.C., Anju G., dan Bhupendra V. 2014. Carica papaya
Linn: An Overview. International Journal of Herbal Medicine., 2(5).