Jl. Letnan Soetopo Kav. Kom III A No. 7, BSD Tangerang 15330, Banten
Telp : 021-5372296 (Hunting) Fax : 021-5382296,
Emergency : 021-5378609, Website : www.rs-medikabsd.co.id
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MEDIKA BSD
NOMOR : 018/DIR-RSMBSD/PERDIR/IV/2021
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN DAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI
DI RS MEDIKA BSD
Menimban : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, maka
g diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi.
b. bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya Peraturan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi
Farmasi sebagai landasan bagi penyelenggaraan seluruh pelayanan di
Rumah Sakit.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian
6. Peraturan Pemerintahan No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan alat kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 889/Menkes/Per/V/2011 tentang
Registrasi Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
8. Peraturan Menteri Kesehatan No 72 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan No 30 tahun 2017 tentang Pedagang
Besar Farmasi
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1439/MENKES/SK/XI/2002
tentang Penggunaan Gas Medis pada Sarana Pelayanan Kesehatan
13. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia, PPIAI, 2011
MEMUTUSKAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Pengorganisasian
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Medika BSD Tangerang ini dapat diperbaharui sesuai dengan
struktur dan pengoragniasasian sekarang ini..
Buku Pedoman ini merupakan Panduan kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit dalam
menjalankan program Pengorganisasian Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Medika BSD.
Dalam pedoman ini diuraikan tentang Petunjuk pelaksanaan Pengorganisasian Instalasi
Farmasi di Rumah Sakit Medika BSD Tangerang.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam – dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian Instalasi
Farmasi di Rumah Sakit Medika BSD Tangerang.
Suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, dan pelayanan farmasi klinik yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Kemenkes, 2004).
Instalasi farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan
seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit (Permenkes, 2016). Instalasi
farmasi rumah sakit merupakan instalasi yang bertugas untuk menyediakan, mengelola
dan melaksanakan penelitian tentang obat-obatan(Aslam dan Tan, 2003).
Pelayanan Farmasi Meliputi :
1. Perencanaan Perbekalan farmasi ( Obat dan alkes )
a) Memilih perbekalan framasi sesuai kebutuhan pelayanan di Instalasi farmasi
b) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi
2. Pengadaan Perbekalan farmasi
a) Menyiapkan pengadaan farmasi sesuai dengan perencanaan yang dibutuhkan
b) Pengadaan farmasi di lakukan dengan pembuatan Purchase Order dan diketahui
oleh Apoteker
3. Penerimaan Perbekalan farmasi
a) Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang
berlaku
b) Penerimaan dilakukan oleh patugas Gudang .
4. Penyimpanan Perbekalan farmasi
Menyimpan perbekala Farmasi sesuai dengan spessifikasi dan persyaratan
penyimpanan perbekalan farmasi.
5. Pendistribusian Perbekalan Farmasi
a) Resep arwat jalan dan Resep rawat inap
b) Permintaan unit yang menyimpan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan
c) Troley Emergency
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
Struktur Organisasi Rumah Sakit Medika BSD dipimpin oleh seorang Direktur
Rumah Sakit yang membawahi Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Wakil Direktur
Umum. . Direktur RSMBSD memiliki koordinasi dengan Komite Medis dan Komite
Keperawatan serta dibantu oleh Sekretaris, TIM MUTU RS dan Bagian Standar Mutu.
IAI
HISFARSI PAFI
Personalia
Perawatan
Keuangan
Radiologi
Marketing
Dinas Kesehatan
Rekam Medis
Keterangan:
A. HUBUNGAN INTERNAL
Hubungan Internal Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Medika BSD, terdiri
dari :
1. Bidang Perawatan
Instalasi Farmasi memberikan pelayanan resep yang menyediakan
perbekalan farmasi bagi pasien rawat jalan dan rawat inap
2. Penunjang Medis
Instalasi Farmasi menyediakan perbekalan farmasi untuk menunjang
kegiatan di Instalasi tersebut. (Laboratorium : Reagen, Radiologi :
Rontgen, Fisioterapi : Obat-obat inhalasi)
3. Keuangan
Instalasi Farmasi memberikan pelaporan keuangan untuk persediaan
perbekalan farmasi yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh bagian
ini
4. Marketing
Instalasi Farmasi memberikan pelayanan resep pasien asuranasi dan
jaminan yang telah bekerjasama dengan Rumah Sakit Medika BSD
melalui bagian ini dan juga melakukan survey kepuasan pelanggan
dengan menindaklanjuti kritik dan saran untuk Instalasi Farmasi.
5. Rumah Tangga
Pada unit rumah tangga, meliputi :
a. Tata Graha : Pemeliharaan kebersihan Ruangan
b. IPSRS : Pemeliharaan peralatan
c. Gudang Umum : Permintaan ATK
6. Personalia
Mengadakan perencanaan dan penyelenggaraan Pendidikan
pelatihan serta perencanaan ketenagaan.
7. Rekam medis
Instalasi Farmasi menyediakan perbekalan farmasi untuk menunjang
kegiatan di Instalasi tersebut. (Laboratorium : Reagen, Radiologi :
Rontgen)
B. HUBUNGAN EKSTERNAL
Hubungan Eksternal Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Medika BSD, terdiri
dari :
1. Distributor
Instalasi Farmasi melakukan pemesanan perbekalan farmasi pada
PBF dan PBF a melakukan pengadaan farmasi pada waktu yang
telah ditentukan
2. Apotek Luar Rumah Sakit
RS Medika BSD mempunyai 2 bentuk rekanan apotek luar yaitu
rekanan dan non rekanan. Apotek rekanan merupakan apotek yang
membantu melakukan pengadaan perbekalan farmasi yang diminta
oleh Instalasi Farmasi pada waktu tertentu (misalnya pemesanan
diluar obat Formularium atau disaat pemesanan ke PBF
kosong).Apotek non rekanan adalah apotek yang tidak bekerjasama
dengan Instalasi Farmasi RS.Medika BSD apabila perbekalan
farmasi yang diperlukan oleh Instalasi Farmasi tidak ada di apotek
rekanan.
3. IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)
Organisasi Apoteker Seluruh Indonesia yang selalu melakukan
kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian
(Kompetensi) Apoteker
4. PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia)
Organisasi Asisten Apoteker yang menyediakan berbagai program
pengembangan kompetensi asisten apoteker dan membantu dalam
pembuatan Surat Tanda Registrasi Asisten Apoteker.
5. Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan melakukan pengawasan terhadap Instalasi Farmasi.
Instalasi Farmasi melakukan pelaporan obat generik dan pelaporan
narkotika, Psikotropika setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Kota
dan propinsi.
6. Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan)
Instalasi Farmasi melakukan pelaporan Monitoring Efek Samping
Obat ke B-POM.
7. HISFARSI (Himpuanan Seminat Farmasi Rumah Sakit Seluruh
Indonesia)
Organisasi yang beranggotakan Apoteker-apoteker dan Tenaga
Teknis Kefarmasian di Rumah Sakit melakukan kegiatan pendidikan
berkelanjutan untuk tenaga kefarmasian Rumah Sakit
BAB VII
KUALIFIKASI SDM DAN POLA KETENAGAAN
A. POLA KETENAGAAN
Pola ketenagaan di Instalasi Farmasi berdasarkan beban kerja, pola pengaturan
jam masuk dan alur kegiatan di Instalasi Farmasi.
1. Berdasarkan Beban Kerja
Standar kecepatan pelayanan di Instalasi Farmasi
Obat paten : ≤ 25 menit; 90 %
Obat racikan : ≤ 35 menit; 80 %
Sehingga rata-rata standar kecepatan pelayanan resep : 30 menit
Lama waktu dinas 1 orang petugas : 7 jam
Maka kapasitas 1 orang petugas
7 jam x 60 menit
= 14 lembar resep/petugas
30 menit
= 200 / 14 = 14.3
5.152 6.166
average per hari 172 average per hari 206
Staf baru yang diterima di Instalasi Farmasi baik seorang Apoteker atau
tenaga teknis kefarmasian, diberikan suatu kegiatan orientasi pelayanan Instalasi
Farmasi, agar siap bekerja dan siap memberikan pelayanan yang optimal di
Instalasi Farmasi.
Berkoordinasi dengan bagian Diklat Rumah Sakit, Kepala Instalasi Farmasi
memberikan masukan berupa silabus dan materi terkait kegiatan pelayanan di
Instalasi farmasi yang dibutuhkan bagi seluruh staf Instalasi Farmasi baik staf baru
maupun kebutuhan pendidikan dan pelatihan bagi staf lama
Kebutuhan pendidikan staf dapat diketahui dengan mengevaluasi seluruh
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh para staf sehingga Diklat yang diperoleh
sesuai dengan kebutuhan para staf untuk meningkatkan kinerjanya selama bekerja
diInstalasi Farmasi. Setiap staf di Instalasi Farmasi mempunyai kesempatan yang
sama dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan, dan Kepala Instalasi Farmasi
bertanggung jawab dalam pengembangan seluruh stafnya melalui program
pendidikan. Pendidikan dan pelatihan staf dapat melalui pelatihan yang
diselenggarakan oleh organisasi profesi, perkumpulan atau instansi terkait, diklat
yang diberikan dapat berupa : penggunaan obat dan penerapannya, pendidikan
berkelanjutan, kegiatan pelayanan di Instalasi Farmasi, dan lain-lain.
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
Pertemuan / rapat yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi ada 2 macam yaitu ; rapat yang
dilakukan internal yaitu pertemuan antara Kepala Instalasi Farmasi dengan seluruh staf
Instalasi farmasi, dan rapat koordinasi yaitu pertemuan / rapat antara Instalasi Farmasi
dengan unit lainnya di RS.
Pelaksanaan Rapat
1. Rapat Internal = 1 bulan sekali
2. Rapat koordinasi = 3 bulan sekali atau sesuai kebutuhan
BAB XI
PELAPORAN