tentang
MEMUTUSKAN
Dikeluarkan di : Kupang
Pada tanggal : 25 Juli 2022
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................2
C. Sasaran...........................................................................................................2
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................16
i
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
penting terutama di negara berkembang. Obat yang digunakan secara luas untuk
mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba yang terdiri atas antibiotika, antivirus,
anti jamur, dan antiparasit. Diantara keempat obat tersebut, antibiotika adalah yang
terbanyak digunakan. Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa sekitar 40-62%
antibiotika digunakan pada penyakit yang tidak memerlukan antibiotika. Penggunaan
antibiotika bukan tanpa akibat, terutama bila tidak digunakan secara bijak.
Kejadian risiko yang mengakibatkan pasien tidak aman sebagian besar dapat
dicegah dengan beberapa cara. Antara lain meningkatkan kompetensi diri,
kewaspadaan dini, dan komunikasi aktif dengan pasien. Salah satu yang bisa
dilakukan untuk mendukung program patient safety tersebut adalah penggunaan
antimikroba secara bijak dan penerapan pengendalian infeksi secara benar.
Diharapkan penerapan “Program Pengendalian Resistensi Antimikroba” dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya penanganan kasus-kasus infeksi
di rumah sakit serta mampu meminimalkan risiko terjadinya kesalahan medis yang
dialami pasien di rumah sakit.
Resistansi antimikroba telah menjadi masalah di Indonesia dengan merujuk pada
Pedoman Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) PERMENKES RI No. 8 tahun
2015 tentang Program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit. Beberapa
hasil penelitian telah dilakukan antara lain Antimicrobial Resistance in: Indonesia
Prevalence and Prevention (AMRIN) menyatakan bahwa Indonesia memiliki resistensi
terhadap mikroba. Akibat dari resistensi antimikroba yaitu pengobatan pasien menjadi
gagal atau tidak sembuh, biaya jadi meningkat karena LOS (length of stay) lebih lama
dan jenis antimikroba beragam serta keberhasilan program kesehaan masyarakat
dapat terganggu.
Badan Eksekutif WHO telah merekomendasikan untuk memasukkan resistensi
antimikroba ke resolusi EB134.R13 pada World Health Assembly 2014 bulan Mei lalu,
dengan penyusunan Rencana Aksi Global untuk Resistensi Antibiotika. World Health
Day 2011 mengusung tema Antimicrobial Resistance (AMR). Hal ini kemudian
dilanjutkan oleh penandatanganan “Jaipur Declaration on Antimicrobial Resistance
2011” oleh Menteri-menteri Kesehatan dari negara-negara anggota WHO Regional
1
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
B. TUJUAN
1. Membantu menentukan antimikroba yang tepat
2. Mempermudah perencanaan dan penyediaan antimikroba sesuai dengan
pedoman atau panduan clinical pathway yang berlaku saat ini.
3. Mempermudah pengawasan penggunaan antimikroba di masing–masing bidang
spesialisasi
4. Membuat kategorisasi penggunaan antimikroba sebagai berikut :
a. Antimikroba empirik
b. Antimikroba definitif (berdasarkan kultur dan uji sensitivitas antimikroba)
c. Antimikroba yang penggunaannya dibatasi (restricted)
C. SASARAN
1. Komite Farmasi dan Terapi
2. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3. Tim Clinical Pathway
4. Farmasi Klinik
5. Dokter spesialis dan sejawat dokter umum
2
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
BAB II
RUANG LINGKUP
Staf atau unit yang menjadi pelaksana dalam pengawasan penggunaan antimikroba
dan optimalisasi penggunaannya di area pelayanan antara lain:
1. Komite Farmasi dan Terapi
2. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3. Dokter spesialis dan dokter umum
4. Farmasi klinik
5. Apoteker dan Assisten Apoteker
6. Kepala ruang Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, OK,dan ICU
3
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
BAB III
TATA LAKSANA
4
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
5
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
6
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
7
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
4. Rute pemberian
a. Antibiotik profilaksis diberikan secara intravena.
b. Untuk menghindari risiko yang tidak diharapkan dianjurkan pemberian
antibiotik intravena drip.
c. Drip intravena diberikan selama 15 – 30 menit
5. Waktu pemberian Antibiotik profilaksis diberikan 30 - 60 menit sebelum insisi
kulit. Idealnya diberikan pada saat induksi anestesi.
6. Dosis pemberian untuk menjamin kadar puncak yang tinggi serta dapat berdifusi
dalam jaringan dengan baik, maka diperlukan antibiotik dengan dosis yang
cukup tinggi. Pada jaringan target operasi kadar antibiotik harus mencapai kadar
hambat minimal hingga 2 kali lipat kadar terapi.
7. Lama pemberian dan durasi pemberian adalah dosis tunggal.
Dosis ulangan dapat diberikan atas indikasi perdarahan lebih dari 1500 ml
atau operasi berlangsung lebih dari 3 jam.
(SIGN, 2008)
8. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap risiko terjadinya ILO, antara lain:
a. Kategori/kelas operasi (Mayhall Classification) (SIGN, 2008)
8
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
9
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
10
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
11
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
12
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
c. Terapi antibiotik empiris pada pasien usia lanjut perlu segera dikonfirmasi
dengan pemeriksaan mikrobiologi dan penunjang yang lain.
13
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
14
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
15
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
16
LAMPIRAN KEP KARUMKIT BHAYANGKARA
NOMOR : KEP / 220 /VII /2022/Rumkit
BAB IV
PENUTUP
Dikeluarkan di : Kupang
Pada tanggal : 25 Juli 2022
17