Dosen:
Ir. Dani Riswandi, M.P,.
Disusun Oleh:
Eleazar Handoyo
150510150132
KELAS : E
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 45363
2016
pada suatu
padi,
palawija
atau
tanaman
budidaya
lainnya.
pada suatu
Mengapa kita harus memahami dan menguasi biologi gulma dan ekologi
gulma, dan apa kaitannya dengan pengendalian gulma khusus pada suatu
ekosistem pertanian?
Jawab:
Karena, pengetahuan
tentang
biologi
(morphologi,
perbanyakan,
dengan
cara
pencegahan/preventif
mungkin
dikurangi
atau
ditiadakan.
Pencegahan
tumbuhan
lewat
perantaraan
lalu-
adalah
sistem
perakaran,
umur
tanaman,
kedalaman
dan
sehingga
perkembangbiakan
memberi
dan
kesempatan
penyebarannya.
untuk
Penyiangan
yang
terlalu
sering
akan
menimbulkan
mengendalikan
pertumbuhan
gulma
darat
kondisi anaerob.
Pengendalian Biologi Pengendalian biologi/hayati (biological
control)
adalah
penggunaan
biota
untuk
melawan
biota.
bukanlah
tujuan
pengendalian
hayati
karena
dapat
sehingga
mengurangi
pertumbuhan
dan
leguminosae
yang
biasa
digunakan
adalah
(PJ).
pertumbuhannya
terlalu
rapat
maka
harus
keurangan-kekurangan
yang
dapat
merugikan,
antara
lain
dapat
yang selektif ini merupakan faktor yang paling penting bagi keberhasilan
suatu herbisida.
Ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi keberhasilannya atau
selektifitas herbisida, yaitu :
Faktor Tanaman :
Umur dan kecepatan pertumbuhan
Struktur luar seperti bentuk daun ( ukuran dan permukaan ),
kedalaman akar, lokasi titik tumbuh, dll
Struktur
dalam
seperti
translokasi
dan
permeabilitas
membran/jaringan
Proses-proses biokimia seperti pengaktifan enzim, herbisida, dll
Faktor Herbisidanya :
Struktur
Konsentrasi
Formulasi (cair atau granular)
Faktor Lingkungan :
Temperatur,
Cahaya,
Hujan,
Faktor-faktor tanah
Cara Pemakaian/Aplikasi :
Tipe herbisida (digunakan ke tanah, ke tanaman),
Volume penyemprotan,
Ukuran butiran semprotan,
Waktu penyemprotan.
Sebutkan gulma dominan pada: (berikan 5 contohnya)
Jawab:
a Ekosistem persawahan;
Cyperus difformis C. difformis dikenal dengan naman
umberella plant, smaller flower umbrella plant (Inggris),
jukut papayungan (Sunda), sunduk welut (Jawa). C.
difformis
merupakan
tumbuhan
tahunan,
tumbuh
al., 1987)
Cyperus pilosus C. pilosus dikenal dengan nama rumput
jengking, rumput rajang (Indonesia); hilut, ilat (Sunda);
lambungan sapi (Jawa). C. pilosus merupakan tanaman liar
yang hampir sama dengan C. difformis tetapi berbeda pada
danser susunan bunga di tangkai pada ujung cabang agak
lebih kecil. C. pilosus berasal dari negara-negara Asia
diantaranya di Jepang, Malaysia, dan Indonesia. Biasanya
tersebar
cepat
bersama
angin,
atau
melalui
Bandotan
(Ageratum
Billygoat-weed,
Whiteweed
dalam
Goatweed,
bahasa
Chick
Inggris,
weed,
tumbuhan
atau
ini
Perbungaan E. crusgalli
yang
dilakukan
dilapangan
yaitu,
sistem
sebagai antibiotik.
Centella asiatica Centella asiatica atau Pegagan
merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar
dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh
subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan
pennutup tanah. Jenis pegagan yang banyak dijumpai
adalah pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan merah
dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu
karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan
terbuka. Pegagan merah tumbuh merambat dengan stolon
(geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai
rhizoma (rimpang pendek). Sedangkan pegagan hijau
sering banyak dijumpau di daerah pesawahan dan diselasela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan hijau yaitu
tempat agak lembab dan terbuka atau agak ternaungi.
Selain itu, tanaman yang mirip pegagan atau antanan ada
empat jenis yaitu antanan kembang, antanan beurit, antanan
gunung dan antanan air. Centella asiatica merupakan