Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

OBAT DAN PERBEKALAN FARMASI

Supply Chain Management (SCM) adalah proses yang mengelola aliran


barang dan jasa, informasi dan keuangan antara pemasok dan pelanggan,
serta infrastruktur yang diperlukan untuk memungkinkan aliran ini.
Supply Chain atau rantai pasok dalam pelayanan obat dan BMHP di RSUD
Dr. Muhammad Zein Painan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Supplier (Pemasok)
2. RSUD Dr. Muhammad Zein Painan sebagai penyelenggara layanan
kesehatan
3. Pasien sebagai konsumen

TUJUAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


1. Tujuan Umum
Tersedianya pedoman proses Supply Chain atau rantai pasok dalam
proses pengadaan obat dan perbekalan farmasi di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
Terlaksananya pengelolaan perbekalan farmasi yang bermutu, efektif,
efisien, safety dan sesuai kebutuhan pasien.

RUANG LINGKUP
Dimulai dari perencanaan rantai pasok secara keseluruhan, perencanaan
pengadaan obat dan alat kesehatan dari supplier, perencanaan proses
pelayanan pasien, perencanaan pengelolaan gudang, perencanaan distribusi
sampai pemusnahan.

RSUD Dr. Muhammad Zein Painan 1


SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PERBEKALAN FARMASI

Kritis dilakukan oleh Farmasi artinya diperlukan pemantauan


terhadap kualitas obat/produk yang diterima. Untuk obat-obat termolabil
dilakukan pemantauan terhadap suhu dari semua aspek terkait dalam Supply
Chain Management (SCM).
N
E
S
U
D
O
R
P
Jika terjadi perbekalan farmasi diduga tidak stabil, terkontaminasi, atau rusak
maka dilakukan pelacakan restrospektif.

RSUD Dr. Muhammad Zein Painan 2


KEGIATAN PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI

Meliputi :

1. PEMILIHAN
Proses pemilihan obat dan perbekalan farmasi berdasarkan :
1. Formularium RS, Formularium nasional
2. Mutu
3. Harga
4. Ketersediaan dipasaran

2. PERENCANAAN
Perencanaan obat dan perbekalan farmasi berdasarkan :
1. Formularium Rumah Sakit dan Formularium Nasional
2. Menggunakan data konsumsi, epidemilogi atau kombinasi keduanya
3. Mempertimbangkan:
a. Anggaran
b. Stok yang ada
c. Data konsumsi periode lalu
d. Stok Pengaman

3. PENGADAAN
Hal yang harus diperhatikan dalam proses pengadaan adalah :
1. Memperhatikan kriteria mutu dan keselamatan pasien
2. Persyaratan obat yang harus dilampirkan oleh Distributor adalah :
 Memiliki izin edar obat yang masih berlaku
 Memiliki Expire Date Obat minimal 1 tahun
3. Produsen Farmasi memenuhi cara pembuatan obat yang baik
(CPOB)nuntuk obat yang ditawarkan : ada Certicat Of Analysis (COA).
4. Persyaratan kualifikasi penyedia/vendor/distributor :
 Memiliki surat izin usaha perdagangan (SIUP)
 Memiliki izin Pedagang Besar Farmasi (PBF)
5. Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak masuk
dalam daftar hitam (terkait kasus hokum)
6. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman.
7. Menunjukan surat penunjukan dari produsen farmasi sebagai
distributor
8. Menunjukkan surat dukungan dari distributor obat
9. Bentuk usaha Perseroan terbatas atau koperasi
10. Melakukan evaluasi vendor/distributor obat secara berkala.

RSUD Dr. Muhammad Zein Painan 3


11. Pengadaan obat berdasarkan E-Catalog secara E-Purchasing
12. Bila terjadi dengan kendala kekosongan obat maka :
 Distributor memberikan keterangan kosong
 Pemenuhan obat Cito yaitu dengan pembelian melalui Apotik
yang sudah kerjasama
13. Realisasi sistem pengdaan sedapat mungkin menggunakan sistem
kontrak harga satuan agar persediaan dapat dikendalikan.

4. PENERIMAAN BARANG
1. Tertuang dalam SPO untuk hal-hal yang diperlukan dalam penerimaan
barang :
 Spesifikasi obat/BMHP sesuai dengan yang ada pada surat
pesanan
 Memastikan obat/alkes asli ada nomor registrasi
 Kondisi pengiriman : suhu selama perjalanan
 Harga dan diskon sesuai
 Expire date minimal 2 tahun, kecuali jika kondisi khusus
2. Lakukan dokumentasi penerimaan barang dengan baik
3. Penerimaan barang harus dilakukan/disaksikan oleh Apoteker atau
TTK yang bertanggung jawab pada logistic farmasi.

5. PENYIMPANAN
1. Akuntabilitas persediaan obat/BMHP : jumlah barang masuk dan keluar
harus sesuai
2. Kondisi penyimpanan : suhu, cahaya, kelembaban dilakukan
monitoring setiap hari.
3. Dalam SOP ada mekanisme bagaimana mengatasi jika ada
pemadaman listrik.
4. Penyimpanan harus memenuhi kriteria aman : tidak hilang, tidak salah
label seperti High Alert, LASA, Narkotik dan penandaan lain serta
akses terbatas
5. Penyusunan berdasarkan FEFO untuk menghindari ExpireDate
6. Penyimpanan narkotik dengan “DOUBLE LOCK”

6. PENDISTRIBUSIAN
1. Sitem pendistribusian yang di pakai di rumah sakit adalah :
 Unit Dose Dispensing
 Floor Stock
 Individual Prescribing

RSUD Dr. Muhammad Zein Painan 4


2. Penyimpanan obat di ruangan harus dilakukan pengawasan untuk
menghindari kehilangan dan kerusakan.
3. Kebijakan peresepan obat hanya untuk pemakaian di Lingkungan
Rumah Sakit.

7. MONITORING
1. Membandingkan dengan standar yang ditetapkan
2. Mencari kesenjangan antara target dengan pencapaian
3. Mengetahui realisasi penerimaan (Jenis dan jumlah obat, serta waktu
penerimaan)
4. Realisasi Pembayaran (Jumlah dan waktu pembayaran)
5. Mengetahui jumlah pemakaian obat
6. Menilai kesesuaian antara keberhasilan dengan tanggung jawab

8. PEMUSNAHAN
Pemusnahan dilakukan setelah proses penarikan dari tempat pelayanan
obat di rumah sakit.
Rumah Sakit wajib melakukan proses pemusnahan yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, dimana tahapan pemusnahan sesuai dengan
PERMENKES nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit yaitu :
1. Membuat daftar perbekalan farmasi yang akan dilakukan pemusnahan
2. Membuat berita acara pemusnahan perbekalan farmasi
3. Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait diluar farmasi
(kesehatan lingkungan, rumah tangga, pihak ketiga sebagai pemusnah
perbekalan farmasi, dinas kesehatan dan BPOM) tentang jadwal,
metode, tempat dan proses pemusnahan.
4. Menyiapkan tempat pemusnahan (bila memiliki sarana pemusnahan)
5. Melakukan proses pemusnahan (bila memiliki sarana pemusnahan)

Metode pemusnahan yang dilakukan adalah menggunakan alat


pembakar atau “incinerator” dengan membakarnya hingga menjadi abu, dan
ini butuh biaya besar, akan tetapi ada juga yang dilakukan dengan cara
merendam dalam air dalam kolam, atau ada juga dengan cara mengubur
didalam tanah, akan tetapi semua bergantung pada bahan pembuat awal dari
perbekalan farmasi itu sendiri, karena ada yang tidak dapat hancur dengan
air atau ada bahan perbekalan farmasi yang tidak dapat hancur dengan
proses penguburan dalam tanah.

RSUD Dr. Muhammad Zein Painan 5


RSUD Dr. Muhammad Zein Painan 6

Anda mungkin juga menyukai