Anda di halaman 1dari 19

KEBIJAKAN DESENTRALISASI BIDANG

KESEHATAN
1. Ria Kurnia Sari (226070040)

2. Gebyar Ayu Ratih (226070041)

3. Sajun Tunom (226070042)


4. Durakmal (226070044)

5. Minar Sitangang(226070045)
6. Hari Fermansyah (226070046)

7. Saman (226070047)

8. Bambang Sumargo (226070050)


DAFTAR
ISI

01 02 03
KONSEP PENGERTIAN SISTEM
DESENTRALISASIDESENTRALISASI DESENTRALISASI

04 05
DAMPAK
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PELAKSANAAN
PROGRAM DESENTRALISASI DESENTRALISASI
1
KONSEP “Indonesia merupakan salah satu negara
DESENTRALISASI yang sangat terdesentralisasi.”
KONSEP DESENTRALISASI DI BIDANG KESEHATAN

FAKTA
• Pemerintah daerah bertanggung
jawab atas 1/3 belanja negara
dan ½ dari anggaran
“INDONESIA SEBAGAI
pembangunan
NEGARA YANG LEBIH
• Pengeluaran dalam bidang TERDESENTRALISASI DARI
infrastruktur merupakan KONDISI RATA-RATA NEGARA
tanggung jawab pemerintah
daerah
OECD (Organisation for
Economic Co-operation and
• ¾ dari pegawai negeri bekerja Development) & NEGARA ASIA
untuk pemerintah daerah TIMUR LAINNYA”
SEJARAH DESENTRALISASI
• KESEHATAN
1950-an dan 1960-an  negara mempunyai peranan sentral yang kuat
dalam pembangunan, banyak pelayanan kesehatan yang bersifat sukarela
(oleh LSM / keagamaan) & perumusan kebijakan kesehatan banyak
dipengaruhi kalangan elit medis
• 1978  fokus pada peningkatan peran pelayanan kesehatan primer
Perubahan sistem informasi kesehatan di tingkat nasional, provinsi
maupun kabupaten semenjak era desentralisasi, sebenarnya tidak hanya
dipicu oleh kebijakan itu sendiri ,tetapi juga didorong oleh perkembangan
teknologi informasi yang cukup pesat serta difusi teknologi tersebut di
sektor kesehatan secara meluas
SEJARAH DESENTRALISASI
KESEHATAN
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah memberikan
kewenangan untuk daerah otonom (daerah Kabupaten dan Kota) untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 22 tahun 1999)

 Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan UU No.22 Tahun 1999, pemerintah telah mengeluarkan PP
Nomor 25 tahun 2000. PP No. 25 tahun 2000, Bab II, pasal 2 mengatur tugas dan wewenang desentralisasi
bidang kesehatan pada daerah provinsi sebagai daerah otonom. Selanjutnya, Surat Edaran Menteri
Kesehatan No. 1107/Menkes/E/VII/2000 mengatur tugas dan wewenang dekonsentrasi bidang kesehatan
pada daerah provinsi sebagai wilayah administrasi dan daerah Kabupaten/Kota sebagai daerah otonom.
Salah satu hal yang menonjol dari desentralisasi bidang kesehatan seperti yang digariskan dalam UU No.
22 tahun 1999 dan PP No.25 tahun 2000 adalah pemberian tugas dan wewenang yang sangat besar
kepada daerah
SECARA
UMUM
Pemindahan tanggung jawab dalam perencanaan,
pengambil keputusan, pembangkitan serta
PENGERTIAN
2
pemanfaatan sumber daya serta kewenangan
administratif dari pemerintah pusat ke:
DESENTRALIS
1) Unit territorial pemerintah pusat/ kementrian
ASI 2) Tingkat pemerintah yang lebih rendah
3) Organisasi semi otonom
4) Badan otoritas regional
5) Organisasi nonpemerintah/organisasi yang bersifat
sukarela
PENGERTIAN
KESIMPULAN
PENGERTIAN
01 02 DESENTRALISASI
“Suatu proses transfer/penyerahan
PBB Para Ahli sebagian wewenang dan tanggung jawab
Indonesia
R. Trisna, koesoemaatmadja,
dari urusan yang semula adalah urusan
Amrah Moeslimin, The Liang Pemerintah Pusat kepada badan-badan/
Gie dan sebagainya Lembaga-lembaga Pemerintah Daerah agar
menjadi urusan rumah tangganya sehingga
03 04 urusan-urusan tersebut beralih ke daerah
UU No.5 UU No.22 dan menjadi wewenang & tanggung jawab
Tahun 1974 Tahun 1999 Pemerintah Daerah”
Sistem Desentralisasi di Indonesia dilaksanakan
setelah dikeluarkannya UU No.22 Tahun 1999, PP
No.25 Tahun 2000, & SE Menkes
No.1107/Menkes/E/VII/2000.
SISTEM
3 Untuk mewujudkan derajat Kesehatan yang optimal,
DESENTRALIS bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan
dgn pendekatan pemeliharaan, peningkatan
ASI kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit & pemulihan kesehatan yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu & berkesinambungan.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan yang merupakan


perwujudan dari paradigma sehat pada saat ini lebih
banyak dilaksanakan di Puskesmas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan program Desentralisasi di
negara berkembang (Rondinelli et al,
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI 4 1987):
PELAKSANAAN
PROGRAM
DESENTRALISASI 1)Faktor Politik
2)Faktor Organisasi
3)Faktor Perilaku stake holder
4)Faktor SDM dan finacial
FAKTOR POLITIK FAKTOR ORGANISASI
• Keberhasilan pelaksanaan desentralisasi • Organisasi yang kondusif untuk desentralisasi
 bergantung pada faktor politik = alokasi sesuai perencanaan dan fungsi
• Politik yang kuat = komitmen dan administratif antara pemerintah dan organisasi
dukungan dari pemimpin nasional lokal
• Para pemimpin politik harus menerima
partisipasi dalam perencanaan dan • Desentralisasi memerlukan hukum, peraturan
pengelolaan organisasi lokal yang berada dan intruksi yang jelas
di luar kontrol langsung dari pemerintah
pusat • Desentralisasi harus jelas dan relatif, perlu
• Fungsi desentralisasi = Dukungan untuk untuk memunculkan partisipasi pemimpin
melakukan perencanaan, lokal dan warga agar mendapatkan kerjasama
pemograman,logistik, personil dan atau persetujuan dari penerima manfaat dalam
sumber daya anggaran dilkukan oleh
instansi dan tingkat pemerintahan yang formulasi, penilaian, organisasi, pelaksanaan
lebih rendah dan evaluasi pelayanan program
FAKTOR PERILAKU STAKE HOLDER

• Sikap yang tepat dan perilaku pejabat pemerintah pusat dan tingkat lebih rendah
terhadap desentralisasi penyediaan jasa dan pemeliharaan, dan kemauan pada
bagian mereka untuk berbagi kewenangan dengan warga dan menerima mereka
partisipasi dalam pengambilan keputusan publik.
• Tingkat minimum kepercayaan dan hormat harus diciptakan antara organisasi
lokal dan pemerintah pejabat, dan saling pengakuan bahwa setiap mampu
melakukan fungsi tertentu dan berpartisipasi secara efektif dalam berbagai aspek
pembiayaan dan manajemen.
• Kepemimpinan yang kuat harus dikembangkan dalam organisasi lokal dan
perusahaan swasta yang akan memungkinkan mereka untuk secara efektif
menangani daerah dan pusat pemerintah.
FAKTOR SDA & FINANSIAL
• Pemberian kewenangan berupa pemberian kewenangan yang cukup untuk unit lokal
organisasi administrasi atau pemerintah, koperasi dan swasta untuk mendapatkan
sumber keuangan yang memadai untuk memperoleh peralatan, perlengkapan, personil
dan fasilitas yang diperlukan dalam rangka memenuhi terdesentralisasi tanggung jawab
• Keberhasilan Desentralisasi kebijakan bergantung pada Institusi Kapasitas
• Kapasitas kelembagaan masyarakat lokal dan organisasi swasta untuk membiayai dan
mengelola pelayanan dan pemeliharaan, dan pemerintah pusat untuk memfasilitasi dan
mendukung desentralisasi, harus diperkuat
DAMPAK
PELAKSANAAN
DESENTRALIS
5
ASI
DAMPA
DESENTRALISA
K
SI
DAMPAK POSITIF

1. Terwujudnya pembangunan kesehatan yang demokratis yang berdasarkan atas


aspirasi masyarakat.
2. Pemerataan pembangunan dan pelayanan kesehatan
3. Optimalisasi potensi pembangunan kesehatan di daerah yang selama ini belum
tergarap
4. Memacu sikap inisiatif dan kreatif aparatur pemerintah daerah yang selama ini hanya
mengacu pada petunjuk atasan
5. Menumbuhkembangkan pola kemandirian pelayanan kesehatan (termasuk
pembiayaan kesehatan) tanpa mengabaikan peran serta sektor lain.
DAMPA
DESENTRALISA
K
SI DAMPAK NEGATIF
1. Kurangnya SDM yang handal dalam analisis,
menjalankan, membuat dan mengevaluasi program
mengakibatkan program tidak bermanfaat.
2. Penyelewengan Dana
3. Desentralisasi menuntut pemotongan jalur birokrasi
aparatur pemerintahan, perubahannya membutuhkan
waktu yang lama dan komitmen dari aparatur
pemerintah.
UPAYA MENINGKATKAN KESIAPAN
DAERAH
1. Menetapkan Sistem Kesehatan Daerah
2. Menata Ulang Struktur Organisasi Kesehatan Dinas Kesehatan
3. Menyusun Program Pembangunan secara Bottom-Up
4. Menumbuhkan Mental Proaktif
5. Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
6. Menjalin Kerjasama dengan Lembaga-lembaga Ilmiah dan Pendidikan Kesehatan
7. Menjalin Kerjasama dengan Lembaga-lembaga Ilmiah dan Pendidikan Kesehatan
8. Mengembangkan Model Promosi Kesehatan Daerah
9. Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektor
10. Membentuk Badan Kerjasama antar Kabupaten/Kota
11. Meningkatkan Keterlibatan Masyarakat
12. Mengembangkan Model Pembiayaan Kesehatan
Makna Substansial dari Desentralisasi Kesehatan
adalah peran serta masyarakat, maka adanya kebijakan
desentralisasi akan memberi ruang dan waktu bagi
masyarakat untuk mengemukakan pendapat dan
mengajukan usul berkenaan dengan pembangunan
kesehatan di daerah.

Masyarakat berhak dimintai pendapatnya mengenai apa


yang terbaik bagi mereka dan apa yang mereka
butuhkan.
TERIMA KASIH
BANYAK

Anda mungkin juga menyukai