INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Ditetapkan di : D E P O K
Pada tanggal : 16 Juli 2020
RSU. BHAKTI YUDHA
Direktur,
Tim Penyusun
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. BATASAN OPERASIONAL
E. LANDASAN HUKUM :
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Uraian tugas tertulis dari masing-masing staf Instalasi Farmasi harus ada
dan sebaiknya dilakukan peninjauan kembali paling sedikit setiap tiga tahun
sesuai kebijakan dan prosedur di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
a. Apoteker
Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik dan aman, maka dalam
penentuan kebutuhan tenaga harus mempertimbangkan kompetensi
2. Persyaratan SDM
3. Beban kerja
3) Jumlah Resep atau formulir permintaan Obat (floor stock) per hari;
dan
4. Pendidikan
5. Waktu Pelayanan
6. Jenis Pelayanan
KUALIFIKASI PERSONIL
Mempunyai SK penempatan
a. Kompetensi Apoteker :
1) Sebagai Pimpinan
Setiap posisi yang tercantum dalam bagan organisasi telah dijabarkan secara
jelas fungsi ruang lingkup, wewenang, tanggung jawab, hubungan
koordinasi, fungsional, dan uraian tugas serta persyaratan/kualifikasi sumber
daya manusia untuk dapat menduduki posisi.
b. Jumlah dan jenis kegiatan farmasi yang dilakukan Jumlah Resep atau
formulir permintaan Obat (floor stock) per hari; dan
C. PENGATURAN JAGA
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Gambar 1
Denah Layout Rumah Sakit Bhakti Yudha
Gambar 2
B. STANDAR FASILITAS
e. B8Pembagian Ruangan :
Obat termolabil
Peralatan
a. Peralatan Kantor
2) Komputer
b. Peralatan Produksi
Blender Obat
Erlenmeyer 250 ml
Gelas ukur 50 ml
Mortir D 12 cm
Mortir D 20 cm
Mortir D 30 cm
Stamper P 12 cm
Stamper P 25 cm
Timbangan miligram.
c. Peralatan Penyimpanan
a) Timbangan miligram
Blender Obat
Mortir
Stamper
Meja peracikan
e. Peralatan Konsultasi
3) Lemari arsip
4) Kartu arsip
3) Komputer
4) Telpon
5) Internet
6) Lemari arsip
7) Kartu arsip
1) Kartu Arsip
2) Lemari Arsip
Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus tertulis dan dicantumkan
tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut. Peraturan dan prosedur yang ada harus
mencerminkan standar pelayanan farmasi mutakhir yang sesuai dengan peraturan
dan tujuan dari pada pelayanan farmasi itu sendiri.
a. Kriteria kebijakan dan prosedur dibuat oleh kepala instalasi, sub komite
farmasi dan terapi serta para apoteker.
b. Obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan
apoteker menganalisa secara kefarmasian. Obat adalah bahan berkhasiat
dengan nama generik.
KEBIJAKAN UMUM
10. Obat pasien rawat inap dikembalikan jika alergi, atau pasien meninggal
dunia, atau hal lain dengan persetujuan dokter.
11. Besarnya persediaan obat/alkes di logistik farmasi ditentukan maksimum
untuk pemakaian satu bulan, kecuali untuk obat-obat yang dikategorikan
“fast moving” persediaan dapat ditingkatkan sampai dengan maksimum
untuk tiga bulan.
12. Formulir pemakaian obat pengganti resep harus ditandatangani oleh Kepala
Farmasi.
13. Penerimaan obat/alkes dari logistik farmasi dengan kadaluarsa paling
lambat satu tahun hanya untuk obat-obat yang digolongkan “ cito “ dan
segera pakai.
14. Permintaan narkotika di tulis dokter atau dokter yang berwenang dengan
mencantumkan nomor Surat Izin Praktek (SIP) dan alamat lengkap.
15. Pelayanan kefarmasian di RS Bhakti Yudha harus mencerminkan kualitas
pelayanan kefarmasian yang bermutu tinggi, efisien, profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etika profesi.
16. Pelayanan kefarmasian di RS Bhakti Yudha meliputi :
a. Pengelolaan perbekalan farmasi.
b. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan.
17. Pengelolaan perbekalan farmasi harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi
dengan sistem satu pintu.
KEBIJAKAN KHUSUS
a. Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan
obat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi (tidak dilakukan), gas
medik, radiologi, nutrisi (tidak dilakukan), dan bahan kimia.
a. Penggunaan Obat.
11) Instalasi Farmasi tidak menerima obat sampel dari Pedagang Besar
Farmasi dalam bentuk apapun.
3). Obat kategori high alert disimpan didalam lemari khusus yang
dipisahkan dari obat lainnya dan diberi tanda khusus baik di
instalasi farmasi dan gudang farmasi.
5). Obat, reagen dan larutan nutrisi yang mempunyai sifat termolabil
disimpan di lemari pendingin.
c Lain-lain.
1). Resep yang ditulis oleh dokter harus jelas dan mudah dibaca.
Apabila resep tidak dapat dibaca atau kurang jelas maka apoteker
atau tenaga teknis kefarmasian harus menghubungi dokter penulis
resep.
2). Resep harus ditulis oleh dokter yang telah memiliki Surat Izin
Praktek (SIP) di RSU. Bhakti Yudha. Dalam keadaan emergensi
atau diluar jam kerja, maka dokter dapat mendelegasikan penulisan
BAB V
LOGISTIK
Pemilihan
b. standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang telah ditetapkan
c. pola penyakit
f. mutu
g. harga
h. ketersediaan di pasaran
d. KSM diperbolehkan menambah usulan obat kepada Tim Farmasi dan Terapi
(TFT) dengan mengisi form daftar obat yang telah disebarkan.
g. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence
based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga
yang terjangkau.
Berdasarkan hal ini juga dilakukan pemilihan Pedagang Besar Farmasi (PBF)
yang bekerjasama dengan pihak RSU. Bhakti Yudha. PBF yang bekerja sama
dengan RSU. Bhakti Yudha memberikan konfirmasi distributor resmi yang
digunakan untuk pemesanan obat.
Perencanaan Kebutuhan
Pengadaan
c. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
mempunyai Nomor Izin Edar
d. Expired date minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin, reagensia, dan
lain-lain).
b. Sumbangan/Dropping/Donasi.
Penerimaan
Penyimpanan
a. Obat dan bahan kimia diberi kartu stok yang secara jelas terbaca memuat
nama, tanggal pertama kemasan dibuka.
Di RSU. Bhakti Yudha penyimpanan dan pengelolaan obat-obat high alert (obat
yang memerlukan kewapadaan tinggi) terdapat pada panduan obat high alert
secara terpisah dari panduan ini. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang harus disimpan terpisah yaitu:
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi
tanda khusus bahan berbahaya
b. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan
untuk menghindari kesalahan pengambilan jenis gas medis. Penyimpanan
tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya.
Penyimpanan tabung gas medis di ruangan harus menggunakan tutup demi
keselamatan.
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike)
tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus label “high
Alert” untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat.
Pendistribusian
Sistem distribusi di unit pelayanan RSU. Bhakti Yudha dapat dilakukan dengan
cara:
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai, implan bila:
b. Telah kadaluwarsa dan tidak bisa diganti oleh perusahaan obat farmasi.
a. Membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang akan dimusnahkan;
Pengendalian
c. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta
pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai.
c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan bekala, dilakukan setiap
bulannya.
Administrasi
4) Dokumentasi farmasi.
2) Laporan tahunan.
b) Administrasi Keuangan
c) Administrasi Penghapusan
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
b. Melakukan praktek klinik yang aman dan dalam lingkungan yang aman
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
b. Pengadaan
c. Penyimpanan
d. Beban kerja
Rasio antara beban kerja dan SDM yang cukup penting untuk
mengurangi stres dan beban kerja berlebihan sehingga dapat
menurunkan kesalahan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Tujuan
1. Tujuan umum
Terlaksananya kesehatan dan keselamatan kerja di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit agar tercapainya pelayanan kefarmasian dan produktivitas
kerja yang optimal
C. Prosedur
Dalam pelayanan kesehatan kerja dikenal tahapan pencegahan PAK dan
kecelakan akibat kerja (KAK) yakni:
1. Pencegahan primer, meliputi pengenalan hazard (potensi bahaya).
Faktor kimia (bahan kimia dan obat-obatan antibiotika, cytostatika,
narkotika dan lain-lain, pemaparan dengan dosis kecil namun terus
menerus seperti anstiseptik pada kulit, gas anestesi pada hati.
Formaldehyde untuk mensterilkan sarung tangan karet medis atau
paramedis dikenal sebagai zat yag bersifat karsinogenik), faktor
ergonomi (cara duduk, mengangkat pasien yang salah), faktor fisik
yaitu pajanan dengan dosis kecil, pengendalian pajanan yag terdiri dari
monitoring lingkungan kerja, monitoring biologi, identifikasi pekerja
yang rentan, pengendalian teknik, administrasi, pengunaan APD.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP
Disahkan : Di Depok
Pada Tanggal : 16 Juli 2020
RSU. BHAKTI YUDHA
Direktur,