PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA (PPRA)
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Pedoman Pelayanan
Tim Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) di Rumah Sakit Intan
Medika Lamongan ini berhasil disusun.
Pedoman Pelayanan Tim Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
(PPRA) merupakan dokumen resmi yang berisi informasi lengkap tentang
pemberianantibiotik yang tepat pada kasus tertentu, sehingga dapat
mengendalikan terjadinya resistensi antimikroba di Rumah Sakit.
Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Direktur
Rumah Sakit Intan Medika, dan semua instalasi yang telah berpartisipasi aktif
mulai dari proses penyusunan sampai dengan penerbitan pedoman. Semoga buku
pedomanini memberikan manfaat bagi dalam peningkatan mutu pelayanan di
Rumah Sakit Intan Medika.
Akhirnya saran dan koreksi demi penyempurnaan buku pedoman ini sangat
kami harapkan.
Terima kasih
Tim Penyusun
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA LAMONGAN
NOMOR : 229/RSIM/PER/V/2019
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN
TIM PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA LAMONGAN
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Kebijakan Pedoman Pelayanan Komite Program Pengendalian Antimikroba
(KPPRA) Rumah Sakit Intan Medika sebagaimana terlampir dalam lampiran surat
keputusan ini.
Pasal 2
Pengawasan penyelenggaraan pelayanan Komite Program Pengendalian
Antimikroba dilaksanakan oleh Ketua Komite Program Pengendalian
Pasal 3
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Lamongan
Pada tanggal : 28 Mei 2019
Direktur RS Intan Medika
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
PERATURAN DIREKTUR....................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan Pedoman....................................................................................2
C. Ruang Lingkup Pelayanan.....................................................................2
D. Batasan Operasional..............................................................................2
E. Landasan Hukum...................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
STANDAR KETENAGAAN..............................................................................5
A. Pola Ketenagaan....................................................................................5
B. Tugas dan Fungsi...................................................................................5
BAB III....................................................................................................................7
STANDAR DAN FASILITAS............................................................................7
A. Denah Ruangan......................................................................................7
B. Standar Fasilitas.....................................................................................7
BAB IV....................................................................................................................8
TATA LAKSANA PELAYANAN.....................................................................8
BAB V....................................................................................................................17
LOGISTIK.........................................................................................................17
A. Perencanaan ………………………………........................................17
B. Pengadaan………………………………............................................17
C. Penyimpanan…………………………… …………………………….17
BAB VI..................................................................................................................18
KESELAMATAN PASIEN...............................................................................18
BAB VII.................................................................................................................19
KESELAMATAN KERJA................................................................................19
A. Alat Pelindung Diri (APD)………………………………………………...19
B. Pemeriksaan Kesehatan……………………………………………………19
C. Penanganan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK)………………19
D. Alur Jika Terjadi Kecelakaan Kerja……………………………………….20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
penting terutama di negara berkembang. Obat yang digunakan secara luas untuk
mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba yang terdiri atas antibiotik,
antivirus, anti jamur, dan antiparasit. Diantara keempat obat tersebut, antibiotik
adalah yang terbanyak digunakan.Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa
sekitar 40-62% antibiotik digunakan pada penyakit yang tidak memerlukan
antibiotik.Penggunaan antibiotik bukan tanpa akibat, terutama bila tidak
digunakan secara bijak.
Intensitas penggunaan antibiotik yang tinggi menimbulkan berbagai
masalah baik masalah kesehatan maupun masalah pengeluaran yang
tinggi.Masalah kesehatan yang dapat timbul akibat penggunaan antibiotik tidak
rasional adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik, yang mempersulit
penanganan penyakit infeksi karena bakteri.Resistensi tidak hanya terjadi terhadap
satu antibiotik melainkan dapat terjadi terhadap berbagai jenis antibiotik
sekaligus, seperti bakteri MRSA (Methycillin Resistant Staphylococcus Aureus),
ESBL (Extended Strain Beta Lactamase), dsb.Kesulitan penanganan akibat
resistensi bakteri terhadap berbagai antibiotik selanjutnya berakibat meningkatnya
morbiditas dan mortalitas.
Disamping antibiotik yang secara spesifik adalah antibakterial,
penggunaan antijamur juga meningkat terutama pada pasien defisiensi imun dan
B. Tujuan Pedoman
1. Sebagai pedoman bagi klinisi dalam pemilihan dan penggunaan
antimikroba secara bijak.
2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
D. Batasan Operasional
1. Prinsip Penggunaan Antibiotik Bijak (Prudent)
a. Penggunaan antibiotik dengan spektrum sempit
b. Kebijakan penggunaan antibiotik
c. Pembatasan penggunaan antibiotik
d. Indikasi ketat penggunaan antibiotik
e. Pemilihan jenis antibiotik
f. Penerapan penggunaan antibiotik secara bijak
2. Prinsip Penggunaan Antibiotik untuk Terapi Empiris
a. Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris
b. Tujuan pemberian antibiotik untuk terapi empiris
c. Indikasi
d. Rute pemberian
e. Lama pemberian
f. Evaluasi penggunaan antibiotik empiris
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
2. Undang Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
A. Pola Ketenagaan
Keanggotaan tim pelaksana Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
di rumah sakit sebagaimana yang tercantum di PERMENKES No.8 Tahun 2015
paling sedikit terdiri atas unsur:
a. Klinisi perwakilan SMF
b. Keperawatan
c. Instalasi farmasi
d. Laboratorium mikrobiologi klinik
e. Komite/ Tim PPI
f. Komite/ Tim Farmasi dan Terapi
Keanggotaan tim PPRA harus merupakan tenaga kesehatan yang
kompeten dan disesuaikan dengan unsur tenaga kesehatan yang tersedia di Rumah
Sakit Intan Medika.
B. Tugas dan Fungsi
a. Membantu kepala/direktur rumah rakit dalam menetapkan kebijakan
tentang pengendalian resistensi antimikroba
b. Membantu kepala/direktur rumah sakit dalam menetapkan kebijakan
umum dan panduan penggunaan antibiotik di rumah sakit
c. Membantu kepala/direktur rumah sakit dalam pelaksanaan program
pengendalian resistensi antimikroba
d. Membantu kepala/direktur rumah sakit dalam mengawasi dan
mengevaluasi pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba
e. Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi
terintegrasi
f. Melakukan surveilans pola penggunaan antibiotic
g. Melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya
terhadap antibiotic
h. Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang
prinsip pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara
A. Denah Ruangan
Ruangan KPRA terintegrasi dengan ruangan perkantoran dengan
Komite dan Tim Rumah Sakit yang lain di gedung lantai 2.
B. Standar Fasilitas
Perhitungan denominator:
jumlah hari-pasien = jumlah hari perawatan seluruh pasien dalam
suatu periode studi
b. Data yang berasal dari pasien menggunakan rumus untuk setiap pasien:
total DDD
Perhitungan kualitas antibiotik dapat dinilai dengan melihat data dari form
penggunaan antibiotik dan rekam medik pasien untuk melihat perjalanan
penyakit. Setiap kasus dipelajari dengan mempertimbangkan gejala klinis dan
melihat hasil laboratorium apakah sesuai dengan indikasi antibiotik yang
tercatat dalam Lembar Pengumpul Data (LPD). Penilai (reviewer) sebaiknya
lebih dari 1 (satu) orang tim PPRA dan digunakan alur penilaian menurut
Gyssens untuk menentukan kategori kualitas penggunaan setiap antibiotik
yang digunakan. Bila terdapat perbedaan yang sangat nyata di antara reviewer
maka dapat dilakukan diskusi panel untuk masing-masing kasus yang berbeda
penilaiannya.Pola penggunaan antibiotik hendaknya dianalisis dalam
hubungannya dengan laporan pola mikroba dan kepekaan terhadap antibiotik
setiap tahun.
mulai
No
Data VI Stop
lengkap ?
Yes
No
V Stop
Ada
Indikasi ?
Yes
Ada yg lebih
efektif ?effective IVa
No
Ada yg lebih
Yes
aman ? IVb
No
Ada yg lebih Yes IVc
murah ?
No
Ada yg lebih sempit Yes
spektrumnya ?
IVd
sssspectrumspectrum
No
Yes
Terlalu lama ? IIIa
No
Yes
Terlalu singkat ? IIIb
No
Tepat dosis ? No IIa
Yes
No
Tepat interval ? IIb
Yes
Tepat rute ? No
IIc
Yes
Tepatsaatpemberian ? No
I
Yes
Yes Yes Jikatidakmasukkategor Appropriate
i (0)
I - IV
A. Perencanaan
Komite Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPPRA)
melakukan perencanaan melalui rapat intern yang dilakukan setiap bulan.Baik
melalui perencanaan logistik kantor maupun sarana promosi yang dibutuhkan.
B. Pengadaan
a. Pengadaan Kertas, Tinta Printer, dan alat tulis
Pengadaan kertas guna keperluan administrasi dilakukan oleh bagian
pembelian non-medis RS
b. Pengadaan Meja dan Kursi
Pengadaan meja dan kursi dilakukan oleh bagian pembelian non-medis
melalui persetujuan Direktur, dan saat ini meja dan kursi berada di ruang
Komite Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPPRA)
c. Pengadaan Komputer
Pengadaan komputer satu set yang dilengkapi fasilitas internet dilakukan
oleh bagian pembelian non-medis melalui persetujuan Direktur, dan saat
ini komputer satu set berada di ruang Komite Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba (KPPRA).
C.Penyimpanan
Komite Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPPRA)
melakukan kegiatanpenyimpanan data berupa 2 bagian :
1. Data Hard-copy di ruang sekretariat.
2. Data soft-copy di Flash disk.
A. PERALATAN
Perawatan peralatan secara berkala (Preventif Maintenance)yang dilaksanakan di
Komite Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPPRA) dilakukan sesuai
kebutuhan, dan selalu melibatkan setiap unit kerja terkait.