PANDUAN
Tentang
i
LEMBAR PENGESAHAN
TANDA
NAMA JABATAN TANGGAL
TANGAN
Surat Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Nomor SK/
/X/ 2018 tentang Panduan Penggunaan Antibiotik
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................3
2. Batasan ................................................................................................4
3. Tujuan .................................................................................................. 4
BAB IV DOKUMENTASI
BAB IV PENUTUP
i
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
SURAT KETETAPAN
KEPALA RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
Nomor SK/ /X/2018
tentang
MENETAPKAN
Me : 1. Surat Ketetapan
net Kepala Rumah Sakit
apk Tingkat Iii Baladhika
an Husada Tentang
Panduan Surveilans
Penggunaan Antibiotika.
: 2. Panduan
Surveilans Penggunaan
Antibiotika di Rumah
Sakit sebagaimana
terlampir dalam
Ketetapan ini.
: 3. Panduan
Surveilans Penggunaan
Antibiotika di Rumah
Sakit digunakan dalam
kegiatan pemantauan
terus menerus
penggunaan antibiotika
di Rumah Sakit.
: 4. Ketetapan ini
berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan apabila
di kemudian hari
ternyata terdapat
kekeliruan dalam
Ketetapanini akan
diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jember
Pada tanggal Oktober 2018
PANDUAN
tentang
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus,
antiprotozoa. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang
disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik
digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak
memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di berbagai bagian
rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada indikasi (Hadi,
2009).
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai
permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri
terhadap antibiotik. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi
dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. Pada awalnya resistensi
terjadi di tingkat rumah sakit, tetapi lambat laun juga berkembang di lingkungan
masyarakat, khususnya Streptococcus pneumoniae (SP), Staphylococcus aureus, dan
Escherichia coli.
Beberapa kuman resisten antibiotik sudah banyak ditemukan di seluruh dunia, yaitu
Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA), Vancomycin- Resistant Enterococci
(VRE), Penicillin-Resistant Pneumococci, Klebsiella pneumoniae yang menghasilkan
Extended-Spectrum Beta-Lactamase (ESBL), Carbapenem-Resistant Acinetobacter
baumannii dan Multiresistant Mycobacterium tuberculosis (Guzman-Blanco et al. 2000;
Stevenson et al. 2005). Kuman resisten antibiotik tersebut terjadi akibat penggunaan
antibiotik yang tidak bijak dan penerapan kewaspadaan standar (standard precaution)
yang tidak benar di fasilitas pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study) terbukti dari
2494 individu di masyarakat, 43% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis
antibiotik antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%). Hasil
penelitian 781 pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan 81% Escherichia coli
resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%),
kloramfenikol (43%), siprofloksasin (22%), dan gentamisin (18%).
Menurut permenkes no. 8 tahun 2015 pada pasal 10 disebutkan bahwa perlu
dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba di
rumah sakit, dilakukan melalui evaluasi penggunaan antibiotik serta pemantauan atas
muncul dan menyebarnya mikroba multiresisten. Pada bagian empat pasal 11 di
sebutakan bahwa indikator mutu PPRA di rumah sakit antara lain adanya perbaikan
4
penggunaan antibiotik secara kuantitas dan kualitas yang dilakukan evaluasi dan
dilaporkan secara berkala setiap tahun. Untuk itu perlu dilakukan kajian survei
penggunaan antibiotik untuk mengetahui dan mengevaluasi besaran konsumsi dan jenis
antibiotik yang digunakan di rumah sakit serta kualitas penggunaannya dengan
menggunakan metode yang baku dan standar, serta mendapatkan data multicenter
sehingga mempunyai gambaran data penggunaan antibiotik di rumah sakit secara
nasional.
2. Batasan
Penilaian kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotik di rumah sakit, dapat diukur
secara retrospektif dan atau prospektif melalui data rekam medik dan rekam pemberian
antibiotik (RPA). Surveillans pengguaan antibiotik adalah suatu kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus berupa pengumpulan data secara sitematik, analisis dan
interpretasi data mengenai surveillans digunakan menyusun rencana program perbaikan
atau penetapan kebijakan yang akan datang.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengembangkan model pengkajian secara survei tentang pengguaan antibiotik
secara kuantitatif dan kualitatif sehingga di peroleh gambaran pola penggunaan
antibiotik di rumah sakit.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui sumber data penggunaan antibiotik di rumah sakit
2) Melakukan audit penggunaan antibiotik di rumah sakit secara kuantitatif
menggunakan perhitungan DDD/100 Patient days pada pasien rawat inap.
3) Melakukan audit penggunaan antibiotik secara kualitatif menggunakan
metode gyssens
BAB II
RUANG LINGKUP
Perhitungan numerator :
jml kemasan X jml tablet per kemasan X jml gram per tablet X 100
jumlah DDD = ---------------------------------------------------------------------
DDD antibiotik dalam gram
Perhitungan denominator:
jumlah hari-pasien = jumlah hari perawatan seluruh pasien dalam suatu
periode studi
6) Data yang berasal dari pasien menggunakan rumus untuk setiap pasien:
total DDD
DDD/100 patient days = ---------------------------------- x 100 total
jumlah hari-pasien
2005):
a. Strategi utama
b. Strategi pendukung
Tujuan program untuk mengoptimalkan penggunaan antimikroba dalam rangka
pengendalian resistensi.
Secara garis besar dapat dilihat pada tabel berikut:
rekomendasi 2. Kesempatan
alternatif antibiotik untuk memberi
untuk terapi yang penyuluhan
lebih tepat. secara individual.
BAB III
TATA LAKSANA
3. Jumlah Sampel
Jumlah sampel atau target sampel tergantung pada kapasitas pelaksana surveilans
masing-masing rumah sakit, dapat diambil seluruh pasien pada periode tertentu(jumlah
populasi) atau di ambil berdasarkan metode sampling data minimal 5-10 % dari jumlah
pasien KRS periode suvei.
BAB IV
DOKUMENTASI
BAB IV
PENUTUP