Anda di halaman 1dari 23

MANFAAT KIRINYUH (Chromolaena odorata)

UNTUK PENDERITA GULA DARAH (DIABETES MELITUS)

Disusun oleh :
Rizky Eliandi
2011021072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2015

LEMBAR PENGESAHAN

MANFAAT KIRINYUH (Chromolaena odorata)


UNTUK PENDERITA GULA DARAH (DIABETES MELITUS)

RIZKY ELIANDI
2011021072

Pembimbing I

Pembimbing II

Menyetujui,
Dekan FKIP Universitas Kuningan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi tubuh agar
dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Karena itu, pada kondisi tubuh
yang sehat maka kita dapat menjalankan aktivitas keseharian kita seperti bekerja,
pergi ke sekolah, bermain dengan teman dan lain-lain, tanpa harus mengalami
keluhan dengan kondisi tubuh yang kurang sehat. Namun, terkadang kita
merasakan nikmatnya sehat ketika kita sedang sakit. Oleh karena itu, bentuk dari
rasa syukur kita kepada Sang Khalik salah satunya dapat berupa menjaga
ciptaan-Nya yaitu dengan cara menjaga tubuh diri kita sendiri agar terhindar dari
berbagai macam penyakit.
Kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Hendrick L. Blumm,
terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu:
faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan. Keempat faktor
tersebut saling berkaitan satu sama lain dan sangat berperan penting bagi derajat
kesehatan masyarakat.
Kemudian Becker (1979) membagi 3 perilaku masyarakat terhadap
kesehatan, diantaranya:
1. Perilaku kesehatan : hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Contoh : memilih makanan
yang sehat, tindakan-tindakan yang dapat mencegah penyakit.
2. Perilaku sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang
individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan
kesehatannya atau rasa sakit. Contoh pengetahuan individu untuk
memperoleh keuntungan.
3. Perilaku peran sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh
individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesehatan.

Ada beberapa usaha masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan


kesehatannya diantaranya, pola makan yaitu dengan cara memperhatikan akan
kandungan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.
Makanan adalah salah satu bahan organik yang diperlukan oleh manusia
untuk menghasilkan energi, sehingga energi tersebut dapat digunakan untuk
melangsungkan kehidupannya seperti bernafas, tumbuh, berkembang, menjaga
suhu tubuh dan lain sebagainya. Bahan makanan yang diperlukan oleh manusia
harus beragam seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan air karena setiap
sumber makanan memiliki fungsi dan peran yang berbeda dengan tubuh.
Diantaranya fungsi zat makanan sebagai cadangan makanan, zat pembangun,
sebagai pengatur suhu tubuh, sebagai sumber energi dan lain sebagainya. Salah
satu sumber makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak memiliki kandungan
kalori berbeda di dalam tubuh dengan perbandingan masing-masing 4 : 4 : 9.
Dimana setiap gram karbohidrat mengandung 4 kkal, setiap gram protein
mengandung 4 kkal dan setiap gram lemak mengandung 9 kkal. Kebutuhan
kalori setiap manusia berbeda-beda didasarkan pada aktifitas, masa tubuh,
pekerjaan dan lain sebagainya. Asupan kalori manusia bisa terdiri dari berbagai
sumber makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak.
Kalori dalam salah satu bahan makanan yang umum dikonsumsi oleh
masyarakat pada umumnya adalah nasi, yang mana bahan makanan tersebut
dibutuhkan untuk memenuhi kalori tubuh yang setiap gramnya mengandung 4
kkal.
Jika kalori dalam tubuh kurang maka akan mengakibatkan beberapa
malnutrisi seperti penyakit marasmus atau gizi buruk, sedangkan jika kadar
kalori dalam tubuh berlebih maka dapat menyebabkan timbulnya berbagai
macam penyakit diantaranya, diabetes atau gula darah.
Indonesia merupakan negara ke empat penderita diabetes terbanyak di Asia
dan ke tujuh di dunia. Salah satu data statistik menyatakan bahwa pada tahun
2013, Indonesia memiliki sekitar 8,5 juta penderita diabetes. Dan diperkirakan
pada tahun 2020, Indonesia akan memiliki 12 juta penderita diabetes, karena
yang mulai terkena diabetes bukan hanya pada orang yang berbadan gemuk
namun pada orang yang kurus dan yang berusia muda sampai tua bisa terkena
diabetes. Berdasarkan data diatas tersebut diabetes merupakan penyakit yang
sangat berbahaya bagi tubuh bahkan penderitanya bertambah tiap tahunnya.
Berdasarkan hal diatas maka penulis mengajukan judul tentang Manfaat
Kirinyuh (Chromolaena odorata) untuk Penderita Gula Darah (Diabetes
Melitus).
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah yang


diidentifikasi diantaranya:
1. Apakah ada tumbuhan yang sebelumnya dianggap sebagai hama dapat
menjadi lebih bermanfaat bagi penderita Diabetes Melitus?
2. Apa kandungan pada tumbuhan tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi
penderita gula darah (Diabetes Melitus)?
3. Bagaimana cara pengelolaan tumbuhan tersebut sehingga dapat
mengambil manfaatnya bagi penderita Diabetes Melitus?
C. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini
adalah :
1. Pengenalan Kirinyuh (Chromolaena odorata) baik berupa morfologi,
habitat dan manfaatnya dalam kesehatan
2. Mengidentifikasi kandungan pada Kirinyuh (Chromolaena odorata) yang
berpotensi dalam menurunkan kadar gula darah
3. Cara pengelolaan Kirinyuh (Chromolaena odorata)
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah karya ilmiah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: Apa Manfaat Kirinyuh (Chromolaena
odorata) untuk Penderita Gula Darah (Diabetes Melitus).
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk lebih mengetahui tanaman Kirinyuh (Chromolaena odorata) jika
dilihat dari morfologi, habitat dan manfaatnya bagi kesehatan
2. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat pada Kirinyuh
(Chromolaena odorata) yang bermanfaat bagi kesehatan khususnya
menurunkan kadar gula darah
3. Untuk mengetahui cara pengelolaan Kirinyh (Chromolaena odorata)
F. Manfaat Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan wawasan kepada masyarakat agar lebih mengetahui
Kirinyuh (Chromolaena odorata) khususnya dalam pemanfaatan obat
tradisional penurun kadar gula darah sebagai solusi alternatif, selain
melakukan pengobatan medis, penyuntikan insulin dan cuci darah yang
biasanya memerlukan biayanya relatif mahal
2. Lebih mengetahui kandungan yang terkandung pada gulma Kirinyuh
(Chromolaena odorata) yang memiliki potensi dalam penurunan kadar
gula darah
3. Mengetahui berbagai cara pengelolaan Kirinyuh (Chromolaena odorata)

BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. KIRINYUH (Chromolaena odorata)
1. Klasifikasi tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata)
Kingdom
: Plantae
Diviso
: Magnoliohyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub-kelas
: Asterales
Familia
: Asteraceae
Genus
: Chromolaena
Spesies
:Chromolaena
odorata (Wikipedia, 2011)
Chromolaena odorata dikenal pula
dengan nama tekelan maupun kirinyuh.
Chromolaena odorata merupakan tumbuhan perdu berkayu tahunan. Gulma ini
memiliki ciri khas, diantaranya: daun berbentuk segita, mempunyai tiga tulan
daun yang nyata terlihat dan bila diremas akan terasa bau yang khas,
percabangan berhadapan, perbungaan majemuk yang dari jauh terlihat berwarna
putih. Penyebaran meliputi 50 1000 m diatas permukaan laut (Nasution, 1986).
2. Morfologi tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata)
a. Bentuk Akar
Pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki susunan akar berupa
akar tunggang, yang besar dan tumbuh ke dalam menuju pusat bumi.
Akar tunggang tersebut adalah akar tunggang bercabang. Akar ini
berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, dan bercabang.
1) Warna akar kekuning-kuningan
2) Bagian-bagian akar :
a) Leher akar / pangkal akar (collum)
b) Ujung akar (apex radicis)
c) Batang akar (corpus radicis)
d) Cabang-cabang akar (radix lateralis)
e) Serabut akar (fibrilla radicalis)
f) Rambut / bulu akar (pilus radicalis)
g) Tudung akar (calyptra)
b. Bentuk Batang
Pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki struktur batang yaitu :
1) Batang berbentuk bulat (teres)
2) Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus)
3) Pada permukaan batang terdapat rambut (pilosus)
4) Percabangan pada batang merupakan cara percabangan
monopodial, dimana batang pokok tampak lebih jelas karena

lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya)


dari pada cabang-cabangnya.
5) Bentuk percabangan pada tumbuhan ini adalah tegak
(fastigiatus), yaitu sudut antara batang dan cabang amat kecil,
sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya
sedikitserong keatas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan
batang pokoknya.
6) Batang kurinyuh memiliki permukaan berbulu atau berambut
7) Jenis tumbuhan ini merupakan tumbuhan tahunan.
c. Bentuk Daun
Pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki struktur daun
tidak lengkap . Karna hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja.
Adapun struktur-struktur daun adalah sebagai berikut :
1) Tangkai daun
Tangkai daun kirinyuh (Chromolaena odorata) ini atau kirinyuh
adalah setengah lingkatan.
2) Helaian daunHelaian daun kirinyuh (Chromolaena odorata)
memiliki bagian bawah yang terlebar sehingga bentuk daun ini
yaitu bangun segitiga.
3) Pada Susunan tulang daun terdapat :
a) Ibu tulang (Costa)
b) Tulang-tulang cabang (nervus letaralis)
c) Urat-urat daun (vena)
d) Helain daunnya juga berbentuk anifosi.
4) Tulang daun Bentuk tulang-tulang daun yaitu mencapai tepi daun
dan bentuk susuna tulangnya yaitu daun bertulang melengkung.
Dimana satu tulang di tengah paling besar dan yang lain
mengikuti tepi daun (melengkung).
5) Bentuk ujung daun
a) Pada tumbuhan kirinyuh bentuk ujung daun yaitu runcing
dimana kedua tepi daun dikanan kiri ibu tulang sedikit demi
sedikit menuju keatas dan membentuk sudut lancip (< 900).
b) Pangkal Daun
c) Bentuk pangkal daun kirinyuh yaitu romping atau rata.

6) Tepi Daun
Bentuk tepi daun yaitu toreh (divisus). Bentuk torehnya adalah
bergerigi, dimna bentuk sinus dan angulusnya sama-sama lancip.

7) Daging daun
Daging daun merupakan :
a) Bagian daun yg terdapat diantara tulang-tulang daun dan
urat-urat daun
b) Merupakan dapur tumbuhan dan letak pigmen (klorofil,
karoten dan xantofil) dan Mencerminkan tebal tipisnya daun
c) Pada tumbuhan kirinyu memiliki struktur daging daun yang
seperti kertas, tipis tetapi cukup tegar (kuat).
8) Sifat-sifat daun
a) Warna daun
(1) Warna daun pada tumbuhan kirinyuh adalah hijau tua.
(2) Permukaan daun
(3) Jenis daun kirinyuh memiliki permukaan dau yang
berbulu halus dan rapat
b) Susunan daun
(1) Jenis daun kirinyuh yaitu daun majemuk menyirip genap.
Dimana terdapar dua anak helaian daun yang berpasangpasangan di kanan-kiri ibu tangkai. Namun adaun
kirinyuh ini juga merupakan majemuk gasal ganda tidak
sempurna.
(2) Tata letaknya berseling
(3) Terdapat alat-alat tambahan berupa selaput bumbung
(orcea atau ochrea)
3. Penyebaran tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata)
Ki rinyuh berasal dari Amerika Tengah, tetapi kini telah tersebar di
daerah-daerah tropis dan subtropis. Gulma ini dapat tumbuh baik pada
berbagai jenis tanah dan akan tumbuh lebih baik lagi apabila mendapat
cahaya matahari yang cukup (Vanderwoude et al. 2005). Kondisi yang
ideal bagi gulma ini adalah wilayah dengan curah hujan > 1000
mm/tahun (Binggeli, 1997). Dengan demikian, gulma ini tumbuh dengan
baik di tempat-tempat yang terbuka seperti padang rumput, tanah terlantar
dan pinggir-pinggir jalan yang tidak terawat.
Mc Fadyen dalam Wilson dan Widayanto (2004) memperkirakan
bahwa Ki rinyuh menyebar di kepulauan Indonesia sejak Perang Dunia II.
Dengan penyebaran itu kini Ki rinyuh dapat dijumpai di semua pulaupulau besar di Indonesia. Di lain pihak Sipayung et al. (1991)
memperkirakan Ki rinyuh telah ada di Indonesia sebelum tahun 1912.
Namun demikian, laporan pertama yang menyangkut kerugiannya
terhadap ternak baru dilaporkan pada tahun 1971 (Soerohaldoko, 1971),
yaitu mengenai keberadaan Ki rinyuh di cagar alam Pananjung, Jawa
Barat, yang merugikan banteng di suaka alam tersebut karena rumput
pakannya berkurang akibat invasi gulma berkayu ini.

Ki rinyuh tidak hanya ditemukan di Pulau Jawa, tetapi juga


ditemukan di seluruh Indonesia seperti di Sumatera (Sipayung et al.,
1991), di Kalimantan (De Chenon et al., 2003), di Lombok, Sumbawa,
Flores, Timor (Wilson Dan Widayanto, 2004; De Chenon et al., 2003;
Mcfayden, 2004), Sulawesi dan Irian Jaya (Sipayung et al., 1991; Wilson
dan Widayanto, 2004).
Di Afrika, gulma padang rumput ini digolongkan pada gulma yang
paling berbahaya selain dari alangalang (Imperata cylindrica), puteri malu
(Mimosa sp.), sadagori (Sida acuta), Commelina sp., Hyptis sp. Dan
saliara (Lantana camara) karena mengganggu padang rumput dengan
mengurangi produktivitas dan mengurangi diversitas jenis-jenis rumput
(Opponganane Dan Francais, 2002). Gulma berkayu ini tidak hanya
tumbuh di daratan Afrika, tetapi juga di pulau-pulau sekitarnya seperti
Pulau Madagaskar dan Mascarene. Tidak hanya di Asia dan Afrika, gulma
ini juga ternyata sudah masuk ke Australia (Murphy (1997). Pheloung
(2003) menunjukkan bahwa pada tahun 1994 Ki rinyuh telah berada di
Queensland, bahkan kini digolongkan pada gulma kelas 1, yaitu gulma
yang mendapat prioritas untuk dikendalikan (Department Of Natural
Resources, Mines And Water, 2006). Karantina Australia pada tahun 2003
telah menganggarkan dana sebanyak 200 juta AUD untuk mengendalikan
berbagai hama dan gulma. Untuk C. odorata saja selama tujuh tahun sejak
1994 telah dihabiskan dana sebanyak 1,1 juta AUD.
Menurut FAO (2006) gulma ini tidak tahan naungan sehingga tidak
ditemukan di hutan-hutan yang tertutup, namun walaupun demikian di
Indonesia dan di berbagai negara lain di Asia, Ki rinyuh banyak
ditemukan di perkebunan-perkebunan seperti karet, kelapa sawit, kelapa,
jambu mente dan sebagainya (Muniappan Dan Marutani, 1988).
Gulma Ki Rinyuh atau Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata)
Ki rinyuh (Sunda) atau dalam bahasa Inggris disebut siam weed
(Chromolaena odorata (L) R.M. King and H. Robinson) merupakan salah
satu gulma padang rumput yang penting di Indonesia, di samping saliara
(Lantana camara). Gulma ini diperkirakan sudah tersebar di Indonesia
sejak tahun 1910-an (Sipayung et al., 1991), namun keberadaannya
kurang mendapat perhatian, kecuali oleh kalangan perkebunan karet,
karena selain merupakan gulma di padang rumput, Ki rinyuh juga gulma
yang sangat merugikan perkebunan karet (Sipayung et al., 1991).
Keberadaan tumbuh-tumbuhan lain selain dari pakan ternak di padang
rumput, terutama di padang rumput alam, adalah sesuatu yang wajar
karena hal ini erat kaitannya dengan keadaan lingkungan (ekologi) baik
pada masa lalu maupun pada saat sekarang. Namun apabila populasinya
sudah sangat tinggi sehingga menekan pertumbuhan dan populasi rumput
pakan yang ada, maka tumbuhan tersebut sudah berubah menjadi gulma

(Binggeli, 1997). Yang termasuk gulma di padang rumput adalah semua


jenis tumbuhan yang merugikan produktivitas ternak di padang rumput,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Biasanya gulma padang
penggembalaan merupakan tumbuhan yang tidak palatabel, berkayu dan
atau beracun. Ki rinyuh tergolong ke dalam gulma yang beracun dan
berkayu (Ginting et al., 1981) karena kandungan nitratnya yang sangat
tinggi sehingga dapat menyebabkan aborsi bahkan kematian ternak
(Department Of Natural Resources,Mines And Water, 2006).
4. Manfaat tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata)
Layaknya mata pisau, Kirinyuh (Chromolaena odorata) memiliki dua sisi
yang berbeda. Di satu sisi, kirinyuh adalah gulma atau tumbuhan penganggu
yang sangat merugikan tanaman budidaya di sekitarnya, karena merupakan
kompetitor dalam penyerapan air dan unsur hara, sehingga menyebabkan
penurunan hasil yang sangat tinggi pada tanaman perkebunan, seperti karet,
kelapa sawit, kelapa, dan jambu mete. Namun di sisi lainnya, C. odorata
ternyata memiliki berbagai potensi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,
seperti pupuk organik, biopestisida, serta obat, dan uniknya gulma ini dapat
membasmi gulma juga (sebagai herbisida).
C. odorata dikenal dengan nama Kirinyuh. Tumbuhan ini termasuk
dalam famili Asteraceae/Composite, berdaun oval dan bergerigi pada bagian
tepi, serta berbunga pada musim kemarau, serentak selama 3-4 minggu
(Prawiradiputra, 1985). Tumbuhan ini dapat tumbuh pada ketinggian 1.0002.800 m dari permukaan laut, tetapi di Indonesia banyak ditemukan di
dataran rendah (0-500 m dpl) seperti di perkebunan karet, kelapa sawit,
kelapa, dan jambu mete serta padang penggembalaan. Sifatnya yang tidak
tahan naungan, membuat tumbuhan ini tumbuh subur dengan adanya sinar
matahari yang cukup (FAO, 2006).
Kirinyuh memiliki kemampuan mendominasi area dengan sangat cepat.
Hal ini didukung karena jumlah biji yang dihasilkan sangat melimpah. Setiap
tumbuhan dewasa mampu memproduksi sekitar 80 ribu biji setiap musim
(Departemen Sumber Daya Alam, Mineral dan Air dari Australia; 2006).
Pada saat biji pecah dan terbawa angin, lalu jatuh ke tanah, biji tersebut dapat
dengan mudah berkecambah. Dalam waktu dua bulan saja, kecambah dan
tunas-tunas telah terlihat mendominasi area. Kepadatan tumbuhan bisa
mencapai 36 batang tiap meter persegi, yang berpotensi menghasilkan
kecambah, tunas, dan tumbuhan dewasa berikutnya (Yadav dan Tripathi
1981).

Jika kita menilik lebih dalam, dibalik sisi merugikannya tersebut, gulma
ini juga ternyata memiliki sejumlah potensi besar yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia. Dari pengolahan gulma ini dapat dihasilkan pupuk organik,
biopestisida, obat, dan herbisida. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan,
sekaligus dapat mengurangi dampak buruk keberadaannya.
a. Sebagai Pupuk
C. odorata memiliki keunikan tersendiri, selain dapat
berkembang dengan cepat, gulma ini juga mampu tumbuh di
lahan marginal dan miskin air (Jamilah 2005). Jika dipangkas,
maka 3 (tiga) bulan kemudian akan tumbuh kembali bahkan dapat
menghasilkan 4 ton/ha atau setara 1,2 ton/ha bahan kering
kandungan pupuk buatan (73 kg Urea, 97 kg SP-36 dan 84 kg
KCl). Pengolahan gulma ini lebih lanjut hingga menjadi kompos,
dapat menghasilkan nilai kandungan hara lebih tinggi di
bandingkan dengan kandungan pada pupuk kandang dari kotoran
sapi (Kastono 2005),dengan komposisi 2.42 %N, 0.26 %P, 50.40
%C, dan 20.82 C/N. Selain itu, daun dan ranting hijaunya dapat
dipakai untuk membuat pupuk cair.
b. Sebagai Biopestisida
1) Sebagai Insektisida
Pemanfaatan daun C. odorata sebagai pestisida nabati
telah dimulai pada beberapa hama antara lain pada ordo
Lepidoptera, Coleoptera, Hemiptera dan Isoptera. Variasi
aktivitasnya dapat berupa efek insektisidal atau repelen,
tergantung spesies hamanya. Gulma ini diketahui
mengandung sejenis alkaloid Pyrolizidine Alkaloids
(PAs), yang berfungsi sebagai penghambat makan dan
insektisidal (Moder 2002; cit Haryati et al., 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Hidayah (2010), C.
odorata cukup efektif dalam mengendalikan beberapa
OPT penting, termasuk S.litura pada tanaman tembakau.
2) Sebagai Larvasida
C. odorata mengandung senyawa fenol, alkaloid,
triterpenoid, tanin, flavonoid (eupatorin) dan limonen.
Kandungan tanin yang terdapat dalam daun kirinyuh
adalah sebesar 2,56% (Romdonawati 2009). Senyawa
inilah yang dapat digunakan sebagai larvasida alami
pada nyamuk Aedes aegypti.

3) Sebagai Nematisida
Menurut Haryati dkk (2004), C. odorata mampu
memberikan efek kronik pada nematoda parasit
(Radhopolus similis), dan beberapa jenis serangga
seperti rayap, Sitophilus zeamais, Prostephanus
truncatus, Plutella xylostella, Spodoptera litura, dan
Spodoptera exigua. Hal ini disebabkan oleh adanya
senyawa metabolik sekunder yang dikandungnya.
Dari isolasi gulma ini berhasil ditemukan sejumlah
alkohol, flavononas, flavonas, khalkones, asam aromatik
dan minyak esensial. Minyak esensial dari daun gulma
ini diduga dapat menimbulkan efek pestisidal dan
nematisidal.
4) Sebagai Termitisida
Berdasarkan hasil penelitian Hadi (2010), ekstrak daun
kirinyuh pada kertas dengan konsentrasi 2,5 % (LC-50)
mampu menimbulkan efek anti feedant pada rayap,
bahkan bersifat toksik sehingga rayap mengalami
mortalitas.
5) Sebagai Fungsida
Panggabean (2009) menyatakan bahwa ekstrak
kirinyuh yang diaplikasikan secara pengolesan dapat
menghambat perkembangan gejala penyakit busuk buah
kakao pada tingkat konsentrasi 70%.
6) Sebagai Herbisida
Senyawa alelopati yang diproduksi oleh gulma ini
dapat menjadi racun bagi tanaman lain. Hasil penelitian
Darana (2006) menunjukkan bahwa ekstrak daun C.
odorata dapat menghambat pertumbuhan gulma di
perkebunan teh.
c. Sebagai Pakan Hewan
Disamping efek mematikan pada beberapa jenis OPT, gulma
ini ternyata memiliki kandungan protein cukup tinggi yang dapat
dimanfaatkan dalam campuran pakan ternak. Sesuai pernyataan
Marthen, (2007), C. odorata mengandung protein (21-36%),
alanine (4,03%), arginine (4,96%), glysine (4,61%), lysine
(2,01%), methionine (1,58%), cystine (1,30%), leucine (7,01%),
valine (6,20), dan asam glutamic (9,38%) setara dengan turi,
lamtoro dan gamal; produksi protein kasar sebesar 15 ton/thn.

Gulma ini memiliki keseimbangan asam amino yang baik untuk


ternak monogastrik. Palatabilitas lebih baik dari gamal, dan
suplementasi dalam ransum mencapai 30% mampu meningkatkan
konsumsi serta pertumbuhan ternak kambing.
Penelitian di Pakistan oleh Bamikole dan Osemwenkhoe
(2004) menunjukkan bahwa pemberian tepung daun C. odorata
sebagai konsentrat sebanyak 30% pada pakan kelinci dapat
menambah bobot badan. Demikian pula halnya penambahan
tepung 10% pada pakan burung puyuh dan ayam pedaging
(Ginting 2009). Selain itu, gulma ini juga mengandung senyawa
anti helmintik/obat anti cacing. Namun demikian pemanfaatan
gulma ini perlu dikaji lebih jauh karena memiliki zat anti nutrisi.
Sesuai pernyataan Ikhimioya (2003), C. odorata mengandung
Haemagglutinnin 9.72 mg/g, Oxalate 1.89 %, Phytic acid 1.34 %
dan Saponin 0.50 %.
d. Sebagai Obat
Laporan dari berbagai daerah menunjukkan bahwa daun
kirinyuh berkhasiat dan bisa digunakan sebagai obat. Daun
segarnya dipakai untuk menyembuhkan luka-luka, mengobati
malaria, serta gangguan maag dan mata.
5. Dampak buruk tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata)
Secara umum, tumbuhan ini menyandang status sebagai gulma atau
tumbuhan pengganggu, yang merupakan kompetitor tanaman budidaya,
terutama dalam hal penyerapan air dan unsur hara.
Prawiradiputra (2007) mengemukakan bahwa tumbuhan ini merupakan
gulma yang sangat merugikan karena: (1) dapat mengurangi kapasitas
tampung padang penggembalaan, (2) dapat menyebabkan keracunan, bahkan
mungkin sekali kematian ternak, (3) menimbulkan persaingan dengan rumput
pakan, sehingga mengurangi produktivitas padang rumput, dan (4) dapat
menimbulkan bahaya kebakaran terutama pada musim kemarau. Selain itu,
gulma ini juga diketahui dapat menjadi tempat persembunyian bagi serangga
yang merugikan, antara lain dari ordo Hemiptera dan Diptera.
Melihat cukup seriusnya dampak buruk yang ditimbulkan dari
keberadaan gulma ini, maka pada tahun 1993 hingga pertengahan 1994, Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) bekerjasama dengan Australia Centre for
International Agricultural Research (ACIAR) mengintroduksi lalat puru
Procecidochares connexa dari Tucuman, Argentina, yang merupakan musuh
alami C. odorata. P. connexa meletakkan telur pada pucuk muda C. odorata,
kemudian larva yang menetas segera masuk ke dalam jaringan pucuk untuk
membuat puru. Larva berkembang dan memupa di dalam puru, satu puru

dapat berisi beberapa larva masing-masing dalam ruang yang berbeda. Lalat
dewasa keluar dari puru dengan membuat lubang keluar. Terbentuknya puru
diharapkan dapat menekan pertumbuhan dan pembentukan biji C. odorata
(Mudita 2012).
Sekilas cara pengendalian dengan lalat ini cukup berhasil, namun
penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh seorang mahasiswa jurusan Ilmu
Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Undana menunjukan
bahwa lalat puru ini dapat menghambat pertumbuhan vegetatif C. odorata,
tetapi tidak mampu menghambat pertumbuhan generatif. Jumlah cabang yang
tumbuh di atas puru justru menjadi lebih banyak sehingga biji yang
dihasilkan gulma menjadi lebih banyak. Populasi lalat puru juga sangat
menurun pada musim kemarau karena untuk bertelur diperlukan pucuk muda
sedangkan pada musim kemarau sebagian besar tegakan C. odorata
mengering dan dibakar.
Sampai saat ini, pengendalian kirinyuh yang paling baik adalah dengan
kombinasi pembabatan dan herbisida (Prawiradiputra 2007). Pengendalian
cara hayati juga baik namun memerlukan waktu yang lama, sedangkan
dengan herbisida saja akan terlalu mahal dan menimbulkan efek
residu/pencemaran lingkungan.
6. Kandungan Kirinyuh (Chromolaena odorata)
Kirinyuh (Chromolaena odorata) merupakan salah satu jenis tumbuhan
dari family Asteraceae. Daunnya mengandung beberapa senyawa utama
seperti tannin, fenol, flavonoid, saponin dan steroid. Minyak essensial dari
daun kirinyuh memiliki kandungan pinene, cadinene, camphora, limonene,
-caryophyllene dan candinol isomer (Benjamin, 1987)
Secara tradisional daun kirinyuh digunakan sebagai obat dalam
penyembuhan luka, obat kumur untuk pengobatan sakit pada tenggorokan,
obat batuk, obat malaria, antimikroba, sakit kepala, antidiare, astringent,
antispasmodik, antihipertensi, anti inflamasi dan diuretik (Vital dan Rivera,
2009).
Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan pengujian terhadap aktivitas
antimikroba ekstrak daun kirinyuh, hasilnya menunjukkan positif terhadap
bakteri Bacillus subtillis, Staphylococcus aureus dan Salmonella
typhimurium (Vital dan Rivera, 2009), juga telah dilakukan pengujian
terhadap ekstrak etanol daun kirinyuh untuk pengobatan luka pada mencit
jantan dengan konsentrasi 2,5%, 5%, 10%, kontrol dan pembanding, hasilnya
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kirinyuh konsentrasi 10%
memberikan efek penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan dengan dosis
lain (Afrianti,et.al., 2010).
B. Diabetes

1. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes Melitus, DM (bahasa Yunani:, diabanein, tembus
atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal
di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah kelainan
metabolik yang
disebabkan
oleh
banyak
faktor,
dengan simtoma berupa hiperglikemiakronis dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
a. Defisiensi sekresi hormon insulin,
aktivitas
insulin,
atau
keduanya.
b. Defisiensi transporter glukosa.
Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh Diabetes
Melitus, antara lain : Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down,
penyakit Huntington, kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit
Parkinson, sindrom
Prader-Willi,
sindrom
Werner, sindrom
Wolfram, leukoaraiosis,demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme,hipogo
nadisme, dan lain-lain.
2. Macam-macam Diabetes
Diabetes secara garis besar adalah penyakit yang
diakibatkan oleh kenaikan kadar gula darah dalam tubuh.
Ada banyak hal yang bisa memicu terjadinya penyakit
diabetes. Sebab tersebut bisa berasal dari internal
maupun eksternal tubuh manusia.
American Diabetes Association membedakan diabetes
menjadi 4 berdasarkan penyebabnya. Berikut adalah
penjelasan Singkatnya.
a. Diabetes Tipe I.
Pada diabetes tipe I hormon insulin sudah tidak bisa
diproduksi lagi. Sel beta pada pankreas sudah
mengalami kerusakan yang sangat parah. Diabetes
dengan jenis ini hanya bisa ditolong dengan suntik
insulin secara rutin. Anak-anak maupun orang dewasa
sangat berpotensi menderita diabetes dengan tipe ini.
kondisi diabetes ini adalah diabetes yang paling parah
diantara diabetes-diabetes yang lain.
b. Diabetes Tipe 2
Diabetes dengan tipe 2 disebabkan oleh resistensi
hormon insulin. Hal ini bisa terjadi karena reseptor pada
permukaan sel berkurang. Resistensi hormon insulin
tidak mengarah pada produksi insulin yang berkurang.
Namun lebih cenderung karena fungsi hormon yang
tidak bisa bekerja secara maksimal. Kondisi pada

diabetes tipe ini lebih disebabkan karena obesitas, diet


tinggi lemak, kurang olahraga dan faktor keturunan.
diabetes dengan tipe ini sangat efektif dicegah dan
diobati dengan obat herbal diabetes.
c. Diabetes Tipe Spesifik
Diabetes tipe spesifik disebabkan karena kelainan
genetik
spesifik,
penyakit
pankreas,
gangguan
endokrin, efek obat-obatan dan lain sebagainya.
Diabetes dengan jenis seperti ini efektif juga
disembuhkan dengan obat herbal.
d. Diabetes Kehamilan
Diabetes kehamilan merupakan penyakit diabetes yang khusus terjadi
pada wanita hamil. Penanganan untuk diabetes tipe ini harus di bawah
bimbingan para ahli.
3. Penyebab Diabetes
Glukosa adalah sumber energi utama bagi tubuh. Glukosa berasal dari
dua sumber yang utama, yaitu makanan dan hati. Saat mencerna makanan
gula diserap ke dalam aliran darah dengan dibantu oleh insulin (hormon
yang mengatur metabolisme karbohidrat). Hormon insulin dihasilkan
oleh pankreas. Dalam proses ini hati atau liver bertindak sebagai gudang
penyimpanan dan pusat pengolahan. Contohnya ketika anda tidak makan
untuk beberapa waktu, hati akan melepaskan glukosa yang tersimpan
untuk menjaga kadar glukosa tetap normal.
Penyebab diabetes tipe 1 Pada diabetes tipe 1, sistem imun anda yang
normalnya berfungsi untuk melawan bakteri atau virus malah menyerang
hormon insulin. Kondisi ini membuat anda kekurangan atau bahkan tidak
memiliki insulin. Alih-alih dihantarkan ke dalam sel, gula akan
menumpuk di dalam aliran darah.
Penyebab prediabetes dan diabetes tipe 2 Pada kondisi prediabetes
yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan diabetes tipe 2, sel
menjadi resisten terhadap hormon insulin. Hal ini menyebabkan pankreas
tidak mampu menghasilkan cukup insulin. Alih-alih mengalirkan ke
dalam sel, gula akan menumpuk di dalam darah. Penyebab pastinya tidak
diketahui meskipun kelebihan lemak dan perilaku pasif merupakan faktor
penting.
Penyebab gestational diabetes saat kehamilan, plasenta memproduksi
hormon untuk menopang kehamilan. Hormon ini membuat sel lebih
resisten terhadap insulin. Seiring pembesaran plasenta pada tiga bulan
kedua dan ketiga, maka hormon tersebut semakin banyak dihasilkan.
Normalnya pankreas akan merespon dengan menghasilkan lebih banyak

insulin. Tetapi terkadang pankreas justru tidak mampu meresponnya. Ini


membuat glukosa banyak menumpuk di darah dan tidak terserap ke
dalam sel.

BAB III
METODE PENULISAN
A. Jenis Penelitian
Penulis menggunakan studi deskriptif. Jenis ini adalah dimana data
yang berkaitan dengan masalah penelitian yang berasal dari buku-buku,
jurnal sains serta sumber lainnya yang mendukung penelitian skripsi ini.
Dalam penelitian ini terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat dan
meniterpretasikan kondisi sekarang kemudian mencari solusi alternatif.

B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis terdiri dari :
1. Data primer, berdasarkan hasil wawancara dengan penderita diabetes
melitus yang mengkonsumsi Kirinyuh (Chromolaena odorata).
2. Data sekunder yaitu data-data berupa jurnal internasional sains di
bidang pengaruh Kirinyuh (Chromolaena odorata) terhadap gula darah.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan metode pendetkatan dalam pengumpulan data dan keterangan
yang berkaitan dengan judul skripsi yaitu:
1. Teknik wawancara, yaitu penulis melakukan serangkaian tanya jawab
secara langsung dengan pihak penderita diabetes melitus
2. Teknik studi literatur, yaitu mengumpulkan data dengan membaca dan
mempelajari teori-teori dan literaturliteratur yang berkaitan dengan
diabetes melitus seperti jurnal-jurnal internasional sains dan riset.

D. Metode Penganalisisan Data


Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini,
penulis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu metode dengan
menyusun data yang diperoleh kemudian di interpretasikan dan dianalisis
sehingga memberikan informasi bagi pemecahan masalah yang dihadapi
sebagai salah satu solusi alternatif.
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Lokasi Penelitian di Desa Cileuleuy Dusun Wage Kecamatan Cigugur

BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
A. Analsis Permasalahan
Tumbuhan tekelan telah ditelit secara ilmiah dan terbukti memilki berbagai
khasiat. Penelitan ini dilakukan oleh Ikewuchi dan Ikewuchi (2011)
menyebutkan bahwa tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat antikolesterol.
Penelitan Alisi, dk. (2011) menyatakan bahwa tekelan memilki sifat antioksidan
dan mampu menangkal radikal bebas yang diyakini sebagai penyebab berbagai
penyakit degeneratif dan penuan dini. Sifat antioksidan ini dikaitkan dengan
kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam daun tekelan, terutama
flavonol, flavanone, chalcone, flavone, asam hidroksibenzoat dan asam
hidroksinamat [3,4,5]. Namun demikian, sejauh ini penelitan terhadap ekstrak
daun tekelan terhadap penyakit diabetes masih sangat minim.
Diabetes Melitus terbagi menjadi empat yaitu diabetes tipe I dimana hormon
insulin tidak mampu diproduksi lagi, diabetes tipe II dimana fungsi hormon
insulin yang tidak bekerja secara maksimal, diabetes spesifik yaitu diabetes yang
disebabkan oleh pewarisan sifat atau genetik dan diabetes kehamilan yaitu
diabetes yang terjadi pada wanita hamil. Jadi pada dasarnya penyakit diabetes
disebabkan oleh kadar gula yang tinggi di dalam darah kemudian didukung oleh
sekresi hormon insulin yang sedikit atau banyak namun tidak bekerja secara
optimal karena adanya kerusakan pada sel sebagai sekretor hormon insulin
Peran Kirinyuh pada penderita diabetes adalah mencegah kerusakan pada sel
, memperbaiki sel pankreas, mengurangi peroksidasi lipid tidak hanya
dengan mencegah atau memperlambat timbulnya sel nekrosis tetapi juga dengan

meningkatkan vaskularisasi sehingga dengan meningkatnya vaskularisasi maka


kerusakan sel bisa dicegah dan regenerasi sel dapat ditingkatkan . Peran tersebut
karena adanya kandungan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan pada
Kirinyuh. Sebenarnya zat yang berperan sebagai antioksidan tidak hanya
flavonoid melainkan ada beberapa zat lain diantaranya alkaloid, (aurone,
chalcone, flavone dan flavonol), saponin dan tanin, kandungan asam amino yang
tingi dan kandungan phenolik lainya.
Kadar yang mampu menurunkan gula darah lebih baik adalah ekstrak etanol
daun tekelan dosis 5, 25, 125, dan 250 mg/kg b mampu menurunkan kadar
glukosa darah lebih baik dan bermakna dibandingkan kelompok kontrol negatif
(p<0,05)
B. Sintesis
Di Indonesia tumbuhan Tekelan (Chromolaena odorata) digunakan sebagai
pengobatan tradisonal. Tekelan juga dapat menjadi obat alternative bagi
penderita diabetes. Cara pengelolaannya dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1) Diekstrak menjadi tepung dan bisa dimasukan ke dalam kapsul. Cara ini
dapat dilakukan bagi seseorang penderita diabetes yang tidak suka rasa
pahit.
a) Pertama dengan cara mengeringkan seluruh bagian Kirinyuh
(Chromolaena odorata) sampai benar-benar kering dapat dilakukan
dengan cara dioven
b) Melakukan penumbukan atau penghalusan dengan cara memblender
atau menggunakan lumpang dan alu
c) Setelah benar-benar halus kemudian dimasukan ke dalam kapsul
2) Digodok dan kemudian meminum air godokannya
a) Mencuci daun tekelan dengan air bersih
b) Merebus 4 gelas air atau 1 liter yang telah dicampur daun Kirinyuh
tersebut
c) Kemudian tunggu beberapa menit hingga rebusan daun tekelan
tersebut mendidih dan menyisakan 2 gelas atau 500 mL
d) Setelah mendidih, mendiamkan rebusan daun Kirinyuh tersebut
hingga dingin
e) Menyaring rebusan tersebut ke dalam wadah, gelas, atau botol
f) Kemudian mengkonsumsi Kirinyuh dengan cara diminum
3) Dibuat kripik daun Kirinyuh
a) Dengan cara membuat cairan tepung beras yang telah diberi bumbu
penyedap dan bumbu lainnya
b) Memasukan semua daun Kirinyuh yang memiliki bentuk yang baik
ke cairan tepung beras, dan aduk hingga tepung beras merata
diseluruh permukaan daun

c) Goreng daun Kirinyuh sampai masak atau berwarna kekuning


keemasan

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kirinyuh memiliki manfaat bagi penderita diabetes karena Kirinyuh
mengandung zat-zat antioksidan diantaranya flavonoid yang berperan dalam
menjaga dan memperbaik sel . Cara pengelolaan Kirinyuh dapat dilakukan
dengan tiga cara diantaranya, diekstrak menjadi tepung, digodok dan
kemudian dibuat kripik daun Kirinyuh.
B. Saran
Pada dasarnya mencegah adalah hal yang lebih baik dibandingkan
dengan mengobati dan bahwa sakit itu lebih mahal dibandingkan sehat,
karena ketika sakit berapa material atau uang yang harus disiapkan untuk
melakukan pengobatan agar tubuh kembali sehat. Salah satu contohnya
adalah mencegah terkena penyakit Diabetes Melitus dengan cara
memperhatikan faktor penyebabnya dan menghindari hal-hal yang mungkin
menimbulkan penyakit diabetes, hal itu lebih baik daripada mengobati
penyakit Diabetes Melitus namun jika sedang mengalami atau telah Diabetes
Melitus sebaiknya melakukan pengobatan sedini mungkin baik berupa medis,
suntik insulin, melakukan cuci darah maupun dengan pengobatan tradisional
mengkonsumsi Kirinyuh dan menghindari berbagai hal yang dapat
meningkatkan kadar gula darah semakin lebih tinggi atau dimana kadar gula
darah diatas normal. Hal hal yang berperan dalam mencegah terjangkitnya
penyakit Diabetes Melitus dapat melalui pola makan, gaya hidup, istirahat
yang teratur dan berolahraga yang teratur.

DAFTAR PUSTAKA
Murinie, E. D. 201. Pemanfatan Gulma Chromolaena odorata (L.) R.M. King And
H. Robinson Sebagai Pupuk Organik dan Biopestisida. Jurnal Muria, Juni 2011
Ikewuchi, J.C., Ikewuchi, C.C. 201. Anti-cholesterolemic Efect of Aqueous Extract
of the Leaves of Chromolaena odorata (l) King and Robinson (Asteraceae):
Potential for the Reduction of Cardiovascular Risk. The Pacifc Journal of
Science and Technology 12 (2): 385-391.
World Health Organization (WHO). 209: Diabetes. htp:/www/who.int/
Yuliani, N. S. 2012. Efek Ekstrak Etanol Daun (Chromolaena Odorata) Terhadap
Kesembuhan Luka Insisi pada Tikus Sprague Dawley. Tesis. Yogyakarta:
Program Studi Sain Veteriner, Universitas Gadjah Mada. Halaman 1-3.

Anda mungkin juga menyukai