Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH PUSKESMAS

KABUPATEN WONOGIRI PRACIMANTORO I

PEDOMAN
PENGGUNAAN ANTIMIKROBA

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Pracimantoro 1

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI


DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS PRACIMANTORO I


Jl. Raya Praci – Wonogiri Km.0,5 Pracimantoro. Telp 0273 461415
Email : puskesmas.pracimantoro1@yahoo.co.id

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga UPTD Puskesmas Pracimantoro I
Kabupaten Wonogiri tahun 2020 ini dapat menyusun panduan PPRA.
Harapan kami semoga panduan pelayan ini dapat memberikan manfaat dan bagi
UPTD Puskesmas Pracimantoro I, sehingga akreditasi di UPTD Puskesmas
Pracimantoro I berjalan dengan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik lagi.

Kepala UPTD Puskesmas Pracimantoro I

dr. Dwi Cahyo Indriyanto, MM


NIP: 19710409 200012 1 002

1
BAB I
DEFINISI

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur,
antivirus, antiprotozoa. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada
infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62%
antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang
sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik
di berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan
pada indikasi.

Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai


permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi
bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga
memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. Pada awalnya
resistensi terjadi di tingkat rumah sakit, tetapi lambat laun juga berkembang di lingkungan
masyarakat, khususnya Streptococcus pneumoniae (SP), Staphylococcus aureus, dan
Escherichia coli.

Pengendalian resistensi antimikroba/antibiotic melalui 2 kegiatan utama yaitu


penerapan penggunaan antibiotic secara bijak dan penerapan prinsip pencegahan
penyebaran mikroba resisten melalui kewaspadaan standar. Penggunaan antibiotic
secara bijak merupakan penggunaan antibiotic secara rasional sesuai dengan penyebab
infeksi, dengan rejimen dosis optimal, lama pemberian optimal, efek samping minimal
dan dengan mempertimbangkan dampak muncul dam menyebarnya mikroba resisten.

Beberapa kuman resisten antibiotik sudah banyak ditemukan di seluruh dunia, yaitu
Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA),Vancomycin-Resistant Enterococci
(VRE), Penicillin-Resistant Pneumococci, Klebsiella pneumoniae yang menghasilkan
Extended-Spectrum BetaLactamase (ESBL), Carbapenem-Resistant Acinetobacter
baumannii dan Multiresistant Mycobacterium tuberculosis (Guzman-Blanco et al. 2000;
Stevenson et al. 2005). Kuman resisten antibiotik tersebut terjadi akibat penggunaan
antibiotik yang tidak bijak dan penerapan kewaspadaan standar (standard precaution)
yang tidak benar di fasilitas pelayanan kesehatan.

Untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik secara bijak (prudent use of


antibiotics), perlu disusun Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Pedoman Umum

2
Penggunaan Antibiotik ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan nasional dalam
menyusun kebijakan antibiotik dan pedoman antibiotik bagi puskesmas

BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan Penggunaan Antibiotik yang rasional menjadi acuan dalam


pengambilan keputusan penggunaan antibiotik di UPTD Puskesmas Pracimantoro I.

3
BAB III

TATA LAKSANA

A. Prinsip Penggunaan Antibiotik Bijak (Prudent)


Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik dengan spektrum sempit,
pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat, interval dan lama pemberian
yang tepat. Kebijakan penggunaan antimikroba ditandai dengan pembatasan
penggunaan antibiotic dan mengutamakan penggunaan antibiotic lini pertama.
Indikasi ketat penggunaan antibiotik dimulai dengan menegakkan diagnosis penyakit
infeksi, menggunakan informasi klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium seperti
mikrobiologi, serologi, dan penunjang lainnya. Antibiotik tidak diberikan pada
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau penyakit yang dapat sembuh sendiri
(self-limited) contoh ISPA atau diare nonspesifik.

Pemilihan jenis antibiotik harus berdasar pada:


1. Informasi tentang spektrum kuman penyebab infeksi dan pola kepekaan kuman
terhadap antibiotik.
2. Hasil pemeriksaan mikrobiologi atau perkiraan kuman penyebab infeksi.
3. Profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik.
4. Melakukan de-eskalasi setelah mempertimbangkan hasil mikrobiologi dan
keadaan klinis pasien serta ketersediaan obat.
5. Cost effective: obat dipilih atas dasar yang paling cost effective dan aman.

B. Prinsip Penggunaan Antibiotik untuk Terapi Empiris dan Definitif


1. Antibiotik Terapi Empiris
a. Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris adalah penggunaan antibiotik
pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya.
b. Tujuan pemberian antibiotik untuk terapi empiris adalah eradikasi atau
penghambatan pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi,
sebelum diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologi.
c. Indikasi: ditemukan sindrom klinis yang mengarah pad a keterlibatan bakteri
tertentu yang paling sering menjadi penyebab infeksi.
1) Dasar pemilihan jenis dan dosis antibiotik : Data epidemiologi dan pola
resistensi bakteri yang tersedia di komunitas atau di rumah sakit
setempat.
2) Kondisi klinis pasien.
3) Ketersediaan antibiotik.

4
4) Kemampuan antibiotik untuk menembus ke dalam jaringan/organ yang
terinfeksi
5) Untuk infeksi berat yang diduga disebabkan oleh polimikroba dapat
digunakan antibiotik kombinasi.
d. Rute pemberian: antibiotik oral seharusnya menjadi pilihan pertama untuk
terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan
menggunakan antibiotik parenteral.
e. Lama pemberian: antibiotik empiris diberikan untuk jangka waktu 48-72 jam.
Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan
kondisi klinis pasien serta data penunjang lainnya.
f. Evaluasi penggunaan antibiotik empiris dapat dilakukan seperti pada tabel
berikut :

2. Antibiotik untuk Terapi Definitif


a. Penggunaan antibiotik untuk terapi definitif adalah penggunaan antibiotik pada
kasus infeksi yang sudah diketahui jenis bakteri penyebab dan pola
resistensinya
b. Tujuan pemberian antibiotik untuk terapi definitif adalah eradikasi atau
penghambatan pertumbuhan bakteri yang menjadi penyebab infeksi,
berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi.
c. Indikasi: sesuai dengan hasil mikrobiologi yang menjadi penyebab infeksi.
d. Dasar pemilihan jenis dan dosis antibiotik:
1) Efikasi klinik dan keamanan berdasarkan hasil uji klinik.
2) Sensitivitas.
3) Biaya.
4) Kondisi klinis pasien.
5) Diutamakan antibiotik lini pertama/spektrum sempit.
6) Ketersediaan antibiotik (sesuai formularium rumah sakit).
7) Paling kecil memunculkan risiko terjadi bakteri resisten.

5
e. Rute pemberian: antibiotik oral seharusnya menjadi Pilihan pertama untuk
terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan
menggunakan antibiotik parenteral.
f. Jika kondisi pasien memungkinkan, pemberian antibiotik parenteral harus
segera diganti dengan antibiotik peroral.

g. Lama pemberian antibiotik definitif berdasarkan pada efikasi klinis untuk


eradikasi bakteri sesuai diagnosis awal yang telah dikonfirmasi. Selanjutnya
harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis
pasien serta data penunjang lainnya

C. Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis


Pemberian antibiotic profilaksis tindakan atau bedah meliputi antibiotic profilaksis
atas indikasi tindakan/bedah bersih dan bersih terkontaminasi termasuk pula
prosedur gigi. Antibiotic profilaksi tindakan/bedah merupakan penggunaan antibiotic
sebelum, selama dan paling lama 24 jam pasca tindakan pada kasus yang secara
klinis tidak menunjukkan tanda infeksi dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi
daerah operasi (IDO). Di Puskesmas Pracimantoro 1 antibiotik profilaksis diberikan
diberikan per oral pada pasien perawatan luka, post jahit luka, pasang implant, dan
cabut gigi.

Factor risiko terkait IDO yang meliputi karakteristik luka, factor host, lokasi
tindakan/bedah, kompleksitas tindakan dan teknik pembedahan/tindakan menjadi
pertimbangan dalam pemberian antibiotic profilaksis. Adanya risiko alergi,
anafilaksis, resistensi obat dan efek samping obat perlu dipertimbangkan pula dalam
pemberian antibiotik profilaksis.

6
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Menetapkan panduan penggunaan antibiotic profilaksis dan terapi


2. Rekam medis
3. Monitoring, evaluasi dan pelaporan penggunaan antibiotik

7
Tabel panduan penggunaan antibiotic di Puskesmas Pracimantoro I

No. Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Lama


Interval Keterangan
penyakit / tindakan antimikroba Dewasa Anak profilaksis pemberian
1 Rhinosinusitis Akut Ciprofloxacin PO : 500 mg EMPIRIS 12 jam 5 hari
(bakterial)
Cotrimoxazole PO : 960 mg EMPIRIS 12 jam 5 hari
2 Rhinosinusitis Kronik Ciprofloxacin PO : 500 mg EMPIRIS 12 jam 5 hari
Cotrimoxazole PO : 960 mg EMPIRIS 12 jam 5 hari
3 Otitis Media SupuratifAkut Ciprofloxacin PO : 500 mg PO : 10-20 mg/kg EMPIRIS 12 jam 5 hari
4 Otitis Externa Chloramphenicol TT Topical 2-5 8 jam 5 hari
tetes
5 Pharyngiris bakterial Amoxicillin PO : 500 mg 50-75 mg/kg/hari EMPIRIS 8 jam 10 hari
dibagi 3 dosis
Erythromisin PO : 500 mg 40 mg/kg/hari EMPIRIS 6-12 jam 10 hari
dibagi 4 dosis
6 Tonsilitis Akut Amoxicillin - PO : 500 mg PO : 20 mg/kg/ hari EMPIRIS 8 jam 5 hari

7 Konjungtivitis: Purulen Topikal: 1tetes(mata) 1tetes(mata) EMPIRIS 4-6jam 5-7hari


Akut kloramfenikol
8 Sinusitis BakterialAkut Amoxicillin PO : 500 mg P.O : 45-90 EMPIRIS 12 jam 7 hr
Ringan mg/kgBB/hari
9 Diare Ciprofloxacin PO : 500 mg 15 mg/kg/kali EMPIRIS 12 jam 3-7 hari
Tetracyclin PO : 500 mg P.O : 12,5 mg/kgBB EMPIRIS 6 jam 3 hr

Metronidazole PO : 500 mg P.O :10 mg/kgBB EMPIRIS 8 jam 5-10 hr


Amoxicillin + PO : 500 mg P.O : 25 mg/kgBB + EMPIRIS 12 jam + 7 – 14 hr +
Metronidazole P.O : 20 mg/kgBB 12 jam 7 - 14 hr

Choramphenicol PO : 500 mg 50-100 mg/kg/hari EMPIRIS 6 jam 10 hari

1
10 Helmintiasis Mebendazole PO: 200-400 mg EMPIRIS 8jam 3 hari
dilanjutkan400
mg 8jam 8-14 hari
Pyrantel Pamoat PO: 250mg EMPIRIS 24 jam 1 hari
11 Ascariasis Pyrantelpamoate PO:10mg/kg/Hari DEFINITIF 1hari
Albendazole PO:400mg DEFINITIF 1hari
Dosis tunggal
12 Demam Typhoid Chloramphenicol 50-100 mg/kg/hari DEFINITIF 6 jam 7-10 hari
dibagi 4 dosis secara
IV/po
Cotrimoxazole 8 mg/kg/hari dari TMP DEFINITIF 12 jam 10 hari
dibagi 2 dosis

Ciprofloxacin 15 mg/kg/kali DEFINITIF 12 jam 10-14 hari


Ampicillin Iv : 1000mg <40 mg, 25- EMPIRIS 8 jam 5 hari
50mg/kgBB/hari
Terbagi 3 dosis
Ceftriaxone 100 mg/kg/hari IV, IM DEFINITIF 12 jam 5 hari
dibagi 2 dosis

13 Infeksi SaluranKemih (ISK) Amoxicillin 10-25 mg/kg/x EMPIRIS 3x/hari 7 hari-10 hari
(maks 1 gram)
Cotrimoxazole 3-4 mg/kg/x EMPIRIS 2x/hari 7-10 hari
(Trimethoprim 1 mg, TMP
Sulfametoksazole 5
Ampicillin Iv : 1000mg <40 mg, 25- EMPIRIS 8 jam 7 hari
50mg/kgBB/hari
Terbagi 3 dosis
Cefotaxime / Iv : 1000 mg 25 mg/kg/x EMPIRIS 2x/hari 7-14 hari
Ceftriaxone (maks 1 gr),
severe: 50
mg/kg/x ( maks
2 gr)
14 DermatomikosisTinea Topikal: Krim2% EMPIRIS 12 jam 2-6 minggu
Ketoconazole
PO : Griseovulfin PO : 500 PO : 10-20 EMPIRIS 12 jam 2-4 minggu
mg/hari mg/kg/hari
15 Dermatomikosis Pitiriasis Topikal: Sampo 2% EMPIRIS 24jam 2minggu
versikolor Ketoconazole

2
16 Dermatomikosis Topikal: Krim2% EMPIRIS 12jam 2-6 minggu
kandidiasis kutis Ketoconazole

17 Dermatomikosis Topikal : oral: 4-6 ml EMPIRIS 6 jam


kandidiasis oral Nystatin Oral (400.000–
Suspensi 600.000 I.U)
18 Infeksi Bakteri Impetigo, Amoxicilin PO : 500mg PO : 20mg/kg/hari EMPIRIS 8 jam
Ektima
19 Infeksi BakteriFolikulitis Topikal: Gentamycin Krim0,1% EMPIRIS 12 jam
sulfat
20 Infeksi Bakteri Erisipelas Sistemik : PO : 150- PO :8–20 mg/kg/hari EMPIRIS 6-8 jam
Selulitis Clindamycin 300mg
21 Infestasi ParasitSkabies Topikal: Krim5% EMPIRIS
Permetrin5%
Topikal: Krim5-10% Krim 5-10% EMPIRIS
Sulfur presipitatum
5%–10%
22 Herpes Simplex virus Acyclovir PO : 200mg PO : 60-80 mg/kg/hari, DEFINITIF 6-8 jam 5-7 hari Mucocutan
atau400mg dibagi 3-4 dosis

Acyclovir PO : 400 mg, 3 PO : 400 mg, 3 kali DEFINITIF 8 jam genital


kaliperhari perhari
23 Varicella Zoster virus Acyclovir 80 mg/kg/hari dibagi DEFINITIF 6 jam 5 hari
4 dosis
24 InfeksiVirus Varicella / Acyclovir PO : 800mg (≥ Anak EMPIRIS Dewasa : 2s/d<18tahun 5 hari
Herpeszoster 40kg) PO :20mg/kg (2 s/d PO:5x800
<18tahun) mg/hari Dewasa :7-10hari
Anak:6 jam
25 Cutaneous LarvaMigrans Albendazole PO :15mg/kg/hari, sekali EMPIRIS 24jam 3hari
sehari
26 Filariasis Dietil Carbamacin P.O : DEFINITIF 8 jam 4-14 hari
(DEC) Hari 1 : 1 mg/kg
Hari 2 :
3 mg/kg/hari terbagi
3dosis Hari 3 :
3-6 mg/kg/hari terbagi
3 dosis Hari 4–14 :
6 mg/kg/hari terbagi 3
dosis

3
Albendazole 400 mg dosisTunggal DEFINITIF 1 hari

27 Lice Permethrin1%, 1% DEFINITIF 3 hari


28 Scabies Permethrin 5% cream DEFINITIF
29 Hamil dengan UTI Cefadroxil PO : 500 mg EMPIRIS 12 jam 5 hari
Cefotaxime / IV : 1 gram EMPIRIS 12 jam 3 hari
Ceftriaxone
Gentamicin IV : 80 mg EMPIRIS 12 jam
30 Mastitis Amoxicillin PO : 500 mg EMPIRIS 8 jam 5 hari
Ampicillin IV : 1000 mg EMPIRIS 8 jam 5 hari
31 Bakterial vaginosis Sistemik: PO : 2 gram EMPIRIS Dosistunggal Dosistunggal
Metronidazol
PO : 500 mg EMPIRIS 12 jam 7 hari
32 Partus spontan Amoxicillin– PO : 500 mg profilaksis 8 jam 5 hari
33 Post hecting Amoxicillin– PO : 500 mg profilaksis 8 jam 5 hari
Ciprofloxacin PO : 500 mg profilaksis 12 jam 5 hari
34 Post ekstraksi gigi Amoxicillin PO : 500 mg EMPIRIS 8 jam 5 hari
Erythromisin PO : 500 mg 40 mg/kg/hari EMPIRIS 6-12 jam 10 hari
dibagi 4 dosis
Ciprofloxacin PO : 500 mg profilaksis 12 jam 5 hari
35 Infeksi gusi dan jaringan Amoxicillin PO : 500 mg EMPIRIS 8 jam 5 hari
pendukung :Gingivitis, Eritromisin
Periodontitis Ciprofloxacin PO : 500 mg profilaksis 12 jam 5 hari
36 Infeksi Gigi :Pulpitis Amoxicillin PO : 500 mg EMPIRIS 8 jam 5 hari
37 Tuberculosis Paru Clindamycin PO : 300 mg EMPIRIS 8 jam 5 hari
Isoniazid + P.O : 5-15 EMPIRIS TB milier:
mg/kgBB/hari 2HRZ(ES)/7-10HR
Pyrazinamid P.O : 15-30 EMPIRIS TB ekstra paru:
mg/kgBB/hari 2HRZ(ES)/10HR
Streptomycin P.O : 15-40 EMPIRIS
mg/kgBB/hari
atau Etambutol P.O : 20 mg/kgBB/hari EMPIRIS 24 jam

38 HIV Zidovudine PO : 180-240 mg/m2/ DEFINITIF 12 jam


dosis 2x/hari

Lamivudine PO : ≥30 hari: 4 mg/kg/ DEFINITIF 12 jam


dosis, 2x/hari

Anda mungkin juga menyukai