M
M
UM
RU
Telp.(0365)41006,42821 FAX (62365)41006
Email : rsunegarabali@yahoo.com
TENTANG
Menimbang :
a. bahwa penggunaan antimikroba dalam pelayanan kesehatan seringkali tidak
tepat sehingga dapat menimbulkan pengobatan kurang efektif, peningkatan
risiko terhadap keselamatan pasien, meluasnya resistensi dan tingginya biaya
pengobatan;
b. bahwa untuk meningkatkan ketepatan penggunaan antimikroba dalam
pelayanan kesehatan perlu suatu panduan yang sesuai dengan pelayanan di
RSU Negara;
c. Bahwa untuk maksud sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, maka
perlu ditetapkannya dengan Keputusan Direktur RSU Negara.
Mengingat :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang
disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62%
antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang
sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan
antibiotik di berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak
didasarkan pada indikasi (Hadi, 2009). Penggunaan antibiotik yang relatif tinggi
menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi
kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak pada
morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan
sosial yang sangat tinggi. Muncul dan berkembangnya mikroba resisten dapat
dikendalikan melalui dua kegiatan utama, yaitu penerapan penggunaan antimikroba
secara bijak, dan penerapan prinsip pencegahan penyebaran mikroba resisten
melalui kewaspadaan standard Dalam upaya mengatasi resistensi antimikroba, perlu
disusun Panduan Penggunaan Antimikroba di Rumah Sakit sebagai acuan
dalam penerapan penggunaan antimikroba secara bijak.
1.2 Tujuan
1.2.1 Sebagai acuan bagi klinisi dalam memberikan terapi antimikroba baik
profilaksis maupun terapi empiris secara bijak.
1.2.2 Untuk mencegah terjadinya resistensi antimikroba.
Peringatan akan ditandai dengan stiker yang akan ditempatkan pada Lembar
Catatan Perkembangan Pasien Terpadu (CPPT) di rekam medis.
Contoh stiker Automatic Stop Order
------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
1.5.2 Keterbatasan.
Panduan ini perlu dilakukan revisi dan penyempurnaan secara berkala sesuai
dengan usulan materi dari SMF.
BAB II
INDIKASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA
10. Infeksi Saluran E. coli with I. Ciprofloxacin oral 2x500-750 mg 12 jam 5-7 hari
Kemih Atas Extended Spectrum Levofloxacin oral 1x500 mg 24 jam 5-7 hari
(Pyelonephritis) Beta-Lactamase II. TMP-SMX oral 12 jam 3 hari
Non Komplikata (ESBL) Amoxicillin-clavulanate oral 2x160/800 mg 8 jam 7-10 hari
III. Cefotaxime IV 3x0.5/0.125 g 8 jam 7-10 hari
Ceftriaxone IV 24 jam 7-10 hari
Cefepime IV 3x2 g
1x1-2 g 12 jam 7-10 hari
Meropenem IV 8 jam 7-10 hari
2x1-2 g
3x1 g
II. Pelaporan
A. Instalasi Mikrobiologi Klinik
1. Laporkan hasil kultur spesimen klinik yang menunjukkan MDRO (index case)
kepada dokter dan Komite PPI (laporan ke Komite PPI menggunakan link
WhatsApp) segera setelah hasil ditandatangani oleh DPJP SMF Mikrobiologi
Klinik.
2. Laporkan hasil kultur skrining karier MRSA positif kepada dokter dan Komite PPI
(laporan ke Komite PPI menggunakan link whatsapp) segera setelah hasil
ditandatangani oleh DPJP SMF Mikrobiologi Klinik.
B. Komite PPI
1. Lakukan pencatatan kasus MDRO yang dilaporkan oleh Instalagi Mikrobiologi
Klinik baik dari kultur spesimen klinik maupun kultur skrining karier MRSA.
2. Informasikan kasus MDRO pada poin 1 kepada IPCN dan IPCLN untuk segera
melakukan investigasi.
3. Laporkan kepada Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA)
III. Investigasi
A. Tim PPI (IPCN dan IPCLN)
1. Lakukan telusur terhadap pasien kontak dengan infeksi dan atau kolonisasi
MDRO yang sama dengan index case selama 1 minggu terakhir di ruang
rawat yang sama.
2. Lakukan konsultasi dengan dokter Instalasi Mikrobiologi Klinik untuk
konfirmasi poin 1.
3. Laporkan kepada Komite PPI dalam 24 jam.
IV. Intervensi
A. MDRO Non MRSA dan TIDAK ditemukan pasien kontak
I. Tim PPI (IPCN dan IPCLN)
1. Lakukan koordinasi dengan kepala ruang dan perawat pelaksana.
2. Lakukan cohorting (pemisahan) pasien dengan infeksi dan atau kolonisasi
MDRO dari pasien negatif menggunakan partisi/sketsel atau ruang isolasi.
3. Berlakukan kewaspadaan transmisi kontak.
4. Sosialisasikan kepatuhan hand hygiene.
5. Sosialisasikan prosedur cleaning dan disinfecting ruang rawat sesuai SPO
Komite PPI tentang Cleaning dan Disinfecting Area Pasien dengan Kolonisasi
dan atau infeksi MDRO.
No.Kode : Diagnosis Masuk: Tgl MRS Kondisi Tgl Pindah Ruangan Tgl KRS Kondisi
Nama : (catat jam MRS) MRS (catat jam KRS
Usia : ( L/ KRS)
P)
BB : Diagnosis Keluar:
No. RM :
Biaya :
Alamat :
Hari ke- 1 2 3 4
Tanggal
Diagnosis
Kondisi umum
Tanda vital
(N, RR, temp)
Tindakan
(apabila dilakukan tindakan pada px, misalnya operasi,
tulis prosedur operasi, pemakaian AB profilaksis/terapi,
dosis AB, waktu pemberian, lama penggunaan, dosis
ulang)
Pemeriksaan penunjang:
- Laboratorium (DL,UL,FL, CRP,
Procalcitonin)
- Foto Thorax
- Lain-lain (BUN, creatinin serum.
Klirens kreatinin, SGOT, SGPT,
albumin, …dll)
Heri ke- 5 6 7 8
Tanggal
Diagnosis
Kondisi umum
Tanda vital
(N, RR, temp)
Tindakan
(apabila dilakukan tindakan pada px, misalnya operasi,
tulis prosedur operasi, pemakaian AB profilaksis/terapi,
dosis AB, waktu pemberian, lama penggunaan, dosis
ulang)
Pemeriksaan penunjang:
- Laboratorium (DL,UL,FL, CRP)
- Foto Thorax
- Lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
1. Michael S. Whiteley R, Marra CM. 2014. Infection of The Central Nervous
System 4th Edition. Philadelphia : Wolfels Kluwer Health.
2. Rakka SA, Sugianto P, Ritarwan K. 2011. Infeksi Pada Sistem Saraf
Kelompok Studi Neuroinfeksi Persatuan Dokters Spesialis Saraf Indonesia.
Surabaya : Airlangga University Press.
3. Samuel MA, Roper AH Samuel. 2010. Manual of Neurologis Therapeutics.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins Kluwer.
4. Peterson. 1998. Oral and Maxillofacial Surgery 3rd Edition. Mosby.
5. G. Dimitroulis. 1997. A synospis of Minor Oral Surgery. Wright.
6. Goldsmith LA, Katz SI, et al. 2012. Ftzpatricks’s Dermatology in General
Medicine 8th Edition. New York : The McGraw-Hill Companies Inc.
7. Bramono K, Suyoso S, et al. 2013. Dermatomikosis Superfisialis Edisi ke 2.
Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
8. Workowski KA, Bolan GA. 2015. Center for Disease Control and Prevention
MMWR Recommendations and Reports : Sexually Transmitted Disease
Treatment Guidelines. Atlanta : The Center for Surveillance, Epidemiology,
and Laboraty Services, Centers for Disease Control and Prevention (CDC),
U.S Department of Health and Human Services.
9. Mc Graw-Hill. 2007. Lange Current Diagnosis and Treatment Obstetrics and
Gynecology 10th Edition. A Lange Medical Book.
10. Brigss GG, Freeman RK, Yaffe SJ. 2005. Drugs in Pregnancy and Lactation
7th Edition.Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
11. Creasy RK, Resnik R, Lams JD, Lockwood CJ, Moore TR. 2009. Creasy &
Resnik’s Maternal–Fetal Medicine 6th Edition vol I & 2. Saunders Elsevier.
12. Berek JS. 2007. Berek and Novak’s Gynecology. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins.
13. Horsager R, Roberts S, Rogers V, Munos PS, Worley K, Hoffman B. 2014.
Williams Obstetric 24th Edition : Study Guide. McGraw-Hill Professional.
14. NauroisJd, Novitzky-Basso I, Gill M. Management of febrile neutropenia:
ESMO Clinical Practice Guidelines. Annal of Oncology 2010; 21:1-5.
15. Lanzkowsky P. 2011. Manual of Pediatric Hematology and Oncology, 5 th
Edition. USA : Elsevier.
16. Smith R, Fary R. 2005. Neonatal pharmacopoe, 2nd revised edition. Royal
women’s hospital. carlton Australia.
17. Gomella. 2013. Neonatology Management, Procedures, On Call Problems,
Diseases, and Drug. 7 th edition. McGraw-Hill.Lange, 2013.
18. Buku Ajar RespirologiAnak, Edisipertama, penyunting, Nastiti N. Rahajoe,
BambangSupriyatno, Darmawan Budi Seyanto. IkatanDokterAnak Indonesia,
BadanPenerbit IDAI, 2008.
19. Buku Ajar NutrisiPediatrikdanPenyakitMetabolik, penyunting,
DamayantiRusliSjarif, EndangDewi Lestari, Maria Mexitalia, Sri
SudaryatiNasar, IkatanDokterAnak Indonesia, BadanPenerbit IDAI, 2011.
20. WHO UNICEF. 2002. Treatment of Diarrhea; Guideline for physician and
other health worker.
21. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, penyunting Mohammad Juffrie, Sri
SuparYatiSoenarto, HanifahOswari, SjamsulArief, Ina Rosalina, Nenny Sri
Mulyani, IkatanDokterAnak Indonesia, BadanPenerbit IDAI, 2010.
22. Buku ajar NeurologiAnak, penyuntingTaslim S. Soetomenggolo, Sofyan
Ismael, IkatanDokterAnak Indonesia, BadanPenerbit IDAI, 1999.
23. Bradley JS, Nelson JD. 2014. Nelson’s Pediatric Antimicrobial Therapy, 20th
Edition, Editors: American Academy of Pediatrics.
24. Habib G, Lancellotti P, Antunes MJ, Bongiorni MG, Casalta JP, FD Zotti, et al.
2015.2015 ESC Guidelines for The Management of Infective Endocarditis.
Eur Heart J 2015; 36:3075-123.
25. Park MK. 2014. Pediatric Cardiology for Practitioner 6th Edition. Philadelphia:
MosbyElsevier.
26. Djer MM. 2014. Penanganan Penyakit Jantung Bawaan Tanpa Operasi
(Kardiologi Intervensi). Jakarta:Sagung Seto.
27. Putra ST, Ontoseno T, Djer MM, Sukardi R, penyunting. PediatricCardiology
Update 2015. Surabaya.
28. Gilbert Habib, Patrizio Lancelotti, Manuel Antunes, Maria Gracia Bongiorni,
Jean Paul Casalta, Francesco de Zolti, et al. (2015). 2015 ESC Guidelines for
the management of infective endocarditis. European Heart Journal, 2-54.
29. Isman Firdaus, Ulfa Rahayu, Fauzi Yahya, Antonia Anna Lukito, Ario Soeryo,
Oktavia Lilyasari, et al. (2016). Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical
Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta: Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia 2016.
30. Michael Gerber, Robert Baltimore, Charles Eaton, Michael Gewitz, Anne
Rowley, Stanford Shulman, et al. (2009). Prevention of Rheumatic Fever and
Diagnosis and Treatment of Acute Streptococcal Pharyngitis. CirculationAHA
Journal, 119:1541-1551.
31. Sanarto Santoso, Noorhamdani AS, Sumarno, Sri Winarsih, Dewi
Santosaningsih, Dwi Yuni Nur Hidayati, Dewi Erikawati, et al. (2016). Pola
Kuman dan Antibiogram RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Tahun 2016.
Instalasi Mikrobiologi Klinik RSUD Dr. Saiful Anwar Malang