Anda di halaman 1dari 14

MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

1. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pangan


Sumber pangan bagi manusia selalu berasal dari hewan dan tumbuhan.
Manusia juga tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, maka dari itu
manusia sangat bergantung pada keanekaragaman hayati.
Di dunia terdapat ratusan jenis tumbuhan (contoh: padi, jagung, sagu, dan
ketela) dan hewan (contoh: sapi, ayam, babi, dan ikan) yang dapat dijadikan
sumber pangan. Sumber-sumber pangan tersebut diolah melalui pertanian
dan peternakan.
Beberapa jenis tumbuhan seperti rempah-rempah juga sering dijadikan
bumbu tradisional. Daun pandan dan kunyit dapat digunakan sebagai zat
pewarna alami pada makanan. Manusia juga dapat memakan beberapa jenis
fungi (jamur).
Bakteri juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan fermentasi pada bahan
pangan. Namun tidak semua keanekaragaman hayati dapat dijadikan bahan
pangan karena beberapa ada yang beracun dan mematikan bagi manusia.

2. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Sandang

Tas kulit adalah salah satu contoh pemanfaatan keanekaragaman hayati


dalam sandang.
Sandang (pakaian) terbuat dari kain, kain terdiri dari tenunan benang, dan
benang sebagian besar berasal dari kapas. Pohon kapas sering dijadikan
bahan utama untuk membuat pakaian. Pakaian tradisional dan aksesorisnya
juga kebanyakan berasal dari keanekaragaman hayati seperti bulu merak,
tulang, bulu burung, dan kulit kayu.
Dedaunan juga sering digunakan sebagai pakaian pada orang pedalaman.
Saat ini, kulit hewan sering dijadikan bahan pembuatan tas, dompet, dan ikat
pinggang. Bahkan bulu domba dapat dijadikan bahan pembuatan kain wol.
3. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Papan

Rumah tradisional yang memanfaatkan keanekaragaman hayati.


Tempat tinggal atau rumah tradisional sebagian besar berbahan baku dari
keanekaragaman hayati seperti kayu jati, mahoni, dan bambu. Bahkan

atapnya ada yang masing menggunakan alang-alang. Kayu jati juga menjadi
bahan baku pembuatan furniture. Rajutan rotan juga dapat digunakan
sebagai dinding rumah tradisional.

4. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Bahan Obat-Obatan

Gambar seorang gadis membawa jamu. Jamu adalah obat tradisional yang
memanfaatkan keanekaragaman hayati.
Jamu adalah obat tradisional asal Indonesia yang menggunakan kekayaan
hayati tumbuhan sebagai bahan bakunya. Jamu alami memiliki banyak
khasiat dan memiliki efek samping yang sedikit. Indonesia memiliki hampir
1000 spesies tanaman obat.

5. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Bahan Kosmetik


Lulur adalah kosmetik alami yang berasal dari Indonesia. Indonesia juga
memiliki beragam ramuan pewangi, kosmetik, dan sampo yang terbuat dari
bahan alami.

6. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pendapatan


Jika dikelola dengan baik, keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai
sumber pendapatan yang berkelanjutan. Indonesia memiliki kekayaan
keanekaragaman hayati yang seharusnya membawa kemajuan jika dikelola
dengan baik.
7. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Penyeimbang Lingkungan
Ini adalah yang terpenting, karena setiap spesies makhluk hidup pasti
berperan dalam sebuah ekosistem. Jadi jika ada satu saja yang punah, maka

hal itu akan mengganggu makhluk hidup lain yang bergantung padanya.
Misalnya jika ular sawah terus diburu dan dibunuh, maka populasi tikus
sawah akan berkembang pesat karena tidak ada yang memakannya.
Akibatnya hasil panen padi terus menurun karena diserang hama tikus.

8. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Ilmu


Pengetahuan dan Penelitian
Biologi adalah pelajaran yang memiliki bidang yang sangat luas. Masih
banyak spesies makhluk hidup di Indonesia atau di dunia yang belum
teridentifikasi. Beberapa manfaat makhluk hidup di dunia juga masih
menjadi misteri sehingga harus dilakukan banyak sekali penelitian lebih
lanjut. Pada akhirnya ilmu pengetahuan berkembang dan bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
9. Peran Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Keindahan

Bonsai adalah karya seni yang memanfaatkan keanekaragaman hayati.


Keanekaragaman hayati juga dapat dijadikan sebuah karya seni. Taman
adalah salah satu contohnya. kawasan Asia Timur juga memiliki seni
merangkai tanaman yang disebut bonsai. Tumbuhan dan hewan juga kerap
menjadi inspirasi para seniman.

PLANTAE (DUNIA TUMBUHAN)


A. Ciri- ciri Plantae
1.

Eukariotik ( sudah memiliki membran inti )

2.

Multiseluler, makroskopis

3.

Berklorofil

4.

Autotrof

5.

Produsen

6.

Selnya memiliki dinding sel dari selulosa

B. Klasifikasi
1) Bryophyta
a.

Ciri- ciri:

1.

Berklorofil

2.

Belum memiliki xilem dan floem

3.

Mengalami metagenesis ( pergiliran keturunan )

4.

Tumbuhan Thalus

5.

Fase gametofit ( tumbuhan lumut ) dan sprofit ( sporogonium )

6.

Reproduksi seksual dengan penyatuan gamet.

2) Reproduksi
1. Metagenesis
Bagan metagenesis tumbuhan lumut

2. Pteridophyta (Tumbuhan Paku)


a.

Ciri-ciri Pteridophyta

1.

Berklorofil

2.

Menghasilkan spora

3.

Tumbuhan paku sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang jelas.

4.
Pada daun terdapat bulatan kuning/coklat disebut sorus (kalau banyak =
sori). Sorus merupakan kumpulan kotak spora yang dibungkus indusium.
5.

Tempat hidup di tempat lembab dan menempel pada batang pohon (epifit).

6.
Mengalami metagenesis (cara berkembangbiaknya), yaitu mengalami
pergiliran keturunan dari generative (seksual) ke vegetative (aseksual).
7.

Fase yang dominan pada tumbuhan paku

b. Reproduksi
Bagan metagenesis tumbuhan paku

Keterangan metagenesis tumbuhan paku


1.
Spora tumbuhan paku yang telah masak, jatuh pada tempat yang lembab
membentuk protalium.
2.
Protalium menghasilkan anteridium sebagai penghasil spermatozoid (sel
kelamin jantan) dan arkegonium sebagai penghasil sel telur (sel kelamin betina).
3.
Hasil pembuahan (fertilisasi) disebut zigot yang akan tumbuh menjadi
tumbuhan paku.
4.

Tumbuhan paku dewasa akan menghasilkan spora.

5.

Tumbuhan paku disebut sporofit dan protalium disebut gametofit.

C. Klasifikasi tumbuhan paku.


1.

Paku purba (Psilophytinae)

2.

Paku ekor kuda (Equisetinae)

3.

Paku kawat (Lycopodinae)

4.

Paku sejati (Filicinae)

3. Spermatophyta (tumbuhan biji)


Spermatohpyta terdiri dari Gymnospermae dan Angiospermae.
a.

Gymnospermae (Tumbuhan biji terbuka)


1.

a.

Ciri-ciri Gymnospermae :
Bakal bjjinya tidak terlindung oleh daun buah

b.

Berakar tunggang

c.

Daunnya berbentuk seperti jarum.

d.

Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina disebut strobilus.

Contoh tumbuhan Gymnospermae : pakis haji, melinjo, pinus

b. Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)


2.
a.
b.
c.
d.

Ciri-ciri Angiospermae :

Alat perkembangbiakan berupa bunga.


Bakal biji tersimpan dalam daun buah.
Mengalami pembuahan ganda
Reproduksi secara vegetative dan generative

Angiospermae terdiri dari tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil


Tumbuhan Dikotil
Ciri-ciri tumbuhan dikotil :
1.

Tumbuhan biji berkeping dua

2.

Akar tunggang

3.

Tulang daun menyirip atau menjari.

4.

Bagian bunga berjumlah 2, 4 , 5 atau kelipatannya.

Tumbuhan dikotil memiliki beberapa family, diantaranya :


1.

Papilonaceae (kacang-kacangan ), contohnya kacang panjang, kacang tanah

2.

Solanaceae (terung-terungan), contohnya tomat, lombok

3.

Compositae (contohnya bunga matahari)

Tumbuhan Monokotil
Ciri-ciri tumbuhan monokotil :
1.

Tumbuhan biji berkeping Satu.

2.

Akar serabut

3.

Tulang daun sejajar atau melengkung.

4.

Bagian bunga jumlahnya tiga atau kelipatannya.

Tumbuhan monokotil memiliki beberapa family diantaranya :


1.

Gramineae (rumput-rumputan), contoh : padi, gandum, jagung, tebu.

2.

Palmae (pinang-pinangan), contoh : kelapa, palem

3.

Musaceae (pisang-pisangan), contoh : pisang

4.

Zingiberaceae (jahe-jahean), contoh : jahe, kunyit

5.

Orchidaceae (anggrek-anggrekan), contoh : Dendrobium

Macam-macam Tumbuhan Paku Beserta Fungsinya


1. Subdivisi psilopsida (paku purba)

Tanaman paku subdivisi psilopsida merupakan salah satu tanaman paku yang
sederhana, karena susunan atau struktur tanamannya dapat dikatakan cukup
sederhana. Tanaman paku psilopsida ini hanya berupa ranting yang bercabang
cabang, tanpa daun dan akar. Adapun, struktur yang berbentuk bulu bulu halus yang
disebut rizoid atau akar semu, berfungsi seperti akar, alat untuk melekatkan diri pada
substrat dan menyerap air dan zat hara. Psilopsida hanya memiliki dua genus di
seluruh dunia yang tersebar di iklim tropis dan subtropis. Tanaman ini termasuk
tanaman sporofit atau penghasil spora. Sayangnya, tanaman subdivisi psilopsida ini
termasuk tanaman yang hampir punah keberadaannya. Contoh subdivisi psilopsida ini
adalah Psilotum nudum.

2. Subdivisi Lycopsida

Subdivisi lycopsida merupakan tanaman paku heterospora, yaitu tanaman yang


menghasilkan dua jenis spora, mikrospora dan makrospora. Lycopsida atau disebut
juga paku rambut atau paku kawat memiliki daun yang kecil kecil dan hidup di daerah

tropis seperti Indonesia. Subdivisi lycopsida termasuk tanaman epifit atau menumpang
hidup pada tanaman lainnya. Subdivisi Lycopsida contohnya adalah tanaman
Lycopodium cernuum (paku kawat) serta Selaginella (paku rane).

3. Subdivisi sphenopsida

Tidak seperti subdivisi lycopsida yang hidup di daerah tropis, sebaliknya subdivisi
sphenopsida atau yang juga disebut tanaman paku ekor kuda hidup di daerah sub
tropis, terutama di daerah rawa rawa. Subdivisi sphenopsida memiliki daun mikrofil
dan termasuk generasi sporofit, yaitu tanaman yang menghasilkan spora. Spora haploid
dihasilkan dari sporangium (kotak spora) dengan cara meiosis. Subdivisi sphenopsida
memiliki batang yang keras dan berongga, mengandung silika. Contoh dari Subdivisi
sphenopsida adalah Equisetum palustre.

4. Subdivisi Pteropsida

Subdivisi Pteropsida (paku sejati) dikenal di Indonesia sebagai tanaman pakis.


Subdivisi Pteropsida hidup di daerah dengan iklim tropis dan sub tropis. Subdivisi
Pteropsida memiliki akar, batang, daun sejati. Daunnya cukup lebar dibandingkan
subdivisi yang lainnya dengan tulang daun yang bercabang. Pada daun muda subdivisi
Pteropsida akan menggulung di ujung. Contoh tanaman subdivisi Pteropsida adalah
Adiantum cuneatum (suplir), Marsilea crenata (semanggi), serta Asplenium nidus (paku
sarang kuda).

5. Berdaun Mikrofil

Tanaman paku-pakuan yang berdaun mikrofil, yaitu tanaman paku-pakuan yang


berdaun kecil yang pada umumnya terdapat pada tumbuhan yang memiliki keunikan
sendiri dan tumbuhan paku berdaun mikrofil ini merupakan jenis tumbuhan paku yang
tidak langka sehingga mudah untuk ditemukan.

6. Berdaun Makrofil

Tanaman paku-pakuan berdaun makrofil adalah tanaman paku-pakuan yang memiliki


daun yang besar-besar. Dan tamanan paku berdaun makrofil ini juga tidak langka
sehingga muda untuk ditemukan.

7. Berdaun Tropofil

Daun tropofil merupakan daun yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya


fotosintesis (proses pembuatan makanan). Yang akan membantu menyerap air yang
disalurkan melalui stomata sehingga akan terbentuknya proses fotosintesis secara
sempurna. Sehingga berfungsi dalam proses fotosintesis yang menghasilkan zat
makanan (glukosa) dan sering disebut dengan daun steril.
Tumbuhan paku berdaun tropofil ini selalu ada di setiap tumbuhan paku karena
berperan penting sekali dalam berlangsungnya fotosintesis sebuah tumbuhan yang
merupakan daun dari setiap tumbuhan paku yang akan menyerap air yang yang akan
membuat tumbuhan paku tumbuh secara sempurna dan bertahan lama.

8. Berdaun Sporofil

Daun sporofil merupakan daun yang berfungsi sebagai penghasil spora. Spora
disimpan didalam kotak spora yang disebut sporangium. Pada daun sporofil inilah
kumpulan sporangium (yang disebut sorus) berada, biasanya terletak pada bagian
bawah daun dan berupa bintik-bintik berwarna kuning, cokelat, atau cokelat kehitaman.

Sorus-sorus yang masih muda dilindungi oleh membran tipis yang disebut indisium.
Dan sporofil memiliki peran penting dalam tumbuhan paku karena merupakan akar dari
setiap tumbuhan paku yang akan menghasilkan spora yang akan melengkapi struktur
tanaman paku sehingga akan menghasilkan tanaman paku yang sempurna

Anda mungkin juga menyukai