D1B121350
FAKUTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2022
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan mulut yaitu satu hal yang penting bagi manusia untuk pergaulan
dalam kehidupan sehari-hari, antara lain yaitu bau mulut yang diakibatkan oleh
akan mudah menebal pada permukaan gigi. Biofilm ini adalah lapisan lendir yang
terdiri dari jutaan sel bakteri, air liur, dan sisa-sisa makanan (Egi M, et. al.,
2018).
Jenis bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi yaitu
Penyakit gigi serta mulut khususnya plak gigi kerap tidak dipedulikan oleh
warga serta pemerintah karena tidak sering membahayakan jiwa. Oleh karena itu,
efektif karena mampu menjangkau area yang sulit dibersihkan dengan sikat gigi
dan dapat merusak plak gigi. Mouthwash yaitu larutan yang digunakan untuk
1
2
dapat membunuh bakteri penyebab plak, menghilangkan bau tidak sedap dan juga
sebagai obat-obatan. Sejak zaman dahulu sampai dengan sekarang, telah banyak
yang menggunakan tanaman yang diturunkan oleh nenek moyang mereka untuk
namun masih banyak yang belum menyadari bahwa disekitar kita terdapat
2018).
berasal dari bahan kimia ataupun dari bahan alami. Dalam hal ini masyarakat
bahan alam menjadi sorotan terkenal. Salah satu bahan alami yang dapat
digunakan sebagai bahan aktif dari mouthwash yaitu kulit buah salak (Anastasia,
Salak adalah salah satu tanaman dari Indonesia yang memiliki khasiat
untuk penyembuhan. Bagian dari tanaman salak yang berkhasiat sebagai obat
yaitu kulit buahnya. Kulit buah salak ini merupakan limbah yang sudah tidak
digunakan, akan tetapi kulit buahnya mengandung nilai gizi seperti protein,
karbohidrat, air dan juga rendah lemak. Kulit buah salak juga memiliki efek
antibakteri. Hasil dan uji fitokimia menunjukkan, kulit dan daging dari buah salak
ini terdapat kandungan senyawa alkaloid, tanin dan flavonoid didalamnya (Shabir,
kulit buah salak dengan konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20% menunjukkan
mutans dan termasuk dalam kategori penghambatan kuat (Shabir, et. al., 2018).
Kulit buah salak memiliki manfaat yang besar untuk menghambat dan
sediaan mouthwash belum ada yang dimana tujuannya yaitu untuk menghambat
dan membunuh mikroba penyebab bau mulut serta menjaga kesegaran nafas.
mouthwash juga bisa menjangkau sela gigi yang tidak dapat dibersihkan hanya
formulasi ekstrak kulit buah salak (Salacca zalacca) dalam bentuk sediaan
Streptococcus mutans.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak dari kulit buah salak (Salacca zalacca) dapat diformulasikan
2. Apakah sediaan ekstrak dari kulit buah salak (Salacca zalacca) memiliki
C. Tujuan Penelitian
secara fisik dan kimia sediaan mouthwash ekstrak kulit buah salak (Salacca
zalacca).
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
(Darmawati, 2019) :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Principes
Familia : Palmae
Genus : Salacca
Salak adalah jenis palma yang bisa dimakan buahnya. Tumbuhan ini
memiliki akar serabut, seolah tidak berbatang, serta tampak rendah dan tegak.
dan pelepah daun. Karena bentuk susunannya roset, maka batangnya sangat
pendek. Bentuk dasar daunnya yaitu lanset. Penyebaran duri tidak merata dan
5
6
bagian tangkainya lebih kecil dari pangkal tangkainya (Nugroho, et. al.,
2020).
Tandan buah salak tumbuh dan terletak di antara pelepah dan batang
tersusun seperti genteng dengan warna berbeda. Dari segi rasa, buah salak
memiliki rasa sepat yang jelas, tetapi ada beberapa jenis salak memiliki rasa
yang manis. Biji dari salak yang masih muda berwarna pucat dan teksturnya
lunak, dan biji salak dewasa berwarna kuning sampai hitam dan bertekstur
Kulit buah salak memiliki kegunan lain yaitu kulit buah salak tidak
hanya digunakan untuk obat antibakteri, tetapi kulit buah salak ini juga dapat
dimanfaatkan untuk obat diabetes. Kulit buah salak juga bisa dijadikan
minuman seperti teh yang berkhasiat sebagai antioksidan (Demasari, et. al.,
2018)
tersebut tidak sempurna sehingga dapat menyebabkan lisis pada sel dan
dalam sel bakteri dan kemudian akan merusak membran sel bakteri.
B. Ekstraksi
dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Nahor, et. al., 2020). Ekstraksi adalah
suatu metode untuk menghilangkan salah satu komponen campuran dari padatan
Tujuan dari ekstraksi yaitu untuk mengekstrak kandungan kimia dari bagian
tumbuhan maupun dari hewan. Pada sel tumbuhan, proses ekstraksi komponen
kimia adalah pelarut masuk ke dinding sel tumbuhan, kemudian masuk ke rongga
sel yang berisi kandungan kimia, dimana kandungan kimia tersebut kemudian
larut dalam pelarut di luar sel, dan konsentrat berdifusi ke sel. Selanjutnya, proses
ini berlanjut sampai konsentrasi dari kandungan kimia di dalam dan di luar sel
Adapun faktor yang bisa mempengaruhi laju dari ekstraksi adalah jenis
ekstraksi, preparasi sampel, waktu ekstraksi, jumlah sampel, suhu, dan jenis dari
a. Metode maserasi
akibat perbedaan tekanan di dalam dan di luar sel, dinding sel dan
waktu, dan jenis dari pelarut maserasi yang digunakan. Pemilihan suhu
b. Metode perkolasi
dihasilkan ekstrak (perkolat) yang setara dengan 1-5 kali bahan. Prinsip
dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, dan cairan penyari
akan melarutkan zat aktif dalam sel simplisia tempat sampel dijenuhkan.
tekanan penyari dari cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang
Metode ekstraksi dengan cara panas yaitu suatu metode yang pada
melarutkan zat aktif yang terdapat pada sel simplisia tersebut. Cara ini hanya
10
digunakan pada simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan dan
simplisia bertekstur keras yaitu kayu, kulit dan biji. Metode secara panas ini
a. Metode soxhletasi
kembali (Ariyanti, 2018). Ekstraksi soxhlet ini adalah cara yang umum
b. Metode refluks
masuk kembali ke dalam labu alas bulat yang berisi sampel tersebut
sehingga simplisia yang diekstraksi pada labu alas bulat akan terendam,
begitu seterusnya sampai 3 jam. Hasil yang diperoleh dari proses refluks
c. Metode infusa
waktu yang ditentukan (15-20 menit) pada suhu penangas air (alat
d. Metode dekoktasi
2018).
e. Metode digesti
Pada penelitian ini digunakan ekstrak kulit buah salak menggunakan metode
maserasi. Maserasi yaitu metode perendaman dalam pelarut yang sesuai untuk
senyawa aktif yang akan diekstraksi, pada pemanasan rendah atau tanpa
C. Mouthwash
1. Definisi mouthwash
dan mempunyai sifat terapeutik untuk mencegah plak gigi serta mengurangi
mampu menghilangkan bakteri yang terdapat di sela gigi yang sulit untuk
meredakan radang pada gusi, dan untuk mengurangi plak. American Dental
itu dilakukan setelah selesai menyikat gigi yaitu 2 kali dalam sehari (Ovie E,
2018).
mekanis maupun kimiawi. Efek mekanis yaitu pada saat berkumur terjadi
gerakan yang dinamis, dan untuk efek kimiawi yaitu berasal dari bahan aktif
2. Penggolongan mouthwash
pernapasan.
13
3. Komposisi mouthwash
b. Pelarut
alkohol ini yaitu untuk melarutkan suatu bahan aktif, bahan perasa
penyimpanan.
mouthwash tersebut.
mampu menjaga kandungan air yang terdapat pada sediaan. Fungsi dari
pengerasan.
e. Pemanis yaitu pemberi rasa untuk menutupi rasa pahit yang tidak
sodium sakarin.
14
f. Surfaktan.
2019).
a. Uji organoleptis
b. Pengukuran pH
2020).
c. Pengukuran viskositas
D. Antibakteri
1. Pengertian antibakteri
Antibiotik adalah metabolit yang dihasilkan atau dibentuk dari berbagai jenis
e. Tahan terhadap jaringan tertentu dalam tubuh dan cukup lama untuk
menjadi efektif
16
a. Bakteriosidal
bakteri tanpa menyebabkan lisis pada sel bakteri (Agustin, et. al., 2019).
b. Bakteriostatik
Dinding dari sel bakteri ini sangat penting untuk menjaga struktur
sel bakteri. Zat-zat yang bisa mempengaruhi bentuk dan struktur selnya
akan merusak dinding sel dan melarutkan dinding sel, dan mampu
dan metabolit yang dapat keluar dan masuk sel. Membran sel juga
(Sanjiv M, 2017).
Zat aktif dengan konsentrasi yang rendah dan memiliki daya hambat
antibakteri adalah :
Kingdom : Bakteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Basili
Ordo : Lactobacillales
Famili : streptococcaceae
Genus : Streptococcus
mikroba yang normal di dalam mulut bisa menjadi patogen, sehingga proses
F. Plak Gigi
Streptococcus mutans. Plak gigi ini terdiri dari endapan lunak tidak berwarna
yang dapat membentuk biofilm pada gusi, gigi, dan permukaan keras lainnya
air liur. Untuk meningkatkan kesehatan gigi, penting untuk mengontrol plak.
Metode kontrol plak kimiawi, mekanis, dan alami semuanya dapat membantu
a. Pembentukan pelikel
saat dibersihkan. Pelikel ini awalnya berupa lapisan tanpa bakteri. Lapisan
20
pelikel pada gigi tipis, tidak berwarna dan lembut. Fungsi utama dari
7 hari, jika plak tidak dihilangkan maka plak dapat terbentuk, dan dapat
3. Kontrol plak
kontrol plak. Kontrol plak yaitu penghilangan plak mikroba yang dilakukan
yang efektif yaitu dengan melakukan kontrol plak. Kontrol plak juga dikenal
sebagai tindakan untuk mencegah dan menghilangkan plak pada gigi serta
Kontrol plak dengan cara mekanis dilakukan dengan cara menyikat gigi,
melakukan perawatan pada dokter gigi. Dan untuk cara kimiawi yaitu dengan
individual atau tergantung dari orang yang melakukannya, maka pada area
kimia pengontrol plak merupakan cara lain untuk dapat menjaga kesehatan
mulut, terutama pada orang yang tidak bisa menyikat gigi secara efektif atau
G. Uraian Bahan
1. Pelarut
penyimpanan dan mengurangi titik beku saat formulasi. Pada penelitian ini
2. Humektan
senyawa lain yang sulit larut seluruhnya hanya dengan menggunakan pelarut
mouthwash ini memenuhi mutu fisik dan aktivitas antimikroba paling tinggi.
ekstrak daun sukun sebagai zat aktifnya didapatkan sediaan obat kumur yang
3. Pemanis
menutupi rasa pahit yang tidak diinginkan, dan memberikan rasa manis pada
4. Flavoring agent
Flavoring agent digunakan pada formulasi ini untuk memberi rasa sejuk
dan segar, dan menutupi rasa yang tidak enak dari komponen-komponen lain
H. Kerangka Teori
Menghambat
bakteri
I. Kerangka Konsep
Variabel Terkendali :
Aktivitas Antibakteri
Streptococcus mutans
25
J. Hipotesis
ekstrak kulit buah salak (Salacca zalacca) untuk meningkatkan daya hambat
K. Definisi Operasional
2. Kulit buah salak mempunyai kandungan seperti alkaloid, flavonoid dan tanin
efek sebagai antibakteri dan antiviral terhadap beberapa jenis virus. Tanin
antibakteri.
3. Ekstrak etanol kulit salak adalah ekstrak yang mengandung zat aktif sebagai
4. Sediaan mouthwash ekstrak kulit buah salak adalah sediaan yang dibuat dari
campuran ekstrak kulit buah salak, pemanis, humektan, dan penyegar rasa,
mutans.
mutans.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mengetahui formulasi dan uji aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah salak
Universitas Megarezky.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoklaf, ayakan, batang
pengaduk, blender, botol 100 ml, cawan petri, corong, erlenmeyer, gelas ukur,
gelas piala, incubator, jangka sorong, jarum ose, kertas perkamen, kertas indikator
pH universal, kapas steril, laminar air flow cabinet, lemari pendingin, mortir,
penangas air, pinset, pipet mikro, rotary evaporator, sendok tanduk, stamfer,
ekstrak kulit buah salak (Salacca zalacca), etanol 96%, gliserin, media Nutrient
Agar (NA), NaCl 0,9 %, paper disc, peppermint oil, dan sorbitol.
27
28
D. Prosedur Kerja
1. Pengolahan sampel
a. Pengambilan sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah salak.
b. Pengolahan simplisia
Kulit buah salak dicuci bersih terlebih dahulu dengan air mengalir
sorbitol, air suling dan peppermint oil. Jumlah untuk konsentrasi ekstrak kulit
buah salak yang digunakan yaitu sebesar 5%, 10%, 15%. Komposisi formula
Keterangan :
F2: Formula mouthwash dengan penambahan ekstrak kulit buah salak 10%
F3: Formula mouthwash dengan penambahan ekstrak kulit buah salak 15%
ditambahkan gliserin dan di gerus sampai larut. Setelah itu ditambah sorbitol
dan dimasukkan ke dalam mortir lalu digerus sampai homogen. Setelah itu
30
ditambahkan air suling ke dalam mortir secukupnya lalu di gerus hingga bisa
suling hingga 100 ml. Ditambahkan peppermint oil ke dalam botol dan tutup
a. Uji organoleptis
b. Uji pH
yang terdapat pada kertas pH, sesuai dengan pH mulut netral yaitu 5-6.
ditimbang (A g). Kemudian diisi dengan air dan ditimbang kembali (A1
(Annisa, 2020) :
𝐴2−𝐴
Bobot jenis (ρ) = x massa jenis air (g/ml).
𝐴1−𝐴
31
d. Uji transparan
juga mouthwash yang pekat dan harus diencerkan terlebih dahulu, uji
e. Uji viskositas
d. Cycling test
a. Sterilisasi
b. Pembuatan media NA
larut. Lalu disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121˚C.
autoklaf dengan suhu 121˚C selama 15 menit, dan disimpan pada suhu
ruang dan media di letakkan dengan posisi miring hingga media tersebut
(peremajaan bakteri).
menggunakan jarum ose. Setelah itu diinkubasi pada suhu 37˚C selama
24 jam.
33
positif (Obat kumur komersial) pada cawan petri yang berisi medium NA
cawan petri diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C. Setelah itu diukur
sorong.
E. Analisis Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dari hasil penelitian, yaitu
dengan cara mengukur zona hambat yang terbentuk, dan diukur dengan
menggunakan jangka sorong (mm) dan data yang terkumpul kemudian diuji
34
statistik menggunakan dengan uji one way ANOVA. Hasil pengukuran zona
Agustin, Azlinda Mitha. (2019). “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Buah
Dan Daun Tin (Ficus Carica L.) Terhadap Bakteri Patogen Streptococcus
Pneumoniae [Skripsi].” Uin Sunan Ampel Surabaya: 27–28.
Dalen Sari. (2018). “Efektivitas Obat Kumur Ekstrak Buah Mengkudu ( Morinda
Citrifolia ) 5 % Terhadap Penurunan Akumulasi Plak Pada Mahasiswa
Fkg Usu Angkatan 2016.”
Demasari, Annisa Puspita. (2018). “Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Salak Pondoh
(Salacca Zalacca) Sebagai Antimikroba Terhadap Pseudomonas
Aeruginosa Secara In Vitro.”
35
36
Dian Kartika. (2018). "Uji Potensi Ekstrak Etanol Kulit Salak Pondoh(Salacca
Zalacca) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Klebsiella
Pneumoniae". Fakultas Kedokteran. Malang.
Egi Marcella, Georgius Soetjipto Soegiharto, And Endang Evacuasiany. (2019).
“Efek Berkumur Sari Buah Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Terhadap
Indeks Plak Gigi.” Sonde (Sound Of Dentistry) 3(2): 70–84.
Kono, Sari R, Paulina V Y Yamlean, And Sri Sudewi. (2018). “Formulasi Sediaan
Obat Kumur Herba Patikan Kebo (Euphorbia Hirta) Dan Uji Antibakteri
Prophyromonas Gingivalis.” Pharmacon 7(1): 37–46.
Mona Oktarisma. (2018). "Potensi Antibakteri Ekstrak Wedelia Biflora (L) Dc.
Terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans". Sekolah Tinggi
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (Stkip) Pgri Sumatera Barat. Padang.
Skripsi. 1-60.
Nugroho, Yuni Agung, And Elik Murni Ningtias Ningsih. (2020). “Hubungan
Morfologi Vegetatif Dan Generatif Salak Pondoh (Salacca Zalacca ) Di
Sentra Salak Pondoh Kabupaten Malang.” Agrika 14(2): 172.
Ovie Endang Saputri. (2018). “Pemakaian Obat Kumur Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi, Fakultas Teknik Dan Fakultas Ilmu Budaya Di
Universitas Sumatera Utara.” Skripsi: 1–41.
Pane, M. (2019). “Formulasi Sediaan Obat Kumur Ekstrak Teh Hijau (Camellia
Sinensis (L.) Kuntze).” Univ Sumatera Utara: 1.
Puspaningrat, Luh Putu Desy Et Al. (2019). “Isolasi Etil P- Metoksisinamat Dari
Kencur Dengan Metode Soxhletasi.” Jurnal Kesehatan Midwinerslion
4(2): 154–59.
Rasyadi, Yahdian. (2018). “Formulasi Sediaan Kumur Dari Ekstrak Daun Sukun
Artocarpus Altilis (Parkinson Ex F.A.Zorn) Fosberg.” Chempublish
Journal 3(2): 76–84.
37
Shabir, Emma Susilowati, Agung Rahmadani, Lisna Meylina, And Hadi Kuncoro.
(2018). “Uji Fitokimia Ekstrak Kulit Buah Salak (Salacca Zalacca) Dan
Pengaruh Ekstrak Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Mutans
Dan Jamur Candida Albicans.” Proceeding Of Mulawarman
Pharmaceuticals Conferences 8(November): 314–20.
Suhendra, Corry Permatasari, I Wayan Rai Widarta, And Anak Agung Istri Sri
Wiadnyani. (2019). “Pengaruh Konsentrasi Etanol Terhadap Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Rimpang Ilalang (Imperata Cylindrica (L) Beauv.)
Pada Ekstraksi Menggunakan Gelombang Ultrasonik (The Effect Of
Ethanol Concentration On Antioxidant Activity Of Cogon Grass
Rhizome (Impera.” Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan (Itepa) 8(1): 27–
35.
LAMPIRAN
Ekstrak kental
Formulasi Mouthwash
Uji Evaluasi
Fisika Kimia
- Uji Organoleptis - Uji pH
- Uji Viskositas
- Cycling Test
Pengumpulan Data
Pembahasan
Kesimpulan
38
39
5
5%= x 100 = 5 g
100
b. Gliserin
5
5%= x 100 = 5 ml
100
c. Sorbitol
8
8%= x 100 = 8 ml
100
d. Peppermint oil
0,15
0,15 % = x 100 = 0,15 ml
100
2. Formula 2
10
10% = x 100 = 10 g
100
b. Gliserin
5
5% = x 100 = 5 ml
100
c. Sorbitol
8
8% = x 100 = 8 ml
100
d. Peppermint oil
0,15
0,15 % = x 100 = 0,15 ml
100
40
3. Formula 3
15
15% = x 100 = 15 g
100
b. Gliserin
5
5% = x 100 = 5 ml
100
c. Sorbitol
8
8% = x 100 = 8 ml
100
d. Peppermint oil
0,15
0,15 % = x 100 = 0,15 ml
100