Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab 1 ini, penulis menjelaskan mengenai latar belakang masalah,


perumusan masalah, manfaat masalah dan sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap
disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, Orang lazim menyebutnya
sebagai penyakit gula atau kencing manis. Diabetes mellitus ditandai dengan
kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Diabetes mellitus perlu diamati
karena sifat penyakit yang kronik progresif yaitu jumlah penderita semakin
meningkat dan banyak dampak negative yang ditimbulkan. Diabetes mellitus yang
tidak ditangani akan menimbulkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa, yaitu
timbulnya berbagai penyakit organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembulu
darah kaki, dan system syaraf.
Organisasi yang peduli terhadap permasalahan diabetes, Diabetic
Federation mengestimasi bahwa jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia
pada tahun 2008, terdapat 5,6 juta penderita diabetes untuk usia diatas 20 tahun,
akan meningkat menjadi 8,2 juta pada tahun 2020, bila tidak dilakukan upaya
perubahan pola hidup sehat pada penderita (Tandra, 2008). Laporan dari WHO
mengenai studi populasi DM di berbagai Negara, jumlah penderita diabetes
1

mellitus pada tahun 2000 di Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam
jumlah penderita diabetes mellitus dengan prevalensi 8,4 juta jiwa. Urutan
diatasnya adalah India (31,7 juta jiwa), China (20,8 juta jiwa), dan Amerika
Serikat (17,7 juta jiwa) (Darmono, 2007). Jumlah populasi yang meningkat
tersebut berkaitan dengan hal faktor genetika, harapan hidup bertambah,
urbanisasi yang merubah pola hidup.
Jumlah penderita diabetes mellitus yang meningkat menggambarkan
betapa pentingnya pencegahan dan penatalaksanaan dini penyakit tersebut. Oleh
karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengetahui tanaman obat yang dapat
menurunkan kadar glukosa yaitu ekstrak daun kelor dan daun Sambiloto.
Tanaman kelor banyak ditemukan tumbuh liar di pinggir sungai ataupun
jalan. Tanaman ini sering diabaikan karena banyak orang yang tidak mengetahui
kegunaan daun kelor. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, terbukti bahwa
daun kelor memiliki beragam manfaat untuk dunia kesehatan. Manfaat daun kelor
diantaranya

menyeimbangkan

tekanan

darah

yang

tinggi

(hipertensi),

menyeimbangkan kadar gula darah (diabetes), meningkatkan kesuburan


(fertilitas), dan lain-lain.
Daun kelor dapat menyembuhkan diabetes dan telah dibuktikan dalam
penelitian (Stryer, 2000 dan Suyono, 2005). Kandungan yang terdapat pada daun
kelor lebih manjur menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan
Glipizid (obat diabetes oral yang membantu mengontrol kadar gula dalam darah).
Tubuh

membutuhkan kalsium untuk memproses vitamin D. Penelitian telah

menunjukkan bahwa individu dengan tingkat vitamin D paling rendah dalam


darahnya akan mengalami masalah dalam penanganan gula dan memiliki risiko
lebih besar terkena diabetes. Nutrisi tertentu seperti vitamin B1, B2, B12, asam
pantotenat, vitamin C, protein dan kalium yang terkandung dalam kelor dapat
merangsang produksi insulin dalam tubuh. Kelor juga merupakan sumber yang
kaya asam askorbat yang membantu dalam sekresi insulin.
Sementara itu, daun sambiloto juga sebagai salah satu herbal yang
berkhasiat sebagai antidiabetikum. Daun Sambiloto diketahui mengandung
senyawa utama Andrografolid, serta senyawa lainnya deoksiandrografolid,
neoandrografolid, 14 - deoksi - didehidroandrografolid dan homoandrografolid
yang mampu menurunkan kadar glukosa darah (Yulinah, et al., 2005).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Daun Kelor
(Moringa oleifera) dan Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) Terhadap
Diabetes Mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak
daun kelor dan

herba

sambiloto dalam menyembuhkan penyakit diabetes

mellitus.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai beikut,
a. Apa saja kandungan yang dimiliki daun kelor dan daun sambiloto?
b. Bagaimana pengaruh ekstrak daun kelor dan herba sambiloto dalam
menyembuhkan penyakit diabetes mellitus ?
1.3 Manfaat Penulisan

a. Mengetahui kandungan yang terdapat pada daun kelor dan daun sambiloto.
b. Mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak daun kelor dan daun
sambiloto terhadap diabetes mellitus.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.

Latar Belakang
Rumusan Masalah
Manfaat Penulisan
Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR


2.1. Landasan Teori
2.1.1. Hakikat Daun Kelor
2.1.1.1.
Pengertian Daun Kelor
2.1.1.2.
Morfologi Daun Kelor
2.1.1.3.
Kandungan Daun Kelor
2.1.1.4.
Manfaat Daun Kelor
2.1.2. Hakikat Daun Sambiloto
2.1.2.1.
Pengertian Daun Sambiloto
2.1.2.2.
Morfologi Daun Sambiloto
2.1.2.3.
Kandungan Daun Sambiloto
2.1.2.4.
Manfaat Daun Sambiloto
2.1.3. Hakikat Diabetes Mellitus
2.1.3.1.
Pengertian Diabetes Mellitus
2.1.3.2.
Klasifikasi Diabetes Mellitus
2.1.3.3.
Faktor Diabetes Mellitus
2.1.3.4.
Gejala Diabetes Mellitus
BAB III METODOLOGI PENULISAN
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.

Tujuan Penulisan
Tempat dan Waktu Penulisan
Metode Penulisan
Objek dan Fokus Penulisan
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data

BAB IV PEMBAHASAN

4.1.
4.2.

Kandungan Daun Kelor dan Daun Smbiloto


Pengaruh Ekstrak Daun Kelor dan Herba Sambiloto

dalam

Menyembuhkan Penyakit Diabetes Mellitus


BAB V PENUTUP
5.1.
Simpulan
5.2.

Saran

BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Landasan Teori


2.1.1.
2.1.1.1.

Hakikat Daun Kelor


Pengertian Daun Kelor
Kelor

atau

merunggai

adalah

sejenis

tumbuhan

dari

suku

Moringaceae. Kelor merupakan tanaman perdu yang tinggi pohonnya dapat


mencapai 10 meter, tunbuh subur dari dataran rendah sampai ketinggian 1000
m di atas permukaan laut. Tanaman kelor hidup di tanah dengan pH netral
sampai sedikit asam. Tanaman dengan nama latin dau Lam ini berasal dari
dataran sekitar Himalaya, India, dan Pakistan (Kurniasih,2013).

2.1.1.2. Morfologi Daun Kelor


Tanaman kelor

memiliki akar tunggang berwarna putih, dan

membesar seperti lobak. Batangnya dapat tumbuh hingga 7-12 m, bertekstur


keras dan kuat. Warna daun saat muda yaitu hijau muda, saat dewasa berwarna
hijau tua berbentuk bulat telur dan ujungnya tumpul. Tulang daunnya

menyirip. Tanaman kelor juga memiliki

bunga dengan kelopak warna putih

dan beraroma khas. Setelah berumur 12-18 bulan, tanaman kelor


menghasilkan buah atau polong kelor yang berbentuk segitiga memanjang,
yang biasa disebut kelentang. Di dalam polong terdapat biji berbentuk bulat
berwarna

kecoklatan.

Gambar 2.1 daun kelor


(Sumber : http://www.antioksidan.net/wp-content/uploads/2014/12/Manfat-DaunKelor.jpg)

2.1.1.3.

Kandungan Daun Kelor

Kandungan gizi dalam setiap 100 g daun kelor adalah 82,0 kalori; 6,7
g protein; 1,7 g lemak; 14,3 g karbohidrat; 440,0 mg kalsium; 70,0 mg fosfor;
7,0 mg zat besi; 11.300,0 SI vitamin A; 0,21 mg vitamin B1; 220,0 mg vitamin
C; dan 75,0 g air (H.Rahmat Rukmana.2005). Kelor secara alami mengandung
18 dari 20 asam amino yang dapat diserap tubuh dan benar-benar penting
untuk kesehatan yang baik (Dudi Krisnadi,2012). Kelor merupakan salah satu
dari sangat sedikit tanaman yang mengandung semua (delapan) asam amino
esensial. Selain mengandung seluruh (delapan) asam amino esensial yang

tidak dapat diproduksi oleh tubuh, kelor juga berlimpah dengan asam amino
non-esensial yang dapat diproduksi oleh tubuh dengan bantuan nutrisi yang
tepat. Daun kelor memiliki kandungan betakaroten melebihi wortel,
mengandung protein melebih kacang polong, lebih banyak mengandung
vitamin

C dibanding

jeruk, kandungan

kalsiumnya

melebihi

susu,

mengandung zat besi lebih banyak dari bayam dan kandung kaliumnya lebih
banyak dari pisang. Daun Kelor telah dilaporkan menjadi sumber yang kaya karoten, protein, vitamin C, kalsium dan kalium, dan menjadi sumber
makanan yang baik sebagai antioksidan alami, karena adanya berbagai jenis
senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid, fenolat dan karotenoid
(Dillard dan Jerman, 2000; Siddhuraju dan Becker, 2003).

2.1.1.4. Manfaat Daun Kelor


Kandungan-kandungan dalam daun kelor ini membuat daun kelor
mempunyai banyak sekali manfaat. Mulai dari mengobati penyakit dalam
sampai penyakit luar. Berikut beberapa manfaat yang bisa diambil dari daun
kelor.
-

Menyehatkan kulit

Mengatasi diabetes

Menyehatkan mata

Mencegah kanker

Mengobati rematik

Penghancur batu ginjal

2.1.2.

Menghilangkan flek di wajah

Rabun ayam dan sakit mata

Hakikat Daun Sambiloto


2.1.2.1. Pengertian Daun Sambiloto
Sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan tanaman semusim,
hidup secara liar, dan sebagian ditanam di halaman rumah sebagai tanaman
obat, sekarang banyak orang secara khusus membudidayakan tanaman yang
memiliki rasa pahit ini karena khasiatnya dapat menyembuhkan berbagai
macam penyakit. Sambiloto adalah nama Indonesia, di Jawa disebut bidara,
sadilata, sambilata, takila. Di Sunda disebut ki oray, ki peurat, takilo. Sumatera
menyebut papaitan. Sambiloto mudah menjadi banyak, tumbuh liar di tempat
terbuka seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang tanahnya agak
lembab, atau ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat. Daun sambiloto
merupakan salah satu bahan obat tradisional yang paling banyak digunakan di
Indonesia.

2.1.2.2. Morfologi
Tumbuhan sambiloto merupakan tumbuhan semusim, dengan tinggi
50-90 cm, batang yang disertai dengan banyak cabang berbentuk segi empat.

daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset,


pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas daun berwarna
hijau tua, bagian bawah daun berwarna hijau muda, panjang 2-8 cm, lebar 1-3
cm. Bunga tumbuh dari ujung batang atau ketiak daun, berbentuk tabung,
kecil-kecil, warnanya putih bernoda ungu. Memiliki buah kapsul berbentuk
jorong, panjang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila
masak akan pecah membujur menjadi 4 keping. Biji gepeng, kecil-kecil,
warnanya cokelat muda. Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan dengan biji
atau stekbatang (Yuniarti, 2008).

Gambar 2.2 Daun sambiloto


(Sumber : http://www.sitkes.com/wp-content/uploads/2014/07/KhasiatSambiloto.jpg)

2.1.2.3. Kandungan Daun Sambiloto


Daun tumbuhan sambiloto yang memilik rasa pahit, dingin, memiliki
kandungan kimia sebagai berikut: daun dan percabangannya mengandung
laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit),
neoandrografolid,

14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid

dan

homoandrografolid. Terdapat juga flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral

10

(kalium, akarnya mengandung flavotioid, dimana hasil isolasi terbanyaknya


adalah polimetoksiflavon, andrografin, pan ikulin, mono-0-metilwithin dan
apigenin-7,4-dimetileter (Yuniarti, 2008). Daun dan batang tumbuhan ini
rasanya

sangat

pahit

karena

mengandung

senyawa

yang

disebut

andrographolid yang merupakan senyawa keton diterpena. Kadarnya dalam


daun antara 2,5 4,8 % dari berat kering. Senyawa ini diduga merupakan
salah satu zat aktif dari daun sambiloto yang juga banyak mengandung unsurunsur mineral seperti kalium, natrium dan asam kersik (Wijayakusuma, et al.,
1994)
2.1.2.4. Manfaat Daun Sambiloto
Daun tumbuhan sambiloto bermanfaat untuk menurunkan demam
tinggi dan malaria. Selain itu, daun tumbuhan sambiloto berkhasiat untuk
mengatasi:
-

Hepatitis, infeksi saluran empedu

Disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis),

Abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas

(Bronkitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga

Kencing nanah (gonore), kencing manis (diabetes melitus)

Tumor trofoblas (trofoblas ganas), serta tumor paru

Kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola


hidatidosa)

Batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma)

Darah tinggi (hipertensi) (Yuniarti, 2008).

11

Tumbuhan sambiloto berkhasiat sebagai obat amandel, obat asam urat,


obat batukrejan, obat diabetes melitus, obat hipertensi, hepatitis, stroke, TBC,
menguatkan daya tahan tubuh terhadap serangan flu babi dan flu burung
(Nazaruddin, 2009). Selain itu, Wijayakusuma, et al. (1994) mengatakan
bahwa daun tumbuhan sambiloto dapat merusak sel trophocyt dan trophoblast,
berperan pada kondensasi sitoplasma dari sel tumor, piknosis (pengecilan dan
penggelapan inti karena terlalu rendahnya pH) dan menghancurkan inti sel.
Dalimartha (1996) mengatakan bahwa daun tumbuhan sambiloto juga
berkhasiat sebagai obat luar untuk gatal-gatal dan untuk penawar bisa ular atau
gigitan serangga lainnya. Dan menurut Sastrapradja et al. (1978) rebusan
tanaman ini mempunyai sifat bakteriostatik dan meningkatkan daya
phagositosis sel darah putih.

2.1.3.
2.1.3.1.

Hakikat Diabetes mellitus


Pengertian
Diabetes mellitus, yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah
penyakit kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh
banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
1. Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya.
2. Defisiensi transporter glukosa.

12

Diabetes melitus diturunkan, terutama bila kedua orang tuanya


penderita diabetes berat, tetapi mulai munculnya Diabetes melitus tipe 2 lebih
dipengaruhi oleh Gaya Hidup yang buruk, bahkan pada pasangan yang salah
satunya adalah penderita Diabetes Melitus tipe 2, maka pasangannya yang
sebelumnya tidak menderita Diabetes melitus tipe 2 pada akhirnya 26 persen
dapat juga mengidapnya, karena mengikuti atau terpengaruh oleh Gaya Hidup
pasangannya, ditandai dengan peningkatan kadar gula yang terus-menerus dan
bervariasi, terutama setelah makan.
2.1.3.2.

Klasifikasi
WHO mengklasifikasikan bentuk diabetes melitus berdasarkan
perawatan dan simtoma (pengindikasian keberadaan sesuatu penyakit atau
gangguan kesehatan yang tidak diinginkan, berbentuk tanda-tanda atau ciriciri penyakit dan dapat dirasakan) :
1. Diabetes tipe 1, diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio
insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 hanya
dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang
teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian
darah.
2. Diabetes tipe 2, merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi bukan
disebabkan oleh rasio insulin (sebuah hormone polipeptida yang
mengatur metabolism karbohidrat) di dalam sirkulasi darah,
melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh

13

mutasi pada banyak gen (Bila salah satu dari pasangan kembar identik
penderita diabetes maka peluang seumur hidup saudara kembarnya
terkena diabetes adalah lebih dari 90%).Diabetes tipe 2 dapat diobati
dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya
pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat
badan.
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose
tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM. Biasanaya
terjadi selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan.meskipun
bersifat sementara, GDM dapat berpengaruh kepada kondisi sang
bayi, meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal),
penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat
otot rangka. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa
janin dalam bahaya atau peningkatan risiko luka yang berhubungan
dengan makrosomia, seperti distosia bahu (keadaan dimana setelah
kepala dilahirkan, bahu anterior tidak dapat lewat dibawah simfisis
pubis).
2.1.3.3.

Faktor
Faktor risiko diabetes mellitus antara lain :
1. Kelompok usia dewasa tua (45 tahun ke atas).
2. Kegemukan {BB (kg) > 120% BB idaman atau IMT > 27 (kg/m2)}
IMT atau Indeks Masa Tubuh = Berat Badan (Kg) dibagi Tinggi
Badan (meter) dibagi lagi dengan Tinggi Badan (cm), misalnya Berat

14

Badan 86kg dan Tinggi Badan 1,75meter, maka IMT = 86/1,75/1,75 =


28 > 27, berarti memiliki faktor risiko diabetes.
3. Tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg).
4. Riwayat keluarga diabetes mellitus, ayah atau ibu atau saudara
kandung ada yang terkena penyakit diabetes.
5. Riwayat diabetes mellitus pada kehamilan.
6. Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram.
7. Pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (glukosa
darah puasa terganggu).
8. Seseorang berperut buncit (lingkar perut 80 s.d 90 cm)
Jika salah satu faktor risiko diabetes tersebut terpenuhi, maka harus
dilakukan Penyaringan penyakit dibetes dengan melakukan Tes Gula Darah
Puasa dan Tes Gula Darah 2 jam setelah makan. Selain itu diabetes mellitus
dapat timbul karena akibat dari seringnya mengonsumsi teh manis dan
gorengan, kurang tidur, sering stres, malas dalam beraktivitas fisik,
kecanduan rokok dan menggunakan pil kontrasepsi.
2.1.3.4.

Gejala
Gejala-gejala seseorang yang mengidap diabetes mellitus, diantaranya:
1. Poliuria yaitu sering buang air kecil

15

2. polidipsia yaitu selalu merasa haus


3. polifagia yaitu selalu merasa lapar
4. Penurunan berat badan, seringkali hanya pada diabetes melitus tipe 1
dan setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, dapat memicu berbagai
komplikasi kronis, seperti:
1. Gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan,
2. Gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal
3. Gangguan kardiovaskular, disertai lesi membran basalis yang dapat
diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron
4. Gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom, foot
ulcer, amputasi, charcot joint dan disfungsi seksual.
2.2 Kerangka Berfikir
Menurut WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam
jumlah penderita diabetes mellitus dengan prevalensi 8,4 juta jiwa.
Berdasarkan penelitian, telah dibuktikan bahwa kombinasi daun kelor dan
daun sambiloto dapat menurunkan kadar gula darah. Daun kelor
mengandung asam askorbat yang dapat membantu dalam sekresi insulin.
Sedangkan daun sambiloto mengandung zat aktif seperti Andrographolide,
glukosida diterpen yang dapat menormalkan kadar gula dalam darah. Pada

16

campuran ekstrak Daun Kelor dan Daun Sambiloto, diharapkan


betakaroten yang terdapat pada Daun Kelor dapat menutupi efek toksik
yang terdapat dari Daun Sambiloto.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai tujuan penulisan, tempat
dan waktu penulisan, metode penulisan, objek dan fokus penulisan, teknik
pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data.

3.1.

Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak daun

kelor dan daun sambiloto agar dapat bermanfaat untuk pengobatan diabetes
mellitus.
3.2.

Tempat dan Waktu Penulisan

17

Penulisan ini dilaksanakan di berbagai tempat seperti di rumah dan sekolah


pada 12-23 Januari 2015.
3.3.

Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah

metode deskriptif,

melalui studi pustaka yang diambil dari buku dan internet.


3.4.

Objek dan Fokus Penulisan


Objek dalam penulisan ini adalah kombinasi ekstrak daun kelor
dan daun sambiloto. Sedangkan penelitian ini difokuskan pada bagaimana cara
kerja kandungan daun kelor dan daun sambiloto terhadap penyembuhan
penyakit

3.5.

Teknik Pengumpulan Data


Dalam penulisan ini, data dikumpulkan dengan cara, sebagai berikut.
1) Mengumpulkan data tertulis tentang manfaat daun kelor dan daun
sambiloto terhadap penyakit diabetes mellitus dari berbagai sumber seperti
internet, dan buku.
2) Mengumpulkan data tertulis mengenai kandungan daun kelor dan daun
sambiloto dari berbagai sumber berupa. Internet serta alat komunikasi
berupa laptop.
3) Mengumpulkan hasil penelitian yang dilakukan oleh berbagai macam
sumber.
4) Menggabungkan penelitian yang sudah didapat dari berbagai sumber.
5) Membandingkan hasil penelitian satu dengan yang lainnya.

18

6) Menganalisis data.
3.6.

Teknik Analisis Data


Dalam karya tulis ini, penulis menggunakan teknik analisis data deskriptif

dengan cara menggabungkan hasil penelitian tentang pengaruh kombinasi daun


kelor dan daun sambiloto terhadap penyakit diabetes mellitus. Kesimpulan yang
didapat dari banyak sumber, serta membuat kesimpulan utama.
diabetes mellitus .

BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil studi literature

yang kami lakukan, kami mendapat

beberapa hasil penelitian yang meyakinkan. Penelitian I (Ambarwati, 2014)


yaitu pengaruh daun kelor dalam menyembuhkan diabetes mellitus. Penelitian
II (Wibudi et al., 2008) yaitu pengaruh daun sambiloto dalam menyembuhkan
diabetes mellitus dan Penelitian III (Burhanudin.dkk, 2014) yaitu pengaruh
kombinasi ekstrak daun kelor dan daun sambiloto dalam menyembuhkan
diabetes mellitus.
4.1.
Kandungan daun kelor dan daun sambiloto
Kandungan gizi dalam setiap 100 g daun kelor adalah 82,0 kalori; 6,7 g
protein; 1,7 g lemak; 14,3 g karbohidrat; 440,0 mg kalsium; 70,0 mg fosfor;
7,0 mg zat besi; 11.300,0 SI vitamin A; 0,21 mg vitamin B1; 220,0 mg vitamin
C; dan 75,0 g air. Kelor secara alami mengandung 18 dari 20 asam amino.
Daun Kelor memiliki kandungan: -karoten, protein, vitamin C, kalsium dan
kalium, dan memiliki senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid,

19

fenolat dan karotenoid (Dillard dan Jerman, 2000; Siddhuraju dan Becker,
2003).
Daun

Sambiloto

deoksiandrografolid,

mengandung
andrografolid,

laktone

yang

neoandrografolid,

terdiri

dari

14-deoksi-11-12-

didehidroandrografolid dan homoandrografolid. Terdapat juga flavonoid,


alkane, keton, aldehid, mineral, akarnya mengandung flavotioid, dimana hasil
isolasi terbanyaknya adalah polimetoksiflavon, andrografin, pan ikulin, mono0-metilwithin dan apigenin-7,4-dimetileter (Yuniarti, 2008).
4.2.

Pengaruh Kombinasi Ekstrak Daun Kelor dan Daun Sambiloto dalam


Menyembuhkan Diabetes Mellitus
A. Pengaruh daun kelor dalam menyembuhkan diabetes mellitus
Moringa oleifera adalah tanaman di Indonesia yang telah banyak
dimanfaatkan masyarakat di beberapa daerah untuk sayuran dan obat
tradisional untuk mengobati cacingan, diabetes, hipertensi.

Berdasarkan

penelitian Ambarwati tentang Efek Moringa oleifera terhadap Gula Darah ,


ekstrak daun kelor mempunyai kandungan kimia antara lain :

ethanol s,

tannin, anthraquinone, cardiac glycosides alkaloids, triterpenoids, saponins,


and reducing sugars. Komponen bioaktif Moringa oleifera (MO) pada daun
adalah 4-(alpha-l-rhamnopyranosyloxy)- benzylglucosinolate, quercetin-3-Oglucoside, quercetin- 3-O-(6-malonyl-glucoside) dan yang lebih rendah ialah
kaempferol-3-O-glucoside, dan kaempferol-3-O-(6- malonyl-glucoside), 3caffeoylquinic acid, 5- caffeoylquinic acid.

20

Ekstrak daun kelor dapat menurunkan kadar gula darah meningkatkan


kadar antioksidan dalam jaringan Methanol dan secara signifikan memulihkan
kerusakan histoarsitektural pada islet pancreas. Daun Moringa oleifera
mengandung zat-zat bioaktif yang memperbaiki dan merangsang sel
Methanol untuk mensekresi insulin yang mengatur kadar gula darah.
Kelangsungan hidup dan fungsi sel Methanol memerlukan matriks
ekstraseluler (ECM) yaitu fibronektin, laminin dan kolagen.
Ekstrak daun kelor dapat menurunkan kadar gula darah dibuktikan
dalam penelitian (Ambarwati, 2014) menggunakan 24 tikus. Sebagai sampel
penelitiannya dari 2 kelompok control dan dua kelompok diperlakukan dengan
ekstrak daun M.oleifera dosis 250 dan 500 mg/kg BB/hari selama 21 hari.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kadar gula menurun
pada masing-masing kelompok perlakukan dosis 250 dan 500 mg/BB/kg
BB/hari (p=0,000). Kadar gula menjadi normal pada kelompok perlakuan
dosis 500 mg/kg BB/hari. Ketebalan kolagen ECM pulau MethanolMs
Methanol tetap normal di semua kelompok penelitian. Ekstrak daun M.oleifera
dosis 500 mg/kg BB/hari adalah dosis efektif untuk menormalkan kadar gula
darah pada diabetes eksperimental.
B. Pengaruh daun sambiloto dalam menyembuhkan diabetes mellitus
Androgaphis paniculata Nees adalah tanaman dari India yang
mempunyai banyak manfaat, terutama untuk Diabetes Mellitus (DM). Ekstrak

21

etanol dari tanaman ini dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus DM
tipe 1. Belum ditemukan daun sambiloto dapat mengatasi DM tipe 2.
Penggunaan daun sambiloto untuk DM tipe 1 ini telah menarik
perhatian dari berbagai pihak peneliti untuk membuktikan secara ilmiah dan
juga untuk menyelidiki mekanisme serta cara kerja daun tersebut terhadap
DM. Zhang dan Tan telah melaporkan bahwa ekstrak etanol ampuh untuk
menurunkan kadar gula darah pada 1 tikus yang telah diinduksikan
streptozotocin (zat yang menginduksi diabetes pada berbagai species). Selain
itu, ekstrak yang larut dalam air juga menunjukan aktivitas antioksidan dengan
meningkatkan aktivitas dari superoxide dismutase (SOD) dan katalase pada
tikus dengan DM tipe 1. Sebuah studi melaporkan bahwa ekstrak tersebut
akan merangsang pelepasan insulin yang parameter penghambatan aktivitas
enzim - tergantung dosis secara in vitro kultur sel Brin- glukosidase.BD11
(Wibudi et al., 2008)
Dalam studi fitokimia, Andrographis paniculata Nees (seluruh
tanaman, daun, dan uap) mengandung lakton diterpen yang terdiri dari
andrografolid,

14-deoxyandrographolide,

andrograpin,

14

didehydroandrographolide,

neoandrographolide,

acetylandrograpolide,
dan

homoandrographolide,

14-deoksi19-O-

acetylanhydroandrographolide. Tanaman ini juga mengandung sedikit


flavonoid seperti polymetoxyflavon, andrographine, panicholine, apigenin.
Di antara mereka, andrographolide adalah (> 4%) dan senyawa yang juga
meningkatkan pemanfaatan glukosa melalui peningkatan mRNA dan

22

tingkat protein dari GLUT-4 (protein transporter yang mentransfor glukosa


untuk masuk kedalam sel), pengangkutan glukosa dilakukan melalui
membran sel. Aktivitas antidiabetes ini dilaporkan juga terkait dengan
aktivitas antioksidan dan penghambatan NF-kappa B. Senyawa ini juga
dapat merangsang pelepasan insulin, dan menghambat penyerapan glukosa
melalui penghambatan enzim alpha-glucosidase dan alpha-amilase.
Andrographolide dapat diisolasi dari ekstrak murni Andrographis
paniculata Nees menggunakan tahapan ekstraksi dengan petroleum eter,
kloroform, dan Methanol, masing-masing, dan kemudian pemurnian
dengan rekristalisasi. Asupan makanan tinggi fruktosa dalam kombinasi
dengan lemak tinggi yang bertujuan untuk merangsang resistensi insulin
dan hyperlipidemia.
C. Pengaruh kombinasi ekstrak daun kelor dan daun sambiloto dalam
menyembuhkan diabetes mellitus
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Burhanudin dkk pada tahun
2014, Untuk membuktikan pengaruh kombinasi daun kelor dan daun
sambiloto dengan hasil penelitian :

Gambar 4.3

23

(sumber:
pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b47015764a2c661a2436c159cc108c31.pdf)
Keterangan :
1) Kontrol : mencit diberi deksametason 3mg/kgBB satu kali
sehari dalam 5 hari
2) Klp I : mencit diberi deksametason 3mg/kgBB satu kali
sehari dalam 5 hari dengan perbandingan daun kelor : daun
sambiloto = 8 : 2
3) Klp II : mencit diberi deksametason 3mg/kgBB satu kali
sehari dalam 5 hari dengan perbandingan daun kelor : daun
sambiloto = 5 : 5
4) Klp III : mencit diberi deksametason 3mg/kgBB satu kali
sehari dalam 5 hari dengan perbandingan daun kelor : daun
sambiloto = 2 : 8
Berdasarkan

perlakuan

tersebut

dapat

disimpulkan

bahwa

pemberian kombinasi ekstrak daun kelor dan herba sambiloto dengan


perbandingan 2 berbanding 8 mempunyai efek lebih baik dalam
menurunkan kadar glukosa darah Mencit yang mengalami gangguan akibat
efek Deksametason (bahan yang dapat meningkatkan kadar glukosa
darah). Sehingga dapat dibuktikan bahwa kombinasi ekstrak daun kelor
dan daun sambiloto memiliki pengaruh yang sangat baik dalam
menurunkan gula darah dengan takaran yang sesuai.

24

25

BAB V`
PENUTUP

5.1

Simpulan
Dari pembahasan masalah diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Daun kelor dan sambiloto memiliki kandungan yang dapat menurunkan
kadar glukosa darah dalam tubuh.
2. Kombinasi antara daun kelor dengan daun sambiloto memiliki pengaruh
yang efektif dalam penyembuhan penyakit diabetes mellitus.

5.2

Saran
Berdasarkan kesimpulan yang tertera diatas kami menyarankan agar:
1. Pembudidayaan tanaman kelor lebih diintensifkan lagi.
2. Peneliti menyarankan untuk diadakan pengujian lanjutan ke manusia untuk
memastikan efek kombinasi daun kelor dand aun sambiloto
3. Sebaiknya pemerintah bersama para ahli melakukan mediasi kepada
masyarakat luas.
4. Sebaiknya lembaga pemerintah masyarakat melakukan sosialisasi manfaat
daun kelor dan daun sambiloto bagi penderita diabetes mellitus.

Anda mungkin juga menyukai