Anda di halaman 1dari 45

PANDUAN PENGGUNAAN

ANTIMIKROBA UNTUK TERAPI


DAN PROFILAKSIS (PPAB)

i
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT WATES HUSADA
Nomor: 106/Kpts/Dir.RSWH/1001/X.2022
TENTANG
PANDUAN UMUM PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

DIREKTUR RUMAH SAKIT

Menimbang : 1. Bahwa penggunaan antibiotik dalam pelayanan kesehatan sering kali


tidak tepat sehingga dapat menimbulkan pengobatan kurang efektif,
peningkatan risiko terhadap keamanan pasien, meluasnya resistensi
dan tingginya biaya pengobatan;
2. Bahwa untuk meningkatkan ketepatan penggunaan antibiotik dalam
pelayana kesehatan perlu diberlakukan Buku Panduan Umum
Penggunaan Antibiotik yang ditetapkan melalui Keputusan Direktur
Rumah Sakit Wates Husada

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2009 tentang Praktik


Kedokteran;
2. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 Tahun
2011 tentang Keselamatan Pasien;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333 I MENKES I SK I XII I
1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02 / MENKES / 068 / I I
2010 tentang Kesehatan Pemerintah;

7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8 tahun 2015 tentang


Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit;

8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2406 / MENKES / PER /


XII / 2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika.

ii
9. Keputusan Ketua PT. Tri Husada Sejahtera No. 02/THS/I/2015
Tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Wates Husada.
10. Keputusan Ketua PT. Tri Husada Sejahtera No. 01/THS/I/2015
Tentang Penunjukan Direktur Rumah Sakit Wates Husada.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : Memberlakukan Buku Panduan Umum Penggunaan Antibiotik di

Rumah Sakit Wates Husada sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini;

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal dengan ketentuan bahwa isi Panduan
Umum Penggunaan Antibiotika akan ditinjau dan disempurnakan secara
terus-menerus oleh Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba RRumah
Sakit Wates Husada untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan

terkini;

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekurangan dan kekeliruan akan diadakan

perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Gresik
Pada Tanggal : 13 Januari 2022
RUMAH SAKIT WATES HUSADA
Direktur,

dr. Titin Ekowati, M.Kes.,M.H.Kes

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan anugerahnya
yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Penggunaan antimikroba untuk
terapi dan Profilaksis (PPAB) di Rumah Sakit Wates Husada ini dapat selesai disusun.

Buku Panduan Penggunaan antimikroba untuk terapi dan Profilaksis (PPAB) ini
merupakan landasan kerja bagi semua pihak yang terkait di Rumah Sakit Wates Husada.

Dalam pedoman ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana dalam Penggunaan
antimikroba untuk terapi dan Profilaksis (PPAB) di Rumah Sakit Wates Husada.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas


bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Penggunaan
antimikroba untuk terapi dan Profilaksis (PPAB) di Rumah Sakit Wates Husada.

Ditetapkan di : Gresik
Pada Tanggal : 20 Januari 2022

RUMAH SAKIT WATES HUSADA

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT...................................... ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG................................................................. 1
B. TUJUAN PELAYANAN............................................................. 2
C. KELEBIHAN PANDUAN.......................................................... 2
D. PEMBATASAN KELOMPOK ANTIMIKROBA...................... 3
BAB II INDIKASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA................................ 6
A. ALUR REKOMENDASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA... 6
B. DIVISI BEDAH DIGESTIF........................................................ 8
C. DIVISI BEDAH PLASTIK DAN REKONSTRUKSI................ 9
D. DIVISI BEDAH ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI........ 13
E. DIVISI BEDAH UROLOGI........................................................ 16
F. DIVISI TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN DAN KEPALA
LEHER......................................................................................... 19
G. DIVISI BEDAH ANAK.............................................................. 23
H. MATA.......................................................................................... 25
I. PROFILAKSIS BEDAH OBTETRI GINEKOLOGI.................. 29
J. INFEKSI OBSTETRI GINEKOLOGI........................................ 300
BAB III STANDAR KETENAGAAN............................................................. 32
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.......................... 32
B. STRUKTUR ORGANISASI TIM FARMASI DAN TERAPI... 32
BAB IV TATA HUBUNGAN KERJA............................................................. 33
A. TATA HUBUNGAN KERJA..................................................... 33
B. URAIAN TUGAS....................................................................... 33
C. KEGIATAN POKOK.................................................................. 34
BAB V TATA LAKSANA PELAYANAN.................................................... 36
A. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESISTENSI
TERHADAP ANTIBIOTIK........................................................ 36

v
B. STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGENDALIAN

ANTIBIOTIK.............................................................................. 36

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESISTENSI TERHADAP


ANTIBIOTIK.............................................................................. 36

D. STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGENDALIAN ANTIBIOTIK

..................................................................................................... 36

E. KONSELING TERUTAMA DITUJUKAN............................... 37


F. ANTIBIOTIK INTRAVENA DAPAT DIGANTI PERORAL, APABILA
SETELAH 24-48 JAM................................................................ 37
BAB VI PENGENDALIAN MUTU................................................................ 39
A. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN................................ 39
B. PELAPORAN.............................................................................. 39
BAB IX PENUTUP........................................................................................... 40

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting,
khususnya di negara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, dan antiprotozoa. Antibiotik
merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai
studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk
penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukanan tibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan
antibiotik diberbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada
indikasi (Hadi,2009). Penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan
dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain
berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial
yang sangat tinggi. Muncul dan berkembangnya mikroba resisten dapat dikendalikan melalui dua
kegiatan utama, yaitu penerapan penggunaan antimikroba secara bijak, dan penerapan prinsip
pencegahan penyebaran mikroba resisten melalui kewaspadaan standar. Resistensi antimikroba atau
berkurangnya daya kerja antimikroba dalam membunuh mikroba telah timbul tidak lama setelah
antimikroba pertama ditemukan. Berdasarkan penelitian dan pengalaman yang dilaporkan di berbagai
penjuru dunia, telah dibuktikan bahwa pada saat ini beberapa antimikroba sudah tidak efektif lagi
dalam mengatasi beberapa penyakit infeksi, padahal sebelumnya infeksi tersebut cepat dan mudah
diatasi. Penatagunaan antimikroba (PGA), atau antimicrobial stewardship (AMS) adalah kegiatan
strategis dan sistematis, yang terpadu dan terorganisasi di rumah sakit, untuk tujuan mengoptimalkan
penggunaan antimikroba secara bijak, baik kuantitas maupun kualitasnya. Penggunaan antimikroba
secara bijak ini diharapkan dapat menurunkan tekanan selektif terhadap mikroba, sehingga dapat
mengendalikan resistensi antimikroba. Kegiatan PGA dimulai dari tahap penegakan diagnosis
penyakit infeksi, penetapan terapi berdasarkan indikasi, pemilihan jenis antimikroba yang tepat,
termasuk dosis, rute, saat, dan lama pemberiannya. Dilanjutkan dengan pemantauan keberhasilan
dan/atau kegagalan terapi, pencatatan dan/atau penghentian reaksi yang tidak dikehendaki terhadap
antimikroba, interaksi antimikroba dengan obat lain, dengan makanan, dengan pemeriksaan
laboratorium, dan reaksi alergi. Dalam upaya membatasi penggunaan anti mikroba maka diberkakukan
pembagian antimikroba kedalam kelompok AWaRe yakni access, watchdan reserve.Laporan dari
berbagai penelitian menunjukkan bahwa kegiatan PGA di rumah sakit terbukti dapat meningkatkan
kualitas penggunaan antimikroba, menurunkan angka kejadian infeksi dan kolonisasi mikroba resisten,
meningkatkan keberhasilan terapi pasien, memperpendek lama rawat pasien dan menurunkan biaya
rawat pasien, serta menurunkan jumlah pemakaian antimikroba, sehingga menurunkan biaya
pembelian antimikroba oleh rumah sakit. Dalam upaya mengatasi resistensi antimikroba, perlu disusun

1
Panduan Penggunaan Antimikroba di Rumah Sakit sebagai acuan dalam penerapan penggunaan
antimikroba secara bijak..

B. TUJUAN PELAYANAN
1. Sebagai acuan bagi klinisi dalam memberikan terapi antimikroba baik profilaksis maupun terapi
empiris secara bijak.
2. Untuk mencegah terjadinya resistensi antimikroba

C. KELEBIHAN PANDUAN
Panduan ini juga ditunjang dengan kebijakan Automatic Stop Order (ASO) yaitu penghentian
penggunaan antimikroba yang diberikan kepada pasien secara otomatis. Farmasi akan dengan
sendirinya menghentikan antimikroba tersebut bila lama terapi yang ditentukan terlewati.
Pemesanan antimikroba juga akan otomatis dihentikan ketika pasien :
1. Dipindahkan keatau dari ruang intensif (ICU, PICU/NICU, ICCU, HCU)
2. Dipindahkan ke atau dari pelayanan medis lain (misalkan dari bagian Bedah ke Penyakit Dalam)
3. Dikirim ke ruang operasi
Apoteker akan mengingatkan dokter dan perawat jika mendapati suatu penggunaan antimikroba
yang hampir mencapai batas pemberian yang aman. Penggunaan akan dilanjutkan setelah dinyatakan
secara tertulis oleh dokter yang bersangkutan. Identifikasi dan komunikasi terkait Automatic Stop
Order akan disampaikan 48 jam sebelum batas waktu pemesanan. Apoteker akan mengirim peringatan
tentang Automatic Stop Order yang akan dilakukan, Peringatan akan ditandai dengan stiker yang akan
ditempatkan pada Lembar Catatan Perkembangan Pasien Terpadu (CPPT) di rekam medis.

AUTOMATIC STOP ORDER

Untuk Obat : ……………………………………………………………..

Berakhir pada tanggal : ……………………….

Contoh stiker Automatic Stop Order

2
D. PEMBATASAN KELOMPOK ANTIMIKROBA
1. Antimikroba kelompok access
a. Digunakan untuk pengobatan infeksi mikroba yang umum terjadi.
b. Diresepkan oleh dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dikaji oleh farmasis.
c. Penggunaannya sesuai dengan PPK dan/atau CP untuk penyakit infeksi dan PPAB
yang berlaku.
d. Tersedia di semua fasilitas pelayanan Kesehatan.
2. Antimikroba kelompok watch
a. Digunakan untuk indikasi khusus atau ketika antimikroba kelompok access tidak efektif.
Kelompok ini memiliki kemampuan lebih tinggi untuk menimbulkan resistensi sehingga
diprioritaskan sebagai target utama program pengawasan dan pemantauan.
b. Diresepkan oleh dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dikaji oleh farmasis, dan disetujui oleh
dokter konsultan penyakit infeksi. Apabila tidak tersedia dokter konsultan penyakit infeksi
persetujuan diberikan oleh dokter yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
c. Penggunaannya sesuai dengan PPK dan/atau CP untuk penyakit infeksi dan PPAB yang
berlaku.
d. Disetujui oleh Anggota PGA masing – masing SMF.
3. Antimikroba kelompok reserve
a. Dicadangkan untuk mengatasi infeksi bakteri yang disebabkan oleh MDRO, serta
merupakan pilihan terakhir pada infeksi berat yang mengancam jiwa.
b. Menjadi prioritas program pengendalian resistensi antimikroba secara nasional dan
internasional, yang dipantau dan dilaporkan penggunaannya.
c. Diresepkan oleh dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dikaji oleh farmasis dan disetujui
penggunaannya oleh Anggota PGA dan ditanda – tangani oleh ketua atau wakil ketua
KPRA.
d. Penggunaannya sesuai dengan PPK dan/atau CP untuk penyakit infeksi dan PPAB yang
berlaku.

3
Tabel Pengelompokan Antibiotik Kategori ACCESS, WATCH, dan RESERVE (AWaRe)

4
Kategori Kategori
Kategori “ACCESS”
“WATCH” “RESERVE”

Amoksisilin Pirimetamin Amikasin Aztreonam

Ampisilin Prokain Azitromisin Daptomisin**

penisilin

Amoksisilin- Sefadroksil Fosfomisin Golongan Karbapenem

asam
klavulanat

Ampisilin- Sefaleksin Klaritromisin Kotrimoksazol

sulbaktam (inj)**

Benzatin benzil Sefazolin* Levofloksasin Linezolid

penisilin

Doksisiklin Siprofloksasin Moksifloksasin Nitrofurantoin**

(oral)

Eritromisin Spiramisin Netilmisin Piperasilin-

tazobaktam

Fenoksimetil Streptomisin Ofloksasin Polimiksin B**

penisilin

Gentamisin Sulfadiazin Sefiksim Polimiksin E **

Kanamisin Tetrasiklin Sefoperazon- Sefepim

Sulbaktam

Klindamisin Tiamfenikol Sefotaksim Sefpirom

(oral)

Kloksasilin Ko-trimoksazol Sefpodoksim Seftarolin

oral Proksetil

Kloramfenikol Seftazidim Teikoplanin

Metronidazol Seftriakson Tigesiklin

Oksitetrasiklin Sefuroksim Vankomisin

injeksi

Siprofloksasin (inj) Seftolozane-

Tazobaktam

5
Seftazidime-

avibaktam
Keterangan :
*) khusus untuk profilaksis bedah
**) disediakan melalui Special Access Scheme (SAS)

6
BAB II

INDIKASI PENGGUNAAN
ANTIMIKROBA

A. ALUR REKOMENDASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA DILUAR PANDUAN PENGGUANAAN ANTIMIKROBA PROFILAKSIS DAN TERAPI EDISI VI TAHUN
2021, FORMULARIUM NASIONAL DAN KELOMPOK ANTIMIKROBA YANG DILAKUKAN PEMBATASAN PEMBERIAN ANTIMIKROBA
Resep Antimikroba diluar PPA, Konsultasi dengan dokter Farmasi klinis
penanggung jawab pasien menelaah resep Anti biotic access Unit pelayanan Farmasi
Formularium Nasional dan kelompok (DPJP)
antimikroba Restriksi

Anti biotic Watch Anti biotic Reserve

Acc KFT bila tidak terdapat pada fornas


atau formularium RSSA

DPJP berkonsultasi dengan Anggota PGA masing masing SMF. Dapat


DPJP berkonsultasi dengan Anggota PGA masing- masing SMF. Dapat menggunakan via media sosial dengan bukti screen capture bukti acc (diserahkan
menggunakan via media sosial dengan bukti screen capture bukti acc sekretariat PPRA).
(diserahkan sekretariat PPRA).

Komite Pengendalian resistensi Antimikroba melaksanakan Kajian Kasus


terintegrasi (dapat secara langsung, Tertulis dan/atau Media Elektronik) dengan
bukti screen capture bukti acc (diserahkan sekretariat PPRA). Disetujui
Disetujui Tidak disetujui

Acc KFT bila tidak terdapat pada fornas Konsul DPJP terkait Acc ketua atau wakil ketua KPRA (dapat secara langsung, Tertulis dan/atau Media Konsul DPJP terkait
atau formularium RSSA antibiotik rekomendasi Elektronik) dengan bukti screen capture bukti acc (diserahkan sekretariat PPRA). antibiotik rekomendasi
Tidak disetujui KPRA
KPRA

Unit pelayanan Farmasi 6


CATATAN :

1. Bila terdapat ketidaksesuaian antara diagnosis, kondisi klinis pasien, hasil kultur mikrobiologi, dengan pemilihan antibiotika (PPA/Formularium Nasional/Kelompok Antimikroba
Restriksi), mohon menghubungi Anggota PGA SMF masing–masing.
2. Pengambilan spesimen mikrobiologi harap dilakukan sebelum antibiotika pertama masuk dan evaluasi tiap 3–5 hari (kondisi klinis, hasil lab. dasar, kultur spesimen).
3. Penggunaan antimikroba Vancomycin akan diatur dalam regulasi tersendiri serta dilaporkan kepada Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar setiap bulan dan KPRA Nasional setiap
tahun.
4. Lembar ACC di tanda – tangani DPJP. tanda tangan ACC KPRA melalui lembar acc hanya dilakukan di Sekreatariat KPRA melalui ADMIN KPRA dengan melampirkan data
pendukung dan Bukti Screen Capture yang di email ke kprarssa@gmail.com.
5. Lembar ACC 2 lembar satu arsib KPRA dan satu untuk dilampirkan untuk klaim di instalasi farmasi.

7
B. DIVISI BEDAH DIGESTIF

No. Keadaanklinik/ Rekomendasi Dosis Empiris/ Interval Lama Keterangan


penyakit/tindakan antimikroba profilaksis pemberian
Dewasa Anak

1 Seluruh Operasi Ciprofloxi + IV:400mg + - EMPIRIS 12 jam + 8 jam 7hari


Digestif dengan Indikasi IVFD:500mg
Peritonitisdan Abses Metronidazole

2 Bersih Terkontaminasi: Cefazoline IV:2gram IV:15-20 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari


Esofagus : Akalasia,
Karsinoma,Stenosis Gentamycin IV:5mg/kg IV:2,5 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari Bila alergi cefazolin

3 Bersih Terkontaminasi: Cefazoline IV:2gram IV:15-20 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari


Gastroduodenal
Gentamycin IV:5mg/kg IV:2,5 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari Bila alergi cefazolin

4 Bersih Terkontaminasi: Cefazoline IV:2gram IV:15-20 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari


Kandung Empedu
Gentamycin IV:5mg/kg IV:2,5 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari Bila alergi cefazolin

5 BersihTerkontaminasi: Cefazoline IV:2gram IV:15-20 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari


Saluran empedu
pancreas Gentamycin IV:5mg/kg IV:2,5 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari Bila alergi cefazolin

6 Bersih Terkontaminasi: Cefazoline IV:2gram IV:15-20 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari


Kolorektalelektif
Gentamycin IV:5mg/kg IV:2,5 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari Bila alergi cefazolin

7 Appendektomi Cefazoline IV:2gram IV:15-20 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari

Gentamycin IV:5mg/kg IV:2,5 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari Bila alergi cefazolin

8
8 Bersih dgn Cefazoline IV:2gram IV:15-20 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari
implan(24jam  hernia
implan) Gentamycin IV:5mg/kg IV:2,5 mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari Bila alergi cefazolin

Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama pemberian


No. Interval Keterangan
penyakit
Keadaan / tindakan
klinik / antimikroba
Rekomendasi Dosis profilaksis
Empiris / Lama pemberian
No. Dewasa Anak Interval Keterangan
penyakit / tindakan antimikroba profilaksis
C. DIVISI BEDAH PLASTIK DAN REKONSTRUKSI
Dewasa Anak
5 Bedah Cefazolin IV : 2gram IV : 15-20mg/kg PROFILAKSIS 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
10. Kraniomaksilofasial
Keadaan :
klinik / Rekomendasi
Cefazolin IV : 2gram Dosis
IV : 15-20mg/kg Empiris /
PROFILAKSIS 24 jam 1 hari Lama pemberian 3x24jam
Dapat dengan acc PIC
dilanjutkan
Bedah Tangan dan
No. Operasi terkontaminasi Interval Keterangan
bedah
penyakit
Bedah Mikro/:tindakan
Operasi antimikroba profilaksis 3x24jam dengan acc PIC
pada
bersihkulit dan jaringan Dewasa Anak bedah
lunak wajah Gentamicin IV : 5mg/kg IV : 2,5mg/kg PROFILAKSIS 24 jam Bila alergi cefazolin
1. Skin
Penggunaan
grafting dan flap , Cloxacillin
Gentamicin IVIV : 250-500mg
: 5mg/kg IV::2,5mg/kg
IV 100-200mg/kg/ EMPIRIS
PROFILAKSIS 246jam
jam 3 - 7 hari (Sampai Kultur
Bila diambil
alergi sebelum
cefazolin
6 Bedah Kraniomaksilofasial
Antimikroba
implant pada
pada prosedur : Cefazolin IV : 2gram IV : 15-20mg/kg
hari PROFILAKSIS 24 jam 1 harihasil kultur)
didapatkan Dapat dilanjutkan
diberikan 3x24jam
antibiotika
Operasi terkontaminasi
Infeksi Kulit
rekontruksi jaridan
dan dengan
empirisacc PIC bedah
fraktur tulang wajah
Jaringan Lunak
tangan .
Gentamicin IV : 5mg/kg IV : 2,5mg/kg PROFILAKSIS 24 jam Bila alergi cefazolin
11. 2 BedahBedah
Tangan dan Bedah Cefazolin
Cefazolin IVIV : 2 gram
: 2gram IV::15-20mg/kg
IV 15-20mg/kg PROFILAKSIS
PROFILAKSIS 2424 jam
jam 1 hari1 hari Dapat dilanjutkan 3x24jam
Kraniomaksilofasial
Mikro : Operasi bersih : dengan acc PIC bedah
7 Bedah
OperasiKulit dan
bersih Luka Cefazolin
Gentamicin IV
IV: :2gram
5mg/kg IV :: 2,5mg/kg
IV 15-20mg/kg PROFILAKSIS
PROFILAKSIS 24
24jam
jam 1 hari Dapat dilanjutkan
Bila alergi cefazolin
terkontaminasi Operasi
Bakar : Operasi bersih 3x24jam dengan acc PIC
bedah mikro yang
Skin grafting
Operasi dan flap
rekonstruksi yg 6 bedah
membutuhkan waktu lebih Gentamicin IV : 5mg/kg IV : 2,5mg/kg PROFILAKSIS 24 jam Bila alergi cefazolin
kulit
jam tidak melibatkan
Gentamicin IV : 5mg/kg IV : 2,5mg/kg PROFILAKSIS 24 jam Bila alergi cefazolin
orofaring
Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama pemberian
No. Interval Keterangan
8. penyakit
Bedah Kulit/dan
tindakan
Luka antimikroba
Cefazolin IV : 2gram IV : 15-20mg/kg profilaksis
PROFILAKSIS 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
12. 3 Bedah
Bedah Tangan dan Cefazolin
Cefazolin IVIV
: 2gram
: 2Dewasa
gram IV
IV::15-20mg/kg
Anak
15-20mg/kg PROFILAKSIS
PROFILAKSIS 2424
jam
jam 1 1hari
hari Dapat dilanjutkan
Bakar : Operasi bersih 3x24jam dengan acc PIC
Bedah Mikro : Operasi:
Kraniomaksilofasial 3x24jam dengan acc PIC
terkontaminasi bedah
14 terkontaminasi
Bedah
OperasiEstetika
bersih : Cefazolin IV : 2gram IV : 15-20mg/kg PROFILAKSIS 24 jam 1 hari bedah
Dapat dilanjutkan
Debridement luka bakar
Debridement
Operasi bersihfraktur
terkontaminasi 3x24jam dengan acc PIC
akut, prosedur subtitusi Gentamicin
Gentamicin IV: :5mg/kg
IV 5mg/kg IV : 2,5mg/kg
IV PROFILAKSIS 24jam
jam Bilaalergi
Bila alergicefazolin
cefazolin
terbuka jari , orofaring.
terkontaminasi
Melibatkan degloving
Operasi Gentamicin IV : 5mg/kg IV::2,5mg/kg
2,5mg/kg PROFILAKSIS
PROFILAKSIS 2424 jam Bila alergi
bedah cefazolin
kulit dan rekontruksi
dengan
bedah
Fiksasi pengotoran
estetik yang
internal fraktur
defek luka
melibatkan
tulang wajahrongga Gentamicin IV : 5mg/kg IV : 2,5mg/kg IV PROFILAKSIS 24 jam Bila alergi cefazolin
luas
mulut dan system
9.4 Bedah 31–hari
7 hari (Sampai Kultur diambil sebelum
BedahKulit dan Luka
urogenital Ampicilin-Sulbactam
Cefazolin IV
IV: :1gram
2gram IV :: 15-20mg/kg
IV 15-20mg/kg EMPIRIS
PROFILAKSIS 824
jam
jam
13 Bedah :Estetika
Bakar Operasi : Cefazolin IV : 2gram IV : 15-20mg/kg PROFILAKSIS 24 jam 1didapatkan
hari hasil kultur) Dapat dilanjutkan
diberikan antibiotika
Kraniomaksilofasial :
Operasi bersih Operasi
terkontaminasi
Operasi bersih
9 3x24jam
empiris. dengan acc PIC
bedah estetik luka
Debridement yang bedah
terkontaminasi pada kulit
tidak
bakar melibatkan
necglected,
dan jaringan Gentamicin
lunak wajah Gentamicin IV : 5mg/kg IV : 2,5mg/kg PROFILAKSIS 24 jam Bila alergi cefazolin
rongga mulut dan
escharectomi dan IV : 5mg/kg IV : 2,5mg/kg PROFILAKSIS 24 jam Bila alergi cefazolin
system urogenital
nekrotomi
D. DIVISI BEDAH ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI

Keadaanklinik/ Rekomendasi Dosis Empiris/ Lama pemberian


No. Interval Keterangan
penyakit/tindakan antimikroba profilksis
Dewasa Anak

1 Operasi Bersih:Patah Cefazolin IV:2gram IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari


Tulang tertutup dengan
pemasangan implant
Pemasangan Protesa
Artoscopy Spine Gentamicin IV:5mg/kg IV:2,5mg/kgIV PROFILAKSIS 24jam 1 hari Bila alergi cefazolin

Pemasangan implan
paska debridemen
(Patahtulangterbuka)

2 Operasi Bersih: Skin Cefazolin IV:2gram IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari


grafting, flap,
rekonstruksi tendon
dan neurovaskuler Gentamicin IV:5mg/kg IV:2,5mg/kgIV PROFILAKSIS 24jam 1 hari Bila alergi cefazolin

10
Keadaanklinik/ Rekomendasi Dosis Empiris/ Lama pemberian
No. Interval Keterangan
penyakit/tindakan antimikroba profilksis
Keadaan klinik / Rekomendasi Dewasa Dosis Anak Empiris / Lama pemberian
No. Interval Keterangan
penyakit / tindakan antimikroba profilaksis
6. Luka terbuka soft tissue Cefazolin IV : 2Dewasa
gram Anak
IV : 15-20mg/kg PROFILAKSIS 8 jam 3 hari Kultur diambil sebelum
injury otot tendon diberikan antibiotika
3 Patah tulang terbuka
neurovascular Cefazolin IV:2gram IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1 hari Dapat dilanjutkan
empiris.
grade I, II kurang dari 6 3x24jam dengan acc PIC
< 6 jam
jam 24 jam bedah. Kultur diambil
sebelum diberikan
7. Luka terbuka soft tissue Ampicillin- IV : 2 gram IV : 15-20mg/kg IV : EMPIRIS 8 jam 3 hari antibiotika
Kultur empiris
diambil sebelum
injury otot tendon Sulbactam diberikan antibiotika
neurovascular Gentamicin IV:5mg/kg
IV:5mg/kg 2,5mg/kg IV
IV:2,5mg/kgIV PROFILAKSIS 24jam 1 hari Bila alergi cefazolin.
empiris.
Kultur diambil sebelum
> 6 jam 24 jam diberikan antibiotika
empiris
8. Sepsis dengan patah Cloxacillin IV:1000 mg IV:100-200mg/kg/ hari EMPIRIS 6jam 7 hari Bila Cloxacillin tidak tersedia
4 Patah tulang
Tulang terbuka grade
terbuka Cefazolin + IV : 2 gram IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari maka
Dapatdapat
diulang
menggunakan
bila tindakan
III kurang dari 6 jam Gentamicin Ampicillin
Redebridemen
4x1000
danmg
Definitif.Kultur diambil
Ampicillin- IV:1500 mg IV:15-20mg/kg/ hari EMPIRIS 6jam 7 hari/ klinis/ Sampai Kultur
sebelumdiambil sebelum
diberikan
Sulbactam didapatkan hasil kultur diberikan antibiotika
antibiotika empiris empiris
dari luka dan darah
IV:5mg/kg IV:2,5mg/kgIV PROFILAKSIS 24jam 1 hari

9. Osteomyelitis dan Cloxacillin IV:1000 mg IV:100-200mg/kg/ hari EMPIRIS 6jam 7 hari/ klinis/ Sampai Bila Cloxacillin tidak tersedia
5 Patah
septictulang
artritisterbuka Ampicillin-Sulbactam IV:15-20mg/kg EMPIRIS 8jam 24 jam 3didapatkan
hari hasil kultur Kultur
maka diambil
dapat sebelum
menggunakan
grade I, II, III lebih dari 6 IV:2,5mg/kgIV diberikan antibiotika
Ampicillin Sulbactam
jam + empiris.
Kultur diambil sebelum
Gentamicin diberikan antibiotika empiris

Untuk osteomylitis TB
Konsul dengan PIC

10. Infeksi Pasca Implan Ciprofloxacin IVFD:200mg – EMPIRIS 12jam 7 hari/ klinis/ Sampai Untuk osteomyelitis TB konsul
Protesa didapatkan hasil kultur dengan PIC. Kultur diambil
400mg /12 jam sebelum diberikan antibiotika
empiris.
11
11. Diabetic foot Ampicillin- Sulbactam 4 x 1.5 g EMPIRIS 6jam 7 hari/ klinis/Samp ai Kultur diambil sebelum
didapatkan hasil kultur diberikan antibiotika
empiris.
E. DIVISI BEDAH UROLOGI
Keadaanklinik/ Rekomendasi Dosis Empiris / Lama pemberian
No. Interval Keterangan
penyakit/tindakan antimikroba profilaksis
Dewasa Anak

1 Refluks Ciprofloxacin IVFD : 400 mg EMPIRIK 12 jam 7 hari


vesiko
ureter dan
nefropati
refluks

2 Operasi Bersih : Tidak perlu

12
Nefropeksi/ Antibiotik
Hidrokel/ Palomo
prosedur/torsiotestis

UDT/Parapimhosis/

Fimosis/koreksi
priapismus/
Hipospadia

3 Operasi Bersih : Gentamisin IV:80mg IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari Bila Ur Cr tinggi di
berikan cefoperazon
hipospadia dengan estimasi
oprasi lebih dari 4 jam

4 Operasi Gentamisin IV:80mg IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari Bila Ur Cr tinggi di


Bersih berikan cefoperazon
Terkontamin
asi: Batu
Ginjal. Batu
Ureter, Batu
buli

Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama pemberian


No. Interval Keterangan
penyakit / tindakan antimikroba profilaksis
Dewasa Anak

5. Operasi Bersih Gentamisin IV:80mg IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari Bila Ur Cr tinggi
Terkontaminasi dan di berikan
Terkontaminasi : cefoperazon
Stoma (Nefrostomi,
Cistotomi,

13
Uretrokutanneostomi)

Nefrektomi (simpel/radikal)

6 Operasi Bersih Gentamisin IV:80mg IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari Bila Ur Cr tinggi
Terkontaminasi dan di berikan
Terkontaminasi : Sistektomi cefoperazon
+ Neoblader Prostatektomi
(simpel/radikal)

7 Operasi Bersih Gentamisin IV:80mg IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari Bila Ur Cr tinggi
Terkontaminasi dan di berikan
Terkontaminasi : Penektomi cefoperazon

8 Endoskopi (Operasi Bersih Gentamisin IV:80mg IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari Bila Ur Cr tinggi
Terkontaminasi dan di berikan
Terkontaminasi) : Percutaneus cefoperazon
Nephro Lithotomy,
Ureteroscopic Lithotripsy,
ESWL

Transuretheral Resection of the


prostate

Litotripsi, Sistocopi / Aff DJ


Stent

Uretrotomi interna

9 Tindakan Diagnostik Bersih Gentamisin IV:80mg IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari Bila Ur Cr tinggi
Terkontaminasi Urodinamik di berikan
cefoperazon
APG (Antegrate Pyelography)

14
Keadaan klinik / penyakit / Rekomendasi Dosi Empiris / Lama pemberian
No. Interval Keterangan
tindakan antimikroba profilaksis
Dewasa Anak

10 Tindakan Diagnostik Bersih Gentamisin IV:80mg IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari Bila Ur Cr tinggi di
Terkontaminasi dan berikan
Terkontaminasi : Biopsi Prostat cefoperazon

Sistografi

11 Laparoskopi dengan Gentamisin IV:80mg IV:15-20mg/kg PROFILAKSIS 24jam 1hari Bila Ur Cr tinggi di
melibatkan saluran berikan
kencing/cerna cefoperazon

12 Operasi Ciprofloxacin IVFD : 400 mg EMPIRIK 12 jam 7 hari


Terkontaminasi :
Abses dll Metronidazole IVFD : 500 mg EMPIRIK 8 jam 7 hari

18
F. DIVISI TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN DAN KEPALA LEHER
Keadaan klinik / penyakit / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama pemberian
No. Interval Keterangan
tindakan antimikroba profilaksis
Dewasa Anak
Keadaan klinik / penyakit / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama pemberian
No. Interval Keterangan
1 Rhinosinusitistindakan
Akut antimikroba
Ciprofloxacin PO : 500 mg profilaksis
EMPIRIS 12 jam 5 hari Kultur diambil dihari ke 5
Dewasa Anak
(bakterial)

5 Otitis Media Supuratif Akut Cotrimoxazole


Ciprofloxacin PO
PO :: 960
500 mg
mg PO : 10-20 EMPIRIS
EMPIRIS 12
12 jam
jam 55 hari
hari Kultur diambil dihari ke 5

Amoxicillin- PO : mg/kg
20 mg/kg/ hari EMPIRIS 8 jam 5 hari Kultur diambil dihari ke
Clavulanic 5. Hanya untuk anak
Amoxicillin - PO : 625 mg PO : 20 mg/kg/ hari EMPIRIS 8 jam 5 hari
Acid
Clavulanic Acid
2 Rhinosinusitis Kronik Ciprofloxacin PO : 500 mg EMPIRIS 12 jam 5 hari Kultur diambil dihari ke 5
6 Otitis Media Supuratif Kronik Amoxicillin - PO : 625 mg PO : 20 mg/kg/ hari EMPIRIS 8 jam 5 hari
tanpa Kolesteatoma Clavulanic Acid 5 hari Kultur diambil dihari ke
Cotrimoxazole PO : 960 mg EMPIRIS 12 jam
5. Hanya untuk anak
Ciprofloxacin PO : 500 mg PO :10-20 mg/kg EMPIRIS 12 jam 5 hari
Amoxicillin- PO : 20 mg/kg/ hari EMPIRIS 8 jam 5 hari Kultur diambil dihari ke
7 Otitis Media Supuratif Kronik Calvulanic
Amoxicillin– PO : 625 mg PO : 20 mg/kg/ EMPIRIS 8 jam 5 hari 5. Hanya untuk anak
dengan kolesteatoma Acid
Clavulanic hari
3 Rhinosinusitis Kronik dengan Acid
Amoxicillin - PO : 625 mg PO : 20 mg/kg/ hari EMPIRIS 8 jam 5 hari Kultur diambil dihari ke
Komplikasi Clavulanic 5. Hanya untuk anak
Ciprofloxacin
Acid PO : 500 mg PO :10-20 mg/kg EMPIRIS 12 jam 5 hari

Amikacin IV : IV : 15-22,5 mg/ EMPIRIS 8-12 jam 5 hari Kultur diambil dihari ke 5

15mg/kg/hari kg/hari
8 Abses Retroaurikula Amoxicillin - PO : 625 mg PO : 20 mg/kg/ hari EMPIRIS 8 jam 5 hari
Clavulanic Acid
Cotrimoxazole PO : 960 PO : 6-10 mg EMPIRIS 12 jam 5 hari Kultur diambil dihari ke
mg 5. Hanya untuk anak
TMP/kg/hari
Ciprofloxacin PO : 500 mg PO : 10-20 mg/ EMPIRIS 12 jam 5 hari
4 Rhinitis Ozeana Ciprofloxacin PO : 500 PO : 10-20 mg/ EMPIRIS 12 jam 5 hari
mg Kg
Kg

9 Otitis Eksterna Maligna Gentamicin -


Amoxicillin IV ::3-5
PO 625mg/kg/
mg IV
PO:: 20 mg/kg/ hari EMPIRIS 824jam
jam 5 hari
Clavulanic Acid hari
7,5mg/kg/hari

19
Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama
No. Interval Keterangan
penyakit / tindakan antimikroba profilaksis pemberian
Dewasa Anak

10 Perichondritis Ciprofloxacin IV : 200 mg PO :10-20 mg/ EMPIRIS 12 jam 5 hari

Kg

Levofloxacin IVFD : 500 mg IVFD : 8 mg/kg EMPIRIS 24 jam 5 hari Bila tidak membaik
menggunakan Ciprofloxacin

11 Sialadenitis Amoxicillin– PO : 625 mg PO : 20 mg/kg/ hari EMPIRIS 8 jam 5 hari


Clavulanic Acid

12 Tonsilitis Akut Amoxicillin - PO : 625 mg PO : 20 mg/kg/ hari EMPIRIS 8 jam 5 hari


Clavulanic Acid

13 Faringitis Akut Amoxicillin– PO : 625 mg EMPIRIS 8 jam 5 hari

Clavulanic Acid

Amoxicillin PO : 25 mg/kg/ EMPIRIS 12 jam 5 hari


hari

Cefadroxil PO : 500 mg PO : 30 mg/kg/hari EMPIRIS 12 jam 5 hari

14 Epiglotitis Akut Amoxicillin- Clavulanic PO : 625 mg PO : 20 mg/kg/hari EMPIRIS 8 jam 5 hari


Acid

Cefadroxil PO : 500 mg PO : 30 mg/kg/hari EMPIRIS 12 jam 5 hari

15 Laringitis Akut Amoxicillin- Clavulanic PO : 625 mg PO : 20 mg/kg/hari EMPIRIS 8 jam 5 hari


Acid

Cefadroxil PO : 500 mg PO : 30 mg/kg/hari EMPIRIS 12 jam 5 hari

16 Laringotrakeobronkitis Ciprofloxacin IV : 200 mg PO :10-20 mg/Kg EMPIRIS 12 jam 5 hari

+ Metronidazol IV : 500mg IV : 30 mg/kg/hari

21
Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama
No. Interval Keterangan
penyakit / tindakan antimikroba profilaksis pemberian
Dewasa Anak

17 Peritonsil Abses Ciprofloxacin IV : 200 mg PO :10-20 EMPIRIS 12 jam 5 hari


mg/Kg
+ Metronidazol IV : 500mg
IV : 30 mg/kg/hari

18 Operasi Bersih Cefazolin IV : 1 gram PROFILAKSIS 8 jam 1 hari


Terkontaminasi di daerah
Telinga, Hidung,
Tenggorok,

Esofagus, dan Bronkus

19 Maksilektomi Cefazolin IV : 1 gram PROFILAKSIS 8 jam 1 hari


Mandibulektomi
Glossektomi

Partial Laringektomi

Total Laringektomi

20 Otitis Externa Ofloxacin Tetes telinga

22
G. DIVISI BEDAH ANAK
Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama
Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Interval Lama pemberian Keterangan
penyakit / tindakan antimikroba profilaksis pemberian
No. Interval Keterangan
penyakit / tindakan antimikroba Dewasa Anak profilaksis
Dewasa Anak

1 Operasi Bersih: Cefazoline IV : 25-50 mg/ PROFILAKSI 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan 3x24jam
Splenektomi S dengan acc PIC KPRA
kg/hari

2 Bersih Terkontaminasi : Cefazoline IV : 25-50 mg/ PROFILAKSI 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan 3x24jam
Appendictomi sederhana S dengan acc PIC KPRA
kg/hari

3 Anastomosis Cefazoline IV : 25-50 mg/ PROFILAKSI 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan 3x24jam
Esofagus (repair S dengan acc PIC KPRA
TEF) kg/hari

4 Anastomosis Cefazoline IV : 25-50 mg/ PROFILAKSI 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan 3x24jam
duodenum S dengan acc PIC KPRA
kg/hari

5 Eksisi tumor Cefazoline IV : 25-50 mg/ PROFILAKSIS 24 jam 1 hari

kg/hari

6 Uretroplasti Pada Hipospadia Cefazoline IV : 25-50 mg/ PROFILAKSIS 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan 3x24jam
dengan acc PIC KPRA
kg/hari

7 Tutup stoma Ileum / kolon Cefazoline IV : 25-50 mg/kg/hari PROFILAKSIS 8 jam 1 hari Dapat dilanjutkan 3x24jam
dengan acc PIC KPRA
+ Metronidazole + +

IVFD:7,5-15mg/kg 6-8 jam

8 Operasi definitif Cefazoline IV : 25-50 mg/kg/hari PROFILAKSIS 8 jam 1 hari Dapat dilanjutkan 3x24jam
dengan acc PIC KPRA
Hirschsprung + Metronidazole + +
desease
IVFD :7,5-15mg/kg 6-8 jam
23
No.

9 Postero sagital Cefazoline IV : 25-50 mg/ PROFILAKSIS 8 jam 1 hari Dapat dilanjutkan 3x24jam dengan
anorektoplasti acc PIC KPRA
(PSARP) + kg/hari +

Metronidazole + 6-8 jam

IVFD : 7,5-15 mg/kg

10 Seluruh operasi bedah anak Cefazoline IV : 25-50 mg/ PROFILAKSIS 8 jam 1 hari Dapat dilanjutkan 3x24jam dengan
dengan indikasi Peritonitis, acc PIC KPRA
Abses, atau dengan + kg/hari +
penyulit
Gentamicin + 24 jam

+ IV : 2-2,5 mg/kg/hari +

Metronidazole + 8 jam

IVFD : 7,5-15 mg/kg

24
H. MATA

No. Keadaanklinik/ Rekomendasi Dosis Empiris/ Interval Lama pemberian Keterangan


penyakit/tindakan antimikroba profilaksis
Dewasa Anak

1 Bleparitis:Anterior Topikal: EMPIRIS 6jam 7-14hari

Oxyitetracycline 1%
salepmata

Sistemik: PO:250-500mg EMPIRIS 24jam 5hari


Azithromycin

2 Konjungtivitis: Sistemik: IM :1gram IM :max.125mg atau EMPIRIS IM :24j IM :Single IM :bilatidakada


Gonococcal Ceftriaxone atau am dose keterlibatan kornea.
IV:1gram IV:25-50mg/kg atau IV:bila didapatkan
IV:12ja atau keterlibatan kornea
m IV:3hari

Topikal: 1tetes(mata) 1tetes(mata) EMPIRIS 4-6 jam 5-7hari


Levofloxacin0.3%

3 Konjungtivitis: Sistemik: PO:500mg PO:12.5mg/kg EMPIRIS 6jam 7hari


Klamidial
Erythromycin

Topikal: Oxytetracycline EMPIRIS 6jam 7hari


1%

Salepmata

4 Konjungtivitis: Topikal: 1tetes(mata) 1tetes(mata) EMPIRIS 4-6jam 5-7hari


Purulen Akut Levofloxacin0,5%

25
Keadaanklinik/ Rekomendasi Dosis Empiris Lama
No. Interval Keterangan
penyakit/tindakan antimikroba / pemberian
Dewasa Anak profilaks
is

26
5. UlkusKornea Sistemik: IVFD:200mg EMPIRIS IVFD:12jam IVFD: 5hari Bila didapatkan
Bakterial Ciprofloxacin atau hipopionatauulkus luas di
atau atau sentral
PO:12jam PO :7-14hari
PO :500mg

Topikal: 1tetes(mata) 1tetes(mata) EMPIRIS 4-6 jam 7-14hari Pada fase akut
Levofloxacin0,5% antibiotika topikal
dapat
Topikal: 1tetes(mata) 1tetes(mata) EMPIRIS 4-6jam 7-14jam
Moxifloxacin0,5% diberikan bahkantiap5menit.

Fortified: 1tetes(mata) 1tetes(mata) EMPIRIS Hingga1 Maks7hari Antibiotika fortified


CefazolinF tetestiapjam dibuatdengan mencampurkan
sediaantetesmatadan
injeksi,atau mengencerkan
sediaan injeksi
Fortified: 1tetes(mata) 1tetes(mata) EMPIRIS Hingga1tetes Maks7hari
GentamicinF tiapjam

Intrakameral: Cefuroxime Cefuroxime EMPIRIS - Injeksi intrakameral dilakukan


Cefuroxime 1mg/0.1ml 1mg/0.1ml dikamar operasi, biasanya
1mg/0.1ml bersamaan dengan aspirasi
hipopion

6. Endophthalmitis Intravitreal: Vancomycin 0.1ml Vancomycin0.1 ml EMPIRIS Dapatdiulang Injeksiintravitreal


Vancomycin setelah48-72 dilakukanbersamaan
1mg/0.1ml+ + + jam dengantap vitreus dan/
Ceftazidime akuosdi kamar operasi.
Ceftazidime 0,1ml Ceftazidime 0,1ml
2,25mg/0.1ml

Sistemik: IVFD: 200mg EMPIRIS IVFD: 12jam IVFD: 5hari


Ciprofloxacin atau atau
atau PO:750mg PO:12jam
PO:7-10hari

27
Keadaanklinik/ Rekomendasi Dosis Empiris/ Lama
No. Interval Keterangan
penyakit/tindakan antimikroba Profilaksis pemberian
Dewasa Anak

7 Prosedur operasi Sistemik: 500 mg PO EMPIRIS 12 jam 5 hari Terapi Post Operatif
intraokuli Ciprofloxacin

Topikal: 1 tetes (mata) 1 tetes (mata) EMPIRIS 4-6 jam 7-10 hari

Levofloxacin 0,5%

Intrakameral: Cefuroxime 1mg/0.1ml Cefuroxime PROFILAKSIS Injeksi intrakameral dilakukan


Cefuroxime 1mg/0.1ml diakhir operasi
1mg/0.1ml phacoemulsifikasi

8 Oculartoxoplasmosis Cotrimoxazole PO:960mg EMPIRIS 12jam 4-6minggu

Clindamycin PO :300mg EMPIRIS 6jam 4-6minggu

Spiramycin PO :400mg EMPIRIS 8jam 4-6minggu InfeksiAkutpada


Ibu Hamil

9 Selulitis:Preseptal Sistemik: PO:625mg EMPIRIS 8jam 5-7hari


Amoxicillin-
ClavulanicAcid

Topikal: EMPIRIS 6jam 7-10hari


Chloramphenicol

10 Selulitis:Orbital Sistemik: IV :1gram EMPIRIS 24jam 5hari


Ceftriaxone

Sistemik: IV: 500 mg EMPIRIS 8 jam 5 hari Untuk bakteri anaerob


Metronidazole

Topikal: 1tetes(mata) 1tetes(mata) EMPIRIS 4-6 jam 10-14hari


Levofloxacin0,5%

Topikal: EMPIRIS 6jam 10-14hari


Chloramphenicol
28
29
I. PROFILAKSIS BEDAH OBSTETRI GINEKOLOGI
Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama
No. Interval Keterangan
penyakit / tindakan antimikroba profilaksis pemberian
Dewasa Anak

1 Operasi Elektif Bersih Tanpa Antibiotik PROFILAKSIS

Pemasangan implant

2 Operasi Elektif Cefazolin IV : 1 gram PROFILAKSIS 24 jam 1 hari


Bersih
Terkontaminasi :
SC elektif
Rekonstruksi tuba
Histerektomi
supravaginal Kista
ovarium
Laparoskopi

(diagnostik/terapetik)
Surgical staging
Vaginoplasty

MOW

3 Operasi Emergency Cefazolin IV : 1 gram PROFILAKSIS 24 jam 1 hari


Bersih
Terkontaminasi SC
CITO KET

Kista Ovarium
Terpuntir Kuret Abortus
(tidak terinfeksi)

4 Operasi Elektif Ceftriaxone IV : 1 gram EMPIRIS 12 jam Sampai ada


Terkontaminasi
: Fistel vesico kultur

30
vagina TOA Gentamicin IV : 80 mg EMPIRIS 12 jam Sampai ada
kultur
kista terinfeksi

5 Operasi Ceftriaxone IV : 1 gram EMPIRIS 12 jam Sampai ada


Emergency
Terkontaminasi : kultur
Kuret abortus
septik SC partus Gentamicin IV : 80 mg EMPIRIS 12 jam Sampai ada
kasep Kista/TOA kultur
pecah

J. INFEKSI OBSTETRI GINEKOLOGI


Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama
No. Interval Keterangan
penyakit / tindakan antimikroba profilaksis pemberian
Dewasa Anak

1 Antibiotika terapi Ceftriaxone IV : 1 gram EMPIRIS 12 jam Sampai ada kultur


Partus kasep
dengan infeksi Gentamicin IV : 80 mg EMPIRIS 12 jam Sampai ada kultur

2 Hamil dengan UTI Ceftriaxone IV : 1 gram EMPIRIS 12 jam Sampai ada kultur

Gentamicin IV : 80 mg EMPIRIS 12 jam Sampai ada kultur

3 Fluor albus Clindamicin PO : 300 mg EMPIRIS 8 jam 7 hari


STD

Fluor albus Doxycyclin PO : 100 mg EMPIRIS 12 jam 7 hari


Non STD

31
Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama
No. Interval Keterangan
penyakit / tindakan antimikroba profilaksis pemberian
Dewasa Anak

4 Pelvic Clindamicin PO : 300 mg EMPIRIS 8 jam 7 hari


Inflammation
Disease Ringan
dan sedang
Doxycyclin PO : 100 mg EMPIRIS 12 jam 7 hari

Pelvic Inflammation Ceftriaxone IV : 1 gram EMPIRIS 12 jam 7 hari

Disease Berat + Gentamicin IV : 500 mg + 24 jam +

+ Metronidazole +IV : 500 mg 8 jam

5 Mastitis 1. Amoxicillin– PO : 625 mg EMPIRIS 8 jam 5 hari


Clavulanic Acid

2.Eritromycin PO : 500 mg EMPIRIS 6 jam 5 hari

31
BAB III
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Susunan Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) di Rumah Sakit Wates Husada:
1. Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) terdiri dari 1 (satu) dokter, apoteker,
perawat dan analis kesehatan.
2. Ketua Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) dipilih dari dokter yang ada di dalam
Rumah Sakit Wates Husada, Sekretarisnya adalah apoteker dari instalasi farmasi.
3. Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) harus mengadakan rapat secara teratur,
sedikitnya 6 (enam) bulan sekali. Rapat Tim Farmasi dan Terapi dapat mengundang pakar-
pakar dari dalam maupun dari luar rumah sakit yang dapat memberikan masukan bagi
pengelolaan Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA).
4. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat TimPengendalian Resistensi Antimikroba
(PPRA) diatur oleh sekretaris, termasuk persiapan dari hasil-hasil rapat.
5. Membina hubungan kerja dengan panitia di dalam rumah sakit yang sasarannya
berhubungan dengan penggunaan obat.
B. STRUKTUR ORGANISASI TIM FARMASI DAN TERAPI

Direktur RS Wates Husada


Dr. Titin Ekowati, M.Kes.,M.H.Kes

Ketua Tim Farmasi Terapi


dr. Alfian Nur Rosyid, Sp.P

Sekretaris Tim Farmasi Terapi


Apt. Khoirun Nisa’ , S.Farm

Anggota 1 Anggota 2
Apt. Sari Natalia , S.Farm Husien Bintoro Hadi, Amd.Kep

Anggota 1 Anggota 1
Fitri Zuhdyana, S.Kep.Ns Asna Mufidah, Amd. AK

32
BAB IV
TATA HUBUNGAN KERJA

A. TATA HUBUNGAN KERJA


Tim PPRA Rumah Sakit Wates Husada dibawah langsung oleh Direktur Rumah
Sakit Wates Husada dan dipimpin oleh seorang Dokter dibantu satu orang
Sekretaris dan beberapa orang anggota. Tim PPRA Rumah Sakit Wates Husada
secara struktur bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
1. Tim PPRA langsung dibawahi oleh Direktur Rumah Sakit
2. Ketua PPRA bertanggung jawab langsung kepada Direktur Rumah Sakit
3. Ketua mengkoordinasikan setiap anggota PPRA
4. Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Ketua PPRA dan diharuskan
menyusun rapat, membuat notulen rapat dan sidang PPRA
5. Setiap anggota PPRA berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan
dan menerapkan program kerja PPRA dibagian/unit masing-masing kerja
6. Setiap anggota PPRA berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi
kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggung jawab
langsung kepada ketua PPRA
7. Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah Tim
PPRA

B. URAIAN TUGAS

Uraian tugas pokok Tim PPRA adalah :


1. Membantu kepala/Direktur rumah sakit dalam menyusun kebijakan tentang
pengendalian resistensi antimikroba.
2. Membantu kepala/Direktur rumah sakit dalam menyusun kebijakan dan panduan
penggunaan antibiotic rumah sakit.
3. Membantu kepala/Direktur rumah sakit dalam melaksanakan program pengendalian
resistensi resistensi antimikroba di rumah sakit.
4. Membantu kepala/Direktur dalam mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit.

33
5. Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi dan kepekaannya
terhadap antibiotic.
6. Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang prinsip
pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotic secara bijak, dan ketaatan
terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan Pendidikan dan
pelatihan..
7. Melaporkan pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba kepada
kepala/Direktur rumah sakit.

C. KEGIATAN POKOK
1. Bidang keperawatan
a. Menerapkan kewaspadaan standar dalam upaya mencegah penyebaran mikroba
resisten.
b. Terlibat dalam cara pemberian antibiotik yang benar.
2. Intalasi farmasi
a. Mengelola serta menjamin mutu dan ketersediaan antibiotic yang tercantum
dalam formularium.
b. Memberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan antibiotic yang tepat dan
bena
c. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik Bersama tim.
3. Laboratorium
a. Melakukan pemeriksaan mikrobiologi.
b. Memberikan informasi pola mikroba dan pola resitensi secara berkala setiap tahun.
4. Komite pencegahan pengendalian infeksi (PPI)
a. Penerapan kewaspadaan standar.
b. Menyusun pedoman penangan kejadian luar biasa mikroba.
c. Isolasi bagi pasien infeksi yang disebakan mikroba multiresisten
d. Pengendalian penyebaran mikroba resisten
1) Standar Precaution (kewaspadaan standar)
2) Isolasi penderita
3) Penanganan unit kerja sumber mikroba resisten (source control)
4) Surveillance mikroba resisten
5) Menyusun pedoman-pedoman terkait

34
5. Komite farmasi dan terapi (KFT)
a. Berperan dalam menyusun kebijakan dan panduan penggunaan antibiotik di
rumah sakit.
b. Memantau kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan dan panduan di
rumah sakit.
c. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik Bersama tim.

6. Pelayanan farmasi klinik

Peran Apoteker sebagai anggota Tim Pengendalian Resistensi antimikroba, dapat dilakukan
melalui:

a. Upaya mendorong penggunaan antibiotik secara bijak

1) Meningkatkan kerjasama multidisiplin untuk menjamin bahwa penggunaan


antibiotik profilaksis, empiris dan definitif memberikan hasil terapi yang optimal.
Kegiatan ini mencakup penyusunan kebijakan dan prosedur, Misalnya restriksi
penggunaan antibiotik, saving penggunaan antibiotik, penggantian terapi
antibiotik, pedoman penggunaan antibiotik maupun kegiatan selama perawatan
pasien penyakit infeksi. Kegiatan terkait perawatan pasien penyakit infeksi
misalnya pemilihan antibiotik yang tepat, mempertimbangkan pola kuman
setempat, optimalisasi dosis, pemberian antibiotik sedini mungkin pada pasien
dengan indikasi infeksi, de-eskalasi, pemantauan terapi antibiotik.
2) Terlibat aktif dalam Komite Farmasi dan Terapi

b. Menurunkan transmisi infeksi melalui keterlibatan aktif dalam Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
c. Memberikan edukasi kepada tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat tentang penyakit
infeksi dan penggunaan antibiotik yang bijak.

35
BAB V
TATALAKSANA PELAYANAN

A. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESISTENSI TERHADAP ANTIBIOTIK:

1. Tingkat penggunaan yang tinggi untuk jenis infeksi yang salah, dosis yang tidak tepat,
durasi yang tidak tepat
2. Peningkatan pasien risiko tinggi (immunocompromised)
3. Peningkatan tindakan invasive

B. STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGENDALIAN ANTIBIOTIK

1. Menyusun kebijakan dan pedoman penggunaan antibiotik (profilaksis, terapi) yang di-
update secara berkala
2. Program sosialisasi dan edukasi
3. Menggolongkan peresepan antibiotik menjadi: non-restriksi dan restriksi
4. Kontinuitas ketersediaan antibiotik yang diperlukan
5. Ketersediaan laboratorium uji kepekaan dan pemilihan uji kepekaan
6. Memberikan umpan balik secara berkala kepada klinisi tentang pola peresepan antibiotik
dan pola kepekaan kuman
7. Keberadaan Apoteker farmasi klinik untuk optimalisasi terapi antibiotic
8. Pengendalian promosi obat
9. Penghentian otomatis (automatic stop order) untuk antibiotik tertentu

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESISTENSI TERHADAP ANTIBIOTIK:

36
1. Tingkat penggunaan yang tinggi untuk jenis infeksi yang salah, dosis yang tidak tepat,
durasi yang tidak tepat
2. Peningkatan pasien risiko tinggi (immunocompromised)
3. Peningkatan tindakan invasive

D. STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGENDALIAN ANTIBIOTIK

1. Menyusun kebijakan dan pedoman penggunaan antibiotik (profilaksis, terapi) yang di-
update secara berkala
2. Program sosialisasi dan edukasi
3. Menggolongkan peresepan antibiotik menjadi: non-restriksi dan restriksi
4. Kontinuitas ketersediaan antibiotik yang diperlukan
5. Ketersediaan laboratorium uji kepekaan dan pemilihan uji kepekaan
6. Memberikan umpan balik secara berkala kepada klinisi tentang pola peresepan antibiotik
dan pola kepekaan kuman
7. Keberadaan Apoteker farmasi klinik untuk optimalisasi terapi antibiotik
8. Pengendalian promosi obat
9. Penghentian otomatis (automatic stop order) untuk antibiotik tertentu

E. KONSELING TERUTAMA DITUJUKAN UNTUK:

1. Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menggunakan antibiotik


2. Mencegah timbulnya resistensi bakteri
3. Meningkatkan kewaspadaan pasien/keluarganya terhadap efek samping/reaksi obat yang
tidak diinginkan (ROTD) yang mungkin terjadi, dalam rangka menunjang pelaksanaan
program patient safety di rumah sakit.
4. Konseling tentang penggunaan antibiotik dapat diberikan pada pasien/keluarga pasien
rawat jalan maupun rawat inap secara aktif di ruang konseling khusus untuk menjamin
privacy pasien
5. Setelah diberikan konseling dilakukan evaluasi pengetahuan pasien untuk memastikan
pasien memahami informasi yang telah diberikan. Bila perlu, dilengkapi dengan informasi
tertulis (leaflet atau booklet).

37
F. ANTIBIOTIK INTRAVENA DAPAT DIGANTI PERORAL, APABILA SETELAH 24-
48 JAM:

1. Kondisi klinis pasien membaik.


2. Tidak ada gangguan fungsi pencernaan (muntah, malabsorpsi, gangguan menelan, diare
berat).
3. Kesadaran baik.
4. Tidak demam (suhu > 36°C dan < 38°C), disertai tidak lebih dari satu kriteria berikut:
a. Nadi > 90 kali/menit
b. Pernapasan > 20 kali/menit atau PaCO2 < 32 mmHg
c. Tekanan darah tidak stabil
d. Leukosit < 4.000 sel/dl atau > 12.000 sel/dl (tidak ada neutropeni)

BAB VI

PENGENDALIAN MUTU

A. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Satu bulan sekali
Jam : Menyesuaikan
Tempat : Ruang Rapat Lt. 2 Rumah Sakit Wates Husada
Peserta : Sub Unit Tim PPRA
Materi : Monitoring dan evaluasi pelaksanaan PPRA di RS Wates Husada
Kelengkapan Rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat,
laporan/rekomendasi/usulan kepada ketua PPRA
2. Rapat Insidental
Waktu : Sewaktu-waktu jika ada masalah atau ada sesuatu yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Ruang Rapat Lt.2 di Rumah Sakit Wates Husada
Peserta : Sub Unit PPRA
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
38
Kelengkapan : Undangan, daftar hadir, notulen rapat

B. PELAPORAN
1. Pengertian
Pelaporan merupakan alat untuk melaporkan semua bentuk kegiatan di PKRS yang terkait
dengan pemberian edukasi baik kepada pasien, keluarga pasien maupun masyarakat.
2. Jenis Pelaporan
Jenis laporan yang dibuat oleh PKRS adalah :
a. Laporan tiap 6 Bulan
Laporan bulanan dibuat oleh Ketua PKRS dibantu oleh Sekretaris PKRS dan diserahkan
kepada Direktur sebelum tanggal 10. Laporan 6 bulanan berisi :
1) Realisasi Kegiatan selama bulan tersebut
2) Sarana dan Prasarana, berisi :
a) Kelengkapan sarana dan prasarana PKRS
b) Masalah yang berhubungan dengan fasilitas yang belum teratasi.
b. Laporan Tahunan
Laporan Tahunan dibuat oleh Ketua PKRS setiap bulan Januari tahun
berikutnya dan diserahkan kepada Direktur. Laporan tahunan dibuat dengan
format yang sama dengan format laporan Bulanan, ditambah dengan Laporan
Rencana Anggaran yang dibuat setahun sekali menjelang akhir tahun
anggaran.

39
BAB VII

PENUTUP

Pedoman Pengorganisasian Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) ini


disusun agar menjadi acuan dalam pengembangan kegiatan PPRA dan pengembangan
Akreditasi Rumah Sakit yang berhubungan dengan promosi kesehatan.Pedoman ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah
Sakit.

Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PPRA bukanlah urusan
mereka yang bertugas di unit PPRA saja, PPRA adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan
menjadi urusan (tugas) bagi hampir seluruh jajaran Rumah Sakit.Yang paling penting
dilaksanakan dalam rangka PPRA adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pemberdayaan
terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadap klien sehat.

Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan berhasil, jika didukung oleh
upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadap mereka yang paling
berpengaruh terhadap pasien/klien.Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat
mendukung membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan sumber

daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien. Untuk terlaksananya program-program PPRA


perlu dukungan dan partisipasi dari seluruh jajaran di rumah sakit dan sub unit terkai

40
1

Anda mungkin juga menyukai