Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Dengan senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH


SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusunan Pedoman
Unit Gizi RSU Setia Bunda dapat di selesaikan dengan tepat waktunya.

Penyusunan pedoman ini atas dukungan dari beberapa pihak untuk


ini kami dari Unit Gizi Rumah tak lupa menyampaikan terima kasih kepada :

1. Direktur RSU Setia Bunda yang telah memberikan arahan dalam


pembuatan pedoman ini.

2. Semua rekan – rekan di Unit Gizi dengan tulus dan ikhlas serta dengan
semangat yang tinggi telah membantu mulai dari perencanaan sehingga
pedoman ini dapat di selesaikan dengan baik. Kami menyadari pedoman
yang kami buat ini masih sangat sederhana dan masih terdapat banyak
kekurangannya oleh sebab itu saran dan kritik dari berbagai pihak
sangat klami harapkan untuk kelengkapan
pedoman kami berikutnya.

ii
DAFTAR ISI

Hal

Halaman Judul.................................................................................................... i

Kata Pengantar................................................................................................... ii

Daftar Isi.............................................................................................................. iii

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Setia Bunda v


............................................................
Lampiran Direktur Rumah Sakit Umum Setia Bunda 1
..............................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 8

A. Latar Belakang................................................................................ 9

B. Tujuan............................................................................................. 10

C. Landasan Hukum............................................................................ 12

BAB II GAMBARAN UMUM UNIT GIZI................................................. 13

A. Ketenagaan..................................................................................... 13

B. Struktur Organisasi......................................................................... 13

C. Uraian Tugas................................................................................... 13

D. Fasilitas........................................................................................... 14

BAB III MEKANISME KEGIATAN UNIT GIZI........................................... 18

A. Penyelenggaraan Makanan....................................................... 18

1. Perencanaan Anggaran Belanja Makanan.................................. 19

2. Perencanaan Menu.............................................................. 20

3. Penghitungan Kebutuhan Bahan Makanan............................. 21

4. Pembelian Bahan Makanan.................................................. 21

iii
5. Penerimaan,Penyimpanan Bahan Makanan............................ 24

6. Persiapan Bahan Makanan..................................................... 25

7. Pengolahan Bahan Makanan................................................ 25

8. Pelayanan Penyaluran dan Distribusi Makanan...................... 26

9. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi..................................... 28

B. Asuhan Gizi................................................................................. 28

BAB IV KEAMANAN MAKANAN, SANITASI DAN KESELAMATAN KERJA 30

BAB V PENUTUP............................................................................................... 35

Lampiran............................................................................................................. 21

iv
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
SETIA BUNDA

NOMOR : 3027 / PERDIR / RSSB / I / 2023

TENTANG

PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN DAN PANDUAN


PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT UMUM SETIA BUNDA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SETIA BUNDA
Menimbang : a. bahwa rumah sakit harus mengurangi risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan, maka diperlukan adanya
Pedoman Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit.
b. bahwa dalam mendukung peningkatan mutu pelayanan
kesehatan yang prima dan profesional khususnya dalam
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
Umum Setia Bunda diperlukan suatu panduan.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a dan b, perlu ditetapkan dengan
keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Setia Bunda.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2004 tentang Tenaga
Kesehatan;
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2023 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6887);
4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Tentang
Sistem Kesehatan Naisional (Lembaran Negara Republik

5
Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
5. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Berita Negara RI ;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi (Berita
Negara RI Indonesia Tahun 2014 Nomor 967);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07 / Menkes
/1128/2022 Tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SETIA
BUNDA TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN
DAN PANDUAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM SETIA
BUNDA.
KESATU : Pemberlakuan Buku Pedoman dan Panduan Pelayanan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum
Setia Bunda.
KEDUA : Daftar buku pedoman dan panduan sebagaimana terlampir
dalam surat keputusan ini.
KETIGA : Pedoman dan panduan merupakan acuan bagi petugas unit
rumah sakit Rumah Sakit Umum Setia Bunda.

6
KEEMPAT : Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi wajib
mensosialisasikan keputusan ini ke seluruh karyawan di
pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi.
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapannya akan dilakukan perbaikan
kembali sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Unaaha
Pada tanggal : 2 Januari 2023
Direktur RSU Setia Bunda,

dr. H. Mardi Santoso. M. Kes

7
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SETIA
BUNDA TENTANG PEDOMAN PELAYANAN GIZI DI
RUMAH SAKIT UMUM SETIA BUNDA.

Nomor : 3027/PERDIR/RSSB/I/2023
Tanggal : 2 Januari 2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayan gizi yang di sesuaikan


dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan
status metabelisme. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada
proses penyembuhan penyakit. Selanjutnya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap ststus gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien semakin
buruk karena kurang di perhatikannya kebutuhan gizinya. Hal tersebut di
sebabkan tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ
tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih terganggu lagi dengan
adanya penyakit kurang gizi , di samping ini masalah gizi lebih dan obesitas
yang erat kaitannya dengan penyakit degenerative seperti diabetes melitus,
jantung koroner, hipertensi, serta penyakit kanker sangat membutuhkan terapi
gizi medis untuk membantu penyembuhan.

Pelayanan gizi rumah sakit merupakan hak setiap orang yang di


perlukan yang bermutu untuk mempercepat proses penyembuhan. Dalam hal
ini memperpendek hari rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan.
Selain itu pelayanan gizi rumah sakit bertujuan meningkatkan status gizi
masyarakat melalui perbaikan gizi keluarga maupun pelayanan gizi pada
individu karena suatu hal mereka harus tinggal di suatu institusi kesehatan
(Rumah Sakit).
Terapi gizi menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan,
tentunya harus dipertahankan agar pemberian tidak melebihi
8
kemampuanorgan tubuh untuk melaksanakan fungsi metabelisme. Terapi
gizi harus selalu di sesuaikan dengan perubahan fungsi organ tubuh selama
proses penyembuhan sangat penting pemberian Diit pasien untuk di evaluasi
dan di perbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil
pemeriksaaan laboratorium baik pasien rawat inap maupun pasien rawat
jalan.
Rumah Sakit Umum Setia Bunda sejak didirikan tahun 2017 hingga
saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat baik dari ketenagan
pelayanan pengobatan mau pelayanan gizi/dietetik. Pelayanan gizi Rumah
Sakit Umum Setia Bunda di lakukan oleh bagian / unit. Unit gizi yang
dalam menjalankan fungsi dan kegiatannya mengacu pada Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit DEPKES RI. Dengan menyesuaikan kondisi /
standar Rumah Sakit Umum Setia Bunda yang masih kategori tipe D.

B. TUJUAN
a. Tujuan umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi rumah sakit dengan
memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit, serta merupakan bagian
dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan
mengembangkan mutu pelayanan gizi rumah sakit.
b. Tujuan khusus
1) Penegakan diagnosis gangguan gizi dan metabelisme zat gizi
berdasarkan anamneses, antropometri, gejala klinis dan biokimia tubuh
(laboratorium).
2) Penyelenggaraan pengkajian dietetik dan pola makan
berdasarkan anamneses.
3) Penentuan kebutuhan gizi di sesuaikan dengan penyakit dan
keadaan pasien.
4) Penentuan pembelian bahan makanan, pemilihan bahan makanan
, jumlah pemberian ( porsi ) serta cara pengolahan.
5) Penyelenggaraan evaluasi terhadap diit yang di butuhkan sesuai
perubahan keadaan klinis , status gizi dan dari hasil laboratorium.

9
6) Penentuan standar diit khusus sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dapat membantu penyembuhan
penyakit.

C. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan;
4. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit;
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 109/MENKES/PER/VI/2011
tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 49/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
13. Keputusan Kemenkes RI Nomor 436 /Menkes/ SK/VI/1993 tentang
Standar pelayanan Rumah Sakit dan Standar pelayanan medis;

10
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 715/MENKES/SK/V/2003
tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga;
15. Keputusan Kemenkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang
pedoman menejerial Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya;
16. Keputusan Kemenkes RI Nomor 374/Menkes/SK/III /2007Tentang
Standar Profesi Gizi;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/SK/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/
Menkes/ SK/ 2008, tentang Standar Minimal Pelayanan Rumah Sakit.

11
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT GIZI

A. KETENAGAAN
Jumlah dan kualifikasi tenaga di unit gizi Rumah Sakit Umum Setia
Bunda pada tahun 2023

Table.1 Keadaan Tenaga Gizi Rumah Sakit Umum Setia Bunda

Pendidikan Jumlah (Orang ) Keterangan


DIV GIZI 1
DIII GIZI 1
SMA 2
SMK 2

B. STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR

Pj. UNIT GIZI

STAF GIZI

C. URAIAN TUGAS
1. Kepala Unit gizi
Perencanaan
 Menyusun program pengorganisasian unit gizi.
 Menyusun program pelayanan gizi rumah sakit.

12
 Menyusun rencana kegiatan unit gizi.
 Menyusun dan menetapkan susunan menu.
 Memberi saran sebagai bahan pertimbangan tentang hal yang
berhubungan dengan kegiatan layanan gizi.

2. Administrasi
 Mengkoordinir seluruh kegiatan tata usaha unit gizi.
 Membimbing dan mengarahkan pelaksanaan tugas.
 Membuat laporan.
 Merencanakan dan membuat permintaan kebutuhan alat tulis.
 Membuat /menyediakan formulir absensi.
 Membuat daftar inventarisasi peralatan di unit gizi.
 Mencatat peralatan yang di terima.

3. Pengolahan dan Penyaluran makanan


 Membuat rencana penatalaksanaan pengolahan dan penyaluran
makanan.
 Mengawasi seluruh kegiatan pesiapan dan pemasakan bahan makanan.
 Memberi petunjuk kepada petugas agar kualitas sesuai dengan mutu.
 Mengkoordinir serta mengawasi cara penyaluran makanan.
 Mengawasi higiene sanitasi peralatan lingkungan kerja dan pegawai.

4. Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap


 Mengikuti visite bersama tim.
 Memberikan usulan / masukan mengenai terapi diet untuk pasien
tertentu pada tenaga medis.
 Mengkoordinir pelayanan gizi ruang rawat inap.
 Mengkoordinir menu di ruangan yang sedang berjalan sebagai dasar
untuk perencanaan menu yang akan datang.
 Menyusun rencana konsultasi gizi diet bagi pasien rawat inap
terutama yang mendapat terapi diet.
 Mencatat kegiatan yang di lakukan.

13
5. Penyuluhan dan Konsultasi Gizi
 Mendiskusikan rencana dan evaluasi hasil terapi diit untuk kasus
tertentu bers-ama tim anggota kesehatan.
 Mengkoordinir pengembangan dan pemilihan sarana
penyuluhan dan konsultasi gizi.
 Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana di poliklinik gizi.
 Membuat rencana kegiatan klinik gizi.
 Memberikan konsultasi gizi kepada pasien rawat jalan.
 Membuat laporan kegiatan di poliklinik gizi.
6. Perencanaan dan pengembangan
 Membuat standar makanan
 Membuat rencana kegiatan pada unit gizi
 Membuat menu
 Merencanakan perkembangan sarana penyuluhan gizi
 Mencatat persediaan dan penambahan bahan makanan

D. FASILITAS
Agar kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit dapat berjalan dengan
optimal maka perlu di dukung dengan sarana peralatan dan perlengkapan
dalam kondisi baik.

1. Unit gizi ( pengadaan makanan)

Tabel 2. FASILITAS RUANGAN


No Fasilitas ruangan Keadaan Keterangan
1 Tempat Penerimaan Bahan Makanan Tersedia
2 Ruang Penyimpanan bahan makanan Tersedia
3 Tempat Persiapan Bahan Makanan Tersedia
4 Tempat Pengolahan Tersedia
5 Tempat pencucian alat Tersedia
6 Ruang pegawai Tersedia

14
Tabel 3. FASILITAS PERALATAN DI UNIT GIZI
No Peralatan Keadaan Keterangan
1 Penerimaan Bahan Makanan
Timbangan LED 150 kg Tersedia
Wastafel Doubel SINK Tersedia
Load transfer troley Tersedia
2 Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Tersedia
Kereta Angkut Makanan
Kering Tersedia
Rak Bahan Makanan Tersedia
Tempat Beras Tersedia
3 Ruang Penyimpanan Bahan Makanan
basah Tersedia
Kulkas Tersedia
Frizer Tersediah
Tersedia
4 Tempat pencucian lauk hewani
Wastafel doublesink Tersedia
Mesin pemanas air simizu Tersedia
Tersedia
Pisau set
Tempat pencucian lauk nabati, sayuran, buah
Wastafel doublesink Tersedia
Piasu set Tersedia
5 Ruang Persiapan
Meja kerja Tersedia
Wastafel doublesink Tersedia
Blender makanan Tersedia
Blender jus Tersedia
Gilingan daging Tersedia
Gilingan bumbu basah Tersedia
Gilingan bumbu kering Tersedia
Pisau set Tersedia
Digital tablescale Tersedia

6 Ruang Pengolahan
Kompor Gas 2 tungku Tersedia
Kompor Gas stookpot 1 tungku Tersedia
Kompor gas kwalierange 1 tungku Tersedia
Gas rice cooker Tersedia
Gas oven Tersedia
Countenercabinet Tersedia
Racksolid 4 tiers Tersedia
Worktablewhitundershelf Tersedia
Tabletroleywithchoboard Tersedia
Wastafel Tersedia

15
7 Ruang Pemorsian ( penyajian )
Kitcensterilized kabinet Tersedia
Meja stanles Tersedia
Bainmarie ( penghangat makanan) Tersedia
Sermoetroley 3 tiers Tersedia
Troley transfer Tersedia
Ricewarmer whittroleystand Tersedia

8 Ruang pencucian dan Penyimpanan Alat –


Alat masak
Wastafel Potsink Tersedia
Wastafel Singlesink Tersedia
Mesin pemanas air simizu
Tersedia
Boxtroley
Panci, Wajan ,Teplon, Baskom stainles Tersedia
Sutil, Sendok Nasi / sendok makan Tersedia
9 Ruang Pencucian alat makan pasien Tersedia
Wastafel Doublesink Tersedia
Dishwasher ( mesin cuci alat makan) Tersedia
Rackslotted 4 tiers Tersedia

10 Ruang Pegawai
Meja dan kursi
Komputer ( Lenovo ) Tersedia
Lemari Tersedia
Tersedia
ATK

16
ALUR KEGIATAN PELAYANAN UNIT GIZI

RUANG PENERIMAAN
BAHAN MAKANAN

RUANG PEMILAHAN

GUDANG BAHAN KERING

PERSIAPAN BAHAN
MAKANAN

GUDANG BAHAN BASAH

PENGOLAHAN
BAHAN MAKANAN

PENCUCIAN ALAT
MASAK
RUANG PEMORSIAN
PENYIMPANAN MAKANAN
ALAT MASAK

PENCUCIAN ALAT
PASIEN PENDISTRIBUSIAN

17
BAB III
MEKANISME KEGIATAN UNIT GIZI

A. PENYELENGGARAAN MAKANAN
Penyelenggaraan makanan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien
dalam rangka mencapai status kesehatan yang optimal. Optimal melalui
pemberian diit yang tepat. Sistim penyelenggaraan makanan yang di lakukan
pada Rumah Sakit Umum Setia Bunda adalah belanja langsung. Unit gizi
bertanggung jawab melaksanakan semua kegiatan penyelenggaraan makanan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.

1. PERENCANAAN ANGGARAN BELANJA MAKANAN


Perencanaan anggaran belanja adalah suatu kegiatan penyusunan
anggaran biaya yang di perlukan untuk mengadakan bahan makanan bagi
pasien/ konsumen yang di layani. Tujuan dari anggaran belanja adalah
tersedianya taksiran anggaran belanja makanan yang di perlukan untuk
memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan perpasien yang
di layani sesuai dengan standar kecukupan gizi.

Adapun persyaratan yang harus di penuhi dalam perencanaan


anggaran belanja adalah sbb:
 Adanya Kebijakan Rumah Sakit.
 Tersedianya data dan standar makanan untuk pasien.
 Tersedianya data standar harga bahan makanan.
 Tersedianya rata – rata jumlah pasien / konsumen yang di layani.
 Tersedianya siklus menu.
Beberapa Langkah Dalam Perencanaan Anggaran Makanan Yaitu:

18
 Mengumpulkan data tentang harga bahan makanan dari berbagai
pasar dengan melakukan survei pasar, kemudian di tentukan harga rata
– rata bahan makanan.
 Hasil perhitungan anggaran belanja di laporkan kepada
pengambil keputusan.
 Rencana anggaran di usulkan secara resmi melalui jalur
administrasi

2. PERENCANAAN MENU
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang
akan di olah untuk memenuhi selera pasien / konsumen, dan kebutuhan zat
gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang.
Tujuan dari perencanaan menu adalah tersedianya siklus menu sesuai
klasifikasi pelayanan yang ada di Rumah Sakit( misalnya 10 / seminggu ).

Beberapa hal yang perlu di perhatikan pada waktu menyusun menu :


a) Nilai
Kebutuhan gizi seseorang yang di layani harus di pertimbangkan
dalam menyusun dan menetapkan menu yang di hidangkan.
b) Variasi
Variasi dalam rupa, rasa, komposisi dan konsistensi bentuk.
c) Musim dan Keadaan Pasar.
Bahan makanan yang di gunakan hendaknya di sesuaikan dengan
musim dan ketersediaan bahan makanan di pasar.
d) Biaya
Biaya di sesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

Langkah – Langkah Perencanaan menu.


Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari Ahli Gizi/
Dietision, kepala masak/ chief cook, dokter spesialis gizi klinik, ddl.
a) Kumpulkan tanggapan / keluhan pasien / konsumen mengenai menu
dengan cara menyebarkan kuisioner.
19
b) Buat rincian macam dan jumlah pasien / konsumen yang akan di
layani.
c) Kumpulkan data peralatan dan perlengkapan dapur yang
tersedia.
d) Sesuaikan penyusunan menu dengan macam dan jumlah
tenaga.
e) Perhatikan kebiasaan makan daerah setempat, musim, iklim, dan
pasar.
f) Tetapkan siklus menu yang akan di pakai.
g) Tetapkan standar porsi.

3. PENGHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN


Penghitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan
penyusunan kebutuhan bahan makanan yang di perlukan untuk
pengadaan bahan makanan.
Tujuan : Tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan
makanan untuk pasien dalalm satu tahun anggaran.

Persyaratan :
1. Adanya kebijakan Rumah Sakit.
2. Tersedianya data peraturan pemberian makanan Rumah Sakit.
3. Tersedianya data standar makanan untuk pasien.
4. Tersedianya data standar harga bahan makanan.
5. Tersedianya siklus menu.
6. Tersedianya data jumlah pasien / konsumen yang di layani.

Langkah perencanaan perhitungan kebutuhan bahan makanan :


1. Tentukan jumlah pasien dengan mengacu pada DPMP
2. Tentukan standar porsi tiap bahan makanan dan buat berat kotor.
3. Hitung berapa kali pemakaian bahan makanan setiap siklus menu.
4. Hitung dengan cara :
( jumlah pasien X berat kotor X Kerap pemakaian

20
4. PEMBELIAN BAHAN MAKANAN
Pada proses pembelian bahan makanan termasuk semua kegiatan
dan transaksi dari hasil – hasil pertanian hingga bahan makanan sampai ke
konsumen.
Bahan makanan mentah ini sampai kekonsumen melalui
penjualan eceran ataupun pedagang besar.
Pembelian bahan makanan di sesuaikan dengan biaya yang telah
di tentukan untuk setiap pasien / konsumen. Proses pembelian bahan
makanan di lakukan secara langsung oleh petugas yang telah di tunjuk
khusus pembelian bahan makanan setiap hari pasar.
Tujuan : Tersedianya daftar pesenan bahan makanan sesuai standar
atau spesifikasi yang di tetapkan.

Persyaratan:
1) Adanya kebijakan Rumah Sakit tentang pengadaan bahan
makanan.
2) Adanya spesifikasi bahan makanan.
3) Adanya daftar pesanan bahan makanan
4) Tersedianya dana

5. PENERIMAAN, PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN


1. Penerimaan Bahan Makanan
Pengertian :
Suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan / penelitian,
pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas dan kuantitas
bahan makanan yang di terima sesuai dengan pesanan serta
spesifikasi yang telah di tetapkan.

Tujuan : Tersedianya bahan makanan yang siap untuk di olah.


Peryaratan :
a) Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa
macam dan jumlah bahan makanan yang akan di terima.
b) Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah di tetapkan.
21
Langkah Penerimaan bahan makanan :
a) Setelah bahan makanan di ambil dari gudang kemudian
diperiksa satu persatu, untuk mengetahui bila ada barang yang
tidak ada, kurang atau berlebih.
b) Kemudian bahan makanan di simpan di gudang
penyimpanan kecil sesuai dengan jenis barang.
c) Esok harinya masing – masing bagian pengolahan
mengambil bahan makanan sesuai dengan kebutuhannya.

2. Penyimpanan Bahan Makanan


Pengertian :
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,
menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah
baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan
basah serta pencatatan dan pelaporan.
Tujuan :
Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan.
Persyaratan :
a) Adanya sistim penyimpanan barang.
b) Tersedianya pasilitas ruang penyimpanan bahan
makanan sesuai persyaratan.
c) Tersedianya buku catatan keluar masuknya bahan
makanan.

Langkah penyimpanan bahan makanan:


Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat di terima,harus
segera di bawah keruang penyimpanan , gudang atau ruang pendingin.

22
Syarat penyimpanan bahan makana kering :
a. Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur
menurut macam, golongan ataupun urutan pemakaian bahan
makanan.
b. Gudang di buka pada waktu yang telah di tentukan.
c. Semua bahan makanan di tempatkan dalam tempat tertutup,
terbungkus rapat dan tidak berlobang.
d. Pintu harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta di
buka pada waktu- waktu yang di tentukan.
e. Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar antara 19 –
21 o C.
f. Pembersihan ruang secara periodik 2 x seminggu.

Syarat pemyimpanan bahan makanan segar :


Karena bahan makanan segar mudah sekali rusak dalam
suhu tinggi atau sinar matahari, maka bahan makanan ini
harus di simpan dalam tempat yang dingin sesuai dengan
suhu yang di perlukan.

Tabel 4. Suhu dan Lama Penyimpanan Bahan Makanan Mentah /


Segar
Lama waktu penyimpanan
No Jenis bahan makanan
< 3 hari <-1 mimggu >1 minggu

Daging, ikan, udang dan


1 -5 - OoC -10 - -5 oC < - 10oC
hasil olahannya

2 Telur ,buah dan minuman 5o C - 7o C -5 - 0 C < -5 oC

Sayur , buah dan


3 10oC 10o C 10o C
minuman

4 Tepung dan biji - bijian 25o C 25o C 25o C

23
6. PERSIAPAN BAHAN MAKANAN
Pengertian :
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
penanganan bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain
membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam, dsb.

Tujuan :
Mempersiapkan bahan bahan makanan, serta bumbu – bumbu
sebelum di lakukan kegiatan pemasakan.
Persyaratan :
a) Tersedianya bahan makanan yang akan di persiapkan.
b) Tersedianya peralatan persiapan.
c) Tersedianya sop pesiapan.
d) Tersedianya aturan proses – proses pesiapan.

Persiapan jenis bahan makanan :


a) Makanan pokok
Makanan pokok yang digunakan adalah beras, sebelumdi olah
beras terlebih dahulu di bersihkan dari kotoran kemudian dicuci
dan selanjutnya di olah menjadi nasi dan bubur.

b) Lauk hewani
Lauk hewani yang di gunakan adalah ayam, daging sapi, telur ,
dan ikan. Lauk hewani seperti daging ayam dan daging sapi
sebelum di olah terlebih dahulu di potong – potong berdasarkan
standar porsi kemudian di cuci bersih dan selanjutnya di olah.
Untuk lauk hewani seperti ikan terlebih dahulu di bersihkan lalu di
potong berdasarkan standar porsi kemudian di cuci bersih dan
selanjutnya di olah. Begitu pula telur sebelum di olah di cuci
terlebih dahulu.

24
c) Lauk nabati
Lauk nabati yang di gunakan adalah tempe dan tahu. Untuk
lauk tempe sebelum di olah plastiknya di buka lalu di iris atau di
potong berdasarkan standar porsi. Untuk lauk tahu sebelum diolah
airnya di tiriskan terlebih dahulu.

d) Sayuran
Untuk jenis sayuran terelebih dahulu di bersihkan dari kotoran
kemudian di cuci lalu di petik – petik atau di potong – potong.
e) Buah
Buah yang di gunakan adalah buah pepaya, semangka, pisang.
Sebelum buah di potong sesuai dengan standar porsi di cuci
terlebih dahulu.

f) Bumbu
Bumbu – bumbu di bersihkan , di kupas dan di buang yang
tidak di gunakan kemudian cuci bersih dan selanjutnya di iris/di
haluskan sesuai dengan kebutuhan.

7. PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN


Pengertian :
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah
(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap di
makan, berkualitas, dan aman untuk di konsumsi.
Tujuan :
a. Mengurangi resiko kehilangan zat – zat gizi bahan makanan.
b. Meningkatkan nilai cerna.
c. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan
penampilan makanan.
d. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.

25
Persyaratan
a. Tersedianya siklus menu.
b. Tersedianya peraturan penggunaan Bahan Tambahan
Pangan (BTP).
c. Tersedianya bahan makanan yang akan di olah.
d. Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan.
e. Tersedianya aturan penilaian.
f. Tersedianya proses tetap pengolahan.

Macam proses pemasakan


1. Pemasakan dengan medium udara, seperti :
- Membakar
- Memanggang
2. Pemasakan dengan menggunakan medium air, seperti :
- Merebus
- Menyetup
3. Pemasakan dengan menggunakan lemak, seperti :
- Menggoreng
4. Pemasakan langsung melalui dinding panci
- Menyanggrai
5. Pemasakan dengan kombinasi, seperti :
- Menumis

8. PELAYANAN PENYALURAN DAN DISTRIBUSI MAKANAN


Pengertian :
Pendistribusian makanan adalah merupakan serangkaian
kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis
makanan pasien atau konsumen yang di layani seperti makanan biasa
maupun makanan khusus yang di sesuaikan dengan keadaan dan
jenis penyakitnya.

26
Untuk meningkatkan mutu pelayanan pada pasien mengacu
pada target pencapaian standar pelayanan minimal Rumah Sakit
Umum Setia Bunda yaitu :

Jenis
No pelayanan Indikator Standar

1 GIZI 1. Ketepatan Waktu


Pemberian makanan > 90 %
kepada pasien

2. Sisa makanan yang tidak


< 20 %
termakan oleh pasien

3. Tidak adanya kejadian


kesalahan pemberian diet 100 %

Tabel. 5

Waktu pendistribusian makanan :


Pagi : 06.30 - 08.00
Siang : 11.30 - 13.30
Sore : 17.00 - 19.00

Sistem penyaluran yang di gunakan di Rumah Sakit Umum Setia


Bunda yaitu sistem sentralisasi (penyaluran makanan yang di
pusatkan) dengan sistem ini makanan pasien di bagikan /sajikan dalam
alat makan / kotak makanan yang di siapkan lalu diantarkan ke masing
– masing pasien di setiap ruangan oleh petugas yang telah di tunjuk.

Adapun keuntungan sistem sentralisasi yaitu :


 Tenaga lebih hemat sehingga menghemat biaya dan
pengawasan.
 Pengawasan dapat di lakukan dengan mudah dan teliti

27
 Makanan dapat di sampaikan langsung ke pasien dengan
sedikit kemungkinan terjadi kesalahan pemberian makanan.
 Ruangan pasien terhindar dari keributan pada waktu
pembagian makanan serta bau makanan.
 Pekerjaan dapat di lakukana lebih cepat.

Kelemahan dari sistem sentralisasi


- Adanya tambahan biaya untuk peralatan makan, perlengkapan dan
pemeliharaan.
- Makanan sampai kepada pasien sudah agak dingin.

9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


Pencatatan dan pelaporan adalah merupakan serangkaian
kegiatan pengumpulan dan pengolahan data kegiatan pelayanan
gizi rumah dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan bahan
bagi penilaian kegiatan pelayanan gizi rumah maupun untuk
pengambil keputusan.
Adapun pencatatan dan pelaporan ini meliputi :
a. Pemasukan dan pemakaian bahan makanan.
b. Buku pelaporan timbang terima antara pergantian rotasi ( berisi
pesan-pesan penting).
c. Pencatatan kegiatan macam dan jumlah pasien / konsumen
yang di layani.
d. Buku laporan keuangan.
e. Laporan bulanan untuk pimpinan
B. ASUHAN GIZI

Asuhan gizi rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan


konseling gizi hingga evaluasi diit pasien di ruang rawat inap dengan
tujuan agar pasien memperoleh pengetahuan gizi serta diit yang
sesuai dengan perkembangan penyakitnya selama perawatan.

28
Asuhan gizi pada pasien rawat inap di lakukan selama pasien
menjalankan perawatan adapun mekanismenya yaitu :
1. Penanggungjawab gizi bersama dokter melakukan visite di ruang
rawat pasien.
2. Mengkaji / melakukan evaluasi perkembangan penyakit
melalui buku status pasien ( les ).
3. Melakukan konseling gizi pada pasien dan keluarga.
4. Mengkaji / evaluasi diit yang akan diberikan selanjutnya

29
BAB IV
KEAMANAN MAKANAN, SANITASI DAN KESELAMATAN KERJA

A. Sanitasi Dapur
1. Bangunan Dapur
a) Tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum dan
wc.
b) Konstruksi bangunan dapur harus kokoh dan aman, bersih secara fisik dan bebas
dari barang-barang sisa
c) Lantai kedap air, rata, tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan
d) Permukaan dinding sebelah dalam rata, tidak lembab, mudah dibersihkan dan
berwarna terang
e) Langit-langit harus menutupi seluruh atap bangunan terbuat dari bahan yang
permukaannya rata, mudah dibersihkan, tidak menyerap air, dan berwarna
terang.
f) Pintu ruang tempat pengolahan makanan dibuat membuka ke arah luar dan dapat
mentup sendiri
g) Pencahayaan harus cukup
h) Bangunan atau ruangan tempat pengolahan harus dilengkapi dengan ventilasi
sehingga terjadi sirkulasi/peredaran udara.
2. Fasilitas Sanitasi
a) Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dari tempat cuci peralatan maupun
bahan makanan dilengkapi dengan air mengalir dan sabun, saluran pembuangan
tertutup
b) Tempat cuci tangan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dekat
dengan tempat kerja
c) Air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan
makanan.
d) Tempat sampah harus tertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan
sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari
kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah.
e) Tempat pencucian peralatan terpisah dari tempat pencucian bahan makanan

B. Sanitasi Makanan
Merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan pada kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala jenis
bahaya yang dapat menggangu atau merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan di
30
produksi, selama proses pengolahan, persiapan, distribusi sampai pad saat makanan
dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsi. Salah satu kegiatan dari sanitasi makanan
adalah penyehatan makanan dan minuman, merupakan upaya untuk mengendalikan
faktor-faktor (proses penanganan, lingkungan, dan orang) yang mempengaruhi
pertumbuhan kuman pada makanan dan minuman, sehingga makanan dan minuman
yang disajikan rumah sakit tidak menjadi mata rantai penularan penyakit.

C. Prinsip Penyehatan Makanan dalam Penyelenggaraan Makanan


Menggunakan tehnik HACCP (Hazard Analisis Critical Control Point), meliputi
bahan makanan, penjamah makanan dan cara kerja yang dilakukan serta upaya
pengendalian pertumbuhan kuman berbahaya. Kegunaan HACCP adalah untuk
mencegah kerugian akibat penarikan / pemusnahan makanan, meningkatkan jaminan
food safety, pembenahan dapur, mencegah rusaknya citra rumah sakit, dan
meningkatkan kepercayaan pasien.
1. Bahan Makanan
a. Sumber bahan makanan.
Berasal dari lokasinya yang bebas dari pencemaran logam berat, sampah,
insektisida, pestisida, dan bahan kimia B3
b. Mutu bahan makanan.
Bermutu baik, segar, aman, bergizi, misalnya : utuh, tidak layu dan tidak
kadaluarsa
c. Cara penanganan bahan makanan yang tepat dan baik, handling,
pengepakan/pengemasan, distribusi, penyimpanan, dan penggudangan yang
memenuhi syarat.
2. Hygiene Tenaga Penjamah Makanan
Tenaga penjamah makanan memenuhi syarat :
a. Mengikuti pemeriksaan kesehatan setiap 6 bulan sekali dan bebas dari penyakit
menular
b. Menjaga kebersihan diri, pakaian, dan seluruh badan
c. Menerapkan proses kerja pelayanan yang benar dan tepat
d. Menerapkan hygiene dan sanitasi dengan tepat dalam penyelanggaraan
makanan
e. Berperilaku yang mendukung terwujudnya penyehatan makanan
f. Perilaku, kebiasaan dan sikap bekerja penjamah makanan
1) Menggunakan APD sesuai SPO
2) Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja, setelah
BAB/BAK, dan sesudah menjamah bahan yang kotor
31
3) Menutup mulut/hidung bila batuk atau bersin dengan sapu tangan
4) Pergunakan masker bila diperlukan
5) Bekerja mengilah makanan sesuai SPO
6) Menggunakan sendk/garpu untuk mencicipi makanan
7) Makan di ruang makan yang disediakan
8) Tidak merokok didapur
9) Menjaga kebersihan sarana dan prasarana dapur

3. Prosedur Kerja
Kontaminasi makanan atau kontaminasi ulang dapat disebabkan oleh perilaku
penjamah makanan selama bekerja. Hal ini disebabkan karena pegawai tidak bekerja
sesuai dengan prosedur kerja yang ada. Contoh bekerja sesuai prosedur misalnya :
sehabis bekerja, pegawai harus mencuci alat (panci sebagaimana mestinya dan alat
tersebut langsung ditaruh dalam rak penyimpanan alat. Bila panci tersebut akan
dipakai lagi, pegawai harus yakin bahwa panci tersebut bersih. Bila kotor dengan
sendirinya pegawai akan mencuci dulu sebelum digunakan)
4. Upaya Pengendalian
Upaya pengendalian pertumbuhan bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Dilakukan dengan memantau titik-titik rawan pada jalur penanganan makanan dan
minuman yaitu pada :
a. Proses pembersihan bahan makanan. Tidak ada makanan dan minuman yang
membusuk setelah proses pembersihan bahan.
b. Proses persiapan bahan makanan. Tersedia air bersih yang cukup, kran air dan
saluran buangan ruang persiapan bahan makanan dalam keadaan bersih,
tempat penampungan sampah sementara yang kuat dan mudah dibersihkan.
c. Proses penyimpanan bahan mentah dan bahan terolah terpisah, suhunya sesuai
dengan ketentuan hygiene dan sanitasi makanan
d. Proses pemasakan dan penghangatan makanan harus sesuai dengan teknik
pemasakan, sehingga tidak memungkinkan kuman tumbuh dan berkembang
biak.
e. Proses pembersihan ruang, alat, dan peralatan masak. Pembersihan ruang
dilakukan segera setelah proses tugas selesai dan harus sesuai dengan
prosedurnya, pencucian alat masak dilakukan setiap kali selesai masak.
f. Proses distribusi makanan ke ruangan. Alat distribusi makanan yang dipakai
dilengkapi dengan tutup, dan dibersihkan secara periodic.
g. Proses penyajian makanan di ruang rawat inap. Alat-alat makan yang akan
dipakai untuk menyajikan makanan pasien infeksius dan non infeksius harus
32
dipisahkan. Peralatan untuk pasien infeksius di desinfektan. Terbebas dari
serangga atau vector. Makanan disajikan ke pasien dalam keadaan tertutup.

D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas


Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya atau tindakan yang
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja
petugas atau kelalaian/kesengajaan. Dengan tujuan mencegah dan mengurangi
kecelakaan, kebakaran, bahaya ledakan, memberikan kesempatan evakuasi,
pertolongan pertama kepada korban kecelakaan, perlindungan kepada petugas,
mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/psikis,
keracunan, infeksi / menular, mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelembabab, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
suara dan getaran .
Prinsip Keselamatan Kerja dalam Proses Penyediaan Makanan secara teknis
mencakup :
1. Letak, bentuk, dan kontruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi syarat yang
telah ditentukan
2. Ruangan dapur cukup luas, denah sesuai dengan kegiatan dan memenuhi syarat
yang telah ditentukan
3. Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan yang praktis dan
dilengkapi dengan SPO alat tersebut
4. Penerangan dn ventilasi yang cukup memenuhi syarat
5. Meletakan alat dan peralatan secara ergonomis dan alur kerja
6. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan terciptanya
kebiasaan kerja yang baik oleh petugas
7. Tugas yang dibebankan sesuai dengan kemampuan perorangan
8. Volume kerja yang dibagikan sesuai jam kerja yang telah ditetapkan
9. Perawatan dan pemeliharaan alat dilakukan secara terus-menerus agar siap dan
layak pakai
10. Adanya gladi / latihan tentang keselamatan kerja bagi petugas
11. Adanya fasilitas APD dan peralatan pertolongan pertama yang cukup
12. Petunjuk penggunaan / SPO alat keselamatan kerja
Prosedur Keselamatan Kerja
1. Di rRuang Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Makanan
a. Menggunakan alat pembuka bungkus bahan makanan menurut cara yang tepat
b. Menempatkan barang yang berat di bagian bawah dan jika akan diangkat harus
menggunakan alat pengangkut beroda / trolly
33
c. Mempergunakan wadah dan tutup yang sesuai dan menghindari tumpahan bahan
d. Mematikan lampu bila tidak dipergunakan
e. Mengangkat barang sesuai kemampuan
f. Mengangkut barang dalam jumlah yang besar secara bertahap
g. Membersihkan bahan yang tumpah / licin, bahan berbahaya lainnya dengan
segera
2. Di Ruang Persiapan dan Pengolahan Makanan
a. Menggunakan peralatan yang sesuai
b. Tidak bercakap-cakap selama menggunakan alat
c. Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk pemakainya
d. Membersihkan mesin dan alat lain menurut petunjuk
e. Konsentrasi penuh bila sedang membuka dan menutup, menyalakan atau
mematikan mesin, lampu, gas / listrik/ uap
f. Meletakan alat menurut tempatnya dan diatur sesuai peruntukan
g. Mengisi wadah sesuai peruntukan dan volumenya
3. Di Ruang Pembagian Makanan
a. Tidak mengisi panci / piring terlalu penuh
b. Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas kereta makan
c. Meletakan alat dengan teratur dan rapi
d. Bila ada alat pemanas, konsentrasi sewaktu menggunakannya
e. Bila membawa air panas, menutup rapat-rapat, tidak mengisi sampai penuh
f. Menggunakan cempal untuk peralatan yang panas

34
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perencanaan menu yang di lakukan di Instala Gizi Rumah Sakit Umum


Setia Bunda berdasarkan anggaran belanja bahan makanan dengan
ketersediaan bahan makanan di pasar, standar porsi ,jenis dan macam
pelayanan.
2. Pembelian bahan makanan di Unit gizi Rumah Sakit Umum Setia Bunda
yaitu pembelian secara langsung yang di lakukan oleh petugas yang telah
di tunjuk.
3. Penuyimpanan bahan makanan di Unit Gizi Rumah Sakit Umum Setia
Bunda yaitu :
 Penyimpanan bahan makanan basah.
 Penyimpanan bahan makanan kering.
4. Pengolahan bahan makanan di Instala Gizi Rumah Sakit Umum Setia
Bunda di lakukan dengan cara merebus, menggoreng, mengukus,
menumis, membakar.
5. Pendistribusian makanan yang di lakukan di Unit gizi Rumah Sakit Umum
Setia Bunda adalah dengan sistem sentralisasi yang di antar langsung
kepada pasien oleh petugas khusus yang telah di tunjuk

B. Saran
Demi kelancaran proses penyelenggaraan makanan di Unit gizi kiranya perlu
adanya perbaikan sistem penyaluran dana untuk makanan pasien .

Direktur RSU Setia Bunda,

dr. H. Mardi Santoso, M. Kes

35

Anda mungkin juga menyukai