2. Semua rekan – rekan di Unit Gizi dengan tulus dan ikhlas serta dengan
semangat yang tinggi telah membantu mulai dari perencanaan sehingga
pedoman ini dapat di selesaikan dengan baik. Kami menyadari pedoman
yang kami buat ini masih sangat sederhana dan masih terdapat banyak
kekurangannya oleh sebab itu saran dan kritik dari berbagai pihak
sangat klami harapkan untuk kelengkapan
pedoman kami berikutnya.
ii
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul.................................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................... ii
A. Latar Belakang................................................................................ 9
B. Tujuan............................................................................................. 10
C. Landasan Hukum............................................................................ 12
A. Ketenagaan..................................................................................... 13
B. Struktur Organisasi......................................................................... 13
C. Uraian Tugas................................................................................... 13
D. Fasilitas........................................................................................... 14
A. Penyelenggaraan Makanan....................................................... 18
2. Perencanaan Menu.............................................................. 20
iii
5. Penerimaan,Penyimpanan Bahan Makanan............................ 24
B. Asuhan Gizi................................................................................. 28
BAB V PENUTUP............................................................................................... 35
Lampiran............................................................................................................. 21
iv
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
SETIA BUNDA
TENTANG
5
Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
5. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Berita Negara RI ;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi (Berita
Negara RI Indonesia Tahun 2014 Nomor 967);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07 / Menkes
/1128/2022 Tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SETIA
BUNDA TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN
DAN PANDUAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM SETIA
BUNDA.
KESATU : Pemberlakuan Buku Pedoman dan Panduan Pelayanan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum
Setia Bunda.
KEDUA : Daftar buku pedoman dan panduan sebagaimana terlampir
dalam surat keputusan ini.
KETIGA : Pedoman dan panduan merupakan acuan bagi petugas unit
rumah sakit Rumah Sakit Umum Setia Bunda.
6
KEEMPAT : Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi wajib
mensosialisasikan keputusan ini ke seluruh karyawan di
pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi.
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapannya akan dilakukan perbaikan
kembali sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Unaaha
Pada tanggal : 2 Januari 2023
Direktur RSU Setia Bunda,
7
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SETIA
BUNDA TENTANG PEDOMAN PELAYANAN GIZI DI
RUMAH SAKIT UMUM SETIA BUNDA.
Nomor : 3027/PERDIR/RSSB/I/2023
Tanggal : 2 Januari 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
a. Tujuan umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi rumah sakit dengan
memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit, serta merupakan bagian
dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan
mengembangkan mutu pelayanan gizi rumah sakit.
b. Tujuan khusus
1) Penegakan diagnosis gangguan gizi dan metabelisme zat gizi
berdasarkan anamneses, antropometri, gejala klinis dan biokimia tubuh
(laboratorium).
2) Penyelenggaraan pengkajian dietetik dan pola makan
berdasarkan anamneses.
3) Penentuan kebutuhan gizi di sesuaikan dengan penyakit dan
keadaan pasien.
4) Penentuan pembelian bahan makanan, pemilihan bahan makanan
, jumlah pemberian ( porsi ) serta cara pengolahan.
5) Penyelenggaraan evaluasi terhadap diit yang di butuhkan sesuai
perubahan keadaan klinis , status gizi dan dari hasil laboratorium.
9
6) Penentuan standar diit khusus sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dapat membantu penyembuhan
penyakit.
C. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan;
4. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit;
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 109/MENKES/PER/VI/2011
tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 49/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
13. Keputusan Kemenkes RI Nomor 436 /Menkes/ SK/VI/1993 tentang
Standar pelayanan Rumah Sakit dan Standar pelayanan medis;
10
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 715/MENKES/SK/V/2003
tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga;
15. Keputusan Kemenkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang
pedoman menejerial Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya;
16. Keputusan Kemenkes RI Nomor 374/Menkes/SK/III /2007Tentang
Standar Profesi Gizi;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/SK/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/
Menkes/ SK/ 2008, tentang Standar Minimal Pelayanan Rumah Sakit.
11
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT GIZI
A. KETENAGAAN
Jumlah dan kualifikasi tenaga di unit gizi Rumah Sakit Umum Setia
Bunda pada tahun 2023
B. STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR
STAF GIZI
C. URAIAN TUGAS
1. Kepala Unit gizi
Perencanaan
Menyusun program pengorganisasian unit gizi.
Menyusun program pelayanan gizi rumah sakit.
12
Menyusun rencana kegiatan unit gizi.
Menyusun dan menetapkan susunan menu.
Memberi saran sebagai bahan pertimbangan tentang hal yang
berhubungan dengan kegiatan layanan gizi.
2. Administrasi
Mengkoordinir seluruh kegiatan tata usaha unit gizi.
Membimbing dan mengarahkan pelaksanaan tugas.
Membuat laporan.
Merencanakan dan membuat permintaan kebutuhan alat tulis.
Membuat /menyediakan formulir absensi.
Membuat daftar inventarisasi peralatan di unit gizi.
Mencatat peralatan yang di terima.
13
5. Penyuluhan dan Konsultasi Gizi
Mendiskusikan rencana dan evaluasi hasil terapi diit untuk kasus
tertentu bers-ama tim anggota kesehatan.
Mengkoordinir pengembangan dan pemilihan sarana
penyuluhan dan konsultasi gizi.
Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana di poliklinik gizi.
Membuat rencana kegiatan klinik gizi.
Memberikan konsultasi gizi kepada pasien rawat jalan.
Membuat laporan kegiatan di poliklinik gizi.
6. Perencanaan dan pengembangan
Membuat standar makanan
Membuat rencana kegiatan pada unit gizi
Membuat menu
Merencanakan perkembangan sarana penyuluhan gizi
Mencatat persediaan dan penambahan bahan makanan
D. FASILITAS
Agar kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit dapat berjalan dengan
optimal maka perlu di dukung dengan sarana peralatan dan perlengkapan
dalam kondisi baik.
14
Tabel 3. FASILITAS PERALATAN DI UNIT GIZI
No Peralatan Keadaan Keterangan
1 Penerimaan Bahan Makanan
Timbangan LED 150 kg Tersedia
Wastafel Doubel SINK Tersedia
Load transfer troley Tersedia
2 Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Tersedia
Kereta Angkut Makanan
Kering Tersedia
Rak Bahan Makanan Tersedia
Tempat Beras Tersedia
3 Ruang Penyimpanan Bahan Makanan
basah Tersedia
Kulkas Tersedia
Frizer Tersediah
Tersedia
4 Tempat pencucian lauk hewani
Wastafel doublesink Tersedia
Mesin pemanas air simizu Tersedia
Tersedia
Pisau set
Tempat pencucian lauk nabati, sayuran, buah
Wastafel doublesink Tersedia
Piasu set Tersedia
5 Ruang Persiapan
Meja kerja Tersedia
Wastafel doublesink Tersedia
Blender makanan Tersedia
Blender jus Tersedia
Gilingan daging Tersedia
Gilingan bumbu basah Tersedia
Gilingan bumbu kering Tersedia
Pisau set Tersedia
Digital tablescale Tersedia
6 Ruang Pengolahan
Kompor Gas 2 tungku Tersedia
Kompor Gas stookpot 1 tungku Tersedia
Kompor gas kwalierange 1 tungku Tersedia
Gas rice cooker Tersedia
Gas oven Tersedia
Countenercabinet Tersedia
Racksolid 4 tiers Tersedia
Worktablewhitundershelf Tersedia
Tabletroleywithchoboard Tersedia
Wastafel Tersedia
15
7 Ruang Pemorsian ( penyajian )
Kitcensterilized kabinet Tersedia
Meja stanles Tersedia
Bainmarie ( penghangat makanan) Tersedia
Sermoetroley 3 tiers Tersedia
Troley transfer Tersedia
Ricewarmer whittroleystand Tersedia
10 Ruang Pegawai
Meja dan kursi
Komputer ( Lenovo ) Tersedia
Lemari Tersedia
Tersedia
ATK
16
ALUR KEGIATAN PELAYANAN UNIT GIZI
RUANG PENERIMAAN
BAHAN MAKANAN
RUANG PEMILAHAN
PERSIAPAN BAHAN
MAKANAN
PENGOLAHAN
BAHAN MAKANAN
PENCUCIAN ALAT
MASAK
RUANG PEMORSIAN
PENYIMPANAN MAKANAN
ALAT MASAK
PENCUCIAN ALAT
PASIEN PENDISTRIBUSIAN
17
BAB III
MEKANISME KEGIATAN UNIT GIZI
A. PENYELENGGARAAN MAKANAN
Penyelenggaraan makanan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien
dalam rangka mencapai status kesehatan yang optimal. Optimal melalui
pemberian diit yang tepat. Sistim penyelenggaraan makanan yang di lakukan
pada Rumah Sakit Umum Setia Bunda adalah belanja langsung. Unit gizi
bertanggung jawab melaksanakan semua kegiatan penyelenggaraan makanan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
18
Mengumpulkan data tentang harga bahan makanan dari berbagai
pasar dengan melakukan survei pasar, kemudian di tentukan harga rata
– rata bahan makanan.
Hasil perhitungan anggaran belanja di laporkan kepada
pengambil keputusan.
Rencana anggaran di usulkan secara resmi melalui jalur
administrasi
2. PERENCANAAN MENU
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang
akan di olah untuk memenuhi selera pasien / konsumen, dan kebutuhan zat
gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang.
Tujuan dari perencanaan menu adalah tersedianya siklus menu sesuai
klasifikasi pelayanan yang ada di Rumah Sakit( misalnya 10 / seminggu ).
Persyaratan :
1. Adanya kebijakan Rumah Sakit.
2. Tersedianya data peraturan pemberian makanan Rumah Sakit.
3. Tersedianya data standar makanan untuk pasien.
4. Tersedianya data standar harga bahan makanan.
5. Tersedianya siklus menu.
6. Tersedianya data jumlah pasien / konsumen yang di layani.
20
4. PEMBELIAN BAHAN MAKANAN
Pada proses pembelian bahan makanan termasuk semua kegiatan
dan transaksi dari hasil – hasil pertanian hingga bahan makanan sampai ke
konsumen.
Bahan makanan mentah ini sampai kekonsumen melalui
penjualan eceran ataupun pedagang besar.
Pembelian bahan makanan di sesuaikan dengan biaya yang telah
di tentukan untuk setiap pasien / konsumen. Proses pembelian bahan
makanan di lakukan secara langsung oleh petugas yang telah di tunjuk
khusus pembelian bahan makanan setiap hari pasar.
Tujuan : Tersedianya daftar pesenan bahan makanan sesuai standar
atau spesifikasi yang di tetapkan.
Persyaratan:
1) Adanya kebijakan Rumah Sakit tentang pengadaan bahan
makanan.
2) Adanya spesifikasi bahan makanan.
3) Adanya daftar pesanan bahan makanan
4) Tersedianya dana
22
Syarat penyimpanan bahan makana kering :
a. Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur
menurut macam, golongan ataupun urutan pemakaian bahan
makanan.
b. Gudang di buka pada waktu yang telah di tentukan.
c. Semua bahan makanan di tempatkan dalam tempat tertutup,
terbungkus rapat dan tidak berlobang.
d. Pintu harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta di
buka pada waktu- waktu yang di tentukan.
e. Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar antara 19 –
21 o C.
f. Pembersihan ruang secara periodik 2 x seminggu.
23
6. PERSIAPAN BAHAN MAKANAN
Pengertian :
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
penanganan bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain
membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam, dsb.
Tujuan :
Mempersiapkan bahan bahan makanan, serta bumbu – bumbu
sebelum di lakukan kegiatan pemasakan.
Persyaratan :
a) Tersedianya bahan makanan yang akan di persiapkan.
b) Tersedianya peralatan persiapan.
c) Tersedianya sop pesiapan.
d) Tersedianya aturan proses – proses pesiapan.
b) Lauk hewani
Lauk hewani yang di gunakan adalah ayam, daging sapi, telur ,
dan ikan. Lauk hewani seperti daging ayam dan daging sapi
sebelum di olah terlebih dahulu di potong – potong berdasarkan
standar porsi kemudian di cuci bersih dan selanjutnya di olah.
Untuk lauk hewani seperti ikan terlebih dahulu di bersihkan lalu di
potong berdasarkan standar porsi kemudian di cuci bersih dan
selanjutnya di olah. Begitu pula telur sebelum di olah di cuci
terlebih dahulu.
24
c) Lauk nabati
Lauk nabati yang di gunakan adalah tempe dan tahu. Untuk
lauk tempe sebelum di olah plastiknya di buka lalu di iris atau di
potong berdasarkan standar porsi. Untuk lauk tahu sebelum diolah
airnya di tiriskan terlebih dahulu.
d) Sayuran
Untuk jenis sayuran terelebih dahulu di bersihkan dari kotoran
kemudian di cuci lalu di petik – petik atau di potong – potong.
e) Buah
Buah yang di gunakan adalah buah pepaya, semangka, pisang.
Sebelum buah di potong sesuai dengan standar porsi di cuci
terlebih dahulu.
f) Bumbu
Bumbu – bumbu di bersihkan , di kupas dan di buang yang
tidak di gunakan kemudian cuci bersih dan selanjutnya di iris/di
haluskan sesuai dengan kebutuhan.
25
Persyaratan
a. Tersedianya siklus menu.
b. Tersedianya peraturan penggunaan Bahan Tambahan
Pangan (BTP).
c. Tersedianya bahan makanan yang akan di olah.
d. Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan.
e. Tersedianya aturan penilaian.
f. Tersedianya proses tetap pengolahan.
26
Untuk meningkatkan mutu pelayanan pada pasien mengacu
pada target pencapaian standar pelayanan minimal Rumah Sakit
Umum Setia Bunda yaitu :
Jenis
No pelayanan Indikator Standar
Tabel. 5
27
Makanan dapat di sampaikan langsung ke pasien dengan
sedikit kemungkinan terjadi kesalahan pemberian makanan.
Ruangan pasien terhindar dari keributan pada waktu
pembagian makanan serta bau makanan.
Pekerjaan dapat di lakukana lebih cepat.
28
Asuhan gizi pada pasien rawat inap di lakukan selama pasien
menjalankan perawatan adapun mekanismenya yaitu :
1. Penanggungjawab gizi bersama dokter melakukan visite di ruang
rawat pasien.
2. Mengkaji / melakukan evaluasi perkembangan penyakit
melalui buku status pasien ( les ).
3. Melakukan konseling gizi pada pasien dan keluarga.
4. Mengkaji / evaluasi diit yang akan diberikan selanjutnya
29
BAB IV
KEAMANAN MAKANAN, SANITASI DAN KESELAMATAN KERJA
A. Sanitasi Dapur
1. Bangunan Dapur
a) Tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum dan
wc.
b) Konstruksi bangunan dapur harus kokoh dan aman, bersih secara fisik dan bebas
dari barang-barang sisa
c) Lantai kedap air, rata, tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan
d) Permukaan dinding sebelah dalam rata, tidak lembab, mudah dibersihkan dan
berwarna terang
e) Langit-langit harus menutupi seluruh atap bangunan terbuat dari bahan yang
permukaannya rata, mudah dibersihkan, tidak menyerap air, dan berwarna
terang.
f) Pintu ruang tempat pengolahan makanan dibuat membuka ke arah luar dan dapat
mentup sendiri
g) Pencahayaan harus cukup
h) Bangunan atau ruangan tempat pengolahan harus dilengkapi dengan ventilasi
sehingga terjadi sirkulasi/peredaran udara.
2. Fasilitas Sanitasi
a) Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dari tempat cuci peralatan maupun
bahan makanan dilengkapi dengan air mengalir dan sabun, saluran pembuangan
tertutup
b) Tempat cuci tangan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dekat
dengan tempat kerja
c) Air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan
makanan.
d) Tempat sampah harus tertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan
sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari
kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah.
e) Tempat pencucian peralatan terpisah dari tempat pencucian bahan makanan
B. Sanitasi Makanan
Merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan pada kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala jenis
bahaya yang dapat menggangu atau merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan di
30
produksi, selama proses pengolahan, persiapan, distribusi sampai pad saat makanan
dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsi. Salah satu kegiatan dari sanitasi makanan
adalah penyehatan makanan dan minuman, merupakan upaya untuk mengendalikan
faktor-faktor (proses penanganan, lingkungan, dan orang) yang mempengaruhi
pertumbuhan kuman pada makanan dan minuman, sehingga makanan dan minuman
yang disajikan rumah sakit tidak menjadi mata rantai penularan penyakit.
3. Prosedur Kerja
Kontaminasi makanan atau kontaminasi ulang dapat disebabkan oleh perilaku
penjamah makanan selama bekerja. Hal ini disebabkan karena pegawai tidak bekerja
sesuai dengan prosedur kerja yang ada. Contoh bekerja sesuai prosedur misalnya :
sehabis bekerja, pegawai harus mencuci alat (panci sebagaimana mestinya dan alat
tersebut langsung ditaruh dalam rak penyimpanan alat. Bila panci tersebut akan
dipakai lagi, pegawai harus yakin bahwa panci tersebut bersih. Bila kotor dengan
sendirinya pegawai akan mencuci dulu sebelum digunakan)
4. Upaya Pengendalian
Upaya pengendalian pertumbuhan bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Dilakukan dengan memantau titik-titik rawan pada jalur penanganan makanan dan
minuman yaitu pada :
a. Proses pembersihan bahan makanan. Tidak ada makanan dan minuman yang
membusuk setelah proses pembersihan bahan.
b. Proses persiapan bahan makanan. Tersedia air bersih yang cukup, kran air dan
saluran buangan ruang persiapan bahan makanan dalam keadaan bersih,
tempat penampungan sampah sementara yang kuat dan mudah dibersihkan.
c. Proses penyimpanan bahan mentah dan bahan terolah terpisah, suhunya sesuai
dengan ketentuan hygiene dan sanitasi makanan
d. Proses pemasakan dan penghangatan makanan harus sesuai dengan teknik
pemasakan, sehingga tidak memungkinkan kuman tumbuh dan berkembang
biak.
e. Proses pembersihan ruang, alat, dan peralatan masak. Pembersihan ruang
dilakukan segera setelah proses tugas selesai dan harus sesuai dengan
prosedurnya, pencucian alat masak dilakukan setiap kali selesai masak.
f. Proses distribusi makanan ke ruangan. Alat distribusi makanan yang dipakai
dilengkapi dengan tutup, dan dibersihkan secara periodic.
g. Proses penyajian makanan di ruang rawat inap. Alat-alat makan yang akan
dipakai untuk menyajikan makanan pasien infeksius dan non infeksius harus
32
dipisahkan. Peralatan untuk pasien infeksius di desinfektan. Terbebas dari
serangga atau vector. Makanan disajikan ke pasien dalam keadaan tertutup.
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demi kelancaran proses penyelenggaraan makanan di Unit gizi kiranya perlu
adanya perbaikan sistem penyaluran dana untuk makanan pasien .
35