Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM KERJA PENGENDALIAN

RESISTENSI ANTIMIKROBA
RUMAH SAKIT AULIA
TAHUN 2019

Jl. Jeruk Raya No. 15, Jagakarsa


Jakarta Selatan, 12620
KEGIATAN PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
RUMAH SAKIT AULIA
TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Aulia maka program yang
dilakukan adalah pelayanan rawat jalan, rawat inap dan kegawat daruratan. Hal ini sejalan dengan
sebuah institusi yang menyelenggarakan pelayanan yang sesuai dengan amanah sesuai dengan UU RI
No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Yang diikuti dengan undang – undang no. 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit. Maka Rumah Sakit Aulia memberikan manfaat bagi masyarakat kecematan
Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan dan sekitarnya.

II. LATAR BELAKANG


Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention di Amerika, terdapat 2.000.000 orang
terinfeksi bakteri resisten terhadap antibiotik. Setidaknya 23.000 orang meninggal setiap tahun sebagai
akibat langsung dari resistensi ini. Data WHO menyebutkan bahwa pada tahun 2013 terdapat 480.000
kasus baru multidrug-resistent tuberculosis (MDR-TB) di dunia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013 memperlihatkan bahwa 10% masyarakat menyimpan antibiotik di rumah, dan 86,10%
masyarakat di antaranya mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter. Penelitian lain memperlihatkan
bahwa terdapat peningkatan yang nyata pada infeksi oleh kuman penghasil extended spectrum beta
lactamases (ESBL) di rumah sakit. Di Indonesia belum dilakukan riset secara komprehensif (depkes).
Mengingat resistensi antimikroba telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dengan berbagai
dampak merugikan dan menurunkan mutu serta meningkatkan resiko pelayanan kesehatan khusus nya
biaya dan keselamatan pasien (yang di maksud dengan resistensi antimikroba adalah ke tidak mampuan
antimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba ,sehingga penggunaan sebagai terapi
penyakit infeksi menjadi tidak efektif lagi .

III. TUJUAN
TUJUAN UMUM :
Untuk mencegah dan / atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten
TUJUAN KHUSUS :
Mengendalikan mikroba resisten di Rumah Sakit .
IV. KEGIATAN
A. Rumah Sakit Menyelenggarakan Pengendalian Resistensi Antimikroba
1. Terbentuknya organisasi pelaksana : Tim PPRA yang terdiri dari tenaga kesehatan yang
kompoten .
2. Pimpinan PPRA sudah mendapat sertifikat pelatihan PPRA
a. Pemahaman dan kesadaran seluruh staff ,pasien dan keluarga tentang PPRA .
b. Pengendalian penggunaan Anti Biotik di rumah sakit
c. Surveiland pola penggunaan anti biotik di rumah sakit
d. Surveiland pola resistensi antimikroba .
e. Forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
f. Membuat laporan pelaksaan kegiatan PPRA ( sosialisasi tenaga kesehatan, pelatihan staff,
pengendalian anti biotik
B. Kegiatan-kegiatan yang berkesinambungan dengan melibatkan direktur rumah sakit
1. Regulasi dan Program PPRA ( panduan penggunaan anti biotik profilasis dan terapi di rumah
sakit )
2. Pimpinan rumah sakit terlibat dalam susunan program .
3. Dukungan anggaran operasional,sarana dan prasarana kantor
4. Pelaksaan terdata dalam Rekam Medis : pemberian anti biotik Profilasis saat di kamar operasi,
pemberian anti biotik ,terapi emperis di ruangan
5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA secara berkala kepada KPRA (minimal 1 tahun sekali )
C. Operasional PPRA di Pertanggung jawabkan kepada Direktur Rumah Sakit sesuai evaluasi
dan analisis indikator mutu :
1. Perbaikan kuantitas penggunaan anti biotik
2. Perbaikan kualitas penggunaan anti biotik
3. Peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multi disiplin dan terintegrasi penurunan
angka infeksi ke rumah sakit yang di sebabkan oleh mikroba resisten
4. Penurunan angka infeksi rumah sakit
5. Indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu

D. perbaikan pola sensitifas anti biotik dan penurunan mikroba resisten

(MDRO,MRSA,CRE dan Bakteri Pan Resisten lainnya )

1. Penetapan Tim PPRA / pedoman kerja (dilengkapi uraian tugas , tanggung jawab dan
wewenangnya).
2. Pelaksaan Sosialisasi ,Pengendalian ,Penggunaan, Audit, Surveiland ,Forum Kajian

3. Penetapan indikator mutu( peningkatan kualitas penggunaan )

4. Hasil pencapain indikator mutu

5. Laporan berkala Tim PPRA kepda direktur Rumah Sakit

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Penggunaan antimikroba memerlukan regulasi dalam penerapan dan pengendaliannya

Hal Tersebut sesuai dengan peraturan menteri kesehatan no.8 tahun 2015 tentang Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) di Rumah Sakit

Dibuatkannya surat keputusan tentang keberadaan Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
di RS Aulia .
Program Kerja Tim PPRA RS Aulia Tahun 2019.
Dan Tim PPRA dengan pelaksana tersebut dibawah ini:
1. Dr. Bachtiar Fanani
2. Dr. Gatot Soeryo k. PFK ,MM
3. Dr. Jono Ulomo,Sp.PD
4. Dr. Tutik Indrayani,Sp.A
5. Dr. Bambang Widyantoro,Sp.OG
6. Ns.M.Ferdiansyah,S.Kep.M.Kes
7. Suharso,S.Farm.Apt.
8. Ike Indrayani,Amd.Kep
9. Anggi Irviana,S.Farm.Apt
10. Tiara F.,Amd Kep
11. Intan, Amd .AK
12. Yogi H, Amd .AK

VI. SASARAN
Penggunaan anti mikroba secara bijak adalah penggunaan anti mikroba yang sesuai dengan penyakit
infeksi dan penyebabnya dengan regimen dosis optimal, durasi pemberian optimal,efek samping dan
dampak munculnya mikroba resisten yang minimal pada pasien
VII. SCHEDULE (TIME TABLE)
Terlampir.

VIII. ANGGARAN
Anggaran yang di ajukan kepada managemen rumah sakit Aulia sebesar RP.50.000.,000

( lima puluh juta )

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Evaluasi berdasarkan hasil capaian yang di peroleh dari pelaporan dan pencatatan dan kegiatan tersebut
di atas. Upaya – upaya yang sedang di lakukan untuk peningkatan program pengendalian resistensi
antimikroba di RS Aulia, menjadi tugas bersama sumber daya manusia yang mumpuni berdaya guna
dan berhasil guna . Mudah-mudahan allah swt selalu memberikan jalan yang terbaik .

Jakarta : Desember 2018

Rumah Sakit Aulia

Dr . Gatot Soeryo K, PFK ,MM


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai