PEDOMAN
PENGGUNAAN ANTIMIKROBA
Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Pracimantoro 1
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga UPTD Puskesmas Pracimantoro I
Kabupaten Wonogiri tahun 2020 ini dapat menyusun panduan PPRA.
Harapan kami semoga panduan pelayan ini dapat memberikan manfaat dan bagi
UPTD Puskesmas Pracimantoro I, sehingga akreditasi di UPTD Puskesmas
Pracimantoro I berjalan dengan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik lagi.
1
BAB I
DEFINISI
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur,
antivirus, antiprotozoa. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada
infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62%
antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang
sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik
di berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan
pada indikasi.
Beberapa kuman resisten antibiotik sudah banyak ditemukan di seluruh dunia, yaitu
Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA),Vancomycin-Resistant Enterococci
(VRE), Penicillin-Resistant Pneumococci, Klebsiella pneumoniae yang menghasilkan
Extended-Spectrum BetaLactamase (ESBL), Carbapenem-Resistant Acinetobacter
baumannii dan Multiresistant Mycobacterium tuberculosis (Guzman-Blanco et al. 2000;
Stevenson et al. 2005). Kuman resisten antibiotik tersebut terjadi akibat penggunaan
antibiotik yang tidak bijak dan penerapan kewaspadaan standar (standard precaution)
yang tidak benar di fasilitas pelayanan kesehatan.
2
Penggunaan Antibiotik ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan nasional dalam
menyusun kebijakan antibiotik dan pedoman antibiotik bagi puskesmas
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
TATA LAKSANA
4
4) Kemampuan antibiotik untuk menembus ke dalam jaringan/organ yang
terinfeksi
5) Untuk infeksi berat yang diduga disebabkan oleh polimikroba dapat
digunakan antibiotik kombinasi.
d. Rute pemberian: antibiotik oral seharusnya menjadi pilihan pertama untuk
terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan
menggunakan antibiotik parenteral.
e. Lama pemberian: antibiotik empiris diberikan untuk jangka waktu 48-72 jam.
Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan
kondisi klinis pasien serta data penunjang lainnya.
f. Evaluasi penggunaan antibiotik empiris dapat dilakukan seperti pada tabel
berikut :
5
e. Rute pemberian: antibiotik oral seharusnya menjadi Pilihan pertama untuk
terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan
menggunakan antibiotik parenteral.
f. Jika kondisi pasien memungkinkan, pemberian antibiotik parenteral harus
segera diganti dengan antibiotik peroral.
Factor risiko terkait IDO yang meliputi karakteristik luka, factor host, lokasi
tindakan/bedah, kompleksitas tindakan dan teknik pembedahan/tindakan menjadi
pertimbangan dalam pemberian antibiotic profilaksis. Adanya risiko alergi,
anafilaksis, resistensi obat dan efek samping obat perlu dipertimbangkan pula dalam
pemberian antibiotik profilaksis.
6
BAB IV
DOKUMENTASI
7
Tabel panduan penggunaan antibiotic di Puskesmas Pracimantoro I
1
10 Helmintiasis Mebendazole PO: 200-400 mg EMPIRIS 8jam 3 hari
dilanjutkan400
mg 8jam 8-14 hari
Pyrantel Pamoat PO: 250mg EMPIRIS 24 jam 1 hari
11 Ascariasis Pyrantelpamoate PO:10mg/kg/Hari DEFINITIF 1hari
Albendazole PO:400mg DEFINITIF 1hari
Dosis tunggal
12 Demam Typhoid Chloramphenicol 50-100 mg/kg/hari DEFINITIF 6 jam 7-10 hari
dibagi 4 dosis secara
IV/po
Cotrimoxazole 8 mg/kg/hari dari TMP DEFINITIF 12 jam 10 hari
dibagi 2 dosis
13 Infeksi SaluranKemih (ISK) Amoxicillin 10-25 mg/kg/x EMPIRIS 3x/hari 7 hari-10 hari
(maks 1 gram)
Cotrimoxazole 3-4 mg/kg/x EMPIRIS 2x/hari 7-10 hari
(Trimethoprim 1 mg, TMP
Sulfametoksazole 5
Ampicillin Iv : 1000mg <40 mg, 25- EMPIRIS 8 jam 7 hari
50mg/kgBB/hari
Terbagi 3 dosis
Cefotaxime / Iv : 1000 mg 25 mg/kg/x EMPIRIS 2x/hari 7-14 hari
Ceftriaxone (maks 1 gr),
severe: 50
mg/kg/x ( maks
2 gr)
14 DermatomikosisTinea Topikal: Krim2% EMPIRIS 12 jam 2-6 minggu
Ketoconazole
PO : Griseovulfin PO : 500 PO : 10-20 EMPIRIS 12 jam 2-4 minggu
mg/hari mg/kg/hari
15 Dermatomikosis Pitiriasis Topikal: Sampo 2% EMPIRIS 24jam 2minggu
versikolor Ketoconazole
2
16 Dermatomikosis Topikal: Krim2% EMPIRIS 12jam 2-6 minggu
kandidiasis kutis Ketoconazole
3
Albendazole 400 mg dosisTunggal DEFINITIF 1 hari