ZILFIA FITRIANI
17 3145 201 072
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karies salah satu penyakit kesehatan gigi dan mulut masih menjadi
masalah utama dalam dunia kesehatan baik itu di negara maju maupun negara-
negara berkembang, sesuai data global WHO prevalensi karies berdasarkan indek
DMF-T di beberapa negara seperti Amerika 2,05%, Afrika 1,54%, Asia Tenggara
Karies gigi adalah penyakit infeksi yang diderita hampir 95% populasi
didunia. Angka kesakitan gigi menempati urutan 6 penyakit yang sangat populer
(Handayani, 2016). Di Indonesia sendiri penyakit gigi dan mulut yang bersumber
dari karies gigi dianggap hal yang tidak serius karena suatu hal yang tidak
% (Handayani, 2016).
penduduk indonesia dengan usia 10 tahun keatas 46% mengalami penyakit gusi
dan 71,2% yang mengalami karies gigi dan untuk kelompok usia 12 tahun yang
karies di indonesia jauh diatas target yang akan dicapai tahun 2020, yaitu 54,6%
(Astannudinsyah, 2019).
Karies yang tidak diobati dari awal dapat menyebabkan kerusakan gigi
akan membatasi dalam berinteraksi sosial (Bebe, 2018). Salah satu cara untuk
mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit karies gigi (gigi berlubang) yang
sering dianggap sepele oleh sebagian orang adalah dengan pengunaan cairan
pembersih mulut atau mouthwash yang merupakan merupakan larutan air yang
Salah satu cara untuk mecegah dan mengurangi timbulnya suatu penyakit
karies gigi (gigi berlubang) yang sering dianggap sepele oleh sebagian orang
Tanaman obat masih tetap dipelajari tidak hanya karena tradisi, tetapi
terutama karena nilainya di bidang farmasi. Nilam merupakan salah satu tanaman
obat tradisional yang paling banyak dikenal oleh masyrakat (Pribadi, 2015).
patchouuli dan turunannya serta fenol yang memiliki aktivitas antibakteri (Tahir,
2017).
dilakukan oleh para ahli menyebutkan bahwa diameter zona hambat terhadap
bahwa senyawa kimia yang terkandung dalam daun nilam (Pogostemon Cablin
Berdasarkan latar belakang di atas, sampai sejauh ini belum ada penelitian
Benth) terhadap bakteri Sreptococcus mutans maka dari itu Perlu adanya suatu
penelitian aktifitas guna menjaga kebersihan serta kesehatan mulut dan gigi.
B. Rumusan Masalah
mutans ?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui ekstrak daun nilam (Pogostemon cablin Benth) dapat
karies gigi.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai sumber data ilmiah atau rujukan bagi penelitian lanjutan, penelitian
lainnya dan mahasiswa tentang formulasi dan uji aktivitas sediaan mouthwash
TINJUAN PUSTAKA
jenis bahan kimia yang boerpotensi sebagai bahan kosmetika, pangan dan obat-
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Labietae
Famili : Labiatae
Genus : Pogostemon
Tanaman nilam berasal dari asia dan sering dijumpai terutama pada daerah
tropis Asia Tenggara seperti Filipina, serta India, Amerika Selatan dan China
4. Morfologi Tanaman
aroma dan pada dahulu tanaman ini dijadikan sebagai pengganti sabun karena
mengelarkan aroma yang wangi (Hendri, 2019). Daun nilam memiliki bentuk
lonjong dengan panjang 5-11 cm, tipis, berwarna hijau, tidak kaku dan berbulu
pada permukaan atas. Bila diraba permukaan daun cukup besar, ujung tumpul,
bergigi dan urat daun menonjol. Terkadang tanama nilam memiliki bunga yang
mahkota bunga 8 mm. Daunnya berwarna hijau dengan aroma harum dengan
tidak acak, namun kebanyakan tanaman nilam tumbuhnya tegak keasta atau
a) Flavonoid
carbon dan satu jenis antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.
Antioksidan tanaman yang mengandung flavonoid telah diteliti memiliki
(Wahyulianingsih., 2016).
b) Tanin
berasa pahit dan kelat, senyawa ini berperan untuk perlindungan dan
c) Saponin
d) Steroid
untuk pencahar, bagian daun sebagai deodoran, obat luka, disentri, wasir,
penyakit empedu, gangguan haid dan pelurh haid. Semua bagian dari
tumbuhan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit kepala dan obat
B. Ekstraksi
1. Definisi Ekstraksi
padatan kecairan atau dari cairan ke cairan lain yang bertindak sebagai
dasar ekstraksi padat cair adalah zat padat mengalami kontak dengan
pelarut sehingga senyawa dalam zat padat akan berpindah kedalam pelarut
(Santosa, 2014).
2. Definisi Ekstrak
atsiri, ester dan lainya yang dikemudian menjadi bahan baku proses industri
Secara garis besar, proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari tiga
langkah dasar :
langkah pencampuran.
keseimbangan.
2. Suhu : secara umum suhu akan meningkatkan jumlah zat yang terdapat
partikel bahan baku yang lebih kecil, maka memperluas kontak antara
terjadinya reaksi anatara pelarut dan zat terlarut dalam proses ekstraksi.
5. Lama waktu : lama waktu ekstraksi merupakan salah satu faktor penentu
hasil ekstrak yang lebih banyak karena kontak antara zat terlarut dan
Pemilhan pelarut merupakan salah satu faktor yang sangat pentng dalam
proses ekstraksi. Sebagai tenaga pemisah, solven harus dipilih sedemikian karena
akan mempengaruhi jenis komponen aktif bahan yang akan tersektrak. Berbagai
dipertimbangkan seperti memilki daya larut dan selektivitas yang tinggi, bersifat
didih dan tegangan permukaan yang cukup rendah serta tidak beracun dan
dengan cara merendam bahan dalam pelarut pada temperatur kamar dan
melalui bahan yang telah direndam dengan pelarut hingga pelarut tidak
ektrasksi ini sampel dalam bentuk kasar dan tahan panas dapat disketrak
banyak.
mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal dengan metode
Hal ini dikarenakan teknik pengerjaan teknologi dan alat yang digunakan
sederhana dan ada untuk mengekstrak senyawa yang bersifat tidak panas
(Rahmadani, 2018).
C. Karies gigi
Karies atau gigi berlubang adalah salah satu penyakit yang paling populer
dijumpai terjadi di rongga mulut. Karies gigi adalah kerusakan email yang dapat
meluas sampai ke bagian saraf gigi. proses regresif kronis ini diawali dengan
larutnya mineral email akibat dari beberapa factor mulai dari gigi, subtract, waktu
maupun aktivitas jasad renik. Bakteri perusak struktur jaringan gigi baik itu
enamel, dentin dan sementum tersebut rusak sehingga menyebabkan karies lubang
pada gigi. Karies gigi bersifat kronis dan dalam perkembangannya membutuhkan
waktu yang lama, sehingga sebagian besar orang yang mengalaminya seumur
mempengaruhi kualitas, ukuran dan posisi structural gigi tidak bisa dihindari lagi
maka gigi tersebut harus dicabut. Setelah pencabutan gigi yang tidak diganti
dengan gigi palsu akan bergeser kearah gigi yang baru dicabut, akibatnya gigi
dan akan membusuk. Kemudian menyebabkan bau mulut tidak sedap dan suasana
pembentukan karies dan dapat menyebabkan karusakan pada gigi yang lainnya
(Astannudinsyah, 2019).
disebabkan oleh plak dan menjalar dipulpa gigi, kondisi ini terjadi dimana gigi
proses demineralisasi dan reminalisasi. plak gigi terbentuk dari berbagai bahan
seperti sisa-sisa sel jaringan mulut, mucin, leukosit, limposit, sampai sisa-sisa
makanan. Lengketan plak yang tidak dibersihkan ini yang berisi bakteri yang
2017).
Tidak semua bakteri yang ada dalam mulut menjadi penyebab atas
kerusakan pada gigi. Bahkan hanya sedikit yang menyebabkan karies gigi, lebih
banyak yang berguna dalam proses pencernaan makanan. Mikroorganisme yang
memiliki peran utama pembentukan plak pada penderita karies gigi adalah bakteri
Bakteri karogenik adalah kunci awal mula karies gigi karena mampu
mengubah karbohidrat yang dapat diragikan keasam untuk dapat merusak enamel
gigi. Bakteri streptococcus mutans adalah ciri dari bakteri yang mempunyai
kemampuan menempel pada semua lokasi yang ada dirongga mengundang bakteri
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Orde : Lactobacillales
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Salah satu contoh bakteri gram positif penyebab karies gigi adalah
Streptococcus mutans.
Gambar 2.2. Bakteri Streptococcus mutans (Oktorisma, 2018).
dan tersusun seperti rantai dengan diameter 0,5-0,7 mikron, tidak bergerak dan
tetapi yang dominan dan banyak sekali ditemukan dalam rongga mulut
melakat pada permukaan gigi proses terbentuknya karies pada gigi. Bakteri ini
hidup yang akan kaya sukrosa dan menghasilkan permukaan asam dengan
menurunkan pH dalam rongga mulut menjadi 5,5 atau kurang dari itu sehingga
email mudah larut dan terjadi penumpukan bakteri yang akan menganggu kerja
saliva untuk membasmi bakteri- bakteri tersebut.. Glukosa diubah oleh enzim
lengket dan mendukung bakteri lain menuju ke email gigi, lengket mendukung
melarutkan e-mail gigi dan Glukan yang tidak larut ini melekat pada
Rongga mulut adalah salah satu tempat dalam tubuh yang mengandung
paling populer di rongga mulut yang berperan terhadap awal terjadinya proses
karies gigi. Salah satu metode untuk mengatasi bau mulut kurang sedap yang
obat kumur yang dapat mematikan ata menghambat bakteri pembentuk plak gigi
(Lukas, 2012).
sela-sela gigi, permukaan lidah dan gusi, serta mulut bagian belakang atau rongga
kerongkongan, penggunaan obat kumur sebagian untuk mencegah karies gigi dan
Alkohol dimasukkan dalam obat kumur untuk beberapa kegunaan antara lain
sebagai antiseptik, memperpanjang massa simpan obat kumur, mencegah
juga beresiko menybabkan bau mulut bertambah berat karena mneyebabkan mulut
bertambah kering. Selain itu, hingga saat ini terdapat perdebatan para hali
mengenai penggunaan alcohol dalam obat kumur pada jangka Panjang dengan
nafas, astringen, demulsen atau surfaktan dan antibakteri untuk menyegarkan dan
gigi
pertumbuhan mikroba.
hydrogenated costor
oil.
kumur.
paraoxybenzoat.
garamnya, asam
benzoate dan
garamnya, Na-Fosfat
dan Na-difosfat
antibakteri dapat berasal dari bahan kimia maupun bahan alami. Umumnya
penggunaan obat kumur tidak akan merasakan efek samping berarti dan biasanya
bersifat sementara, misalnya sensasi mulut kering dan perubahan rasa. Pada
orang-orang yang senstive atau alergi terhadap bahan-bahan yang sensitive atau
alergi yang terhadap bahan-bahan tertentu pada obat kumur. (Juliantoni, 2018).
Beberapa zat aktif yang terdapat dalam obat kumur secara umum, antara lain :
2012).
dalam sediaan obat kumur tidak menguap. Oleh karena itu dibutuhkan
F. Evaluasi Sediaan
a. Uji Organoleptik
Uji organoleptik atau biasa disebut uji indera atau uji sensori adalah cara.
dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta
bentuk bahan, ndra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan
sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari,
dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus; Indra pembau, pembauan
produk; Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa , maka rasa manis dapat
dengan mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir
lidah, rasa asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah
(Wahyuningtias, 2010).
b. Uji Viskositas
Rheosys dengan spindle cone and plate 5/30 mm, ditimbang sediaan sebanyak
1g lalu diatur titik pengukuran dan jumlahnya, serta kecepatan putaran spindle
selesai maka akan dihasilkan dat viskosistas yang tertera pada software
c. Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter, sebelum
biftalat) dan larutan dapar pH 7,0 (dapar fosfat ekimolal). (Lilyawati et al.,
2019).
d. Cycling test
Metode Cycling test adalah uji simulasi produk selama proses distribusi
dalam kendaraan pada umumnya jarang dilengkapi dengan alat pengontrol suhu.
Oleh karena itu, pada uji ini dilakukan pada suhu atau kelembaban pada interval
waktu tertentu sehingga produk dalam kemasannya akan mengalami stress yang
Uji stabilitas fisik sediaan dilakukan dengan cara Cycling test Sediaan
adalah satu kali siklus. Percobaan diulang sebanyak 6 siklus. Kondisi fisik dan
2018).
G.Antibakteri
1. Defenisi
antibakteri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu zat yang dapat menghambat
yang hanya dapat bekerja terhadap bakteri tertentu saja, misalnya hanya
terhadap bakteri gram positif atau bakteri gram negative. Antibakteri yang
berspektrum luas dapat bekerja aik pada bakteri gram negative maupun gram
2020).
e. Antibiotic adalah obat yang berasal dari seluruh atau bagian tertentu
a. Peniciliin : suatu agen antibakteri alami yang dihasilkan dari jenis jamur
tobramycin.
2019)
mikroba
sehingga sel akan pecah karena adanya tekanan osmotic dari luar
a. Metode difusi
mikroorganisme.
memotong media Agar dalam cawan Petri pada bagian tengah secara
membujur dan mikroba uji digoreskan kearah parit yang berisi agen
antimikroba.
4) Cup-plate technique Di mana dibuat sumur pada media Agar yang telah
2012).
berdifusi dan permukaan media mongering. Mikroba uji digoreskan pada arah
mulai dari konsentrasi tinggi ke rendah. Hasil diperhitungkan sebagai panjang
dengan panjang pertumbuhan hasil goresan. Yang perlu diperhatikan adalah hasil
perbandingan yang didapat dari lingkungan padat dan cair, faktor difusi agen
2. Metode Dilusi
medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen
dan inkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih
b. Metode Dilusi Padat Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun
Uji Organoleptik
Uji pH
Pengukuran Viskositas
Cycling test
I. Kerangka teori
Streptococcus
mutans
Uji
Metode Mengahmabat
Difusi aktivitas antibakteri
J. Hipotesis
mutans.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
formulasi dan uji aktivitas sediaan moutwash ekstrak etanol daun nilam
foil, batang pengaduk, botol bening, cawan petri, cawan porselin, gelas kimia,
gelas ukur, incubator, kertas saring, kapas, labu erlenmeyer, oven, kawat ose,
sanduk tanduk, tabung reaksi, timbangan analitik , Toples kaca dan vial.
Ekstrak daun nilam (Pogostemon Cablin Benth), media mueller hinton agar
(MHA), Natrium benzoat, gliserin, sorbitol, pippermint oil, Etanol 95%, paper
disc.
D. Pengolahan Sampel
1. Pengambilan Sampel
2. Sortasi Basah
nilam yang layak untuk digunakan. Cara ini dapat dilakukan secara manual.
3. Pencucian
4. Pengeringan
5. Sortasi Kering.
tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran- pengotoran lain yang masih
ada dan tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilakukan secara manual.
maserasi dengan pelarut etanol 96%. 500 gram serbuk dimaserasi dengan
Setelah 24 jam, larutan ekstrak nilam disaring sehingga diperoleh filtrat dan
filtrat disaring menggunakan corong dan kertas saring dan ditampung. Setelah
Bahan Fungsi F1 F2 F3 F4 F5
Ekstrak Daun
Zat aktif 2,5% 3% 3,5% - Gliserin
Nilam
Gliserin Humektan 5% 5% 5% 5%
Sorbitol Pemanis 8% 8% 8% 8%
Pippermint
Pengaroma 0,15% 0,15% 0,15% 0,15%
oil
Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100
Aquadest Pelarut
ml Ml ml ml
agar zat aktif tidak menguap keudara, ditambahkan sorbitol digerus hingga
kedalam mortir lalu digerus hingga bisa dituang, disaring dan dimasukkan
pengaroma dan memberikan rasa yang segar dan sedikit pedis dimulut, sehingga
1. Pengamatan organoleptis
bau.
2. Pengujian pH
Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH universal, dengan
amati pHnya.
3. Uji viskositas
Uji cycling test dilakukan dengan cara sediaan mouthwash disimpan pada suhu
4oC sealama 24 jam dan pada suhu 40 oC selama 24 jam, penyimpanan sediaan pada
dua suhu yang berbeda dianggap sebagai satu siklus. Apa bila tiga siklus selama
proses cycling tidak terjadi perubahan yang signifikan, dapat diartikan bahwa produk
stabil selama proses distribusi. Metode ini dilakukan selama 6 atau dilakukan selama
12 hari dan dilakukan pengamatan organoleptik dan pH pada hari ke 0 dan 12.
1. Sterilisasi Alat-alat
bersih.
Pada bakteri uji diambil dengan jarum ose steril lalu ditanamkan pada
MHA sampai seluruh permukaan tertutup rapat. Di tempelkan disk yang telah
cawan III diisi mouthwash konsentrasi 2%, cawan IV diisi dengan kontrol
selama 24 jam pada suhu 37°C. Kemudian diukur diameter zona hambat (mm)
5. Analisis Data
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data kuantitatif berupa data hasil uji
Afhadillah, N., 2017. Uji Aktivitas Minyak Daun Nilam (Pogostemon Cablin
Benth) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat Pada Mencit Jantan (Mus
Musculus). Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.
Bebe, Z.A., Henry,S.S., & Martin., 2018 . Faktor Risiko Kejadian Karies Gigi
Pada Orang Dewasa Usia 20-39 Tahun Di Kelurahan Dadapsari,
Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Universitas Diponegoro.
Elmitra1, & Nurfijrin, R., 2017. Formulasi Obat Kumur Dari Daun Asam Jawa
(Tamarindus indical.) Dengan Metode Infundasi. Akademi Farmasi
Yayasan Al-fatah Bengkulu.
Haikal, M., Rosihan, A., & Ika, K.W., 2020. Hubungan Laju Aliran Saliva
Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Penderita Hipertensi Yang
Mengonsumsi Obat Antihipertens. Jurnal Kedokteran Gigi.
Handayani,F., Reksi,S., & Ria M.S., (2017). Formulasi Dan Uji Aktivitas
Antibakteri Streptococcus mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L). Akademi Farmasi Samarinda.
Hidayahti,N., 2010, Isolasi Dan Identifikasi Jamur Endofit Pada Umbi Bawang
Putih (Allium sativum) Sebagai Pengahasil Senyawa Antibakteri
Terhadap Streptococcus mutan dan Esherichia coli. Jurusan Biologi
Fakultas Saintekuin Maulana Malik Ibrahim Malang
Ismail, Isnaeni, U., Jane. S.R., Ermi .R.H.A.R., 2020. Formulasi Dan Uji
Efektivitas Mouthwash Kombinasi Daun Binahong Dan Daun
Kemangi.
Irawan, T.A.B., 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi Dan
Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Tesis Magister Teknik
Kimia Universitas Diponegoro Semarang.
Jawa., T., 2016. Uji Daya Hambat Antibakteri Ekstrak Umbi Bawang Merah
(allium ascalonicum L. ) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Pembentuk
Karies Gigi Streptococcus Mutans, skripsi prodi Pendidikan biologi
jurusan Pendidikan matematika dan ilmu pengrtahuan alam universitas
dharma Yogyakarta.
Lestari, Y., Ardiningsih, P., & Nurlina. 2016. Aktivitas Antibakteri Gram Positif
Dan Negatif dari Ekstrak dan Fraksi Daun Nipah (Nypa fruticans
Wurmb) Asal Pesisir Sungai Kakap Kalimantan Barat. Jurnal Kimia
Khatulistiwa.
Oktirisma, M., 2018. Potensi Antibakteri Ekstrak Wedelia Biflora (L) Dc.
Terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans. Program Studi
Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Sumatera Barat.
Prayudo, dkk. 2015. Koefisien Transfer Massa Kurkumin Dari Temulawak. Jurnal
ilmiah widya Teknik.
Pujoraharjo, p., & Herdiyati, Y., 2018, Efektivitas Antibakteri Tanaman Herbal
Terhadap Streptococcus Mutans Pada Karies Anak. Journal of
Indonesian Dental Association.
Risnawati., Laily. N., & Desi, K., 2017. Microencapsulation Of Essential Oils
From Nilam Plants (Pogostemon Cablin Benth) For Antifungal OF
Candida Albicans. University of Haluoleo.
Sarosa, A. H., P, H. T., Santoso, B. I., Nurhadianty, V., & Cahyani, C. 2018.
Pengaruh Penambahan Minyak Nilam Sebagai Bahan Aditif Pada
Sabun Cair Dalam Upaya Meningkatkan Daya Antibakteri Terhadap
Staphylococcus aureus. Indonesian Journal Of Essential Oil.
Sernita., Nurhadia., & Seripica., (2018). Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Nilam
(Pogostemon Cablin Benth.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Escherichia coli. Jurnal Program Studi D-Ill Analis kesehatan,
Politeknik Bina Husada Kendari Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Kendari.
Yosephine, A.D., Dkk., (2013). Formulasi Mouthwash minyak Atsiri Daun Kemangi
(Ocimum Basilicum L.) Serta Uji Antibakteri Dan Antibiofilm Terhadap
Bakteri Streptococcus Mutans Secara In Vitro. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Disortasi
Dikeringkan
diserbukkan
Disaring
Disaring
2. Skema Kerja Pembuatan Mouthwash Ekstrak Daun Nilam (Pogostemon
Cablin Benth
Evaluasi Mouthwash
Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Ekstrak Daun Nilam
Nilam (Pogostemon Cablin
(Pogostemon Cablin
Benth)
Benth)
3. Skema Uji Aktivitas Sediaan Mouthwash Ekstrak Etanol Daun Nilam
(Pogostemon Cablin Benth) Terhadap Bakteri Streptococcus Mutans Penyebab
Karies Gigi.
Sterilisasi alat i
F2 F3 F5
1,5% 2% (K+)
F1 F4
1% (K-)