Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah
“Metodologi Penelitian“ ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas
bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen dan teman-teman yang tidak bisa
saya sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat
teratasi. Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan khususnya mengenai kelebihan dan kekurangan protein bagi tubuh manusia.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah
ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Kasus diabetes mellitus di jawa tengah sebanyak 80,97 per 1000 penduduk dengan
diabetes mellitus type 2 sebanyak 72,56 per 1000 penduduk dan diabetes mellitus yang
tergantung pada insulin (type 1) sebanyak 8,41 per 1000 penduduk (Dinkes Provinsi
Jateng, 2006).
Hal ini menunjukan bahwa tanaman ini bisa digunakan sebagai agen menurunkan
gula darah yang baru. Tanaman ini banyak tumbuh di Indonesia, dan mudah dalam
perkembangbiakannya (Perhimpunan Dokter Spesialis, 2009).
sativum L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada mencit putih jantan (Mus
musculus) ?
1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L.) terhadap
penurunan kadar gula darah pada mencit putih jantan (Mus musculus).
2. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L.) yang
paling menurunkan terhadap kadar gula darah pada mencit putih jantan (Mus
musculus).
3. Memberikan informasi yang dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang
konsentrasi ekstrak biji ketumbar yang paling berpengaruh terhadap penurunan kadar
gula darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
asam lemak, polyunsaturated fatty acids, antioksidan, enzim dan sel hidup (Cristian D et
al., 2013). Biji ketumbar adalah salah satu bumbu dapur yang beraroma keras yang sudah
sejak lama dipergunakan sebagai bahan pelengkap dalam masakan. Bagian yang paling
banyak dipergunakan adalah bijinya, sampai sekarang telah banyak dilakukan penelitian
mampu menurunkan kadar gula darah. Disamping itu, penurunan kadar gula darah dapat
mencapai kadar gula darah normal. Beberapa penelitian menyatakan bahwa ketumbar
Biji ketumbar bersifat hypoglycemic. Itulah sebabnya mengapa biji ketumbar baik untuk
mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Agoes,
2009). Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair (Depkes RI, 2012).
Ekstraksi dilakukan untuk menyari zat-zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan
dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif terdapat di dalam sel, namun
sel tanaman dan hewan berbeda demikian pula ketebalannya, sehingga diperlukan
2.3 Flavonoid
atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam
kerusakan akibat oksidasi pada molekul sasaran (Tamu, 2017). Mekanisme kerja
mekanisme oksidasi lemak. Oksidasi lemak terdiri dari tiga tahap utama yaitu inisiasi,
Antioksidan adalah komponen yang dapat mencegah atau menghambat oksidasi lemak,
asam nukleat, atau molekul lainnya dengan mencegah inisiasi atau perkembangan
pengoksidasian melalui reaksi berantai. Sayuran dan buah-buahan merupakan bahan pangan
2.4 Maserasi
pengadukan pada suhu kamar. Langkah kerjanya adalah merendam simplisia dalam
suatu wadah menggunakan pelarut penyari tertentu selama beberapa hari sambil sesekali
diaduk, lalu disaring dan diambil beningannya (Dewantoro, 2017). Maserasi adalah cara
penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam
rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan yang terpekat di desak keluar. Peristiwa tersebut berulang
sehingga terjadi keseimbangan (Tamu, 2017). Selama proses ekstraksi maserasi terjadi
pemecahan dinding dan membran sel akibat dari perbedaan tekanan di dalam dan di luar
sel sehingga menyebabkan metabolit sekunder yang ada di dalam sitoplasma bahan
kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup
lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-
bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin (Dirjen POM,
1986).
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordota
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus (Yeon, 2014).
oleh hiperglikemi dan abnormalitas metabolisme dari karbohidrat, lemak, dan protein.
Semua hal di atas merupakan hasil dari defect sekresi insulin baik mutlak atau relatif,
dan berkurangnya sensitivitas jaringan terhadap insulin atau keduanya. Simtom yang
kemampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein awal
terjadinya hiperglikemia (kadar gula yang tinggi) dalam darah) (Black & Hawk, 2009).
DM terjadi bila insulin yang dihasilkan tidak cukup untuk mempertahankan gula darah
dalam batas normal atau jika sel tubuh tidak mampu merespon dengan tepat sehingga
akan muncul keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsi, polifagia, penurunan berat
badan, kelemahan, kesemutan, pandangan kabur dan disfungsi ereksi pada laki-laki dan
(NIDDM). Dalam DM tipe 2, jumlah insulin yang diproduksi oleh pankreas biasanya
cukup untuk mencegah ketoasidosis tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
Diabetes tipe I biasa juga dikenal dengan “Juvenile onset” atau “Insulin
Diabetes tipe II disebabkan oleh resistensi insulin pada otot, lemak dan hati.
1. Efek genetik fungsi sel beta, yaitu terjadinya gangguan sekresi insulin akan tetapi
2. Efek genetik kerja insulin, yaitu terjadinya mutasi pada reseptor hormon insulin
carcinoma pankreas.
4. Inveksi, yaitu diabetes yang disebabkan oleh adanya inveksi virus yang dapat
Secara umum pengobatan penyakit diabetes terbagi menjadi dua jenis, yaitu
pengobatan non farmakologi yang meliputi perubahan gaya hidup seperti diet atau
insulin. Pengobatan farmakologi dipilih jika pengobatan non farmakologi tidak dapat
2.7 Metformin
Metformin merupakan salah satu jenis obat anti hiperglikemik oral golongan
biguanid. Saat ini golongan biguanid yang banyak dipakai adalah metformin. Metformin
dapat menurunkan glukosa darah tetapi tidak akan menyebabkan hipoglikemik. Pada
pemakaian tunggal metformin dapat menurunkan glukosa darah sampai 20% dan
menurunkan produksi glukosa di hati serta meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan
oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga diduga menghambat
hidroklorida adalah obat yang digunakan secara luas untuk pengelolaan diabetes
saat ini (IAI, 2012). Metformin sebagai obat tunggal maupun dalam kombinasi dengan
antidiabetik oral lain dan atau insulin, digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Obat
ini terbukti mampu mereduksi kadar gula darah serta derajat hiperglisemia postprandial
pada diabetes tipe 2, tetapi tidak berpengaruh pada orang normal. Metformin telah
terbukti pula efektif dalam meredam aktivitas glukoneogenesis di hati dengan jalan
mengganggu oksidasi asam laktat dan ambilan glukosa oleh hati (Damayanti, 2016).
variable bebas dan variable terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak biji ketumbar 10%,
Konsentrasi Flavonoid
Biji Ketumbar
Kontrol Negatif :
Aquadest 5 ml
Diduga ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L.) dengan konsentrasi 30%
dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit putih jantan (Mus musculus).
15
BAB III
METODE PENELITIAN
(Coriandrum sativum L.) sebagai antidiabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada
dibeli langsung dari, Pasar Petisah, kecamatan Petisah dengan cara pengambilan
sampel secara acak karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak
Biji ketumbar, metformin, larutan gula 20%, etanol 80%, H2SO4, Asam asetat dan
aquadest
2. Alat Penelitian
16
Neraca analitik, spuit 1 cc, gelas ukur 100 mL, gelas ukur 50 mL, beaker glass 500
mL, beaker glass 50 mL, blender, kapas, kain flanel, alat glukometer, cawan porselin,
3. Hewan Uji
mengalir, setelah itu biji ketumbar dikeringkan di bawah sinar matahari, kemudian
pelarut etanol 80%. Biji ketumbar kering dihaluskan menggunakan blender hingga
menjadi serbuk kemudian serbuk di ayak menggunakan ayakan 200 mesh. Serbuk
etanol 80% sebanyak 2000 mL selama 3 hari. Selama perendaman ekstrak tiap
dimasukan kedalam water bath pada suhu 50o C sehingga menghasilkan ekstrak
500 mg/kg yang dikonversikan menjadi dosis mencit yaitu 0,0026 mg/kgBB.
17
pemberian larutan pembanding pada mencit putih jantan dengan volume sesuai
jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Untuk pemberian ekstrak biji ketumbar masing-
Kelompok mencit putih jantan pertama sebagai kontrol negatif aquadest 5 mL per
oral. Kelompok mencit kedua sebagai kontrol positif metformin 0,5% (500 mg/70kgBB
manusia). Kelompok mencit ketiga ekstrak biji ketumbar konsentrasi 10%. Kelompok
mencit ke empat ekstrak biji ketumbar konsentrasi 20%. Kelompok ke lima ekstrak biji
dipuasakan selama 18-24 jam lalu diukur gula darah sebagai gula darah sebelum
secara per oral. Kelompok positif diberikan larutan metformin 0,5% secara per oral.
Kelompok ekstrak biji ketumbar konsentrasi 10% diberikan ekstrak biji ketumbar
konsentrasi 10% secara intra peritonial. Kelompok ekstrak biji ketumbar 20% diberikan
ekstrak biji ketumbar konsentrasi 20%. Kelompok ekstrak biji ketumbar 30% diberikan
18
semua kelompok, kemudian kadar gula darah diperiksa pada hari ke-11 (H11).. Semua
sampel darah yang diambil dari vena ekor tikus yang sudah dipuasakan dan kadar gula
di induksi gula :
sativum L.) sebagai antidiabetes terhadap penurunan kadar gula darah mencit putih
jantan (Mus musculus) dengan menggunakan analisa Paired T-test untuk mengetahui
adanya pengaruh aktivitas dari ekstrak biji ketumbar dan dilanjutkan dengan uji
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, R., 2018. Pengaruh Ekstrak Buah Okra (Abelmoschus esculentus) Pada
Mencit Putih Jantan Penderita Diabetes Melitus Setelah Diinduksi
Aloksan Dan Uji Hispatologi. Skripsi. Padang: Universitas Andalas.
Jakhmola V., Tangri P., 2012. Diabetes Mellitus A Silent Killer : Role Of
DPP4 Inhibitirs In Treatment. JPSBR. Vol 2 : 49.
Julien, S,G. 2009. Patofisiologi Diabetes Mellitus dalam Penatalaksanaan
Diabetes Terpadu. Jurnal. Manado: Universitas N Manado.
Mycek MJ, Harvey R.a, Champe C.C. 2009. Farmakologi Ulasan bergambar.
Lippincott illustrated Reviews: Farmakology. Penerjemah Azwar
Agoes. Edisi II. Jakarta :Widya Medika.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia., 2009. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam ed. V jilid III. Jakarta : Interna Publishing.
Priyanto, 2008. Farmakoterapi & Terminologi Medis Ed pertama. Depok :
Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi.
Rahman., 2017. Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri Biji Ketumbar
(Coriandrum sativum) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans
(Penelitian Secara In Vitro. Karya Tulis Akhir. Malang : Universitas
Muhammadiyah.
Ray, R. 2017. Manfaat Ajaib Ketumbar & Merica - Seri Apotek Dapur Ed 1.
Yogyakarta: Rapha Publishing.
Soeryoko, H., 2011. 25 Tanaman Obat Ampuh Penakluk Diabetes Mellitus.
Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Sogara, P.P.U., 2014. Pengaruh Ekstrak Etanol Buah Ketumbar (Coriandrum
sativum L.) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih Yang
Diinduksi Aloksan. Manado: Program Studi Farmasi FMIPA Unsrat.
Sugondo, 2015. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Yeon, L; Jeong, W. L; Dong, G. L; Hyi, S. L; Jong, SK; Jieun, Y., 2014.
Cytotoxic Sesterpenoids Isolated From The Marine Sponge
Scalarispongia sp. Journal Molecular Science 2014, 15, 20045-20053.
Yulianty., 2015. Efek Ekstrak Biji Ketumbar (Coriandrum sativum L.)
Terhadap Histologi Pankreas Mencit (Mus musculus L.) Diabetik
Aloksan. Program Studi Biologi FMIPA.Samarinda: Universitas
Mulawarman.
Yuriska, F., 2009, Efek Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar.
Karya Tulis Ilmiah. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
54
21