Anda di halaman 1dari 41

Sesi-5&6

MATA KULIAH
Manajemen Kebijakan Kesehatan
POKOK BAHASAN
Kebijakan Desentralisasi Kesehatan

Brian Sri Prahastuti


Sesi-5&6
REVIEW SESI-3&4
Output pembelajaran yang diharapkan:
S1: Di akhir sesi, karyasiswa mampu menjelaskan kerangka kerja sistem
kesehatan global sebagai referensi untuk memahami sistem kesehatan
nasional yang efektif

Tatap Muka: 100 menit (11 Maret 2023)


Pembelajaran Mandiri:
1. Tugas Tertulis-1: Metamorfasa Sistem Kesehatan Nasional (Essay)
2. Tugas Baca-1:
• Monitoring the Building Block Health System
• PP No 72/2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional
Sesi-5&6
TATA TERTIB
a) Undangan kuliah virtual menggunakan zoom dikirimkan melalui WAG
b) Peserta menggunakan identitas: Nama_NIM
c) Peserta menyalakan tombol on pada video untuk foto bersama sesaat sebelum kuliah ditutup sebagai bukti kehadiran
d) Peserta mengisi absensi mulai pada 15’ menit pertama perkuliahan dan absensi usai hingga 15’ setelah perkuliahan
e) Pada saat dosen/presentan memberikan materi maka yang lain muted
f) Jika ada pertanyaan tuliskan pada Q&A kemudian raise hand, kecuali jika dosen memberi kesempatan untuk bertanya langsung maka mic posisi
unmute
g) Jika ada kendala (suara dosen tidak jelas, terlalu cepat dll) tuliskan pada chatroom atau kemukakan langsung agar segera diberi respon
h) Dinyatakan HADIR jika ada saat foto awal dan foto akhir. Jika terlambat masuk atau meninggalkan ruang virtual sebelum waktu, agar memberikan
memberitahu mll chatroom dan backup di WAG
i) Meningatkan bahwa kehadiran minimal 75% adalah prasyarat mutlak kelulusan
j) Tugas Tertulis upload di LMS sesuai due date, size tidak besar, sampaikan dalam bentuk format bukan PDF, dengan format penamaan file:
• Kelas_MK_kelompok_judul (misalnya: S22019_kel1_SKN)
• Kelas_MK_nama_judul (misalnya: S22019_bsriprahastuti_sistem informasi kesehatan)
k) Ketua Kelas agar membantu dosen agar a-h bisa terpenuhi
POKOK BAHASAN
Sesi 5
PB: Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah
SPB 5.1. Pengertian Desentralisasi
SPB 5.2. Pembagian Urusan Pusat dan Daerah
SPB 5.3. Implikasi UU No 23 tahun 2014 pada Organisasi Perangkat Daerah Bidang
Kesehatan

Sesi 6
PB: Kebijakan Desentralisasi pada Tatakelola Bidang Kesehatan
SPB 6.1: Pengertian Governance
SPB 6.2: Implikasi PP No 2/2016 dalam tatakelola bidang kesehatan
SPB 6.3: Standar Pelayanan Minimum Bidang Kesehatan
Sesi-5 (100 menit)
A. PAPARAN
• Pengertian Desentralisasi
• Pembagian Urusan Pusat dan Daerah
• Politik dan Kebijakan Anggaran Kesehatan

B. TUGAS BACA
• PP No 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
• PMK No 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
• PMK No 4 tahun 2018 tentang Kewajiban RS dan kewajiban Pasien
PB-4: KEBIJAKAN DESENTRALISASI SEKTOR KESEHATAN
PENGERTIAN DESENTRALISASI
• Desentralisasi adalah Penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah
Pusat kepada Daerah berdasarkan Asas Otonomi.
• Dekonsentrasi adalah Pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada
gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan
umum.
• Instansi Vertikal adalah perangkat kementerian dan/atau lembaga pemerintah
nonkementerian yang mengurus Urusan Pemerintahan yang tidak diserahkan kepada daerah
otonom dalam wilayah tertentu dalam rangka Dekonsentrasi.
• Tugas Pembantuan adalah Penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah
otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada
Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN
DESENTRALISASI DI INDONESIA
UU 22/1999 PP 25/2000
• Tingkat Pemerintahan: Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
• Pembagian Fungsi: Pusat (11). Provinsi (5), sisanya Kab/Kota
• Periode 2000 – 2007 tidak jelas PERAN antar level
PemerintahMASALAH:
 Duplikasi program yang berpotensi menyebabkan inefisiensi
penggunaan dana publik/negara
 Kebijakan daerah bertentangan dengan kebijakan pusat
 Pedoman teknis Pemerintah Pusat tidak diikuti oleh daerah
 Pengembalian dana pusat karena kegiatan tidak terealisasikan
UU 32/2004 PP 38/2007
• Kejelasan Peran: Mengatur pembagian urusan Pemerintah Pusat, Provinsi
dan Kabupaten/Kota
• Daerah mempunyai OTONOMI untuk mengatur daerah dengan penguasaan
atas DANA DAERAH  Daerah memiliki prioritas belanja anggaran sesuai
KEBUTUHAN dan POTENSI SUMBER DAYA
• Masalah:
1. Tidak Semua Pemerintah Daerah memberikan perhatian besar terhadap
sektor kesehatan (kecuali terbatas pada pengobatan gratis)
2. Politik di daerah (otonomi) mengakibatkan manajemen kesehatan di daerah
kacau (struktur lembaga, kepala dinas dan dir RSD, distribusi nakes, retribusi
dana, kebijakan daerah)  tergantung kepemimpinan daerah
3. Pemerintah Pusat tidak maksimal mengelola kesehatan secara desentralisasi
Kebijakan desentralisasi di sektor kesehatan merupakan masalah teknis yang rumit, diperburuk dengan aspek politik daerah,
psikologis, dan problem penyaluran dana pusat.
Masalah teknis: Aspek pembiayaan, Aspek sumber daya manusia, Aspek kewenangan, Aspek Informatika
UU 23/2014 PP No 18/2016
• Di dalam pembagian urusan antara Pusat dan Daerah, diatur juga
berdasarkan pengelompokan urusan Pemerintahan sesuai:
1) Wewenang (kekuasaan)
• Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan
konkuren, dan urusan pemerintahan umum.
• Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
semua Daerah.
• Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan
oleh Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah
2) Fungsi 
• Regulasi
• Pembiayaan
• Pelayanan
Pemegang Kekuasaan

PUSAT
REPUBLIC INDOhfESIA KERFEHTERIAM DALAM NEGERI

( Pasal 9 s.d Pasal 2b)

Sepenuboya menjadi
keweaaxlgan diba@ anora kewenamgan Presiden
Pe¥oex•iIstaIs Pusat
Peoserintah Pusat &
sbg hepala pemerintahan

• politik luar negeri


• pertahanan b Uvusaa • pembinaan wawasan Rebarigsaan &
• keamanan Pemerintahan Wajib ketahanan nasional
Pelayanan Dasar • pembinaan persatuan dazi kesatuan
• moneter dan ftskal naslonal bangsa
- pembinaan kerukunan antnrsuku &
IB Urusan intrasuku, umat beragama, ras, dan
Pemerintahan golongan lainnya guna mevvujudkan
• melaksanakan sendiri NonPelayanan Dasar stabllltas kemanan lokal, regional, dan
• melimpahkari kpd Instansi p ;pp
Vertikal di Daerah atau •KonfiksosiM
gubernur sebagai wakil - koordinaslpelaksanaan tugas
Pemerintahan Pilihan. • pengembangau kehidupan demokrasi
Pemerintah
- pelaksanaan semua Urusan
Sumber: Kemendagri (2015)
Pembagian Urusan
Pusat & Daerah
IMPLIKASI PADA STRUKTUR DI DAERAH

• Tidak ada nomenklatur Lembaga Teknis Daerah (LTD) di Provinsi dan


Kab/Kota, sebagaimana diatur dalam PP No 41/2007 sebagai
penjabaran UU No 32/2004
tidak ada SKPD berbentuk LTD
RS dan Puskesmas yang tadinya merupakan LTD menjadi UPT
• Ada nomenklatur baru yaitu BADAN di tingkat Provinsi dan Kab/Kota
• Tidak semua urusan pemerintahan dibentuk dalam organisasi sendiri
• Urusan WAJIB&PILIHAN diwadahi dalam bentuk UPT
DINAS sedangkan urusan PENUNJANG diwadai dalam UPT
BADAN
KONSEKUENSI THD IMPLEMENTASI SKN DI DAERAH

Lampiran UU No. 23/2014: Tidak semua subsistem kesehatan nasional


di-konkurenkan
 4 subsistem wewenang daerah  desentralisasi
 4 subsistem di pusat  sentralisasi

Empat urusan kesehatan yang diserahkan kepada


daerah:
1. Upaya Kesehatan:
a. Pengelolaan UKP Daerah Kab/Kota dan rujukan tingkat Daerah Kab/Kota
b. Pengelolaan UKM Daerah Kab/Kota dan rujukan tingkat Daerah Kab/Kota
c. Penerbitan izin RS Kelas C dan D dan fasilitas kesehatan tingkat daerah
2. Sumberdaya Manusia Kesehatan:
a. Penerbitan izin praktik dan izin kerja tenaga kesehatan
b. Perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan UKP daerah
3. Sediaan farmasi, alkes dan makanan minuman
a. Penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat kesehatan dan optikal
b. Penerbitan izin usaha mikro obat tradisional (UMOT)
c. Penerbitan sertifikat produksi alat kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan
PKRT kelas 1 (satu) tertentu perusahaan rumah tangga
d. Penerbitan izin produksi makanan dan minuman pada industry rumah tangga
e. Pengawan post market produk makanan minuman industri rumah tangga
4. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh kabupaten/kota,
kelompok masyarakat, organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha
tingkat kabupaten/kota
KEWENANGAN DAN PELAKSANA URUSAN KESEHATAN

SEDIAAN FARMASI,
ALKES, &

PEMBERDAYAAN

Be dasa kan La pi an UU No 23 Tahun 2014 en an Pe e n ahan Dae ah


Sesi-6 (100 menit)
A. PAPARAN
• Pengertian tatakelola (governance)
• Implikasi UU 23/2014 dan PP No 2/2016 dalam tatakelola sektor kesehatan
• Standar Pelayanan Minimum Bidang Kesehatan

B. TUGAS BACA
• UU N0 6/2014 Desa
• Permendes No 7/2021 ttg prioritas penggunaan dana desa 2022
PENGERTIAN TATAKELOLA
1) Tatakelola pemerintah yang baik didukung 8
komponen: akuntabel, transparan, responsif,
inklusif & merata, efektif & efisien, mengikuti
aturan hukum, partisipatif dan berorientasi pada
konsensus(UNDP,1997)
2) “the system through which society organizes and
manages the affairs of diverse sectors and partners
in order to achieve its goals” (WHO)
odministrotion
committees

boord obi
ethics’
deoision
re
sponsibi
litf
z
Implikasi UU No. 23 / 2014 dan PP No. 18/2016
dalam Tata Kelola Sektor Kesehatan-1
1. Terhadap Hubungan Pusat, Propinsi, dan Kab/Kota
• Mempengaruhi Sistem Kesehatan Daerah
• Mempengaruhi Rencana Strategis: sejak dari misi sampai program
• Ps 68 UU No. 23/14: tidak melaksanakan program strategis nasional 
sanksi administratif
• Ps 73 UU No. 23/14: tidak memberikan laporan penyelenggaraan pemda 
sanksi administratif
• Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat: Ps 91 UU No. 23/14
• Ayat 3 (a): membatalkan perda kab/kota dan perbup/perwal

24
Implikasi UU No. 23 / 2014 dan PP No. 18/2016
dalam Tata Kelola Sektor Kesehatan-2
2. Terhadap RS:
• Pasal 209 UU No. 23 Tahun 2014: tak ada lagi nomenklatur RS
• Pasal 21 (Provinsi) & Pasal 43 (Kab/Kota) PP No. 18 Tahun 2016 : RS sbg UPT
Dinas Kesehatan

3. Terhadap Hubungan Antar Lembaga di sektor kesehatan:


a) Lampiran UU No. 23 Tahun 2014 RSD sebagai unit pelaksana teknis
• Menempatkan Dinas Kesehatan sebagai pemberi ijin dan pengawas RSD
• Menempatkan berbagai lembaga pemerintah sebagai unit pelayanan.
• RSD sebagai unit pelaksana teknis tidak bisa membuat kebijakan karena fungsi
“Pembuat” regulasi tidak dikonkurenkan (tetap berada di Pusat) sedangkan Dinkes
sebatas sebagai “pelaksana” regulasi, bukan “pembuat” regulasi
Implikasi UU No. 23 / 2014 dan PP No. 18/2016
dalam Tata Kelola Sektor Kesehatan-3
4. thd Upaya Kesehatan:
• Urusan pemerintah terbagi atas: ABSOLUT (6), KONKUREN (24) dan UMUM
• Urusan Pemerintah KONKUREN terbagi atas: WAJIB (6) dan PILIHAN (18)
• Urusan WAJIB sebagai PELAYANAN DASAR
• PELAYANAN DASAR: Kesehatan, Pendidikan, Perumahan,
• Oleh karenya ada Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Masalah Tata Kelola Sektor Kesehatan di
daerah
Aspek Filosofi dan Sosiologis
 Sektor kesehatan membutuhkan penetap kebijakan/regulator yang kuat karena adanya
kemungkinan lembaga pelayanan kesehatan (operator) tidak baik mutunya dan tidak aman
 Fungsi regulator
 Sistem regulasi yang kuat mampu melindungi masyarakat  Fungsi melindungi masyarakat
di sektor kesehatan:
 Lembaga pelayanan kesehatan yang bermutu rendah;
 Tenaga Kedokteran dan Kesehatan yang tidak kompeten;
 Pelayanan kesehatan tradisional dan alternatif yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan;
 Jaminan kesehatan yang tidak bermutu dan banyak fraud;
 Bisnis obat yang buruk;
 Salon kecantikan dan pelangsingan tubuh yang tidak jelas manfaatnya
 Penjualan makanan dan minuman yang buruk;
 Fungsi Perlindungan ini secara sosiologis:
 Sangat strategis sangat mulia namun juga sangat sulit sehingga harus fokus
 Fungsi ini harus ada di pemerintah dan berada di Dinas Kesehatan.
Masalah Tata Kelola Sektor Kesehatan di
daerah
Peran Masyarakat, Pemerintah, Dunia Usaha dalam Kontek Rumahsakit
 Masyarakat sebagai yang dilayani.
 Dinas Kesehatan sebagai perumpunan Dinas yang berfungsi sebagai regulator
(pemberi perijinan), pemberi dana dan pelaksana.
 RS Daerah sebagai UPT Dinas, menggunakan sistem keuangan BLU. Harus punya ijin
sebagai pelaksana.

BPJS adalah Lembaga Non Kesehatan yang diawasi OJK; dibentuk berdasarkan
UU, sedangkan Dinas Kesehatan tidak memiliki kewenangan. Jika RS Daerah
adalah UPT Dinas Kesehatan lalu apa akibatnya bagi RS yang
notabene mendapatkan dana masuk dari pasien?
Good Governance: “the system through which society organizes and manages
the affairs of diverse sectors and partners in order to achieve its goals” (WHO)
Peran sebagai penerima
manfaat (1), prinsip
Peran sesuai Pemerintah Masyarakat parstisipatori dalam Masyarakat
fungsi regulasi, good governance juga memanfaatkan
Dalam mungkin sebagai layanan RSD, juga
pembiayaan dan Konteks penyedia layanan (2) berkontribusi pada
pelayanan (Pusat Rumahsakit dan penyedia dana (3) pendanaan mll
skema asuransi
& Daerah) sosial/kesehatan
-Regulasi dibuat oleh dan pajak
Pusat, dan dilaksanakan
oleh Dinkes: Memberi
ijin pendirian RS
-Mengalokasikan dana
Dunia Usaha
untuk Nakes, dan Ada 2 klp DU: RSD sebagai Penyedia
farmalkes 1) BU Milik Pemerintah (BLU-D) dana (BLUD)
-Memberikan layanan 2) BU Swasta Dan penyedia layanan

kesehatan di RS Peran utama sebagai pelaksana dalam skema


PPP, dan mungkin juga sebagai penyedia dana
29
melalui skema
CSR
URUSAN PEMERINTAHAN

AB@OLUT
XONKUREN

WAJIB PILIHAN

9. BERWAWAWAW PELAYAIdAN DASAR


NON
(urusan wajib yang NKRI, KESATUAN
«. vusv›si sebagian subsNnsinya PELAYAAIAN
merupakan pelayanan DASAR (1B) KETERTIBAH, DLL...
dasar (s) uRusAN uRusazv
5.POLITIC LUAR

@PM
Sumber: Kemendagri (2015)
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
PP No 2 tahun 2018 ttg Standar Pelayanan Minimal
• Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara.
• Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar
yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal.
• SPM ditetapkan dan diterapkan berdasarkan prinsip kesesuaian kewenangan, ketersediaan,
keterjangkauan, kesinambungan, keterukuran, dan ketepatan sasaran.
• Urusan Pemerintahan Konkuren Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar terdiri atas:
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat;
f. sosial.
Pasal 2

(1) SPM Kesehatan terdiri atas SPM Kesehatan Daerah Provinsi dan
SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota.

(2)Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Provinsi terdiri


atas:
a. Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat
bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan
b. Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa
provinsi.
Pasal 2

(3) Jenis pelayanan dasar g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;


pada SPM Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota terdiri atas: h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes
melitus;
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil;
j. Pelayanan kesehatan orang dengan
b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin;
gangguan jiwa berat;
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
d. Pelayanan kesehatan balita; k. Pelayanan kesehatan orang terduga
tuberkulosis; dan
e. Pelayanan kesehatan pada usia
pendidikan dasar; l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko
f. Pelayanan kesehatan pada usia terinfeksi virus yang melemahkan daya
produktif; tahan tubuh manusia (Human
Immunodeficiency Virus)
Pasal 2
(4) Pelayanan yang bersifat (6) Pelayanan dasar sebagaimana
peningkatan/promotif dan dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan
pencegahan/preventif oleh tenaga kesehatan sesuai dengan
sebagaimana dimaksud pada ayat kompetensi dan kewenangan.
(3) mencakup:
a. peningkatan kesehatan;
b. perlindungan spesifik; (7) Selain oleh tenaga kesehatan
c. diagnosis dini dan pengobatan tepat; sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
d. pencegahan kecacatan; dan untuk jenis pelayanan dasar tertentu
e. rehabilitasi. dapat dilakukan oleh kader kesehatan
terlatih di luar fasilitas pelayanan
kesehatan di bawah pengawasan
(5) Pelayanan dasar pada SPM tenaga kesehatan.
Kesehatan dilaksanakan pada fasilitas
pelayanan kesehatan baik milik
pemerintah pusat, pemerintah
daerah, maupun swasta.
TUGAS BACA-2
1) UU N0 6/2014 Desa
2) PP No 2 tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal
3) PMK No 4 tahun 2018 tentang Kewajiban RS
dan kewajiban Pasien
4) PMK No 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
5) Permendes No 7/2021 ttg prioritas penggunaan
dana desa 2022
Sesi-4
TUGAS TERTULIS-1
Metamorfasa Sistem Kesehatan Nasional (Essay)

Anda mungkin juga menyukai