Disusun oleh :
Rizky Eliandi
2011021072
LEMBAR PENGESAHAN
RIZKY ELIANDI
2011021072
Pembimbing I
Pembimbing II
Menyetujui,
Dekan FKIP Universitas Kuningan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi tubuh agar
dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Karena itu, pada kondisi tubuh
yang sehat maka kita dapat menjalankan aktivitas keseharian kita seperti bekerja,
pergi ke sekolah, bermain dengan teman dan lain-lain, tanpa harus mengalami
keluhan dengan kondisi tubuh yang kurang sehat. Namun, terkadang kita
merasakan nikmatnya sehat ketika kita sedang sakit. Oleh karena itu, bentuk dari
rasa syukur kita kepada Sang Khalik salah satunya dapat berupa menjaga
ciptaan-Nya yaitu dengan cara menjaga tubuh diri kita sendiri agar terhindar dari
berbagai macam penyakit.
Kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Hendrick L. Blumm,
terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu:
faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan. Keempat faktor
tersebut saling berkaitan satu sama lain dan sangat berperan penting bagi derajat
kesehatan masyarakat.
Kemudian Becker (1979) membagi 3 perilaku masyarakat terhadap
kesehatan, diantaranya:
1. Perilaku kesehatan : hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Contoh : memilih makanan
yang sehat, tindakan-tindakan yang dapat mencegah penyakit.
2. Perilaku sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang
individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan
kesehatannya atau rasa sakit. Contoh pengetahuan individu untuk
memperoleh keuntungan.
3. Perilaku peran sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh
individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesehatan.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. KIRINYUH (Chromolaena odorata)
1. Klasifikasi tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata)
Kingdom
: Plantae
Diviso
: Magnoliohyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub-kelas
: Asterales
Familia
: Asteraceae
Genus
: Chromolaena
Spesies
:Chromolaena
odorata (Wikipedia, 2011)
Chromolaena odorata dikenal pula
dengan nama tekelan maupun kirinyuh.
Chromolaena odorata merupakan tumbuhan perdu berkayu tahunan. Gulma ini
memiliki ciri khas, diantaranya: daun berbentuk segita, mempunyai tiga tulan
daun yang nyata terlihat dan bila diremas akan terasa bau yang khas,
percabangan berhadapan, perbungaan majemuk yang dari jauh terlihat berwarna
putih. Penyebaran meliputi 50 1000 m diatas permukaan laut (Nasution, 1986).
2. Morfologi tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata)
a. Bentuk Akar
Pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki susunan akar berupa
akar tunggang, yang besar dan tumbuh ke dalam menuju pusat bumi.
Akar tunggang tersebut adalah akar tunggang bercabang. Akar ini
berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, dan bercabang.
1) Warna akar kekuning-kuningan
2) Bagian-bagian akar :
a) Leher akar / pangkal akar (collum)
b) Ujung akar (apex radicis)
c) Batang akar (corpus radicis)
d) Cabang-cabang akar (radix lateralis)
e) Serabut akar (fibrilla radicalis)
f) Rambut / bulu akar (pilus radicalis)
g) Tudung akar (calyptra)
b. Bentuk Batang
Pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki struktur batang yaitu :
1) Batang berbentuk bulat (teres)
2) Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus)
3) Pada permukaan batang terdapat rambut (pilosus)
4) Percabangan pada batang merupakan cara percabangan
monopodial, dimana batang pokok tampak lebih jelas karena
6) Tepi Daun
Bentuk tepi daun yaitu toreh (divisus). Bentuk torehnya adalah
bergerigi, dimna bentuk sinus dan angulusnya sama-sama lancip.
7) Daging daun
Daging daun merupakan :
a) Bagian daun yg terdapat diantara tulang-tulang daun dan
urat-urat daun
b) Merupakan dapur tumbuhan dan letak pigmen (klorofil,
karoten dan xantofil) dan Mencerminkan tebal tipisnya daun
c) Pada tumbuhan kirinyu memiliki struktur daging daun yang
seperti kertas, tipis tetapi cukup tegar (kuat).
8) Sifat-sifat daun
a) Warna daun
(1) Warna daun pada tumbuhan kirinyuh adalah hijau tua.
(2) Permukaan daun
(3) Jenis daun kirinyuh memiliki permukaan dau yang
berbulu halus dan rapat
b) Susunan daun
(1) Jenis daun kirinyuh yaitu daun majemuk menyirip genap.
Dimana terdapar dua anak helaian daun yang berpasangpasangan di kanan-kiri ibu tangkai. Namun adaun
kirinyuh ini juga merupakan majemuk gasal ganda tidak
sempurna.
(2) Tata letaknya berseling
(3) Terdapat alat-alat tambahan berupa selaput bumbung
(orcea atau ochrea)
3. Penyebaran tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata)
Ki rinyuh berasal dari Amerika Tengah, tetapi kini telah tersebar di
daerah-daerah tropis dan subtropis. Gulma ini dapat tumbuh baik pada
berbagai jenis tanah dan akan tumbuh lebih baik lagi apabila mendapat
cahaya matahari yang cukup (Vanderwoude et al. 2005). Kondisi yang
ideal bagi gulma ini adalah wilayah dengan curah hujan > 1000
mm/tahun (Binggeli, 1997). Dengan demikian, gulma ini tumbuh dengan
baik di tempat-tempat yang terbuka seperti padang rumput, tanah terlantar
dan pinggir-pinggir jalan yang tidak terawat.
Mc Fadyen dalam Wilson dan Widayanto (2004) memperkirakan
bahwa Ki rinyuh menyebar di kepulauan Indonesia sejak Perang Dunia II.
Dengan penyebaran itu kini Ki rinyuh dapat dijumpai di semua pulaupulau besar di Indonesia. Di lain pihak Sipayung et al. (1991)
memperkirakan Ki rinyuh telah ada di Indonesia sebelum tahun 1912.
Namun demikian, laporan pertama yang menyangkut kerugiannya
terhadap ternak baru dilaporkan pada tahun 1971 (Soerohaldoko, 1971),
yaitu mengenai keberadaan Ki rinyuh di cagar alam Pananjung, Jawa
Barat, yang merugikan banteng di suaka alam tersebut karena rumput
pakannya berkurang akibat invasi gulma berkayu ini.
Jika kita menilik lebih dalam, dibalik sisi merugikannya tersebut, gulma
ini juga ternyata memiliki sejumlah potensi besar yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia. Dari pengolahan gulma ini dapat dihasilkan pupuk organik,
biopestisida, obat, dan herbisida. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan,
sekaligus dapat mengurangi dampak buruk keberadaannya.
a. Sebagai Pupuk
C. odorata memiliki keunikan tersendiri, selain dapat
berkembang dengan cepat, gulma ini juga mampu tumbuh di
lahan marginal dan miskin air (Jamilah 2005). Jika dipangkas,
maka 3 (tiga) bulan kemudian akan tumbuh kembali bahkan dapat
menghasilkan 4 ton/ha atau setara 1,2 ton/ha bahan kering
kandungan pupuk buatan (73 kg Urea, 97 kg SP-36 dan 84 kg
KCl). Pengolahan gulma ini lebih lanjut hingga menjadi kompos,
dapat menghasilkan nilai kandungan hara lebih tinggi di
bandingkan dengan kandungan pada pupuk kandang dari kotoran
sapi (Kastono 2005),dengan komposisi 2.42 %N, 0.26 %P, 50.40
%C, dan 20.82 C/N. Selain itu, daun dan ranting hijaunya dapat
dipakai untuk membuat pupuk cair.
b. Sebagai Biopestisida
1) Sebagai Insektisida
Pemanfaatan daun C. odorata sebagai pestisida nabati
telah dimulai pada beberapa hama antara lain pada ordo
Lepidoptera, Coleoptera, Hemiptera dan Isoptera. Variasi
aktivitasnya dapat berupa efek insektisidal atau repelen,
tergantung spesies hamanya. Gulma ini diketahui
mengandung sejenis alkaloid Pyrolizidine Alkaloids
(PAs), yang berfungsi sebagai penghambat makan dan
insektisidal (Moder 2002; cit Haryati et al., 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Hidayah (2010), C.
odorata cukup efektif dalam mengendalikan beberapa
OPT penting, termasuk S.litura pada tanaman tembakau.
2) Sebagai Larvasida
C. odorata mengandung senyawa fenol, alkaloid,
triterpenoid, tanin, flavonoid (eupatorin) dan limonen.
Kandungan tanin yang terdapat dalam daun kirinyuh
adalah sebesar 2,56% (Romdonawati 2009). Senyawa
inilah yang dapat digunakan sebagai larvasida alami
pada nyamuk Aedes aegypti.
3) Sebagai Nematisida
Menurut Haryati dkk (2004), C. odorata mampu
memberikan efek kronik pada nematoda parasit
(Radhopolus similis), dan beberapa jenis serangga
seperti rayap, Sitophilus zeamais, Prostephanus
truncatus, Plutella xylostella, Spodoptera litura, dan
Spodoptera exigua. Hal ini disebabkan oleh adanya
senyawa metabolik sekunder yang dikandungnya.
Dari isolasi gulma ini berhasil ditemukan sejumlah
alkohol, flavononas, flavonas, khalkones, asam aromatik
dan minyak esensial. Minyak esensial dari daun gulma
ini diduga dapat menimbulkan efek pestisidal dan
nematisidal.
4) Sebagai Termitisida
Berdasarkan hasil penelitian Hadi (2010), ekstrak daun
kirinyuh pada kertas dengan konsentrasi 2,5 % (LC-50)
mampu menimbulkan efek anti feedant pada rayap,
bahkan bersifat toksik sehingga rayap mengalami
mortalitas.
5) Sebagai Fungsida
Panggabean (2009) menyatakan bahwa ekstrak
kirinyuh yang diaplikasikan secara pengolesan dapat
menghambat perkembangan gejala penyakit busuk buah
kakao pada tingkat konsentrasi 70%.
6) Sebagai Herbisida
Senyawa alelopati yang diproduksi oleh gulma ini
dapat menjadi racun bagi tanaman lain. Hasil penelitian
Darana (2006) menunjukkan bahwa ekstrak daun C.
odorata dapat menghambat pertumbuhan gulma di
perkebunan teh.
c. Sebagai Pakan Hewan
Disamping efek mematikan pada beberapa jenis OPT, gulma
ini ternyata memiliki kandungan protein cukup tinggi yang dapat
dimanfaatkan dalam campuran pakan ternak. Sesuai pernyataan
Marthen, (2007), C. odorata mengandung protein (21-36%),
alanine (4,03%), arginine (4,96%), glysine (4,61%), lysine
(2,01%), methionine (1,58%), cystine (1,30%), leucine (7,01%),
valine (6,20), dan asam glutamic (9,38%) setara dengan turi,
lamtoro dan gamal; produksi protein kasar sebesar 15 ton/thn.
dapat berisi beberapa larva masing-masing dalam ruang yang berbeda. Lalat
dewasa keluar dari puru dengan membuat lubang keluar. Terbentuknya puru
diharapkan dapat menekan pertumbuhan dan pembentukan biji C. odorata
(Mudita 2012).
Sekilas cara pengendalian dengan lalat ini cukup berhasil, namun
penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh seorang mahasiswa jurusan Ilmu
Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Undana menunjukan
bahwa lalat puru ini dapat menghambat pertumbuhan vegetatif C. odorata,
tetapi tidak mampu menghambat pertumbuhan generatif. Jumlah cabang yang
tumbuh di atas puru justru menjadi lebih banyak sehingga biji yang
dihasilkan gulma menjadi lebih banyak. Populasi lalat puru juga sangat
menurun pada musim kemarau karena untuk bertelur diperlukan pucuk muda
sedangkan pada musim kemarau sebagian besar tegakan C. odorata
mengering dan dibakar.
Sampai saat ini, pengendalian kirinyuh yang paling baik adalah dengan
kombinasi pembabatan dan herbisida (Prawiradiputra 2007). Pengendalian
cara hayati juga baik namun memerlukan waktu yang lama, sedangkan
dengan herbisida saja akan terlalu mahal dan menimbulkan efek
residu/pencemaran lingkungan.
6. Kandungan Kirinyuh (Chromolaena odorata)
Kirinyuh (Chromolaena odorata) merupakan salah satu jenis tumbuhan
dari family Asteraceae. Daunnya mengandung beberapa senyawa utama
seperti tannin, fenol, flavonoid, saponin dan steroid. Minyak essensial dari
daun kirinyuh memiliki kandungan pinene, cadinene, camphora, limonene,
-caryophyllene dan candinol isomer (Benjamin, 1987)
Secara tradisional daun kirinyuh digunakan sebagai obat dalam
penyembuhan luka, obat kumur untuk pengobatan sakit pada tenggorokan,
obat batuk, obat malaria, antimikroba, sakit kepala, antidiare, astringent,
antispasmodik, antihipertensi, anti inflamasi dan diuretik (Vital dan Rivera,
2009).
Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan pengujian terhadap aktivitas
antimikroba ekstrak daun kirinyuh, hasilnya menunjukkan positif terhadap
bakteri Bacillus subtillis, Staphylococcus aureus dan Salmonella
typhimurium (Vital dan Rivera, 2009), juga telah dilakukan pengujian
terhadap ekstrak etanol daun kirinyuh untuk pengobatan luka pada mencit
jantan dengan konsentrasi 2,5%, 5%, 10%, kontrol dan pembanding, hasilnya
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kirinyuh konsentrasi 10%
memberikan efek penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan dengan dosis
lain (Afrianti,et.al., 2010).
B. Diabetes
BAB III
METODE PENULISAN
A. Jenis Penelitian
Penulis menggunakan studi deskriptif. Jenis ini adalah dimana data
yang berkaitan dengan masalah penelitian yang berasal dari buku-buku,
jurnal sains serta sumber lainnya yang mendukung penelitian skripsi ini.
Dalam penelitian ini terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat dan
meniterpretasikan kondisi sekarang kemudian mencari solusi alternatif.
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis terdiri dari :
1. Data primer, berdasarkan hasil wawancara dengan penderita diabetes
melitus yang mengkonsumsi Kirinyuh (Chromolaena odorata).
2. Data sekunder yaitu data-data berupa jurnal internasional sains di
bidang pengaruh Kirinyuh (Chromolaena odorata) terhadap gula darah.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan metode pendetkatan dalam pengumpulan data dan keterangan
yang berkaitan dengan judul skripsi yaitu:
1. Teknik wawancara, yaitu penulis melakukan serangkaian tanya jawab
secara langsung dengan pihak penderita diabetes melitus
2. Teknik studi literatur, yaitu mengumpulkan data dengan membaca dan
mempelajari teori-teori dan literaturliteratur yang berkaitan dengan
diabetes melitus seperti jurnal-jurnal internasional sains dan riset.
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
A. Analsis Permasalahan
Tumbuhan tekelan telah ditelit secara ilmiah dan terbukti memilki berbagai
khasiat. Penelitan ini dilakukan oleh Ikewuchi dan Ikewuchi (2011)
menyebutkan bahwa tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat antikolesterol.
Penelitan Alisi, dk. (2011) menyatakan bahwa tekelan memilki sifat antioksidan
dan mampu menangkal radikal bebas yang diyakini sebagai penyebab berbagai
penyakit degeneratif dan penuan dini. Sifat antioksidan ini dikaitkan dengan
kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam daun tekelan, terutama
flavonol, flavanone, chalcone, flavone, asam hidroksibenzoat dan asam
hidroksinamat [3,4,5]. Namun demikian, sejauh ini penelitan terhadap ekstrak
daun tekelan terhadap penyakit diabetes masih sangat minim.
Diabetes Melitus terbagi menjadi empat yaitu diabetes tipe I dimana hormon
insulin tidak mampu diproduksi lagi, diabetes tipe II dimana fungsi hormon
insulin yang tidak bekerja secara maksimal, diabetes spesifik yaitu diabetes yang
disebabkan oleh pewarisan sifat atau genetik dan diabetes kehamilan yaitu
diabetes yang terjadi pada wanita hamil. Jadi pada dasarnya penyakit diabetes
disebabkan oleh kadar gula yang tinggi di dalam darah kemudian didukung oleh
sekresi hormon insulin yang sedikit atau banyak namun tidak bekerja secara
optimal karena adanya kerusakan pada sel sebagai sekretor hormon insulin
Peran Kirinyuh pada penderita diabetes adalah mencegah kerusakan pada sel
, memperbaiki sel pankreas, mengurangi peroksidasi lipid tidak hanya
dengan mencegah atau memperlambat timbulnya sel nekrosis tetapi juga dengan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kirinyuh memiliki manfaat bagi penderita diabetes karena Kirinyuh
mengandung zat-zat antioksidan diantaranya flavonoid yang berperan dalam
menjaga dan memperbaik sel . Cara pengelolaan Kirinyuh dapat dilakukan
dengan tiga cara diantaranya, diekstrak menjadi tepung, digodok dan
kemudian dibuat kripik daun Kirinyuh.
B. Saran
Pada dasarnya mencegah adalah hal yang lebih baik dibandingkan
dengan mengobati dan bahwa sakit itu lebih mahal dibandingkan sehat,
karena ketika sakit berapa material atau uang yang harus disiapkan untuk
melakukan pengobatan agar tubuh kembali sehat. Salah satu contohnya
adalah mencegah terkena penyakit Diabetes Melitus dengan cara
memperhatikan faktor penyebabnya dan menghindari hal-hal yang mungkin
menimbulkan penyakit diabetes, hal itu lebih baik daripada mengobati
penyakit Diabetes Melitus namun jika sedang mengalami atau telah Diabetes
Melitus sebaiknya melakukan pengobatan sedini mungkin baik berupa medis,
suntik insulin, melakukan cuci darah maupun dengan pengobatan tradisional
mengkonsumsi Kirinyuh dan menghindari berbagai hal yang dapat
meningkatkan kadar gula darah semakin lebih tinggi atau dimana kadar gula
darah diatas normal. Hal hal yang berperan dalam mencegah terjangkitnya
penyakit Diabetes Melitus dapat melalui pola makan, gaya hidup, istirahat
yang teratur dan berolahraga yang teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Murinie, E. D. 201. Pemanfatan Gulma Chromolaena odorata (L.) R.M. King And
H. Robinson Sebagai Pupuk Organik dan Biopestisida. Jurnal Muria, Juni 2011
Ikewuchi, J.C., Ikewuchi, C.C. 201. Anti-cholesterolemic Efect of Aqueous Extract
of the Leaves of Chromolaena odorata (l) King and Robinson (Asteraceae):
Potential for the Reduction of Cardiovascular Risk. The Pacifc Journal of
Science and Technology 12 (2): 385-391.
World Health Organization (WHO). 209: Diabetes. htp:/www/who.int/
Yuliani, N. S. 2012. Efek Ekstrak Etanol Daun (Chromolaena Odorata) Terhadap
Kesembuhan Luka Insisi pada Tikus Sprague Dawley. Tesis. Yogyakarta:
Program Studi Sain Veteriner, Universitas Gadjah Mada. Halaman 1-3.