Anda di halaman 1dari 8

PETUNJUK PRAKTIKUM

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU


TANAMAN

(Dilaksanakan secara daring)

Fakultas Pertanian
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
2021
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikum dilaksanakan secara daring


2. Praktikan harus mengikuti semua acara praktikum
3. Tidak ada inhal
4. Laporan bersifat INDIVIDU
5. Pengumpulan laporan harus tepat waktu
6. Laporan yang copy paste dan atau hanya mengganti nama, nilainya
akan dibagi rata
7. Kuis akan dilakukan minimal satu kali dan bersifat mendadak
8. Presentase penilaian praktikum:
Laporan : 65 %
Kuis : 10 %
Responsi : 25 %
9. Pengumpulan laporan
Format nama file : Prodi-Kelas-Acara 1/2/3-NIM-NAMA
Contoh : AGT-A-3-20202020-AMARILIS
ACARA Waktu Pengumpulan
I 2 November 2021 maksimal pukul 23.59 WIB
II 8 November 2021 maksimal pukul 23.59 WIB
III 14 November 2021 maksimal pukul 23.59 WIB
ACARA I
Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman secara Preventif

Tujuan
Untuk mengetahui macam pengendalian organisme pengganggu
tanaman secara preventif.

Landasan Teori
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan
upaya yang dilakukan untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman akibat
serangan OPT. Hama, pathogen, dan gulma merupakan bagian dari OPT yang
dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tanaman.
Pengendalian organisme penganggu tanaman dilaksanakan dengan memadukan
satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan.
Pengendalian organisme penganggu tanaman berdasarkan konsepsi
Pengendalian Hama Terpadu dapat dilakukan secara preventif atau kuratif.
Pengendalian OPT secara preventif merupakan upaya untuk
mengendalikan OPT yang sifatnya mencegah. Pengandalian ini diantaranya
dilakukan dengan modifikasi lingkungan, perlakuan benih, perlakuan tanah, atau
pemasangan perangkap OPT. Kultur teknis seperti pengaturan pola tanam,
pengaturan sistem tanam, pemilihan varietas, pengolahan tanah, pengapuran,
solarisasi, memodifikasi iklim mikro, dan pemupukan merupakan contoh
modifikasi lingkungan.
Perlakuan benih merupakan upaya menjaga mutu benih agar tetap baik
pada saat ditanam di lapangan. Tujuan utama perlakuan benih lebih diarahkan
untuk mencegah serangan patogen tular benih atau patogen tular tanah. Selain
upaya pencegahan, cara ini juga mampu membunuh patogen yang sudah ada
dalam benih. Pestisida yang ideal untuk perlakuan benih harus efektif
mengendalikan patogen, relatif tidak toksik bagi tanaman, tidak berbahaya bagi
manusia maupun ternak, stabil dalam waktu yang lama, mudah diaplikasikan dan
harganya murah sehingga tidak membebani konsumen.
Perlakuan tanah dilakukan untuk menekan serangan OPT dalam tanah.
Sebagai contoh, untuk daerah endemik serangan penyakit layu bakteri dan layu
fusarium, lahan diberi perlakuan dengan bakterisida Oksitetrasiklin (konsentrasi
formulasi 1 ml/liter) dengan dosis 200 ml/ lubang tanam yang diaplikasikan satu
hari sebelum tanam.
Sementara itu, pemasangan perangkap OPT bertujuan untuk menekan
populasi awal OPT agar perkembangannya tidak menimbulkan kerugian. Salah
satu contoh perangkap OPT yaitu likat kuning (yellow sticky trap). Serangga
umumnya tertarik dengan cahaya, warna, aroma makanan atau bau tertentu.
Warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti warna
kuning cerah. Manfaat utama perangkap warna ini adalah untuk monitoring
keberadaan hama di sekitar tanaman. Hama yang tertangkap pada sticky
trap dapat dijadikan acuan dalam pengendalian. Misal hama yang banyak
ditangkap adalah lalat buah, maka pengendalian dapat difokuskan pada lalat
buah. Selain fungsi monitoring, perangkap warna juga dapat dijadikan alat
pengendalian.

Bahan
Literatur primer atau sekunder dari buku, internet, atau survey langsung di
sekitar tempat tinggal.

Cara Kerja
1. Cari literatur terkait pengendalian OPT secara preventif pada satu
komoditas tertentu
2. Identifikasi dan berikan penjelasan terkait pengendalian OPT secara
preventif pada komoditas tersebut
3. Laporan dikumpulkan dalam bentuk leaflet/ poster
ACARA II
Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman
secara Fisik dan Mekanik

Tujuan
Untuk mengetahui macam pengendalian organisme pengganggu
tanaman secara fisik dan mekanik.

Landasan Teori
Pengendalian OPT secara fisik dan mekanik prinsipnya adalah
membatasi akses OPT untuk menyerang atau menginfeksi tanaman, caranya
adalah dengan memanipulasi perilaku (untuk hama), dan memusnahkannya
secara langsung. Pengendalian fisik adalah tindakan yang dilakukan dengan
tujuan secara langsung dan tidak langsung dengan mematikan hama untuk
mengurangi populasi hama, mengganggu aktivitas fisiologis hama yang normal,
dan mengubah lingkungan fisik menjadi kurang sesuai bagi kehidupan dan
perkembangan hama. Beberapa tindakan pengendalian yang termasuk kedalam
pengendalian secara fisik antara lain pemanasan, pembakaran, pemanasan
dengan energy radio-frekuensi, pendinginan, pembasahan, pengeringan, lampu
perangkap, radiasi sinar inframerah, gelombang suara, dan penghalang.
Pengendalian mekanik adalah perlakuan atau tindakan yang bertujuan
untuk mematikan atau memindahkan hama secara langsung, baik dengan
tangan atau dengan bantuan alat dan bahan lain. Cara ini mampu menurunkan
populasi hama secara nyata, bila dilakukan secara tepat, dapat menyelamatkan
hasil tanaman. Pelaksanaannya dapat diambil langsung dengan tangan,
gropyokan, memasang perangkap, pengusiran, penggunaan lampu perangkap,
pengasapan, pemangkasan bagian tanaman yang terserang, kemudian dibakar.
Pengendalian ini dapat diterapkan pada areal yang sempit/kecil karena harus
dilakukan secara berulang dan membutuhkan banyak tenaga.

Bahan
Literatur primer atau sekunder dari buku, internet, atau survey langsung di
sekitar tempat tinggal.
Cara Kerja
1. Cari literatur terkait pengendalian OPT secara fisik dan mekanik pada satu
komoditas tertentu
2. Identifikasi dan berikan penjelasan terkait pengendalian OPT secara fisik
dan mekanik pada komoditas tersebut
3. Laporan dikumpulkan dalam bentuk laporan tertulis dan leaflet/ poster

Format laporan Acara II

JUDUL LAPORAN

Nama (NIM)

Mahasiswa POPT KELAS A/B/C, Program Studi Agroteknologi/ Agribisnis,


Fakultas Pertanian,
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Jln. Batikan No 06, Tahunan, Umbulharjo,
Yogyakarta

RINGKASAN

Ringkasan merupakan rangkuman dari laporan yang sudah dibuat


Kata kunci: buat minimal 3 kata kunci

PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan dibahas tentang latar belakang dan juga tujuan pembuatan
laporan

PEMBAHASAN

Format penulisan: Margin 4 3 3 3, Arial 11

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Jumlah kutipan harus sama dengan jumlah daftar pustaka

LAMPIRAN

Lampirkan jurnal/ pustaka yang dijadikan literatur


ACARA III
Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman Ramah Lingkungan

Tujuan
Memahami pengendalian organisme pengganggu tanaman yang ramah
lingkungan

Landasan Teori
Penggunaan pestisida sisntetis selain berdampak positif juga dapat
menimbulkan dampak negatif bila penggunaannya kurang bijaksana karena
dapat menyebabkan resurgensi, resistensi, matinya musuh alami, dan
pencemaran lingkungan melalui residu yang ditinggalkan serta menyebabkan
keracunan pada manusia yang dampaknya untuk jangka panjang lebih
merugikan dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Oleh karena itu,
perhatian terhadap pengendalian OPT yang lebih ramah lingkungan semakin
besar untuk menurunkan penggunaan pestisida sintetis.
Salah satu teknik pengendalian OPT yang ramah lingkungan adalah
dengan penggunaan pestisida yang berasal dari tumbuhan yang lazim disebut
pestisida nabati. Pestisida nabati adalah pestisida yang berasal dari tumbuhan,
sedangkan arti pestisida itu sendiri adalah bahan yang dapat digunakan untuk
mengendalikan populasi OPT. Pestisida nabati bersifat mudah terdegradasi di
alam (Bio-degredable), sehingga residunya pada tanaman dan lingkungan tidak
signifikan.
Beberapa keuntungan/kelebihan penggunaan pestisida nabati secara
khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik, yaitu tidak meracuni
(non toksik).
2. Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta relatif aman
bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya mudah hilang.
3. Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah.
4. Mudah diperoleh di alam, contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati.
5. Cara pembuatannya relatif mudah dan secara sosial-ekonomi penggunaannya
menguntungkan bagi petani kecil di negara-negara berkembang.
Bahan
Literatur primer atau sekunder dari buku, internet, atau survey langsung di
sekitar tempat tinggal.

Cara Kerja
1. Cari literatur terkait pestisida nabati
2. Pilih satu bahan untuk pembuatan pestisida nabati
3. Buat pestisida nabati tersebut dengan bahan yang tersedia di sekitar
tempat tinggal
4. Dokumentasikan proses pembuatan pestisida nabati
5. Laporan dikumpulkan dalam bentuk video

Anda mungkin juga menyukai