Anda di halaman 1dari 35

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI GAWAT DARURAT


RUMAH SAKIT BERGERAK
BADAU

RS Bergerak Badau
Jl.Lintas Badau Na Kantuk
Dsn Perumbang Ds Kekurak
Kec. Badau Kab. Kapuas Hulu

2019

PEMERINTAH KABUPATENiii KAPUAS HULU


DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT BERGERAK BADAU
Jalan Lintas Badau Na. Kantuk Dusun Perumbang
Desa Kekura Kec. Badau Kode Pos 78767
Surel: rsb_kapuashulu@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERGERAK BADAU


NNo. 155/11/III/SK_DIR/2019

TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN
INSTALASI GAWAT DARURAT

DIREKTUR RS BERGERAK BADAU

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Pengorganisasian Dan Pelayanan


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bergerak Badau, maka diperlukan
penyelenggaraan Pengorganisasian & Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Bergerak
Badau dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur
Rumah Sakit Semitau sebagai landasan bagi penyelenggaraan
Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit
Bergerak Badau;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Bergerak Badau.

MENGINGAT : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
c. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
d. Surat Kepmenkes. RI No. 1045/Menkes/Per/ XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
f. Pedoman Pelayanan Gawat Darurat, Departemen Kesehatan 1995.
g. Pedoman Kesiapsiagaan dan Kewaspadaan Rumah Sakit Pada
Penanggulangan Musibah Masal / Bencana, Departemen Kesehatan 1998.
h. Penatalaksanaan Korban Bencana Massal, Departemen Kesehatan 2002.
i. Pedoman Kerja Perawat Instalasi Gawat Darurat Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan 1999.
j. Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Di RSUD, Departemen
Kesehatan 2005.
k. Materi Teknis Medis Khusus, Departemen Kesehatan 2005.
iii
l. Materi Teknis Medis Standar (ABCDE), Departemen Kesehatan, 2005.
m. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu, Departemen Kesehatan
2006.
n. Pedoman Penatalaksanaan Identifikasi Korban Mati Pada Bencana Massal,
Departemen Kesehatan– Polri 2004.
o. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan Untuk RSUD, Departemen
Kesehatan- WHO 2001
p. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
q. Keputusan Direktur RS Bergerak Badau Nomor 047/YBI/VII/2019 tentang
Kebijakan Pelayanan RS Bergerak Badau

MEMPERHATIKAN : Perlunya usaha untuk meningkatkan kualitas Pengorganisasian Dan


Pelayanan di Rumah Sakit Bergerak Badau.

MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN :

PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SEMITAU TENTANG


PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN INSTALASI
GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT BERGERAK BADAU

KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah


Sakit Bergerak Badau sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KETIGA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah


Sakit Bergerak Badau harus dibahas sekurang- kurangnya setiap 3 (tiga) tahun
sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai dengan
perkembangan yang ada.

KEEMPAT : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengorganisasian Dan Pelayanan


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bergerak Badau dilaksanakan oleh Wakil
Direktur Pelayanan Rumah Sakit Bergerak Badau.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

iii
Ditetapkan di : Kapuas Hulu
Pada tanggal : 01 Januari 2019
Direktur RS Bergerak Badau

dr. Liha Soliha


NIP.19790417 201001 2 021

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................. i
Surat Keputusan Direktur RS BERGERAK ii
BADAU……………………………..
Daftar Isi ..................................................................................................... v
BAB I. Pendahuluan ................................................................................... 1
BAB II. Gambaran Umum RS BERGERAK 5
BADAU…………………………..
2.1. Deskripsi RS BERGERAK 5
BADAU……………………………………………….
2.2. Sejarah Institusi RS BERGERAK 5
BADAU……………………………………. .................................................
BAB III. Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan RS BERGERAK BADAU 7
3.1. Visi ....................................................................................................... 7
3.2. Misi ...................................................................................................... 7
3.3. Nilai dan Filosofi .................................................................................. 7
3.4. Tujuan .................................................................................................. 7
3.5. Motto .................................................................................................... 8

BAB IV. Struktur Organisasi RS BERGERAK 9


BADAU………………………..
4.1. Bagan Organisasi ................................................................................. 9
4.2. Keterangan / Pengertian ....................................................................... 9
BAB V. Struktur Organisasi Instalasi Gawat Darurat ................................ 13
BAB VI. Uraian Jabatan ............................................................................. 14
6.1. Kepala Instalasi Gawat Darurat ........................................................... 14
6.2. Kepala Perawat Instalasi Gawat Darurat.............................................. 15
6.3. Perawat Pelaksana Instalasi Gawat Darurat......................................... 15
6.4. Pekarya (Pembantu Perawat) Instalasi Gawat Darurat ........................ 18
BAB VII. Tata Hubungan Kerja ................................................................. 20
BAB VIII. Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi Personil ............................... 23
BAB IX. Kegiatan Orientasi ....................................................................... 25
BAB X. Pertemuan / Rapat ......................................................................... 27
10.1. Rapat Rutin ........................................................................................ 27
10.2. Rapat Insidentil .................................................................................. 27
BAB XI. Pelaporan ..................................................................................... 29

5
11.1. Laporan Rutin..........................................................................................29
11.2. Laporan Insidentil....................................................................................29

6
BAB I
PENDAHULUAN

Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu


organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana
kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan
yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien.
Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah
pemerintah yang berorientasi non profit. Untuk biaya operasional mereka
mendapatkan dana dari pemerintah. Dalam perkembangannya ternyata pemerintah
tidak dapat menampung masyarakat yang berobat sehingga masyarakat mencari
tempat lain yang dapat melayani mereka lebih baik. Hal ini menumbuhkan
industri jasa di bidang pelayanan kesehatan yang mulai berorientasi profit untuk
menutupi biaya operasional mereka meskipun tidak meninggalkan unsur sosial
sama sekali.
Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit swasta itu memunculkan persaingan
baru dalam industri jasa di bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit-rumah sakit
swasta berupaya memperlengkapi pelayanan mereka dengan peralatan kesehatan
yang mutakhir.
Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan
profesional untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen pengguna
jasanya (pasien). Dalam pelayanan profesional ini dapat disebut sebagai
perusahaan jasa yaitu perusahaan yang memproduksi jasa bagi para konsumen
yang sangat membutuhkan jasa dari perusahaan tersebut.
Berbeda dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah sakit
berhubungan langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan pasien, jadi
nilai-nilai kemanusian harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa

1
dibatasi oleh kode etik profesi bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit.
Dengan adanya perbedaan ini maka rumah sakit lebih disebut institusi daripada
perusahaan karena adanya tanggung jawab moril daripada mencari keuntungan
semata.
Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah
dan jenis sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap
kegiatan. Jasa-jasa penunjang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu
dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
Manajemen Rumah Sakit Bergerak Badau mempunyai kegiatan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan
dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar dapat
tercapai. Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang, agar dapat dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan
kegiatan perusahaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan
aktifitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam
perusahaan, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab tertentu,
pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu- individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban atas tugas yang
diberikan.
3. Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya,
langkah berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus
dilakukan oleh manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan
tujuan yang diinginkan oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut manjemen
harus selalu mengadakan pendekatan dan perbaikan yang diperlukan untuk
menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat bekerja dengan optimal
sesuai dengan rencana. Manajemen harus memberikan gambaran yang jelas
apa yang akan dituju, memberikan petunjuk yang memadahi, dan memiliki
perasaan apakah pelaksanaan akan memberikan sumbangan terhadap tujuan
yang akan dicapai tersebut.
2
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali,
menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak
menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan, hal ini penting untuk
menghemat pemborosan biaya yang dikeluarkan. Dalam mengadakan
pengendalian harus diadakan perbandingan antara hasil sesungguhnya yang
dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai
prestasi masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya penyimpangan yang
terjadi.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, manajer, komite,
instalasi dan bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja dan anggaran ini akan
dievaluasi satu tahun sekali dan disusun berdasarkan pengukuran kinerja
Balanced Score Card.
Balanced Score Card merupakan salah satu model pengukuran kinerja
gabungan antara ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Oleh sebab itu
kinerja diukur dari empat prespektif yaitu:
1. Keuangan, contoh: target keuangan / pendapatan.
2. Pelanggan, contoh: indeks kepuasan pelanggan.
3. Bisnis Internal contoh: program kerja.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan contoh: peningkatan kemampuan pegawai
dengan diklat internal / eksternal.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga negara secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang
tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum
kepada masyarakat. Indikator SPM adalah tolok ukur untuk prestasi kuantitatif
dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang
hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses,
hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini dimonitoring, dicatat
oleh unit-unit yang terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat Kerja

3
bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan implementasi guna
perubahan menuju arah yang lebih baik.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM RS BERGERAK BADAU

2.1. DESKRIPSI RS BERGERAK BADAU


Rumah Sakit Bergerak Badau merupakan rumah sakit umum dengan
pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat
spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam. RS
Bergerak Badau berlokasi di Jl. Lintas Badau Na Kantuk dsn perumbang ds
kekurak kec.Badau, Kab. Kapuas Hulu.

RS Bergerak Badau mulai memberikan pelayanan kepada masyarakat


pada tanggal 23 Juli 2012, dengan status berada dibawah kepemilikan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu. Rumah Sakit Bergerak Badau memiliki
motto “Pelayanan hari ini harus lebih baik dari kemarin, pelayanan hari esok
harus lebih baik dari hari ini” dan visi “Terwujudnya Rumah Sakit dengan
Pelayanan Bermutu yang Menjadi Kebanggaan Masyarakat Kapuas Hulu”.

RS Bergerak Badau memberikan pelayanan dasar untuk Pelayanan


Administrasi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Instalasi Gawat Darurat,
Pelayanan Medik, Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Kebidanan. RS
Bergerak Badau memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain klinik
umum, klinik spesialis, instalasi gawat darurat, serta rawat inap yang dilengkapi
pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi. Kapasitas tempat tidur pasien yang
disediakan di RS Bergerak Badau sebanyak 10 tempat tidur.

Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani
kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan
pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan, tanpa memberi resep
yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien
setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada
sejak RS Bergerak Badau berdiri dan merupakan nilai dasar bagi RS Bergerak
Badau.

5
2.2. SEJARAH INSTITUSI RS BERGERAK BADAU
Rumah Sakit Bergerak Badau mulai dibangun pada tahun 2011, berlokasi di
Jl. Lintas Badau Na Kantuk dsn perumbang ds kekurak kec.Badau, Kab. Kapuas
Hulu Indonesia. Secara territorial sebelah utara berbatasan dengan Sarawak,
Malaysia Timur. Rumah Sakit Bergerak Badau dibangun di atas areal tanah seluas
+/- 20.000m² dengan luas bangunan +/- 585,75m².

Rumah Sakit Bergerak Badau merupakan salah satu rumah sakit perbatasan
di Kalimantan Barat yang dibangun dibawah kepemilikan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan di daerah perbatasan. Rumah Sakit Bergerak Badau mulai
malaksanakan pelayanan kepada masyarakat pada 23 Juli 2012. Rumah Sakit
Bergerak Badau berada di bawah kepemilikan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia sampai tahun 2015 yang kemudian beralih kepemilikan di bawah Dinas
Kesehatan kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Visi RS Bergerak Badau sejak didirikan dan diresmikan adalah:


1. Terwujudnya Rumah Sakit dengan Pelayanan Bermutu yang Menjadi
Kebanggaan Masyarakat Kapuas Hulu

Misinya adalah:
1. menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu dan
berfokus pada kebutuhan pasien (patient centered care);
2. menyediakan SDM yang professional dan berkualitas dalam
memberikan pelayanan;
3. mewujudkan kehandalan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
yang terstandar serta lingkungan yang bersih, indah, aman dan nyaman;
4. menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efektif, efisien dan
akuntabel;
5. meningkatkan kemandirian Rumah Sakit dan kesejahteraan karyawan;

Pelayanan kesehatan yang ada pada waktu itu adalah klinik umum, klinik
spesialis (bersifat kunjungan), instalasi gawat darurat, rawat inap serta dilengkapi
pelayanan laboratorium, alat X-Ray, USG, EKG, kamar obat. Sebagian besar
peralatan medis dan non medis berasal dari RS Bergerak Badau.

6
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS BERGERAK BADAU

3.1. VISI.
RS Bergerak Badau memiliki visi :
“Terwujudnya Rumah Sakit dengan Pelayanan Bermutu yang Menjadi
Kebanggaan Masyarakat Kapuas Hulu”

3.2. MISI.

RS Bergerak Badau memiliki misi :


1. menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu dan berfokus
pada kebutuhan pasien (patient centered care);
2. menyediakan SDM yang professional dan berkualitas dalam memberikan
pelayanan;
3. mewujudkan kehandalan sarana dan prasarana penunjang pelayanan yang
terstandar serta lingkungan yang bersih, indah, aman dan nyaman;
4. menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efektif, efisien dan
akuntabel;
5. meningkatkan kemandirian Rumah Sakit dan kesejahteraan karyawan;

3.3. NILAI DAN FILOSOFI

RS Bergerak Badau memiliki falsafah :

a. nilai : “Kerjasama, Kejujuran, Keterbukaan, Tanggung Jawab serta tulus


ikhlas dalam menjalankan tugas”.

b. filosofi : “Friendly and Caring Hospital” artinya menghadirkan rumah


sakit yang penuh keramahan dan menciptakan suasana yang menunjang
kesembuhan pasien..

3.4. TUJUAN.
a. Tujuan Umum:
1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas dan
memuaskan kepada pasien/pelanggan serta meningkatkan kesejahteraan

7
seluruh pegawai RS Bergerak Badau.
b. Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan kualitas dan mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit.
2. Mengembangkan pelayanan rumah sakit seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Penyelenggara kegiatan manajemen rumah sakit secara professional,
efisien dan efektif.
4. Terwujudnya kepuasan, bekerja sebagai ibadah dan kesejahteraan
seluruh pegawai

3.5. MOTTO.
RS Bergerak Badau memiliki Motto :

“Pelayanan hari ini harus lebih baik dari kemarin, pelayanan hari esok harus
lebih baik dari hari ini”

8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUD

4.1.BAGAN ORGANISASI.

4.2. KETERANGAN/PENGERTIAN.
a. Unit Struktural
i. Direktur
Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Bergerak Badau.
ii. Wakil Direktur
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing-masing, yaitu:

1. Wakil Direktur Pelayanan : membantu direktur dalam bidang


pelayanan medis dan keperawatan

9
2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan : membantu direktur
dalam bidang umum dan keuangan
iii. Manajer
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu
atau lebih macam pelayanan rumah sakit, yaitu :
1. Manajer Rawat Jalan, Medical Check Up dan Klinik Satelit.
2. Manajer Rawat Inap dan Keperawatan
3. Manajer Gawat Darurat dan Out Care
4. Manajer Kamar Operasi.
5. Manajer Pemasaran, Komplain dan Pelayanan Perusahaan
Asuransi.
6. Manajer Wellness Center.
iv. Unit Kerja
Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RS Bergerak
Badau dibedakan menjadi 2 yaitu divisi bisnis yang diberi istilah
Instalasi dan divisi pendukung yang diberi istilah Bagian. Seluruh
instalasi dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Pelayanan dan
seluruh Bagian dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Umum
Keuangan. Unit Kerja dapat bertanggungjawab atas satu atau lebih
Sub Unit Kerja. Berikut adalah daftar Unit Kerja :
- Instalasi Rawat Jalan.
- Instalasi Rawat Inap anak dan dewasa.
- Instalasi Rawat Inap Bayi (Perinatologi)
- Instalasi Gawat Darurat.
- Instalasi Kamar Operasi.
- Instalasi Farmasi.

10
- Instalasi Laboratorium.
- Instalasi Radiologi.
- Instalasi Gizi
- Bagian Administrasi.
- Bagian Sumber Daya Manusia.
- Bagian Rekam Medik.
- Bagian Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit.
- Bagian Pemeliharaan Sarana.
- Bagian Layanan Perusahaan & Asuransi.
- Bagian Akuntansi.
- Bagian Inventory.
- Bagian Keuangan.
- Bagian Pemasaran.
- Bagian Humas.
v. Unit Kerja Outsourcing
Cleaning Servis
b. Unit Non Struktural
i. Komite
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur
dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah
sakit. Komite yang ada di RS Bergerak Badau adalah sebagai berikut
:

1. Satuan Pemeriksa Internal.


2. Komite Etik Rumah Sakit.
3. Komite Medik.
4. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
6. Komite Keperawatan

11
ii. KSM/Kelompok Staf Medis
Adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan
fungsional. Kelompok Staf Medis di RS Bergerak Badau
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Kelompok Staf Medis Bedah.
2. Kelompok Staf Medis Non Bedah.
3. Kelompok Staf Gigi dan Mulut.
iii. Panitia
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit
1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien.
2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Panitia Rekam Medik.
4. Panitia Farmasi dan Therapi.
5. Panitia Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit.

12
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT

13
BAB VI
URAIAN JABATAN

6.1. KEPALA INSTALASI INSTALASI GAWAT DARURAT


a. Fungsi dan Tanggung Jawab
1. Menetapkan rencana kerja sesuai tujuan atau target pelayanan yang ingin
dicapai rumah sakit
2. Menetapkan pembagian pekerjaan, batasan tugas, tanggung jawab, serta
wewenang dan hubungan kerja yang jelas
3. Melakukan koordinasi dengan instalasi/bagian lain yang terkait
4. Melakukan fungsi pengawasan dan pengontrolan
b. Uraian Tugas
1. Merencanakan :
 program dan anggaran
 pembinaan, penilaian, dan pengembangan tata laksana kerja serta
tugas-tugas karyawan
 peningkatan kinerja dan mutu pelayanan
2. Menetapkan pembagian tugas, batas-batas tugas, tanggung jawab, dan
kewenangan hubungan kerja yang jelas bagi karyawan sesuai dengan
bidang pekerjaan masing-masing
3. Memberi pengarahan dan koordinasi terhadap pelaksanaan tugas
pelayanan guna tercapai tujuan pelayanan secara efektif dan efisien dalam
suasana kerja yang kondusif
4. Melakukan fungsi pengawasan dan pengontrolan, yang antara lain
mencakup tugas :
 Meneliti dan menganalisis pekerjaan, baik yang sudah maupun sedang
dilaksanakan
 Menilai hasil pekerjaan
 Mengoreksi dan merevisi pekerjaan guna tercapai tujuan pelayanan
dan kepuasan pelanggan sesuai target yang telah ditetapkan

14
6.2. KEPALA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT
a. Fungsi dan Tanggung Jawab
1. Membantu dalam menyusun rencana kerja sesuai tujuan dan target
pelayanan yang ditetapkan oleh rumah sakit
2. Menetapkan pembagian pekerjaan, batasan tugas, tanggungjawab,
serta wewenang dan hubungan kerja yang jelas
b. Uraian Tugas
1. Membantu dalam perencanaan program dan anggaran
2. Melakukan koordinasi sebagai upaya peningkatan kinerja dan mutu
pelayanan
3. Pengembangan tatalaksana kerja, tugas-tugas, dan tanggungjawab
4. Melakukan pembagian tugas di lingkup internal instalasi
5. Bekerjasama dengan bagian terkait yang lain dalam hal tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien
6. Menyusun dan melaksanakan program orientasi untuk perawat
pelaksana dan pekarya (pembantu perawat)
7. Membimbing dan melakukan fungsi pengawasan terhadap perawat
pelaksana dan pekarya (pembantu perawat)

6.3. PERAWAT PELAKSANA INSTALASI GAWAT DARURAT.


a. Fungsi dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan rencana kerja sesuai tujuan dan target pelayanan yang
ditetapkan oleh rumah sakit
2. Melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian pekerjaan, batasan
tugas, tanggungjawab, serta wewenang dan hubungan kerja yang
sudah ditetapkan
b. Uraian Tugas
1. Menyiapkan sarana, prasarana, fasilitas, dan lingkungan kerja yang
sesuai untuk kelancaran pelayanan dan memudahkan pasien dalam
menerima pelayanan

15
2. Menerima pasien sesuai standar prosedur operasional yang berlaku
3. Memelihara peralatan medis agar selalu dalam keadaan baik dan siap
pakai
4. Melakukan sosialisasi mengenai peraturan/tata tertib yang berlaku di
rumah sakit serta fasilitas yang ada dan cara penggunaanya
5. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan sesama karyawan
maupun pasien dan keluarganya
6. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai dengan
kompetensinya, dengan cara :
- Mengamati dan melakukan penilaian/pemeriksaan keadaan pasien
(tanda vital, kesadaran, keadaan mental, dan sebagainya)
- Melaksanakan anamnesis
7. Menyusun rencana keperawatan dan melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai dengan kondisi pasien
8. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi klinisnya
9. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
mengenai penyakit dan/atau kondisi kesehatannya
10. Melaksanakan latihan mobilisasi dengan tujuan agar pasien dapat
segera mandiri
11. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan dan/atau institusi
pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulanginya
12. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien sebagai tindakan life
saving dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai kondisi
pasien serta standar prosedur operasional yang berlaku
13. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai kebutuhan dan
kondisi pasien
14. Memantau dan menilai kondisi pasien serta melakukan tindakan
keperawatan yang tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut sesuai
standar prosedur operasional yang berlaku
15. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang baik dengan
instalasi/bagian lain yang terkait
16. Berperan serta dalam membahas kasus sebagai upaya untuk
16
meningkatkan mutu asuhan keperawatan
17. Melaksanakan tugas secara bergilir dalam sistem shift kerja sesuai
jadwal dinas yang ditetapkan
18. Menciptakan dan memelihara lingkungan yang bersih dan suasana
yang baik antarpasien dan keluarganya sehingga tercipta ketenangan
19. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan secara rutin
20. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan pelatihan
21. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
secara tepat, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang
benar dan dapat dipercaya
22. Melaksanakan serah-terima tugas kepada petugas pengganti secara
lisan maupun tertulis pada saat pergantian shift dinas
23. Menyiapkan berbagai hal dan keperluan yang dibutuhkan oleh pasien
yang akan pulang, antara lain meliputi :
- Menyediakan dan mengisi secara lengkap semua form
yang dibutuhkan untuk penyelesaian administrasi
- Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai diet,
pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaanya,
cara hidup sehat (misalnya pengaturan istirahat, makanan
yang bergizi atau bahan pengganti sesuai dengan kondisi sosial
ekonominya), melatih pasien untuk menggunakan alat bantu yang
dibutuhkan (misalnya tongkat penyangga, kuRSUDi roda, protesa,
dan sebagainya), dan menjelaskan tentang rencana kembali
kontrol sesuai saran yang diberikan oleh dokter
- Mengantar pasien yang akan pulang sampai ke luar ruangan
24. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah,
misalnya :
- Merawat luka
- Melatih anggota gerak
- Pengaturan diet

17
6.4. PEKARYA (PEMBANTU PERAWAT) INSTALASI GAWAT
DARURAT.
a. Fungsi dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan rencana kerja sesuai tujuan dan target pelayanan yang
ditetapkan oleh rumah sakit
2. Melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian pekerjaan, batasan
tugas, tanggungjawab, serta wewenang dan hubungan kerja yang
sudah ditetapkan
b. Uraian Tugas
1. Membantu perawat dalam menjalankan perawatan orang sakit
2. Mengambil obat-obatan dari apotek
3. Mengambil alat tulis kantor dan alat kebutuhan lain dari gudang
4. Mengantar dan mengambil kembali linen dari binatu (laundry)
5. Membersihkan instrument yang kotor dan menyimpan kembali ke
tempatnya
6. Menghitung dan melakukan serah-terima alat-alat setiap kali
pertukaran shift dinas
7. Mengantar kembali alat-alat yang disterilkan

8. Membersihkan brancard dan kursi roda apabila kotor, kena darah,


dan sebagainya
9. Menyiapkan sarana, prasarana, fasilitas, dan lingkungan kerja yang
sesuai untuk kelancaran pelayanan dan memudahkan pasien dalam
menerima pelayanan
10. Menerima pasien sesuai standar prosedur operasional yang berlaku
11. Memelihara peralatan medis agar selalu dalam keadaan baik dan siap
pakai
12. Melakukan sosialisasi mengenai peraturan/tata tertib yang berlaku di
rumah sakit serta fasilitas yang ada dan cara penggunaanya
13. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan sesama
karyawan maupun pasien dan keluarganya
14. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai dengan
kompetensinya, dengan cara :
- Mengamati dan melakukan penilaian/pemeriksaan keadaan
pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental, dan sebagainya)
18
- Melaksanakan anamnesis
15. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan dan/atau
institusi pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulanginya
16. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien sebagai tindakan life
saving dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai kondisi
pasien serta standar prosedur operasional yang berlaku
17. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang baik dengan
instalasi/bagian lain yang terkait
18. Berperan serta dalam membahas kasus sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan
19. Melaksanakan tugas secara bergilir dalam sistem shift kerja sesuai
jadwal dinas yang ditetapkan
20. Menciptakan dan memelihara lingkungan yang bersih dan suasana
yang baik antarpasien dan keluarganya sehingga tercipta ketenangan
21. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan secara rutin
22. Melaksanakan serah-terima tugas kepada petugas pengganti secara
lisan maupun tertulis pada saat pergantian shift dinas
23. Menyiapkan berbagai hal dan keperluan yang dibutuhkan oleh
pasien yang akan pulang, antara lain meliputi :
- Menyediakan dan mengisi secara lengkap semua form
yang dibutuhkan untuk penyelesaian administrasi
- Mengantar pasien yang akan pulang sampai ke luar ruangan

19
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

INSTALASI/BAGIAN HUBUNGAN KERJA

Dewasa : Menerima pasien dari IGD untuk


perawatan kasus dewasa (usia > 14
tahun)
INSTALASI
Anak : Menerima pasien dari IGD untuk
RAWAT INAP
perawatan kasus anak (usia ≤ 14 tahun)
Kebidanan : Menerima pasien dari IGD untuk
perawatan kasus kebidanan dan
kandungan

Menerima pasien untuk tindakan operasi, baik yang


INSTALASI
merupakan kasus darurat maupun yang terprogram
KAMAR OPERASI
secara elektif

- Melayani permintaan perbekalan farmasi untuk


INSTALASI
emergency stock
FARMASI
- Melayani pemberian obat pasien yang akan pulang

- Melakukan pemeriksaan laboratorium


INSTALASI
- Mengambil spesimen pasien untuk keperluan
LABORATORIUM
diagnosis

INSTALASI
Melakukan pemeriksaan radiologi
RADIOLOGI

20
INSTALASI/BAGIAN HUBUNGAN KERJA

INSTALASI GIZI Melakukan konsultasi gizi bilamana dibutuhkan

- Melakukan admisi/registrasi pasien sesuai dengan


BAGIAN
standar prosedur operasional
PENDAFTARAN DAN
- Menginventarisasi arsip rekam medik pasien
REKAM MEDIK
- Menyimpan arsip rekam medik pasien

- Menyiapkan mobil ambulance


BAGIAN
- Keperluan rujukan pasien
TRANSPORTASI
- Antar-jemput pasien

- Promosi
BAGIAN HUMAS
- Penyediaan brosur pelayanan IGD
DAN PEMASARAN
- Perizinan

BAGIAN
- Surat-menyurat
ADMINISTRASI
- Perizinan
(KANTOR)

BAGIAN SUMBER
- Kepegawaian
DAYA MANUSIA
- Pengembangan dan pelatihan karyawan
(PERSUDONALIA
)
- Penggajian
BAGIAN KEUANGAN
- Pembayaran bonus, insentif, dan sebagainya

BAGIAN
Layanan perbaikan dan pemeliharaan alat, sarana, dan
PEMELIHARAAN
prasarana
SARANA

21
INSTALASI/BAGIAN HUBUNGAN KERJA

BAGIAN
PENGADAAN Pengadaan barang umum dan medis
(GUDANG/LOGISTIK)

Menerima pembayaran pasien pulang, dirujuk, dan


KASIR
meninggal

KAMAR STERIL Pemeliharaan alat – alat medis

BINATU (LAUNDRY) Pelengkap kebutuhan linen dan pemeliharaannya

SATUAN - Koodinasi keamanan


PENGAMANAN - Membantu transfer pasien
(SATPAM) - Pengurusan jenasah ke kamar jenasah

22
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSUDONIL

Dalam upaya mempersiapkan tenaga di Instalasi Gawat Darurat yang


handal dan profesional, perlu dilakukan kegiatan menyediakan dan
mempertahankan sumber daya manusia yang tepat.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses
mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam, dan ke luar
Instalasi Gawat Darurat. Tujuan dilakukan kegiatan tersebut adalah untuk
mendayagunakan SDM yang ada seefektif mungkin sehingga pada waktu yang
tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.
Selain itu perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi.
Menurut Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit Direktorat
Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik Direktorat Jendral Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2005, dapat dilakukan
penghitungan kebutuhan ketenagaan berdasarkan :
1. Rata- rata pasien per hari
2. Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
3. Jam kerja efektif setiap perawat sehari
Sehingga dengan demikian, sesuai dengan rumus :

Rata-rata jumlah pasien (per hari) x Jumlah jam perawatan (per hari)
Jumlah jam efektif perawat (per hari)

Penghitungan kebutuhan tenaga di IGD RS Bergerak Badau dapat dilakukan


dengan data dasar sebagai berikut :
- Rata- rata jumlah pasien = 10 orang/hari
- Jumlah jam perawatan = 4 jam/hari
- Jumlah jam kerja efektif = 6 jam/hari
10 x 4 40
Jumlah tenaga yang diperlukan = = = 6,67 ~ 7 tenaga
6 6

23
Di samping itu, perlu dilakukan penghitungan juga dengan menggunakan
rumus loss day sebagai berikut :

Σ hari Minggu (dalam 1 tahun) + Hak cuti + Hari besar (libur)


Σ hari kerja efektif (dalam 1 tahun) x Σ tenaga tersedia
52 + 12 + 14 78 x 9 702
x 9 = =
286 286 286 = 2,45 ~ 3 tenaga

Jadi, berdasarkan kedua rumus tersebut di atas maka jumlah kebutuhan


tenaga keperawatan di IGD RS Bergerak Badau adalah sebanyak 7 + 3 = 10 orang
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di IGD RS Bergerak Badau
saat ini adalah sebagai berikut :

Tabel 8.1. Pola Ketenagaan Instalasi Gawat Darurat RS Bergerak Badau

No. Jenis Pendidikan Jumlah Tenaga Pelatihan

1. Dokter umum 3 BLS/PPGD/BTLS/ATLS/ACLS

2. S1 Keperawatan + 1 BLS/PPGD/BTLS
Ners
3. D3 Keperawatan 11 BLS/PPGD/BTLS

4. Pekarya 2 BLS

Berdasarkan uraian di atas, setelah dilakukan analisa beban kerja di IGD


untuk tenaga keperawatan, bahwa tenaga yang ada sudah cukup terpenuhi sesuai
kemampuan rumah sakit.

24
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi yang diselenggarakan di Instalasi Gawat Darurat RS


Bergerak Badau, antara lain adalah sebagai berikut :
Tabel 9.1 Kegiatan Instalasi Gawat Darurat RS Bergerak Badau

Waktu
No. Materi Penanggungjawab
Pelaksanaan

1. RS Bergerak Badau :
Wakil Direktur
a. Latar Belakang Bulan I
Umum dan Keuangan
b. Pelayanan

2. Visi, misi, tujuan, dan motto RS Wakil Direktur


Bulan I
Bergerak Badau Umum dan Keuangan

3. Struktur organisasi RS Wakil Direktur


Bulan I
Bergerak Badau Umum dan Keuangan

4. Program RS Bergerak Badau :


a. Budaya kerja
Wakil Direktur
b. Pengembangan SDM Bulan I
Umum dan Keuangan
c. Pembinaan kerohanian
karyawan

Wakil Direktur
5. Kepegawaian Bulan I
Umum dan Keuangan

Wakil Direktur
6. Perjanjian Kerja Bersama Bulan I
Umum dan Keuangan

Wakil Direktur
7. Gaji dan pendapatan tambahan Bulan I
Umum dan Keuangan

8. Struktur organisasi, falsafah, dan


Ketua Komite
tujuan serta hak dan kewajiban Bulan I
Keperawatan
perawat

25
9. Pengenalan ruangan dan fasilitas Hari 1-3
Kepala Perawat IGD
yang ada (Bulan I)

10. Pengenalan teknik triase Kepala Perawat IGD Hari 4-7

11. Pengenalan teknik anamnesa dan Minggu 2


Kepala Perawat IGD
pemeriksaan (Bulan I)

12. Pengetahuan tentang Minggu 2-3


Kepala Perawat IGD
pemeriksaan tanda- tanda vital (Bulan I)

13. Pengetahuan tentang perasat,


Minggu 2-3
suntik intramuscular, intravena, Kepala Perawat IGD
(Bulan I)
subcutan, intracutan

14. Pengetahuan tentang Minggu 3-4


Kepala Perawat IGD
pemasangan infus (Bulan I)

15. Kemampuan melaksanakan Minggu 1


Kepala Perawat IGD
perasat kateter (Bulan II)

16. Kemampuan melaksanakan


Minggu 2
perasat pemasangan selang Kepala Perawat IGD
(Bulan II)
lambung

17. Kemampuan melaksanakan Minggu 3


Kepala Perawat IGD
pemeriksaan elektrokardiografi (Bulan II)

18. Kemampuan melaksanakan


tehnik pembebasan jalan nafas, Minggu 3
Kepala Perawat IGD
pemeliharaan pernafasan dan (Bulan II)
sirkulasi (ABC)

19. Kemampuan melakukan tehnik


Kepala Perawat IGD Bulan III
resusitasi jantung paru

26
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

Pertemuan/rapat yang diadakan oleh IGD RS Bergerak Badau, antara lain berupa :
1. Rapat rutin
2. Rapat insidentil

10.1. RAPAT RUTIN


Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Satu bulan sekali
Tempat : Ruang Pertemuan IGD RS Bergerak
Peserta : Kepala IGD, Kepala perawat IGD, perawat
pelaksana, pekarya
Materi : 1. Evaluasi kinerja
2. Evaluasi SDM
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan
pelayanan gawat darurat
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja
SDM dan pelayanan gawat darurat
5. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan
kinerja pelayanan gawat darurat
6. Warnasari
Kelengkapan rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat,
laporan/usulan/rekomendasi kepada pimpinan

10.2. RAPAT INSIDENTIL


Rapat insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera
Tempat : Sesuai undangan
Peserta : Kepala IGD, Kepala perawat IGD, perawat
pelaksana, pekarya

27
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
Kelengkapan rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/
usulan/rekomendasi kepada pimpinan

28
BAB XI
PELAPORAN

Laporan yang disusun IGD RS Bergerak Badau dapat dibedakan menjadi 2


macam laporan, yaitu laporan rutin dan laporan insidental.
11.1. Laporan Rutin
Laporan rutin adalah laporan yang dikerjakan secara rutin oleh IGD RS
Bergerak Badau. Laporan rutin ini dapat dibagi menjadi laporan ekstern dan
laporan intern.
a. Laporan ekstern
Beberapa data yang dikumpulkan oleh IGD RS Bergerak Badau
diserahkan setiap bulan ke bagian Rekam Medik untuk diserahkan ke
Dinas Kesehatan Propinsi adalah :
 Laporan jumlah pasien
 Laporan jumlah kegiatan pemeriksaan oleh dokter
 Laporan jumlah pasien dokter spesialis
 Laporan jumlah kematian
 Laporan jumlah per kasus (4 besar)
b. Laporan intern
Laporan rutin terbagi menjadi 2 yaitu :
 Laporan mingguan, dilaporkan dalam rapat manager yang terdiri dari :
 Laporan kunjungan pasien rawat jalan, inap dan penunjang
 Laporan morbiditas, mortalitas, dan kasus dirujuk
 Laporan bulanan
Laporan dan informasi kinerja bagian IGD RS Bergerak Badau
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal dan kerangka acuan program
yang ditetapkan.

11.2. Laporan Insidentil

Adalah laporan mengenai pelayanan IGD RS Bergerak Badau pada khususnya


yang harus segera dilaporkan karena berkaitan dengan kinerja rumah sakit.

29

Anda mungkin juga menyukai