Anda di halaman 1dari 7

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MH THAMRIN PURWAKARTA

NOMOR :… /KEP-DIR/RSHTV/../……

TENTANG

PEMBENTUKAN KOMITE/TIM PPRA


DI RUMAH SAKIT MH THAMRIN PURWAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT MH THAMRIN PURWAKARTA

I. Menimbang
a. Bahwa peningkatan kejadian dan penyebaran mikroba yang resisten terhadap
antimikroba di RS disebabkan penggunaan antibiotic yang tidak bijak dan
rendahnya ketaatan terhadap kewaspadaan standar ;
b. Bahwa dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di RS, perlu
dikembangkan program pengendalian resistensi antimikroba di RS.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di dalam huruf a dan huruf b,
perlu ditetapkan surat keputusan Direktur RS MH Thamrin Purwakarta.

II. Mengingat

a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
c. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072)
d. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584);
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 741);

III. Memutuskan
Menetapkan : Peraturan Direktur RS MH Thamrin Purwakarta tentang
Pembentukan Komite/Tim PPRA.

Pasal 1
Ketentuan Umum
a. Resistensi Antimikroba adalah kemampuan mikroba untuk bertahan
hidup terhadap efek antimikroba sehingga tidak efektif dalam
penggunaan klinis.
b. Pengendalian Resistensi Antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan
untuk mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian mikroba
resisten.
c. Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba yang selanjutnya
disingkat KPRA adalah komite yang dibentuk oleh Direktur RS MH
Thamrin Purwakarta dalam rangka mengendalikan penggunaan
antimikroba secara luas baik di RS.

Pasal 2
Ruang Lingkup dan Pelaksaan
Rumah Sakit Hative Passo melaksanakan Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba secara optimal melalui :
a. Pembentukan Komite/Tim pelaksana program Pengendalian
Resistensi Antimikroba;
b. Penyusunan kebijakan dan panduan penggunaan antibiotik;
c. Melaksanakan penggunaan antibiotik secara bijak;
d. Melaksanakan prinsip pencegahan pengendalian infeksi.

Pasal 3
Struktur Organisasi
Struktur KPRA terdiri dari Ketua, Sekertaris dan Anggota.
Keanggotaan tim pelaksana Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
rumah sakit terdiri atas unsur:
a. klinisi perwakilan SMF/bagian;
b. keperawatan;
c. instalasi farmasi;
d. laboratorium mikrobiologi klinik
e. komite/tim Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI); dan
f. Komite/tim Farmasi dan Terapi (KFT).

Pasal 4
Urian Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang
Tim pelaksana Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
mempunyai tugas dan fungsi :
a. Membantu kepala/direktur rumah rakit dalam menetapkan
kebijakan tentang pengendalian resistensi antimikroba;
b. Membantu kepala/direktur rumah sakit dalam membuat panduan
penggunaan antibiotic profilaksis dan terapi di rumah sakit;
c. Membantu kepala/direktur rumah sakit dalam pelaksanaan
program pengendalian resistensi antimikroba;
d. Membantu kepala/direktur rumah sakit dalam mengawasi dan
mengevaluasi pelaksanaan program pengendalian resistensi
antimikoba;
e. Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi
terintegrasi;
f. Melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik;
g. Melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan
kepekaannya terhadap antibiotik;
h. Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran
tentang prinsip pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan
antibiotik secara bijak, dan ketaatan terhadap pencegahan
pengendalian infeksi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan;
i. Melaporkan kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba
kepada Direktur/Kepala rumah sakit.

Pasal 5
Hal- hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan di atur dalam perjanjian
tambahan (Addendum) yang merupakan satu kesatuan dengan peraturan ini.

Pasal 6
Penutup
a. Pada saat Peraturan ini berlaku, semua institusi pendidikan yang telah
bekerjasama dengan pihak RS MH Thamrin menyesuaikan dengan
ketentuan dan peraturan dan undang-undang yang berlak.
b. Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan agar setiap
orang dan semua pihak yang terkait mengetahui, menjalankan dan
mematuhinya.
Di tetapkan di Purwakarta

Pada tanggal :

Direktur Rumah Sakit MH Thamrin


Purwakarta

dr . Tiwi Handayani
Lampiran :
Peraturan Direktur RS MH Thamrin Purwakarta
Nomor :
Tentang Pembentukan Komite PPRA
Di Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta

Uraian Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Tim PPRA :

A. Ketua Komite/Tim PPRA


a. membantu kepala/direktur rumah rakit dalam menetapkan kebijakan tentang
pengendalian resistensi antimikroba
b. membantu kepala/direktur rumah sakit dalam menetapkan kebijakan umum dan
panduan penggunaan antibiotik di rumah sakit;
c. membantu kepala/direktur rumah sakit dalam pelaksanaan program
pengendalian resistensi antimikroba
d. membantu kepala/direktur rumah sakit dalam mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikoba
e. menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi terintegrasi
f. melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik
g. melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya terhadap
antibiotik
h. menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang
prinsip pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara bijak,
dan ketaatan terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan
i. mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi antimikroba
j. melaporkan kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba kepada
Direktur/Kepala rumah sakit.
k. melaporkan kegiatan

B. Sekretaris :
a. Melaksanakan kegiatan administrasi dan menginventarisir program kerja PPRA
b. Bertanggungjawab terhadap pencatatan dan pelaporan semua kegiatan PPRA
c. Membuat dan mensosialisasikan Uraian Tugas PPRA di rumah sakit
d. Bertanggungjawab terhadap penyediaan dan penyimpanan berkas rekam medis
e. Bertanggungjawab terhadap pelaporan internal dan eksternal.

C. Komite PPI
 Pengendalian penyebaran antimikroba resisten
 Standar Precaution (Kewaspadaan Standar)
 Isolasi penderita
 Penanganan unit kerja sumber mikroba resisten (source control)
 Surveilans mikroba resisten
 Menyusun pedoman-pedoman terkait

D. Pelayanan Mikrobiologi
 Laboratorium Mikrobiologi
 Identifikasi dan uji sensitivitas
 Hasil pemeriksaan mikrobiologi
 Konsultasi/visitasi/pasient care
 Bersama klinisi ikut terlibat merawat pasien infeksi
 Turn Around Time Report
 Informasi Pola Kuman
 Pengelolaan data mikroba
 Menerbitkan informasi peta pola kuman secara berkala.

E. Apoteker
 Pengelolaan dan Penggunaan Antibiotik
 Menjamin dan ketersediaan dan mutu antibiotik
 Konsultasi/visitasi/Pasient Care
 Bersama tim terlibat merawat pasien (ward pharmacist)
 Mengkaji peresepan antibiotik
 Mengendalikan pemberian antibiotik
 Memonitor penggunaan antibiotik
 Informasi/ Konseling obat antibiotic

F. Tim Farmasi Terapi


 Pengendalian Pedoman Penggunaan Antibiotika
 Kebijakan penggunaan antibiotik (antibiotica policy)
 Pembuatan dan revisi pedoman penggunaan antibiotik (antibiotic guideline)
 Surveilans penggunaan antibiotik → Drug Use Study

Di tetapkan di RS MH Thamrin
Purwakarta

Pada tanggal :

Direktur Rumah Sakit MH Thamrin


Purwakarta

dr . Tiwi Handayani

Anda mungkin juga menyukai