PENDAHULUAN
mellitus pada tahun 2000 di Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam
jumlah penderita diabetes mellitus dengan prevalensi 8,4 juta jiwa. Urutan
diatasnya adalah India (31,7 juta jiwa), China (20,8 juta jiwa), dan Amerika
Serikat (17,7 juta jiwa) (Darmono, 2007). Jumlah populasi yang meningkat
tersebut berkaitan dengan hal faktor genetika, harapan hidup bertambah,
urbanisasi yang merubah pola hidup.
Jumlah penderita diabetes mellitus yang meningkat menggambarkan
betapa pentingnya pencegahan dan penatalaksanaan dini penyakit tersebut. Oleh
karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengetahui tanaman obat yang dapat
menurunkan kadar glukosa yaitu ekstrak daun kelor dan daun Sambiloto.
Tanaman kelor banyak ditemukan tumbuh liar di pinggir sungai ataupun
jalan. Tanaman ini sering diabaikan karena banyak orang yang tidak mengetahui
kegunaan daun kelor. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, terbukti bahwa
daun kelor memiliki beragam manfaat untuk dunia kesehatan. Manfaat daun kelor
diantaranya
menyeimbangkan
tekanan
darah
yang
tinggi
(hipertensi),
herba
mellitus.
a. Mengetahui kandungan yang terdapat pada daun kelor dan daun sambiloto.
b. Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak daun kelor dan daun
sambiloto terhadap diabetes mellitus.
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Manfaat Penulisan
Sistematika Penulisan
Tujuan Penulisan
Tempat dan Waktu Penulisan
Metode Penulisan
Objek dan Fokus Penulisan
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
BAB IV PEMBAHASAN
4.1.
4.2.
dalam
Saran
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
atau
merunggai
adalah
sejenis
tumbuhan
dari
suku
kecoklatan.
2.1.1.3.
Kandungan gizi dalam setiap 100 g daun kelor adalah 82,0 kalori; 6,7
g protein; 1,7 g lemak; 14,3 g karbohidrat; 440,0 mg kalsium; 70,0 mg fosfor;
7,0 mg zat besi; 11.300,0 SI vitamin A; 0,21 mg vitamin B1; 220,0 mg vitamin
C; dan 75,0 g air (H.Rahmat Rukmana.2005). Kelor secara alami mengandung
18 dari 20 asam amino yang dapat diserap tubuh dan benar-benar penting
untuk kesehatan yang baik (Dudi Krisnadi,2012). Kelor merupakan salah satu
dari sangat sedikit tanaman yang mengandung semua (delapan) asam amino
esensial. Selain mengandung seluruh (delapan) asam amino esensial yang
tidak dapat diproduksi oleh tubuh, kelor juga berlimpah dengan asam amino
non-esensial yang dapat diproduksi oleh tubuh dengan bantuan nutrisi yang
tepat. Daun kelor memiliki kandungan betakaroten melebihi wortel,
mengandung protein melebih kacang polong, lebih banyak mengandung
vitamin
C dibanding
jeruk, kandungan
kalsiumnya
melebihi
susu,
mengandung zat besi lebih banyak dari bayam dan kandung kaliumnya lebih
banyak dari pisang. Daun Kelor telah dilaporkan menjadi sumber yang kaya karoten, protein, vitamin C, kalsium dan kalium, dan menjadi sumber
makanan yang baik sebagai antioksidan alami, karena adanya berbagai jenis
senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid, fenolat dan karotenoid
(Dillard dan Jerman, 2000; Siddhuraju dan Becker, 2003).
Menyehatkan kulit
Mengatasi diabetes
Menyehatkan mata
Mencegah kanker
Mengobati rematik
2.1.2.
2.1.2.2. Morfologi
Tumbuhan sambiloto merupakan tumbuhan semusim, dengan tinggi
50-90 cm, batang yang disertai dengan banyak cabang berbentuk segi empat.
14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid
dan
10
sangat
pahit
karena
mengandung
senyawa
yang
disebut
11
2.1.3.
2.1.3.1.
12
Klasifikasi
WHO mengklasifikasikan bentuk diabetes melitus berdasarkan
perawatan dan simtoma (pengindikasian keberadaan sesuatu penyakit atau
gangguan kesehatan yang tidak diinginkan, berbentuk tanda-tanda atau ciriciri penyakit dan dapat dirasakan) :
1. Diabetes tipe 1, diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio
insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 hanya
dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang
teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian
darah.
2. Diabetes tipe 2, merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi bukan
disebabkan oleh rasio insulin (sebuah hormone polipeptida yang
mengatur metabolism karbohidrat) di dalam sirkulasi darah,
melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh
13
mutasi pada banyak gen (Bila salah satu dari pasangan kembar identik
penderita diabetes maka peluang seumur hidup saudara kembarnya
terkena diabetes adalah lebih dari 90%).Diabetes tipe 2 dapat diobati
dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya
pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat
badan.
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose
tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM. Biasanaya
terjadi selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan.meskipun
bersifat sementara, GDM dapat berpengaruh kepada kondisi sang
bayi, meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal),
penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat
otot rangka. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa
janin dalam bahaya atau peningkatan risiko luka yang berhubungan
dengan makrosomia, seperti distosia bahu (keadaan dimana setelah
kepala dilahirkan, bahu anterior tidak dapat lewat dibawah simfisis
pubis).
2.1.3.3.
Faktor
Faktor risiko diabetes mellitus antara lain :
1. Kelompok usia dewasa tua (45 tahun ke atas).
2. Kegemukan {BB (kg) > 120% BB idaman atau IMT > 27 (kg/m2)}
IMT atau Indeks Masa Tubuh = Berat Badan (Kg) dibagi Tinggi
Badan (meter) dibagi lagi dengan Tinggi Badan (cm), misalnya Berat
14
Gejala
Gejala-gejala seseorang yang mengidap diabetes mellitus, diantaranya:
1. Poliuria yaitu sering buang air kecil
15
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai tujuan penulisan, tempat
dan waktu penulisan, metode penulisan, objek dan fokus penulisan, teknik
pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data.
3.1.
Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak daun
kelor dan daun sambiloto agar dapat bermanfaat untuk pengobatan diabetes
mellitus.
3.2.
17
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
metode deskriptif,
3.5.
18
6) Menganalisis data.
3.6.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil studi literature
19
fenolat dan karotenoid (Dillard dan Jerman, 2000; Siddhuraju dan Becker,
2003).
Daun
Sambiloto
deoksiandrografolid,
mengandung
andrografolid,
laktone
yang
neoandrografolid,
terdiri
dari
14-deoksi-11-12-
Berdasarkan
ethanol s,
20
21
etanol dari tanaman ini dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus DM
tipe 1. Belum ditemukan daun sambiloto dapat mengatasi DM tipe 2.
Penggunaan daun sambiloto untuk DM tipe 1 ini telah menarik
perhatian dari berbagai pihak peneliti untuk membuktikan secara ilmiah dan
juga untuk menyelidiki mekanisme serta cara kerja daun tersebut terhadap
DM. Zhang dan Tan telah melaporkan bahwa ekstrak etanol ampuh untuk
menurunkan kadar gula darah pada 1 tikus yang telah diinduksikan
streptozotocin (zat yang menginduksi diabetes pada berbagai species). Selain
itu, ekstrak yang larut dalam air juga menunjukan aktivitas antioksidan dengan
meningkatkan aktivitas dari superoxide dismutase (SOD) dan katalase pada
tikus dengan DM tipe 1. Sebuah studi melaporkan bahwa ekstrak tersebut
akan merangsang pelepasan insulin yang parameter penghambatan aktivitas
enzim - tergantung dosis secara in vitro kultur sel Brin- glukosidase.BD11
(Wibudi et al., 2008)
Dalam studi fitokimia, Andrographis paniculata Nees (seluruh
tanaman, daun, dan uap) mengandung lakton diterpen yang terdiri dari
andrografolid,
14-deoxyandrographolide,
andrograpin,
14
didehydroandrographolide,
neoandrographolide,
acetylandrograpolide,
dan
homoandrographolide,
14-deoksi19-O-
22
Gambar 4.3
23
(sumber:
pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b47015764a2c661a2436c159cc108c31.pdf)
Keterangan :
1) Kontrol : mencit diberi deksametason 3mg/kgBB satu kali
sehari dalam 5 hari
2) Klp I : mencit diberi deksametason 3mg/kgBB satu kali
sehari dalam 5 hari dengan perbandingan daun kelor : daun
sambiloto = 8 : 2
3) Klp II : mencit diberi deksametason 3mg/kgBB satu kali
sehari dalam 5 hari dengan perbandingan daun kelor : daun
sambiloto = 5 : 5
4) Klp III : mencit diberi deksametason 3mg/kgBB satu kali
sehari dalam 5 hari dengan perbandingan daun kelor : daun
sambiloto = 2 : 8
Berdasarkan
perlakuan
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
24
25
BAB V`
PENUTUP
5.1
Simpulan
Dari pembahasan masalah diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Daun kelor dan sambiloto memiliki kandungan yang dapat menurunkan
kadar glukosa darah dalam tubuh.
2. Kombinasi antara daun kelor dengan daun sambiloto memiliki pengaruh
yang efektif dalam penyembuhan penyakit diabetes mellitus.
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang tertera diatas kami menyarankan agar:
1. Pembudidayaan tanaman kelor lebih diintensifkan lagi.
2. Peneliti menyarankan untuk diadakan pengujian lanjutan ke manusia untuk
memastikan efek kombinasi daun kelor dand aun sambiloto
3. Sebaiknya pemerintah bersama para ahli melakukan mediasi kepada
masyarakat luas.
4. Sebaiknya lembaga pemerintah masyarakat melakukan sosialisasi manfaat
daun kelor dan daun sambiloto bagi penderita diabetes mellitus.