Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku Panduan
Penggunaan Antibiotik ini dapat diselesaikan.
Meluasnya penggunaan antibiotik yang tidak tepat di sarana pelayanan
kesehatan merupakan masalah besar dalam kesehatan masyarakat dan keamanan
pasien.Upaya untuk menurunkan kejadian resistensi dan meningkatkan
penggunaan antibiotik secara bijak membutuhkan kerja sama semua pihak, baik
dari pemerintah, pemegang kebijakan di fasilitas pelayanan kesehatan maupun
para tenaga kesehatan. Salah satu upaya dalam meningkatkan penggunaan
antibiotik secara bijak adalah dengan pembuatan Panduan Penggunaan Antibiotik.
Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Direktur
Rumah Sakit Intan Medika, dan semua instalasi yang telah berpartisipasi aktif
mulai dari proses penyusunan sampai dengan penerbitan panduan ini. Semoga
panduanini memberikan manfaat bagi dalam peningkatan mutu pelayanan di
Rumah Sakit Intan Medika.
Akhirnya saran dan koreksi demi penyempurnaan buku panduan ini sangat
kami harapkan.
Terima kasih
Tim Penyusun
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA LAMONGAN
NOMOR : 248/RSIM/PER/VI/2019
TENTANG
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Pengaturan Panduan Penggunaan Antibiotik bertujuan untuk memberikan acuan
bagi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Intan Medika menggunakan antibiotik
dalam pemberian pelayanan kesehatan
Pasal 2
Panduan Penggunaan Antibiotik sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini
Pasal 3
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Lamongan
Pada tanggal : 18 Juni 2019
Direktur RS Intan Medika
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
PERATURAN DIREKTUR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Definisi..................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
RUANG LINGKUP.............................................................................................4
A.Faktor Yang Harus Dipertimbangkan Pada Penggunaan Antibiotik4
BAB III....................................................................................................................7
TATA LAKSANA...............................................................................................7
A. Prinsip Penggunaan Antibiotik Bijak (Prudent)....................................7
B. Prinsip Penggunaan Antibiotik untuk Terapi Empiris dan Definitif.....7
C. Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis Bedah.................................9
D. Penggunaan Antibiotik Kombinasi......................................................13
BAB IV..................................................................................................................14
DOKUMENTASI..............................................................................................14
A. Rekam Medik Pasien…………………………………………………… 14
B. Pengelolaan Antibiotik di Instalasi Farmasi……………………………..14
C.Data Jumlah Penggunaan Antibiotik..........................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Judul Pedoman/Panduan 1
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study)
tahun 2000-2005 pada 2494 individu di masyarakat, memperlihatkan bahwa 43%
Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara lain : ampisilin
(34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%). Sedangkan pada 781
pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan 81% Escherichia coli resisten
terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu ampisilin (73%), kotrimoksazol(56%),
kloramfenikol(43%), siprofloksasin (22%), dan gentamisin (18%). Hasil
penelitian ini membuktikanbahwamasalahresistensiantimikrobajugaterjadi di
Indonesia.Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa di Surabaya dan Semarang
terdapat masalah resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik yang tidak bijak,
dan pengendalian infeksi yang belum optimal. Penelitian AMRIN ini
menghasilkan rekomendasi berupa metode yang telah divalidasi (validated
method) untuk mengendalikan resistensi antimikroba secara
efisien.Hasilpenelitiantersebut telah disebarluaskan ke rumah sakit lain di
Indonesia melalui lokakarya nasional pertama di Bandung tanggal 29-31 Mei
2005, dengan harapan agar rumah sakitlaindapatmelaksanakan“self-assessment
program” menggunakan “validatedmethod”seperti yang dimaksud di atas.
Pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di masing-masing
rumah sakit, sehingga akan diperoleh data resistensi antimikroba, data
penggunaan antibiotik, dan pengendalian infeksi di Indonesia. Namun, sampai
sekarang gerakan pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit secara
nasional belum berlangsung baik, terpadu, dan menyeluruh sebagaimana yang
terjadi di beberapa negara.
B. Tujuan
1. Sebagai panduan bagi klinisi dalam pemilihan dan penggunaan antimikroba
secara bijak.
2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
5. Cost effective: obat dipilih atas dasar yang paling cost effective dan aman.
2) Sensitivitas.
3) Biaya.
a) Sesuai dengan sensitivitas dan pola bakteri patogen terbanyak pada kasus
bersangkutan.
c) Toksisitas rendah.
e) Bersifat bakterisidal.
f) Harga terjangkau.
6. Dosis pemberian untuk menjamin kadar puncak yang tinggi serta dapat
berdifusi dalam jaringan dengan baik, maka diperlukan antibiotik dengan
dosis yang cukup tinggi. Pada jaringan target operasi kadar antibiotik harus
mencapai kadar hambat minimal hingga 2 kali lipat kadar terapi.
7. Durasi pemberian
a) Kategori/kelas operasi
e) Indeks Risiko Dua ko-morbiditas (skor ASA>2) dan lama operasi dapat
diperhitungkan sebagai indeks risiko.