DI RSUD PESAWARAN
A. LATAR BELAKANG
Antibiotik adalah segolongan molekul baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,
khususnya alam proses infeksi oleh bakteri.
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus,
antiprotozoa. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang
disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik
digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak
memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di berbagai bagian
rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada indikasi.
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai
permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri
terhadap antibiotik. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi
dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. Pada awalnya resistensi
terjadi di tingkat rumah sakit, tetapi lambat laun juga berkembang di lingkungan
masyarakat, khususnya Streptococcus pneumoniae (SP), Staphylococcus aureus, dan
Escherichia coli
B. TUJUAN
1. Menyusun data pemakaian antibiotik injeksi di Rumah Sakit Umum Daerah
Pesawaran dari bulan juli sampai september 2018
2. Mengevaluasi jumlah keseluruhan pemakaian antibiotik injeksi di Rumah Sakit Umum
Daerah Pesawaran dari bulan juli sampai september 2018 berdasarkan persentase dari
total penjualan / pemakaian secara keseluruhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. HASIL
1 Cefotaxime 19
2 Ceftriaxone 18
Cefotaxime Ceftriaxone
49%
51%
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang telah di ambil dari total penjualan atau pemakaian antibiotik
injeksi Profilaksis selama bulan juli – september 2018 di RSUD Pesawaran dan dibuat
grafiknya sehingga dihasilkan antibiotic injeksi profilaksis yang paling banyak dipakai
yaitu :
1. Cefotaxime : 19
2. Ceftriaxone : 18
Antibiotik tersebut dipakai untuk pasien ruang OK untuk tujuan profilaksis
Bila data tersebut dibuat persentase maka hasilnya sebagai berikut :
3. Cefotaxime : 19 (51 %)
4. Ceftriaxone : 18 (49% )
Persentase Cefotaxime injeksi paling besar yaitu 51 % berarti lebih 50 % pasien yang di
lakukan pembedahan di RSUD Pesawaran menggunakan Cefotaxime.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa persentase pemakaian antibiotic injeksi
Profilaksis di RSUD Pesawaran adalah :
1. Cefotaxime : 19 (51 %)
2. Ceftriaxone : 18 (49% )
BAB V
SARAN