INSTALASI FARMASI
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOYURLI
KEPUTUSAN DIREKTUR
1
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOYURLI
NOMOR : 800/88.09/RSUD/2019
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI FARMASI UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MOKOYURLI
2
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 971/Menkes/Per/Xi/2009, Tentang Standar
Kopetensi Pejabat Struktural Kesehatan
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Buol
Pada tanggal : 21 Januari 2019
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas kemudahan yang
diberikanNya-lah sehingga pedoman pengorganisasian unit kerja Instalasi
Farmasi UPT. Rumah Sakit Umum Daerah Mokoyurli dapat diselesaikan.
Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja Instalasi Farmasi UPT. Rumah Sakit
Umum Daerah Mokoyurli ini merupakan acuan p e n y u s u n a n , p e l a k s a n a a n
m a u p u n e v a l u a s i d a l a m p e n i n g k a t a n k i n e r j a U P T . Rumah Sakit
Umum Daerah Mokoyurli.
Demikianlah Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja Instalasi Farmasi UPT.
Rumah Sakit Umum Daerah Mokoyurli kami susun, semoga Instalasi Farmasi
UPT. Rumah Sakit Umum Daerah Mokoyurli dapat memberikan pelayanan
dengan sebaik-baiknya.
4
DAFTAR ISI
5
11. Tenaga Teknis Kefarmasian Pelaksana ...................................... 21
12. Tenaga Teknis Kefarmasian di Gudang Farmasi ....................... 22
BAB VII Tata Hubungan Kerja ........................................................................ 24
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil ........................................ 25
BAB IX Kegiatan Oerientasi .......................................................................... 27
BAB X Rapat ................................................................................................. 28
BAB XI Pelaporan .......................................................................................... 29
BAB XII Penutup ............................................................................................. 30
6
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan
yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan
kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang yang terdiri dari
observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatife untuk orang-orang yang
menderita sakit yang memberikan pelayanan utama pada salah satu bidang
atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya. Pelayanan medik adalah
upaya kesehatan bagi perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative yang diberikan kepada pasien oleh tenaga medis
sesuai dengan standar pelayanan medis dengan memanfaatkan sumberdaya
dan fasilitas secara optimal. Pelayanan medik spesialistik dasar adalah
pelayanan medic spesialistik penyakit dalam, kebidanan dan penyakit
kandungan, bedah dan kesehatan anak. Pelayanan medik spesialistik
penunjang adalah pelayanan medik spesialistik anastesi , patologi klinik dan
radiologi. Pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, yang komprehensif sesuai dengan
standar Asuhan Keperawatan.
2. Landasan Hukum
Berdasarkan Dasar Hukum terkait dengan Operasional UPT. RSUD
Mokoyurli Buol, adalah sebagai berikut :
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor : 28 Tahun 1999, tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah dirubah kedua kalinya dengan
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008;
7
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, tentang
Kesehatan;
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009, tentang
Rumah Sakit;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000, tentang
Kewenangan Pemerintah dan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2000,
tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Propinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
13. Permendagri RI Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
14. Peraturan Menteri dalam negeri No : 61 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
15. Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2014, tentang Penetapan RSUD Buol
sebagai Badan Layanan Umum;
16. Keputusan Bupati Buol Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Persetujuan
Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buol;
8
BAB II
GAMBARAN UMUM
9
1) Administrasi dan Manajemen;
2) Pelayanan Medis;
3) Pelayanan Gawat Darurat;
4) Pelayanan Keperawatan;
5) Rekam Medis.
Tahun 2013 memperoleh ijin operasional rumah sakit nomor
445/17.20/RSUD tanggal 27 Mei 2013 tentang Izin Rumah Sakit
Umum Daerah Buol dari Bupati Buol untuk 5 tahun (sampai dengan 30
Mei 2018).
Tahun 2013 keluar Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 09
tanggal 24 Juni 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Daerah nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Buol, yang menjelaskan bahwa
struktur organisasi RSUD Kabupaten Buol adalah setingkat eselon III.
Tanggal 2 Januari Tahun 2014 terbit SK Bupati No. 41 Tahun 2014
tentang Persetujuan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buol.
Tanggal 21 Desember 2015 berdasarkan Surat Keputusan Bupati Buol
Nomor 188.04/356.25/Rumah Sakit/2015, Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buol ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas C.
10
c. Melaksanakan administrasi Rumah Sakit.
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Pemerintah Daerah
melalui intruksi dan arahan kepala daerah.
11
BAB III
VISI MISI DAN BUDAYA KERJA
1. Visi
Visi Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Mokoyurli Buol
adalah
” Menjadi Rumah Sakit dengan pelayanan terstandarisasi dan berkualitas
menuju masyarakat Buol yang mandiri dan sejahtera “
2. Misi
Misi UPT. Rumah Sakit Umum Daerah Mokoyurli Buol adalah :
1. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
2. Menyediakan sarana dan prasarana kesehatan sesuai regulasi dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Melaksanakan tata kelola administrasi dan keuangan dengan baik.
4. Menyelenggarakan jenis pelayanan kesehatan yang kompetitif.
Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buol dalam pelayanan-nya harus mendapatkan kepercayaan dari seluruh
masyarakat sehingga diharapkan pelayanan rujukan dapat ditekan
serendah mungkin. Diharapkan dengan visi tersebut diatas seluruh
Sumber Daya Manusia Kesehatan di Rumah Sakit akan
termotivasi untuk mencapainya.
3. Budaya Kerja
Budaya Kerja Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buol adalah :
“Kami Sayang, Kami Peduli”
12
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
13
14
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOYURLI BUOL
1. Latar Belakang
Pelayanan farmasi di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan
farmasi klinik.
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait Obat. Tuntutan
pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian,
mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada
produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien
(patient oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).
Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah Sakit dituntut untuk
merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari orientasi produk
menjadi orientasi pasien. Untuk itu kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan secara
terus menerus agar perubahan paradigma tersebut dapat diimplementasikan.
Apoteker harus dapat memenuhi hak pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan termasuk tuntutan hukum. Dengan demikian, para Apoteker Indonesia
dapat berkompetisi dan menjadi tuan rumah di negara sendiri.
Pengorganisasian Rumah Sakit harus dapat menggambarkan pembagian
tugas, koordinasi kewenangan, fungsi dan tanggung jawab Rumah Sakit.
2. Instalasi Farmasi
Pengorganisasian Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus mencakup
penyelenggaraan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu, dan bersifat dinamis
dapat direvisi sesuai kebutuhan dengan tetap menjaga mutu.
15
Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit, meliputi:
1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh
kegiatan Pelayanan Kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai
prosedur dan etik profesi;
2. Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien;
3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek
terapi dan keamanan serta meminimalkan risiko;
4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan
rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien;
5. Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi;
6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan Pelayanan
Kefarmasian;
7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
formularium rumah sakit.
16
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
DIREKTUR
dr. H. Arianto S. Panambang
Kasie Penunjang Medik
ADMINISTRASI
Norma I Kasad, S. Farm
Riswan, S. Farm
Karmila, A.Md.Farm
Marissa, A.Md.Farm
Tutriyanti, S.Farm
Oktavionita S.Umar,A.Md.Farm
17
BAB VI
URAIAN JABATAN
18
2) Bertanggung jawab terhadap segala aspek yang terjadi dalam
penyelenggaraan pelayanan farmasi.
3) Bertanggung jawab dalam pengawasan semua kegiatan kefarmasian
sesuai dengan garis Kebijakan Rumah Sakit, Peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan peraturan-peraturan lain yang dibuat dalam
rangka mempertegas dan membantu tugas serta tanggung jawab
masing-masing personal.
c. Wewenang :
1) Merumuskan kebijakan pelayanan di Instalasi Farmasi.
2) Menentukan jumlah pengadaan perbekalan farmasi untuk menjamin
tersedianya perbekalan farmasi dalam jumlah yang cukup.
3) Merencanakan dan mengawasi semua kegiatan kefarmasian sesuai
dengan garis kebijakan Rumah Sakit dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4) Melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan obat psikotropika dan
narkotika.
5) Menyusun uraian tugas seluruh staf Instalasi Farmasi.
6) Mengusulkan penambahan tenaga kerja di Instalasi Farmasi.
7) Memberi persetujuan terhadap cuti dan lembur staf di Instalasi Farmasi.
8) Menyusun program pendidikan dan pelatihan bagi staf Instalasi
Farmasi.
9) Memeriksa dan menandatangani dokumen-dokumen yang perlu
mendapat otorisasinya sesuai prosedur yang ditentukan.
d. Syarat Jabatan :
1) Pendidikan formal:
Program Profesi Apoteker, lebih diutamakan adalah S2 Magister
Farmasi Klinik atau S2 Magister Manajemen Farmasi Rumah Sakit.
2) Pengalaman Kerja:
Minimal 2 tahun sebagai Apoteker di Instalasi Farmasi rumah sakit.
3) Keterampilan :
Dapat mengoperasikan komputer.
19
2. Penanggung Jawab Administrasi Pelayanan
a. Uraian Tugas :
1) Mengumpulkan kartu stok setiap bulan untuk merekap pemakaian obat
dan alkes setiap bulan.
2) Membuat laporan bulanan persediaan obat dan alkes.
3) Membuat laporan bulanan obat generik, non generik dan jumlah resep
4) Membuat laporan bulanan narkotika dan psikotropik
5) Membuat laporan stok opname obat perbulan.
6) Membuat permintaan kebutuhan logistik
7) Mengelompokkan resep yang akan dimusnahkan.
b. Wewenang :
1) Memberikan laporan kepada Kepala Instalasi Farmasi
c. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab terhadap administrasi dokumen sediaan farmasi dan
alkes.
d. Syarat Jabatan:
1) Pendidikan formal:
D3 Farmasi, S1 Farmasi
2) Pengalaman Kerja:
Minimal 1 tahun bekerja di Instalasi Farmasi rumah sakit.
3) Keterampilan :
Dapat mengoperasikan komputer.
20
5) Memantau suhu gudang besar
6) Mengisi buku defecta untuk permintaan pengadaan barang
7) Melaporkan obat yang kadaluwarsa
8) Mengeluarkan barang medis dari gudang besar
9) Mencatat faktur-faktur ke dalam buku pengadaan atau entry data di
computer
10) Mengarsipkan faktur sesuai dengan tanggal dan nama distributor
11) Membuat laporan bulanan persediaan perbekalan farmasi
b. Wewenang
1) Memberikan laporan kepada penanggung jawab gudang farmasi
c. Tanggung Jawab
1) Bertanggung Jawab terhadap administrasi dokumen sediaan farmasi dan
alkes
d. Syarat Jabatan:
1) Pendidikan formal:
D3 Farmasi, S1 Farmasi
2) Pengalaman Kerja:
Minimal 1 tahun bekerja di Instalasi Farmasi rumah sakit.
3) Keterampilan :
Dapat mengoperasikan komputer.
21
6) Melakukan pemesanan perbekalan farmasi sesuai prosedur yang telah
ditetapkan.
7) Menerima kwitansi penagihan dari PBF (Pedagang Besar Farmasi) dari
faktur yang telah jatuh tempo.
8) Mencatat faktur-faktur dalam buku penagihan
9) Mengembalikan perbekalan farmasi yang tidak sesuai dengan
pemesanan dan melakukan administrasinya
10) Mengembalikan perbekalan farmasi yang rusak atau kadaluarsa ke PBF
dan melakukan administrasinya.
b. Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan perbekalan farmasi.
c. Syarat Jabatan :
1) Pendidikan :
Apoteker
2) Pengalaman
Minimal 1 tahun sebagai Apoteker di Instalasi Farmasi rumah sakit.
3) Keterampilan
Dapat mengoperasikan komputer.
22
7) Memberitahukan kepada bagian pengadaan mengenai perbekalan
farmasi yang habis atau menipis persediaannya dengan menulis pada
Lembar Permintaan Gudang Farmasi
8) Memberitahukan kepada bagian pengadaan bila ada penerimaan barang
yang tidak sesuai dengan spesifikasi pemesanan
9) Melayani permintaan barang dari bagian unit pelayanan dan ruangan
perawatan
10) Menerima dan mencatat perbekalan farmasi yang kadaluarsa di buku
Perbekalan Farmasi Rusak dan Kadaluarsa.
11) Mencatat suhu ruangan gudang dan suhu kulkas obat sesuai jadwal
waktu yang ditetapkan.
12) Menjaga kebersihan dan kerapian gudang.
b. Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap administrasi gudang secara lengkap dan
teratur
2) Bertanggung jawab terhadap proses keluar masuk barang dari gudang
3) Betanggung jawab atas tersedianya perbekalan farmasi dalam jumlah
yang cukup, serta kondisi yang memenuhi syarat.
4) Membuat laporan bulanan persediaan persediaan farmasi di Gudang
Farmasi
c. Wewenang :
1) Menerima atau menolak perbekalan farmasi yang sesuai atau tidak
sesuai dengan spesifikasi pemesanan
2) Mengeluarkan perbekalan farmasi dari gudang sesuai dengan permintaan
bagian produksi dan distribusi dengan sistem FIFO (First In, First Out).
3) Menentukan atau mengatur tata letak perbekalan farmasi di gudang
penyimpanan untuk memudahkan penyimpanan, pencarian, dan
pengeluaran barang dengan memperhatikan syarat penyimpanan masing-
masing jenis barang dan efisiensi penggunaan ruang.
d. Syarat Jabatan :
1) Pendidikan :
Apoteker, S1 Farmasi
23
2) Pengalaman :
Minimal 1 tahun bekerja di Instalasi Farmasi rumah sakit.
3) Keterampilan :
Dapat mengoperasikan komputer
24
Apoteker ( S2 Magister Farmasi Klinik)
2) Pengalaman :
Minimal 1 tahun bekerja di Instalasi Farmasi rumah sakit.
3) Keterampilan :
Dapat mengoperasikan komputer
25
8. Penanggung Jawab Farmasi Rawat Jalan
a. Uraian Tugas
1) Bertanggung jawab terhadap pelayanan farmasi pasien rawat jalan
2) Menjamin keamanan dan ketepatan obat pada pasien rawat jalan
3) Mensupervisi jalannya pendokumentasian hasil konfirmasi terkait
kejelasan resep dengan dokter ataupun perawat
4) Mensupervisi pembuatan rekap klaim obat kronis bulanan pasien BPJS
5) Membuat laporan insiden jika terjadi insiden
b. Wewenang
1) Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.
2) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi yang profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian.
c. Tanggung Jawab
1) Bertanggung jawab terhadap pelayanan farmasi di rumah sakit beserta
laporan pelayanan kefarmasian setiap bulannya.
d. Syarat Jabatan :
1) Pendidikan :
Apoteker
2) Pengalaman :
Minimal 1 tahun bekerja di Instalasi Farmasi rumah sakit.
3) Keterampilan :
Dapat mengoperasikan computer
26
b. Tanggung jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu Instalasi Farmasi di
rumah sakit.
2) Melakukan inspeksi secara seminggu sekali di gudang farmasi dan depo
apotek pelayanan yang berhubungan dengan keselamatan pasien (patient
safety)
3) Membuat laporan indikator mutu setiap bulan.
4) Membuat laporan insiden Medication Error yang terjadi di Instalasi
Farmasi.
c. Wewenang :
1) Memberi masukan kepada Kepala Instalasi Farmasi tentang peningkatan
mutu pelayanan instalasi farmasi.
2) Mengatur teknik pengukuran indikator mutu di Instalasi Farmasi.
d. Syarat Jabatan :
1) Pendidikan
Apoteker
2) Pengalaman
Minimal 1 tahun sebagai Apoteker di Instalasi Farmasi rumah sakit.
3) Keterampilan :
Dapat mengoperasikan komputer
27
6) Merekap pengeluaran obat dan mengisi kartu stok sesuai resep yang
dilayani.
7) Melakukan pengecekan kembali resep yang telah diracik (telaah obat)
8) Melakukan distribusi obat ke ruangan perawatan.
9) Menyerahkan obat kepada pasien yang disertai dengan penjelasan penting
yang berkaitan dengan penggunaan obat.
10) Melakukan kegiatan farmasi klinik berupa pelayanan konseling dan PIO
untuk apoteker pelaksana pada pasien rawat jalan dan rawat inap
11) Apoteker pelaksana di ruangan perawatan melakukan rekonsiliasi obat dan
visite apoteker baik secara mandiri atau bersama-sama tim medis untuk
melakukan Pemantauan Terapi Obat dengan mengisi Catatan Terintegrasi,
12) Apoteker pelaksana di ruangan perawatan melakukan edukasi kepada pasien
tentang obat yang digunakan terutama pasien yang akan pulang.
13) Melakukan Monitoring Obat termasuk efek samping obat yang tidak
diharapkan.
b. Tanggung Jawab
- Melakukan setiap tahap kegiatan pelayanan farmasi sesuai Standar
Prosedur Operasional (SPO).
28
6. Melakukan pengecekan suhu ruangan dan suhu kulkas dan mengisi pada
formulir pengukuran suhu.
7. Menerima resep, menseleksi persyaratan administrasi dan menghitung
harga obat.
8. Menyiapkan obat sesuai resep dan membuat etiket yang berisi informasi
tentang tanggal, identitas pasien, aturan pakai dan cara pemakaian.
9. Memberikan label high alert dan LASA pada obat yang termasuk high
alert dan LASA.
10. Mengisi kartu stok sesuai jumlah obat yang dikeluarkan berdasarkan
resep.
11. Membersihkan alat-alat peracikan yang telah digunakan dalam
pelayanan.
12. Membuat rekapan pemakaian perbekalan farmasi setiap bulan.
13. Membuat rekapan obat generik dan non generik serta jumlah resep setiap
hari.
14. Melakukan stok opname setiap akhir bulan.
15. Mendata perbekalan farmasi yang telah expire date dan menyerahkan ke
gudang farmasi.
b. Tanggung Jawab
1. Melakukan setiap tahap kegiatan pelayanan farmasi sesuai Standar
Prosedur Operasional (SPO).
29
4. Mengatur dan menyimpan perbekalan farmasi sesuai jenis obat, bentuk
sediaan dan disusun secara alfabetis.
5. Menyimpan obat High Alert dan LASA pada lemari terpisah dan diberi
label High Alert dan LASA.
6. Menyimpan obat narkotika dalam lemari narkotika yang mempunyai 2
(dua) pintu dan memiliki kunci.
7. Melakukan pengecekan suhu ruangan dan suhu kulkas obat dan dicatat
dalam formulir pengecekan suhu.
8. Menyiapkan permintaan perbekalan farmasi dari unit pelayanan sesuai
permintaan dalam Lembar Permintaan Obat dan BHP.
9. Melakukan pengeluaran perbekalan farmasi berdasarkan prinsip FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out)
10. Mencatat pengeluaran perbekalan farmasi dalam kartu stok dan diiput
pada komputer
11. Membuat laporan persediaan bulanan perbekalan farmasi yang masuk
dan keluar baik yang ke unit pelayanan beserta nilai nominalnya.
12. Melakukan stok opname setiap akhir bulan.
13. Mendata obat yang 3 (tiga) bulan mendekati kadaluarsa dan
melaporkannya ke penanggung jawab gudang perbekalan farmasi untuk
di retur ke distributornya.
14. Menerima obat yang expire dari unit pelayanan beserta datanya untuk
dikumpulkan dan dilaporkan kepada kepala instalasi farmasi untuk
dilakukan pemusnahan.
b. Tanggung Jawab
Melakukan setiap tahap kegiatan pelayanan farmasi sesuai Standar Prosedur
Operasional (SPO).
30
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Maksud disusunnya tata hubungan kerja adalah sebagai acuan bagi unit
terkait dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. untuk meningkatkan pemahaman
dalam pengaturan hubungan kerja antara satu unit dengan unit lainnya dalam bentuk
koordinasi serta meningkatkan jejaring dan kinerja yang didasarkan kejelasan dalam
hubungan antar unit kerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
PELAYANAN
- DPJP
- Bidan
- Perawat
DIREKTUR
- Tenaga
fungsional
lainnya
- Rawat Inap
- Rawat Jalan
- IGD
- ICU
BIDAN INSTALASI
PENUNJANG FARMASI UNIT LAIN YANG
MEDIK TERKAIT
PELAYANAN
PENUNJANG
- Rekam Medik
- Laboratorium
PENGADAAN :
- Radiologi
PP - IPSRS
PPK - Gudang
Logistik
PPTK
- CSSD &
Laundry
- IPJ
31
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
32
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
1. APOTEKER
SURAT IZIN JABATAN
KABUPATEN /
NO NAMA TEMPAT BEKERJA PENANGGUNG NAMA JABATAN KET
KOTA SIPA SIKA NOMOR PENDAMPING LAINNYA
JAWAB
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JUMLAH 5 0 0 0 1 4 0
Keterangan Kolom:
1 Nomor
2 Di isi dengan nama Kabupaten / Kota
3 Di isi dengan nama Apoteker
4 Di isi menggunakan angka 1 (satu) bagi Apoteker yang mempunyai SIPA (Rumah Sakit, Apotek, puskesmas dll)
5 Di isi menggunakan angka 1 (satu) bagi Apoteker yang mempunyai SIKA (PBF, Industri Farmasi, Gudang Farmasi, dll)
6 Di isi Nomor SIPA atau SIKA (jika seorang apoteker sebagai apoteker pendamping pada lebih dari 1 sarana maksimal 3 sarana, no SIPA tetap 1 di wilayah yang sama)
7 Di isi nama perusahaan tempat bekerja
8 Di isi menggunakan angka 1 (satu) bagi Apoteker yang bekerja sebagai Penanggungjawab di sarana pelayanan kefarmasian
9 Di isi menggunakan angka 1 (satu) bagi Apoteker yang bekerja sebagai Apoteker Pendamping
10 Di isi menggunakan angka 1 (satu) bagi Apoteker yang bekerja selain menjadi Apeteker Pengelola Apotek ataupun Apoteker Pendamping
11 Di isi Nama Jabatan saat ini
12 Keterangan
33
2. TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
34
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
35
BAB X
RAPAT
A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau
memecahkan suatu masalah tertentu.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat membantu memecahkan masalah terkait pelayanan kesehatan kepada
pasien di RSUD Mokoyurli.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat memecahkan masalah terkait pelayanan kefarmasian di Instalasi
Farmasi.
b. Dapat meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian .
C. Kegiatan Rapat
Rapat yang dilakukan berkala terdiri dari :
1. Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
2. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau
sesuatu hal yang perlu dibahas segera.
36
BAB XI
PELAPORAN
37
BAB XII
PENUTUP
38
39
40