Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FORMULASI FARMASI INDUSTRI

FORMULASI TABLET LORATADIN


Fast Disintegrating Tablet (FDT)

Program Studi Profesi Apoteker


Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2019
A. Pendahuluan
Sistem pengiriman obat adalah alat yang efisien untuk meningkatkan penjualan,
memperpanjang siklus produk dan menciptakan peluang. Sistem pengiriman obat (DDS)
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penjualan farmasi global melalui
segmentasi pasar dan bergerak cepat. Meskipun terdapat inovasi yang luar biasa dalam
pemberian obat, rute oral tetap menjadi rute pilihan untuk pemberian agen terapeutik
karena dosis yang akurat, rendah biaya, pengobatan sendiri, metode non invasif dan
kemudahan administrasi yang mengarah ke tingkat kepatuhan pasien yang tinggi . Bentuk
sediaan yang paling populer adalah tablet konvensional dan kapsul gelatin keras. Salah
satu kelemahan penting dari bentuk sediaan tersebut adalah 'Disfagia' atau kesulitan
menelan bagi banyak pasien; hampir 50% populasi dipengaruhi oleh masalah seperti itu.
Oleh karena itu mereka tidak mematuhi resep, yang mengakibatkan tingginya insiden
ketidakpatuhan dan terapi yang tidak efektif. Baru-baru ini, sistem pengiriman obat fast
disintegrating tablet (FDT) mulai mendapatkan popularitas dan penerimaan sebagai sistem
pengiriman obat baru, karena mudah diberikan dan mengarah pada kepatuhan pasien yang
lebih baik.
Dalam beberapa kasus seperti mabuk perjalanan, alergi secara tiba-tiba atau batuk
dan tidak tersedianya air, menelan tablet konvensional mungkin sulit. Terutama kesulitan
yang dialami oleh pasien anak dan geriatri. Untuk mengatasi masalah tersebut, tablet
disintegrasi cepat atau tablet disintegrasi oral telah muncul sebagai bentuk sediaan
alternatif. Kemajuan baru dalam sistem pengiriman obat baru (NDDS) bertujuan untuk
meningkatkan keamanan molekul obat sambil mempertahankan kemanjuran terapeutiknya
sehingga dapat mencapai lebih baik kepatuhan pasien. Para ahli teknologi farmasi telah
berupaya sebaik mungkin untuk mengembangkan sistem penghantaran obat (FDDTs) yang
cepat larut / terurai (CDD), Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat-obatan (CDER), tablet-
tablet yang cepat larut / disintegrasi AS (FDDTs) yang ditetapkan oleh FDA Amerika
adalah bahan padat bentuk sediaan yang mengandung zat obat, yang hancur dengan cepat,
biasanya dalam hitungan detik, ketika diletakkan di atas lidah.
Bahan aktif yang sesuai untuk sediaan FDT adalah yang bahan aktif yang memiliki dosis
dibawah 50 mg dan mampu berdifusi pada saluran pencernaan bagian atas (Velmurugan
dan Vinushita 2010). Golongan obat yang sesuai adalah obat-obat yang dibutuhkan untuk
aksi cepat seperti obat untuk penyakit kardiovaskuler, analgesik, antialergi, dan obat untuk
disfungsi ereksi (Jaleel et al. 2010). Loratadin merupakan obat golongan non sedative
antihistamin yang memiliki rasa pahit (Raju et al.2013 dan McEvoy 2008). Loratadin
digunakan untuk mengurangi gejala-gejala alergi seperti hidung berair, mata gatal atau
1
berair, bersin-bersin, dan urtikaria kronis. Obat ini diabsorbsi di bagian proksimal saluran
pencernaan serta memiliki efek samping yang sedikit (Nayak et al. 2011 dan McEvoy
2008). Sediaan FDT diformulasikan menggunakan superdisintegran. Superdisintegran
yang banyak digunakan dalam sediaan FDT adalah Ac-Di-SolR. Adanya ikatan crosslink
dalam Ac-Di-SolR menyebabkan Ac-Di-SolR mampu menyerap air dan mengembang
ketika terkena air sehingga dapat mempercepat waktu hancur tablet (Shailendra dan Priti
2011). Selain penghancur, pengisi memiliki peran penting untuk mendapatkan rasa manis
serta mouthfell yang bisa memberikan kenyamanan pada pasien. Bahan pengisi berbahan
dasar gula seperti manitol sering digunakan dalam sediaan FDT untuk menutupi rasa pahit
zat aktif. Tujuan penelitian ini adalah memformulasi sediaan FDT loratadin yang
memberikan waktu hancur yang cepat, rasa yang enak serta diterima pasien.
B. Formulasi dan Pembuatan
1. Formulasi

2. Pembuatan
FDT loratadin dibuat dengan metode kempa langsung menggunakan manitol yang
digranulasi dengan PVP K-30 atau kombinasi ParteckR M 200 dan AvicelR PH-102
sebagai pengisi. Bahan pembantu lain yang digunakan adalah Ac-Di-Sol, natrium
sakarin, talk, magnesium stearat. Untuk pembuatan FDT menggunakan kombinasi
ParteckR M 200 dan AvicelR PH-102 sebagai pengisi. Semua bahan (loratadin,
ParteckR M 200, AvicelR PH-102, PVP K-30, Ac-Di- Sol, natrium sakarin) dicampur
menggunakan turbula mixer kemudian ditambah talk dan magnesium stearat.
Sedangkan FDT yang menggunakan mannitol yang digranulasi, dilakukan granulasi
manitol dengan PVP K-30 sebelum ditambahkan bahan-bahan lainnya. Massa cetak
2
yang diperoleh dievaluasi meliputi laju alir dan kompresibilitas kemudian dikempa
dengan bobot tertentu pada beberapa kekerasan.

C. Eksipien dan Fungsinya


1. Loratadine
Fungsi : Zat aktif
Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih
Kelarutan : Mudah larut dalam aseton, kloroform dan toluen; tidak larut
dalam air
Wadah dan : Dalam wadah tertutup baik dan pada suhu 20o-30o
penyimpanan
Bobot molekul : 382,88
Rumus kimia : C22H23ClN2O2

2. Manitol
Fungsi : Pengisi dan Pemanis
Pemerian : Serbuk kristal berwarna putih atau granul, tidak berbau, rasa
manis, bersifat polimorfisme
Kelarutan : Larut dalam pelarut alkalis; Larut 1:5,5 dalam air, larut 1:18
dalam gliserin, larut 1:83 dalam etanol (95%), larut 1:100 dalam
propan-2-ol; praktis tidak larut dalam eter
Stabilitas dan : Stabil pada kondisi kering dan dalam larutan aqueous. Bahan
penyimpanan manitol disimpan dalam wadah tertutup rapat dan dalam tempat
yang sejuk dan kering
Bobot molekul : 182,17
Rumus kimia : C6H14O6

3. Magnesium stearat
Fungsi : Pelicin
Pemerian : Serbuk sangat halus, berwarna putih, bau dan rasa yang khas
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (95%), eter dan air; sedikit
larut dalam larutan panas benzene dan etanol (95%)
Stabilitas dan : Bersifat stabil dan disimpan dalam wadah tertutup rapat serta
penyimpanan dalam tempat yang sejuk dan kering
Bobot molekul : 591.24
Rumus kimia : C36H70MgO4
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan asam kuat, alkalis, dan garam.
Hindarikan pencampuran dengan bahan pengoksida kuat. Mg

3
stearat tidak dapat digunakan pada produk yang mengandung
aspirin, vitamin, dan garam koloidal

4. Talk
Fungsi : Pelicin
Pemerian : Serbuk sangat halus, serbuk kristal, berwarna putih atau keabu-
abuan,
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam asam dan alkalis, pelarut organik serta
air
Stabilitas dan : Bersifat stabil dan disimpan dalam wadah tertutup rapat serta
penyimpanan dalam kondisi kering
Konsentrasi (%) : Glidan dan lubrikan (1-10%)
Tablet dan diluent kapsul (5-30%)
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan senyawa ammonium

5. Avicel
Fungsi : Penghancur
Pemerian : Serbuk kristal dengan partikel berpori; berwarna putih, tidak
berbau, dan tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larutan asam dan sebagian besar
pelarut organic
Stabilitas dan : Bersifat higroskopis yang stabil dan disimpan dalam wadah
penyimpanan tertutup rapat serta dalam tempat yang sejuk dan kering
Konsentrasi (%) : Pengisi (20-50%)
Penghancur (5-15%)
Anti lengket (5-20%)
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat

6. Alkohol
Fungsi : Pelarut
Kelarutan : Dapat bercampur dengan kloroform, eter, gliserin, dan air
Stabilitas dan : Larutan alkohol disimpan dalam wadah kedap udara, dan dalam
penyimpanan tempat yang sejuk
Bobot molekul : 46.07
Rumus kimia : C2H6O
Inkompatibilitas : Larutan etanol inkompatibel dengan wadah berbahan alumunium

4
Loratadine : Zat aktif
Parteck M200 : Pengisi dan Pemanis
Manitol : Pengisi dan Pemanis
Avicel PH102 : penghancur
PVP K-30 : pengikat
Ac-Di-Sol : penghancur
Na Sakarin : pemanis
Mg Stearat : zat pelicin
Talk : zat pelicin
Alkohol : pelarut

D. Metode Uji
1. Uji Disolusi
Sediaan FDT loratadin menggunakan dayung (USP 2012) dalam 900 ml HCl 0,1 N
pada kecepatan 50 rpm selama 60 menit. Pengambilan aliquot dilakukan sebanyak 8
kali yaitu pada menit 2,5; 5; 7,5; 10; 15; 30; 45; dan 60. Pemeriksaan jumlah obat yang
terdisolusi dilakukan meng-gunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
279 nm. Profil uji disolusi kemudian dibandingkan dengan ClaritinR.
2. Pengujian Rasa dan Kesukaan Obat
Menggunakan 10 orang panelis yang dibagi dalam 2 kelompok. Metode yang digunakan
adalah two way crossover. Pada awal percobaan, dibuat tablet konvensional loratadin
dengan cara mencampurkan loratadin dengan Avicel PH-102. Kesukaan dari panelis
kemudian dievaluasi berdasarkan kesukaan terhadap kemanisan FDT. Hasil pengujian
kemudian diolah menggunakan statistik Chi kuadrat.

3. Uji Keseragaman Bobot


Sebanyak 20 tablet ditimbang satu persatu kemudian dihitung bobot rata-rata tablet.
Syarat untuk keseragaman bobot adalah nilai CV kurang dari 5% (Sulaiman, 2007).
4. Uji Kekerasan
Menggunakan alat mosanto hardness tester, tablet diletakkan pada ujung alat secara
vertical, dan ujung alat yang lainnya diputar secara bertahap hingga tablet hancur dalam
tekanan beban tertentu. Syarat untuk kekerasan fast disintegrating tablet yang baik
adalah 4-8 kg (Sulaiman, 2007).
5. Uji Kerapuhan
5
Sebanyak 20 tablet dibebasdebukan terlebih dahulu, kemudian ditimbang sekaligus, lalu
tablet dimasukkan dalam friabilator dan diputar sebanyak 100 putaran selama 4 menit
kemudian dikeluarkan, tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang kembali keseluruhan
tablet. Syarat untuk kerapuhan tablet yang baik tidak kurang dari 1% (Sulaiman, 2007).
6. Uji Waktu Hancur
Waktu hancur tablet diuji dengan meletakkan tablet pada sejumlah air tertentu dan
kemudian dicatat waktu tablet terdisintegrasi. Faktor-faktor yang berpengruh terhadap
waktu hancur antara lain bahan pengisi, jumlah dan jenis bahan kompresi. Menurut
British pharmacopeia waktu untuk penghancuran FDT umumnya kurang dari 3 menit
dan penghancuran yang dapat dialami pasien rentangnya 5-30 detik. Waktu hancur
untuk FDT perlu dimodifikasi karena penghancuran disyaratkan tanpa air, jadi tes
menggunakan cairan yang mengandung air liur (saliva) buatan (Klancke, 2003).
7. Uji Netralisasi Asam
Menimbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet, hitung bobot rata-rata.
Menimbang saksama sejumlah serbuk setara dengan dosis terkecil dari yang tertera
pada etiket, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, jika perlu pembasahan tambahkan
tidak lebih 5 ml etanol P (yang telah dinetralkan sampai pH 3,5), dan campurkan sampai
semuanya basah. Menambahkan 70 ml air dan campur menggunakan pengaduk
magnetik selama 1 menit. Pipet 30 ml asam klorida 1,0 N ke dalam larutan uji sambil
diaduk terus menggunakan pengaduk magnetik. (Catatan: bila kapasitas penetralan asam
zat uji lebih besar dari 25 mEq, gunakan 60,0 ml asam klorida 1,0 N).
Setelah penambahan asam, aduk selama 15 menit tepat, segera titrasi. Titrasi kelebihan
asam klorida dengan natrium hidroksida 0,5 N dalam waktu tidak lebih 5 menit sampai
dicapai pH 3,5 yang stabil (selama 10 detik sampai 15 detik). Hitung jumlah mEq asam
yang digunakan dengan rumus: Total mEq = (30 x N HCl) – (V NaOH x N NaOH),
dimana N adalah normalitas dan V volume yang digunakan untuk titrasi. Hasil
dinyatakan dalam mEq asam yang digunakan tiap gram zat uji (Depkes RI, 2014).

6
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients Edisi 6. London :
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation.
Anonim. (2012). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
DepKes RI. 2014. Farmakope Indonesia, ed V. DepKes RI. Jakarta.Eryani et al. (2014).
Formulasi dan Evaluasi Fast Disintegrating Tablet (FDT) Loratadin. Bandung :
Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung.
Jaleel OWA, Abdulrasool AA, Ghareeb M. (2010). Preparation and Characterization of Orally
Disintegrating Loratadine Tablets from PVP Solid Dispersions, Int. J. Pharm. Sci.
Volume 2(3): 759-770.
7
Nayak RK, Manjunath B, Swamy VBN, Senthil A, Thakkar H, Dave MK, Mahalaxmi R,
2011.Development and Characterization of Orodispersible Tablets of Loratadine
Using Sublimation Technique, Asian Journal of Biochemical and Pharmaceutical
Research. Volulme 1(3): 125 – 143.
Raju PR, Kuma MS, Reddy CM, Ravishankar K. (2013) Formulation and Evaluation of Fast
Dissolving Films of Loratadine by Solvent Casting Method. The Pharma Innovation
Journal. Volume 2(2): 31-35.
Shailendra B, Priti T. (2011). Taste Masking of Ondansentron Hydrochloride and Formulation
of Fast Dissolving Tablets, J. Chem. Pharm. Res. 3(4): 472- 484.
Sulaiman, T N S. (2007). Teknologi Dan Formulasi Sediaan Tablet, Yogyakarta.
Laboratorium Teknologi Farmasi UGM.
Velmurugan, Vinushitha S. (2010). Oral Disintegrating Tablets: An Overview, Int. J. Chem.
Pharm. Sci. Volume 1(2): 1 – 12.

Anda mungkin juga menyukai