Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

TIM PENGENDALIAN RESISTENSI


ANTIMIKROBA (PRA)
RUMAH SAKIT NIRMALA SURI

RS NIRMALA SURI SUKOHARJO


JL RAYA SOLO SUKOHARJO KM 9
TELP (0271)592192 FAX (0271) 590084
Email: rs.nirmalasuri@yahoo.com

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………… 3
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………………….. 4
B. TUJUAN……………………………………………………………………………………………………………….. 5
C. LANDASAN HUKUM……………………………………………………………………………………………… 5
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT NIRMALA SURI…………………………………………………… 6
BAB III FALSAFAH, VISI, MISI, TUJUAN, DAN BUDAYA KERJA RUMAH SAKIT NIRMALA SURI….. 8
A. FALSAFAH…………………………………………………………………………………………………………… 8
B. VISI……………………………………………………………………………………………………………………… 8
C. MISI…………………………………………………………………………………………………………………….. 8
D. TUJUAN……………………………………………………………………………………………………………….. 8
E. BUDAYA KERJA……………………………………………………………………………………………………. 8
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT…………………………………………………………………. 9
BAB V STRUKTUR ORGANISASI TIM PRA…………………………………………………………………………… 10
BAB VI URAAIAN JABATAN………………………………………………………………………………………………. 11
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA……………………………………………………………………………………… 16
BAB VII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI………………………………………………………………… 17
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI………………………………………………………………………………………….. 18
BAB X PERTEMUAN DAN RAPAT………………………………………………………………………………………. 19
BAB XI PELAPORAN………………………………………………………………………………………………………….. 20
BAB XII PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………….. 21

2
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NIRMALA SURI
NOMOR: 014/PER-DIR/RSNS/I/2019 BAB IV, PASAL 12
TENTANG PROGRAM NASIONAL RUMAH SAKIT
NIRMALA SURI

PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM PENGENDALIAN RESISTENSI


ANTIMIKROBA RUMAH SAKIT NIRMALA SURI

BABI
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan.
Resistensi mikroba terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba,
antimicrobial resistance, AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia, dengan
berbagai dampak merugikan dapat menurunkan mutu pelayanan kesehatan. Muncul dan
berkembangnya resistensi antimikroba terjadi karena tekanan seleksi (selection
pressure) yang sangat berhubungan dengan penggunaan antimikroba, dan penyebaran
mikroba resisten (spread). Tekanan seleksi resistensi dapat dihambat dengan cara
menggunakan secara bijak, sedangkan proses penyebaran dapat dihambat dengan cara
mengendalikan infeksi secara optimal.
Resistensi antimikroba yang dimaksud adalah resistensi terhadap antimikroba yang
efektif untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, dan parasit.
Bakteri adalah penyebab infeksi terbanyak maka penggunaan antibakteri yang
dimaksud adalah penggunaan antibiotik.
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study) tahun 2000-
2005 pada 2494 individu di masyarakat, memperlihatkan bahwa 43% Escherichia coli
resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol
(29%) dan kloramfenikol (25%). Sedangkan pada 781 pasien yang dirawat di rumah
sakit didapatkan 81% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu
ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%), siprofloksasin (22%), dan
gentamisin (18%). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa masalah resistensi
antimikroba juga terjadi di Indonesia.
Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa diSurabaya dan Semarang terdapat
masalah resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik yang tidak bijak, dan
pengendalian infeksi yang belum optimal.Penelitian AMRIN ini menghasilkan
rekomendasi berupa metode yang telah divalidasi (validated method) untuk
mengendalikan resistensi antimikroba secara efisien. Hasil penelitian tersebut telah
disebarluaskan ke rumah sakit lain di Indonesia melalui lokakarya nasional pertama di
Bandung tanggal 29-31 Mei 2005, dengan harapan agar rumah sakit lain dapat
melaksanakan "self-assessment program" menggunakan "validated method" seperti yang
dimaksud di atas. Pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di
masing-masing rumah sakit, sehingga akan diperoleh data resistensi antimikroba, data
penggunaan antibiotik, dan pengendalian infeksi di Indonesia. Namun, sampai sekarang
gerakan pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit secara nasional belum
3
berlangsung baik, terpadu, dan menyeluruh sebagaimana yang terjadi di beberapa
negara.
Berbagai cara perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah resistensi antimikroba ini
baik di tingkat perorangan maupun di tingkat institusi atau lembaga pemerintahan, dalam
kerja sama antar-institusi maupun antar-negara. WHO telah berhasil merumuskan 67
rekomendasi bagi negara anggota untuk melaksanakan pengendalian resistensi
antimikroba.Di Indonesia rekomendasi ini tampaknya belum terlaksana secara
institusional.Padahal, sudah diketahui bahwa penanggulangan masalah resistensi antimikroba
di tingkat internasional hanya dapat dituntaskan melalui gerakan global yang
dilaksanakaan secara serentak, terpadu, dan bersinambung dari semua negara. Diperlukan
pemahaman dan keyakinan tentang adanya masalah resistensi antimikroba, yang kemudian
dilanjutkan dengan gerakan nasional melalui program terpadu antara rumah sakit,
profesi kesehatan, masyarakat, perusahaan farmasi, dan pemerintah daerah di bawah
koordinasi pemerintah pusat melalui kementerian kesehatan. Gerakan penanggulangan dan
pengendalian resistensi antimikroba secara paripurna ini disebut dengan Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA).
Dalam rangka pelaksanaan PPRA di rumah sakit, maka perlu disusun pedoman
pelaksanaan agar pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit di seluruh
Indonesia berlangsung secara baku dan data yang diperoleh dapat mewakili data
nasional di Indonesia.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai dasar bagi Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (PRA) dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi dan kewenangannya.
2. Tujuan Khusus
a. Agar seluruh anggota Tim PRA memahami tugas dan kewenangannya dalam
menjalankan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba.
b. Agar seluruh anggota Tim PRA memahami tata hubungan kerja dengan unit lain di
lingkungan Rumah Sakit Nirmala Suri.
c. Meningkatkan kualitas SDM anggota Tim PRA sesuai dengan jumlah kebutuhan
dan kualifikasinya.

C. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran (Lembaga
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
republic Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaga Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tyambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2406/Menkes/Per/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Program Pengendalian resistensi Antimikroba di Rumah Sakit;
6. Surat Keputusan PT Nirmala No.001/KEP-DITR/DIR-.PT.Nirmala./XI. 2017. tentang

4
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Nirmala Suri beserta kewenangannya;
7. Keputusan Direktur Rumah sakit Nirmala Suri Nomor : 050.A/KEP-
DIR/RSNS/II/2019 tentang Pembentukan Tim Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba Rumah Sakit Nirmala Suri

5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT NIRMALA SURI

Rumah Sakit Nirmala Suri ( RSNS ) adalah rumah sakit tipe D yang didirikan oleh PT
Nirmala dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 31 Maret 1990
berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. 0360 /Yanmed/RS/SK/IV/1990. Rumah Sakit
Nirmala Suri berada di wilayah Kelurahan Sidorejo, Bendosari, Sukoharjo terletak
sangat strategis di jalan raya yang menghubungkan antara Solo dengan Kabupaten
Sukoharjo dengan jalan raya selebar 20 meter yang memiliki jalur 2 arah.
Dari arah utara, Rumah Sakit Nirmala Suri dapat diakses oleh masyarakat Solo
yang berjarak 7 km. Dari arah selatan, dapat dicapai oleh masyarakat pengguna jasa
layanan dari Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri dengan jarak sekitar 20 km.
Dari arah barat, Rumah Sakit Nirmala Suri dapat melayani pasien dari Kabupaten
Klaten yang berjarak 20 km. Dan dari arah timur, masyarakat Kabupaten Karanganyar
yang berjarak 15 km dapat mengakses layanan kesehatan yang tersedia di Rumah Sakit
Nirmala Suri .
Dengan memberikan pelayanan yang berpusat pada kepuasan pelanggan dan
peningkatan kualitas yang berkesinambungan, kami menyediakan pelayanan medis
dengan fasilitas medis maupun non medis yang memadai, didukung oleh sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi dibidangnya dan bekerja secara professional untuk
dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang terpadu, bermutu dan mandiri dengan
biaya yang terjangkau dan rasional diharapkan dapat membawa Rumah Sakit Nirmala
Suri menjadi rumah sakit yang dipercaya oleh masyarakat sesuai dengan Visi, Misi,
Motto dan Budaya Kerjanya.
Rumah Sakit Nirmala Suriberdiri diatas tanah seluas 11.345 m² dengan luas
bangunan ± 8.735 m² dengan gedung sebanyak 16 unit yang terdiri dari gedung kantor,
IGD, ruang ICU, bangsal perawatan, kamar operasi, gedung unit cuci darah
( hemodialisa ) koperasi, pos satpam, masjid, aula, lahan parkir dll.
Pelayanan yang diberikan sebagai berikut :
 Pelayanan Rawat Jalan
Poliklinik Obsgyn; Poliklinik Anak; Poliklinik Penyakit Dalam; Poliklinik Bedah;
PoliklinikSyaraf; Poliklinik Spesialis Kedokteran Jiwa; Poliklinik THT;Poliklinik Mata;
Poliklinik Bedah Ortopedi; Poliklinik Jantung dan Pembuluh Darah; Poliklinik Paru dan
Saluran Pernapasan;Spesialis Anestesi; Poliklinik Spesialis Gigi Anak & Gigi Umum;
Poliklinik Radiologi, Poliklinik Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
 Pelayanan Rawat Inap
 Pelayanan Perawatan Intensif
 Layanan MCU
 Layanan Rehabilitasi Medik
 Layanan Fisioterapi, Klinik Okupasi, Klinik Terapi Wicara
 Ekokardiografi

 Rawat Inap, terdiri dari 87 tempat tidur.


 Pelayanan Penunjang
- Laboratorium, melayani pemeriksaan patologi klinik, Mikrobiologi klinik

6
- Radiologi, melayani Rontgen dan USG
- Farmasi
- Layanan Hemodialisa
- Layanan Pemulasaran jenazah

7
BAB III
FALSAFAH, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, DANBUDAYA KERJA
RUMAH SAKIT NIRMALA SURI

A. FALSAFAH
Perwujudan dari nilai ketundukan dan ketaatan terhadap ajaran agama serta
pengabdian terhadap bangsa dan negara melalui perjuangan bidang kemanusiaan
dengan seluruh gerak nafas, aktifitas senantiasa diniatkan untuk mendapat Ridho
Allah SWT.

B. VISI
Terwujudnya Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang terpadu,
bermutu dan mandiri untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

C. MISI
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, cepat dan akurat
sesuai dengan standar profesi
2. Meningkatkan pelayanan kompetitif untuk mencapai kepuasan pelanggan
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya Rumah Sakit yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

D. TUJUAN
1. Terwujudnya pelayanan prima di semua lingkup pelayanan
2. Meningkatnya pelayanan yang berdaya saing tinggi untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan
3. Terwujudnya peningkatan sumber daya Rumah Sakit untuk meningkatkan
pelayanan medis maupun non medis

E. MOTTO
“Upaya kesembuhan adalah bagian dari ibadah kami”

F. BUDAYA KERJA
Ramah- Ikhlas - Profesional

8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

9
BABV
STRUKTUR ORGANISASI
TIM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIBIOTIK (PRA)
RUMAH SAKIT NIRMALA SURI

WAKIL DIREKTUR
MEDIS

WAKIL KETUA SEKRETARIS TIM


KETUA TIM PRA
TIM PRA PRA

INSTALASI KOMITE
KLINISI KEPERAWATAN LABORATORIUM PPI
FARMASI FARMASI

10
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. URAIAN TUGAS KETUA TIM PRA


1. Nama Jabatan : Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri
2. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
Atasan : Direktur RS Nirmala Suri
Bawahan : Wakil Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri
3. Pertanggungjawaban
Bertanggung Jawab kepada Direktur RS Nirmala Suri Sukoharjo
4. Tugas Pokok : Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan membuat laporan
kegiatan Tim Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di RS Nirmala Suri
5. Uraian Tugas
a. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam menyusun kebijakan tentang
pengendalian resistensi antimikroba
b. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam menyusun kebijakan dan panduan
penggunaan antibiotic rumah sakit
c. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam melaksanakan program pengendalian
resistensi antimikroba di rumah sakit
d. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit
e. Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi terintegrasi
f. Melakukan surveilan pola penggunaan antibiotic
g. Melakukan surveilan pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya terhadap
antibiotic
h. Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang
prinsip pengendalian resistensi antimikroba, penguunaan antibiotic secara bijak,
dan ketaatan terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan pendidikan
dan pelatihan
i. Mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi antimikroba
j. Melaporkan pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba kepada
Direktur Rumah Sakit.
6. Wewenang
a. Mengkoordinir tugas dari masing-masing anggota Tim PRA
b. Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi
terintegrasi.
c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang prinsip
pengendalianresistensi antimikroba, penguunaan antibiotic secara bijak, dan
ketaatan terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan
d. Mengevaluasi Tim PRA

11
7. Tolok Ukur Keberhasilan
a. Tersusunnya Kebijakan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di
RS Nirmala Suri
b. Tersusunnya Program Kerja Tim PRA RS Nirmala Suri
c. Tersusunnya Panduan Penggunaan Antibiotik di RS Nirmala Suri
d. Terselenggaranya forum kajian pengelolaan penyekit infeksi terintegrasi.
e. Tersusunnya pola penggunaan antibiotic di RS Nirmala Suri
f. Tersusunnya pola resistensi antimikroba di RS Nirmala Suri
g. Terlaksananya audit/surveilan penggunaan antibiotic
secarakualitatif dan kuantitatif.
h. Tersusunnya laporan kegiatan Tim PRA RS Nirmala Suri

B. URAIAN TUGAS WAKIL KETUA TIM PRA


1. Nama Jabatan : Wakil Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri
2. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
Atasan : Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri
Bawahan :-
3. Pertanggungjawaban
Bertanggung Jawab kepada Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri
4. Tugas Pokok
Membatu tugas Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan membuat laporan kegiatan Tim Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba di RS Nirmala Suri
5. Uraian Tugas
Membantu Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri dalam :
a. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam menyusun kebijakan tentang
pengendalian resistensi antimikroba
b. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam menyusun kebijakan dan
panduanpenggunaan antibiotic rumah sakit
c. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam melaksanakan program pengendalian
resistensi antimikroba di rumah sakit
d. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit
e. Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi
terintegrasi
f. Melakukan surveilan pola penggunaan antibiotic
g. Melakukan surveilan pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya
terhadap antibiotic
h. Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang
prinsip pengendalian resistensi antimikroba, penguunaan antibiotic secara
bijak, dan ketaatan terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan
i. Mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi
antimikroba
j. Melaporkan pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba
kepada Direktur Rumah Sakit.
6. Wewenang
a. Mengkoordinir tugas dari masing-masing anggota Tim PPR

12
b. Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan
penyakitinfeksiterintegrasi.
c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang prinsip pengendalian
resistensi antimikroba, penguunaan antibiotic secara bijak, dan ketaatan
terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan pendidikan dan
pelatihan
d. Mengevaluasi kegiatan Tim PRA
7. Tolok Ukur Keberhasilan
a. Tersusunnya Kebijakan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di RS
Nirmala Suri
b. Tersusunnya Program Kerja Tim PRA RS Nirmala Suri
c. Tersusunnya Panduan Penggunaan Antibiotik di RS Nirmala Suri
d. Terselenggaranya forum kajian pengelolaan penyekit infeksi terintegrasi.
e. Tersusunnya pola penggunaan antibiotic di RS Nirmala Suri
f. Tersusunnya pola resistensi antimikroba di RS Nirmala Suri
g. Terlaksananya audit/surveilan penggunaan antibiotic secara kualitatif dan
kuantitatif.
h. Tersusunnya laporan kegiatan Tim PRA RS Nirmala Suri

C. URAIAN TUGAS SEKRETARIS TIM PRA


1. Nama Jabatan : Sekretaris Tim PRA
2. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
Atasan : Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri
Bawahan :-
3. Pertanggungjawaban
Bertanggung Jawab kepada Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri
4. Tugas Pokok
Melaksanakan tugas kesekretariatan Tim PRA RS Nirmala Suri
5. Uraian Tugas
a. Membuat undangan pertemuan
b. Membuat catatan hasil pertemuan
c. Mendokumentasikan seluruh arsip kegiatan Tim PRA
d. Bertanggung jawab terhadap seluruh tugas kesekretariatan Tim PRA RS Nirmala
Suri
6. Wewenang
a. Meminta seluruh data kegiatan Tim PRA RS Nirmala Suri
b. Meminta seluruh arsip kegiatan Tim PRA RS Nirmala Suri untuk
didokumentasikan.
7. Tolok Ukur Keberhasilan
a. Semua kegiatan Tim PRA RS Nirmala Suri terdokumentasi dengan baik dan lengkap.
b. Notulen pertemuan tercatat dengan baik dan lengkap.
c. Seluruh tugas kesekretariatan Tim PRA RS Nirmala Suri terlaksana dengan
baik.

D. URAIAN TUGAS ANGGOTA TIM PRA


1. Nama Jabatan : Anggota Tim PRA RS Nirmala Suri
2. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
Atasan : Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri
Bawahan :-

13
3. Pertanggungjawaban
Bertanggung Jawab kepada Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri
4. Tugas Pokok : Melaksanakan seluruh program kerja Tim PRA RS Nirmala Suri
5. Uraian Tugas
a. Klinisi
1) Menerapkan prinsip penggunaan antibiotic secara bijak dan menerapkan
kewaspadaan standar
2) Melakukan koordinasi program pengendalian resistensi antimikroba di
SMF/bagian
3) Melakukan koordinasi dalam penyusunan panduan penggunaan antibiotic di
SMF/bagian
4) Melakukan evaluasi penggunaan antibiotic bersama tim.
b. Keperawatan
1) Menerapkan kewaspadaan standar dalam upaya mencegah penyebaran
mikroba resisten
2) Terlibat dalam cara pemberian antibiotic yang benar
3) Terlibat dalam pengambilan specimen mikrobiologi secara teknik aseptik
c. Instalasi Farmasi
1) Mengelola serta menjamin mutu dan ketersediaan antibiotic yang tercantum
dalam formularium
2) Memberikan rekomendasi dan konsultasi serta terlibat dalam tata laksanan
pasien infeksi, melalui pengakajian peresepan, pengendalian dan monitoring
penggunaan antibiotic, visit eke bangsal pasien bersama tim
3) Memberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan antibiotic yang tepat
dan benar
4) Melakukan evaluasi penggunaan antibiotic bersama tim
d. Laboratorium mikrobiologi klinik
1) Melakukan pelayanan pemeriksaan mikrobiologi.
2) Memberikan rekomendasi dan konsultasi serta terlibat dalam tata laksana
pasien infeksi melalui visite ke bangsal pasien bersama tim.
3) Memberikan informasi pola mikroba dan pola resistensi secara berkala setiap
tahun.
e. PPI
Komite PPI berperan dalam mencegah penyebaran mikroba resisten melalui:
1) Penerapan kewaspadaan standar
2) Surveilan kasus infeksi yang disebabkan mikroba multiresisten
3) Cohorting/isolasi bagi pasien infeksi yang disebabkan mikroba multiresisten
4) Menyusun pedoman penanganan kejadian luar biasa mikroba multiresisten
f. Komite Farmasi dan Terapi
1) Berperan dalam menyusun kebijakan dan panduan penggunaan antibiotic di
rumah sakit
2) Memantau kepatuhan penggunaan penggunaan antibiotic terhadap kebijakan
dan panduan di rumah sakit.
3) Melakukan evaluasi penggunaan antibiotic bersama tim.
6. Wewenang
a. Memberi masukan kepada Ketua Tim PRA RS Nirmala Suri terkait Pelaksanaan
PRA di RS Nirmala Suri
b. Mengkoordinir staf di unitnya masing-masing untuk melaksanakan Program
Kerja Tim PRA RS Nirmala Suri

14
7. Tolok Ukur Keberhasilan
1. Tersusunnya Kebijakan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di RS
Nirmala Suri
2. Tersusunnya Program Kerja Tim PRA RS Nirmala Suri
3. Tersusunnya Panduan Penggunaan Antibiotik di RS Nirmala Suri
4. Terselenggaranya forum kajian pengelolaan penyekit infeksi terintegrasi.
5. Tersusunnya pola penggunaan antibiotic di RS Nirmala Suri
6. Tersusunnya pola resistensi antimikroba di RS Nirmala Suri
7. Terlaksananya audit/surveilan penggunaan antibiotic secara kualitatif dan
kuantitatif.
8. Tersusunnya laporan kegiatan Tim PRA RS Nirmala Suri

15
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

PPI Keperawatan Farmasi Laboratorium

DPJP ICU

TIMPRA

Rawat Jalan Rawat Inap

OK RekamMedis Sarpras EDP

Tata Hubungan Kerja Tim PRA dengan unit lain :


1. PPI
PPI melakukan surveilan penyakit infeksi yang datanya akan digunakan oleh Tim PRA
2. Keperawatan
Keperawatan ikut melaksanakan monitoring penggunaan antibiotic.
3. Farmasi
Farmasi menyediakan data penggunaan antiibiotik melaui resep DPJP
4. Laboratorium
Laboratorium melakukan pemeriksaan mikrobiologi yang diperlukan.
5. DPJP
Dpjp ikut melaksanakan monitoring sebagai pemberi resep antibiotik
6. ICU
ICU ikut melaksanakan monitoring penggunaan antibiotik
7. Rawat Jalan
Rawat jalan ikut melaksanakan monitoring penggunaan antibiotic terutama pada pasien Poliklinik
8. Rawat Inap
Rawat inap ikut melaksanakan monitoring penggunaan antibiotic terutama pada pasien rawat inap.
9. OK
OK ikut melaksanakan monitoring penggunaan antibiotic terutama penggunaan antibiotic profilaksis pada
pembedahan.
10. Rekam Medis
Rekam medis memberikan data penggunaan antibiotic yang akan digunakan sebagai data audit antibiotic.
11. Sarpras
Sarpras menyediakan peralatan dan ATK yang diperlukan Tim PRA
12. EDP
EDP menyediakan data penggunaan antibiotic melalui SIM RS .

16
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

Kualifikasi Jumlah
No Nama Jabatan
Pendidikan Sertifikasi Kebutuhan
1. Ketua Tim PRA Dokter Spesialis Pelatihan PPRA 1
Dasar dan Lanjutan
2. Wakil Ketua Tim PRA Dokter Umum Pelatihan PPRA 1
Dasar dan Lanjutan
3. Sekretaris Tim PRA D3 Kesehatan 1
4. Anggota Tim PRA D3 Kesehatan 18

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 Pasal 7 dan 8
disebutkan bahwa Susunan Tim Pelaksana Program Pengendalian Resistensi Antimikroba terdiri dari Ketua,
Wakil Ketua, Sekretaris, dan Anggota.
Untuk keanggotaannya paling sedikit terdiri dari unsur :
1. Klinisi perwakilan SMF/Bagian
2. Keperawatan
3. Instalasi Farmasi
4. Laboratorium Mikrobiologi Klinik
5. Komite Pencegahan dan Penendalian Infeksi
6. Komite Farmasi dan Terapi.
Saat ini keanggotaan Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba telah memenuhi ketentuan yang
disebutkan dalam PMK.

17
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
A. Pengertian
Anggota Tim PRA adalah pegawai Rumah Sakit Nirmala Suriyang berdasarkan
keputusan Direktur dinyatakan sebagai Anggota Tim PRA sesuai dengan persyaratan
dan kualifikasi yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan.

B. Metode Orientasi
Pelaksanaan orientasiTim Pengendalian Resistensi Antimikroba
(PRA)dilaksanakan selama 1 bulan. Setiap anggota Tim PRA akan mengikuti kegiatan
PPRA selama satu bulan sesuai dengan materi orientasi yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan orientasi dipimpin oleh Ketua Tim PRA.

C. Pelaksanaan Orientasi

No Kegiatan
1. Orientasi lingkungan dan personal Tim PRA
2. Orientasi dan sosialisasi uraian tugas, pelayanan dan etos kerja Tim PRA
3. Orientasi dan sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan yang berhubungan
dengan PPRA
4. Orientasi kegiatan PPRA secara umum di tiap unit (rawat inap, rawat jalan,
farmasi, OK, laboratorium)
5. Orientasi Audit Kuantitatif Antibiotik
6. Orientasi Audit Kualitatif Antibiotik
7. Orientasi Pembuatan regulasi PPRA
8. Orientasi pembuatan PPAB
9. Orientasi penggunaan antibiotic profilaksis
10. Orientasi Indikator mutu PPRA
11. Orientasi pembuatan pola kuman
12 Orientasi pelaporan PPRA
Evaluasi Orientasi

BABX
PERTEMUAN/RAPAT

18
1. Rapat Rutin Tim PRA
Rapat rutin dilaksanakan sebulan sekali

2. Rapat Koordinasi antar Unit dengan Tim PRA


Rapat Koordinasi antar unit diselenggarakan setiap tiga bulan sekali

3. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas segera.

19
BAB XI
PELAPORAN
A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba.

B. Jenis Laporan

1. Laporan Tiga Bulanan


Laporan ini berisi mengenai kegiatan PPRA selama tiga bulan sesuai dengan program
kerja yang disampaikan kepada Wakil Direktur Medis Rumah Sakit Nirmala Suri untuk
kemudian diteruskan kepada Direktur Rumah Sakit Nirmala Suri
2. Laporan Tahunan
Laporan ini berisi :
a. Kegiatan PPRA selama satu tahun yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit
untuk selanjutnya dikirim ke Kemenkes.
b. Laporan Indikator Mutu

20
BABX II
PENUTUP

Pedoman Pengorganisasian ini mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi


pelaksanaan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) di Rumah Sakit Nirmala Suri
sehingga pelaksanaan PPRA dapat terarah dan terstruktur dengan baik.
Demikian Pedoman Pengorganisaian ini kami susun semoga dapat dipergunakan
sebaik-baiknya.

Sukoharjo, 20 Februari 2019


Direktur Rumah Sakit Nirmala Suri

dr. Sri Pratomo, Sp.B, FinaCS, FICS

21

Anda mungkin juga menyukai