Anda di halaman 1dari 94

SPKND

KELOMPOK 1

1. Syifa Rahmah Kamilah (2106762686)


2. Wenny Putri Hasana (1906429275)
3. Gita Maharani (2006538945)
4. Izzan Pradita (2106762433)
1. Arti dan Tujuan
Pembangunan Nasional
Arti Pembangunan Nasional Tujuan Pembangunan Nasional

cerminan untuk terus 1. mewujudkan suatu


meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan
dan kemakmuran rakyat serta makmur, materiel, dan spiritual
penyelenggara negara yang berdasarkan Pancasila.
maju juga demokratis 2. Terdapat dalam pembukaan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Dasar 1945.
2. Arti Good Governance
Pengertian Good Governance
Good Governance
Suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggungjawab yang
sejalan dengan prinsip demokrasi, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan
korupsi baik secara politik maupun administratif, dan menjalankan disiplin anggaran.

Sumarto Hetifa. 2003. Partisipasi dan Good Governance. Yayasan Obor Indonesia.
TUJUAN GOOD GOVERNANCE
Terciptanya
Birokrasi Menciptakan
yang Bersih Birokrasi yang
Melayani
Masyarakat
Terciptanya
Birokrasi yang
Bekerja Efisien Menciptakan
Birokrasi yang
Akuntabel
Membangun Birokrasi
yang Bekerja
Transparan
PERMENPAN Nomor : PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi
Birokrasi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
3. Mewujudkan Tata
Kelola Yang Baik / Good
Governance
Akuntabilitas
Aparatur pemerintah harus mampu Transparan
mempertanggung-jawabkan Masyarakat dan sesama aparatur
pelaksanaan kewenangan yang pemerintah dapat mengetahui
diberikan di bidang tugas dan dan memperoleh data dan
fungsinya informasi dengan mudah tentang
kebijaksanaan, program, dan
kegiatan aparatur pemerintahan
baik di tingkat pusat maupun

Ketaatan daerah, atau data dan informasi


lainnya yang tidak dilarang
menurut peraturan
Aparatur pemerintah menjunjung perundang-undangan yang
tinggi dan mendasarkan setiap disepakati bersama
tindakannya pada aturan hukum,
baik yang berkaitan dengan
lingkungan eksternal (masyarakat
luas) maupun yang berlaku terbatas
di lingkungan internalnya
4. Arti dan Tujuan
Pembangunan Kesehatan
Arti dan Tujuan Pembangunan Kesehatan

Tujuan
meningkatkan kesadaran,
Arti kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang
Program pembangunan agar terwujud derajat
kesehatan mengharapkan kesehatan masyarakat yang
agar bangsa Indonesia setinggi-tingginya.
meningkatkan kesadaran
dan kemauan akan hidup
sehat dengan berperilaku
hidup bersih dan sehat.
SUMBER
https://kumparan.com/kabar-harian/memahami-pengertian-d
an-tujuan-pembangunan-nasional-1xPkB5nOw3t/full

Bambang Widjajanta & Aristanti Widyaningsih, 2007. Ekonomi &


Akuntansi: Mengasah Kemampuan Ekonomi, CV. Citra Praya:
Bandung.

Kamaludin, Santrio.2014. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik


(Good Governance) pada Kantor Distrik Okhika Kabupaten
Pegunungan Bintang). Papua: Universitas Yapis

Sumarto Hetifa. 2003. Partisipasi dan Good Governance.


Yayasan Obor Indonesia.

PERMENPAN Nomor : PER/15/M.PAN/7/2008 tentang


Pedoman Umum Reformasi Birokrasi Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
TERIMA KASIH
Diskusi
Kelompok 1
About the lesson
1. Duluan mana pembangunan ekonomi atau kesehatan?
2. Apakah pernah mendengar kata transformasi sistem
kesehatan?
3. Hubungan pusat dan daerah dalam sektor kesehatan,
bagaimana mekanismenya?
Pembangunan ekonomi dan kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu modal manusia (human capital)


yang sangat diperlukan dalam menunjang pembangunan
ekonomi. Hal ini dikarenakan kesehatan merupakan prasyarat bagi
peningkatan produktivitas.

Salah satu modal dasar dalam pelaksanaan pembangunan


nasional adalah kondisi kesehatan masyarakat yang baik. Di dalam
pembangunan nasional juga harus diperhatikan pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Keduanya ini harus berjalan seimbang
agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan bagi semua yaitu
kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan ekonomi dan kesehatan

1. Kesehatan sebagai modal dasar pembangunan nasional

2.Dengan perbaikan kesehatan masyarakat, maka masyarakat


dapat hidup produktif
Transformasi Kesehatan

Sistem Ketahanan
Layanan Primer Layanan Rujukan Kesehatan
menekankan upaya promotif dan peningkatan akses dan meliputi upaya peningkatan
preventif. Hal ini bertujuan untuk pemerataan layanan kesehatan ketahanan penanggulangan
memberikan edukasi terkait di semua wilayah di Indonesia. medis dan penguatan resiliensi di
pencegahan terjadinya penyakit, masa krisis kesehatan.
dan juga meningkatkan kapasitas
dan kapabilitas SDM kesehatan
pada layanan primer.
Transformasi Kesehatan

Sistem Pembiayaan
Kesehatan SDM Kesehatan
Teknologi Kesehatan.
mengembangkan regulasi peningkatan kualitas SDM
pembiayaan kesehatan dengan Kesehatan agar siap mendorong perkembangan
tujuan membangun pemerataan, menghadapi berbagai jenis teknologi dan digitalisasi di
kemudahan aksesibilitas bagi sektor kesehatan.
penyakit yang akan datang,
masyarakat, dan keberlanjutan
alokasi pembiayaan.
Hubungan pusat dan daerah dalam sektor kesehatan, bagaimana
mekanismenya?

Menurut Kavanagh, ada dua model kedudukan Pemerintah Daerah dalam


hubungannya dengan Pemerintah Pusat, yaitu model pelaksana (agency
model) dan model kemitraan (partnership model). Model hubungan
kemitraan ini ditandai dengan pemerintah daerah bersamaan
kedudukannya dan memiliki diskresi dalam kebijakan sedangkan sebagai
agen, pemerintah daerah bertugas semata melaksanakan kebijakan
nasional yang disusun oleh pemerintah pusat dan tidak memiliki diskresi.
Bentuk hubungan model pelaksana ini banyak ditemui pada negara-negara
kesatuan. Hal ini dikarenakan dari sudut pandang negara kesatuan,
pemerintahan daerah tidak memiliki kedaulatan dan merupakan bentukan
dari pemerintah pusat.
Hubungan pusat dan daerah dalam sektor kesehatan, bagaimana
mekanismenya?
Resources
● Indonesia Siap Perkuat Kerjasama Guna Mewujudkan Transformasi Kesehatan.
https://www.kemkes.go.id/article/view/22091300003/indonesia-siap-perkuat-kerjasama-guna-mewujudka
n-transformasi-kesehatan.html
● Martira A., Nursadi H. 2019. Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional. Depok: Jurnal Hukum dan Pembangunan UI
Thanks!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution


Desentralisasi
Kelompok 1
Anggota Kelompok 1

1. Gita Maharani (2006538945)


2. Izzan Pradita (2106762433)
3. Syifa Rahmah Kamilah (2106762686)
4. Wenny Putri Hasana (1906429275)
Table of contents

01 03
Definisi Desentralisasi Karakteristik Desentralisasi

02 04
Bentuk Desentralisasi Desentralisasi dan Otonomi
Daerah di Indonesia

05
Problematika Desentralisasi di
Indonesia
01
Definisi
Desentralisasi
This is the subtitle that makes it
comprehensible
Desentralisasi

Desentralisasi berasal dari bahasa


Belanda dari kata de artinya “lepas” &
centerum artinya “pusat”.

Menurut Undang-undang nomor 23


tahun 2014, pengertian desentralisasi
adalah penyerahan kekuasaan
pemerintahan oleh pemerintah pusat
kepada daerah otonom berdasarkan
Asas Otonomi.
02
Bentuk
Desentralisasi
This is the subtitle that makes it
comprehensible
Bentuk
DEKOSENTRASI → Menurut Rondinelli dan Cheema (1983), dekonsentrasi
merupakan pelimpahan tanggung jawab pemerintah pusat kepada daerah.

DELEGASI → Perwakilan atau utusan dengan proses penunjukan secara


langsung maupun secara musyawarah untuk mengutusnya menjadi salah
satu perwakilan suatu kelompok atau lembaga.

DEVOLUSI → Pelimpahan kekuasaan dari pemerintah pusat dari suatu


negara berdaulat kepada pemerintah pada tingkat subnasional, seperti
tingkat regional, lokal, atau negara bagian.

PARTNERSHIP→ Pemerintah pusat hanya melimpahkan pembagian dana


yang dibutuhkan, sedangkan perimbangan dananya diserahkan
sepenuhnya kepada organisasi masyarakat terlibat

PRIVATISASI/DIVESTASI → adalah proses pengalihan kepemilikan dari


milik umum menjadi milik pribadi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, desentralisasi dibedakan menjadi tiga bagian

Politik Fungsional Kebudayaan


Desentralisasi ini melimpahkan Desentralisasi fungsional Desentralisasi kebudayaan
kewenangan dari pemerintahan adalah pemberian hak yaitu pemberian hak
pusat yang meliputi hak mengatur kepada golongan tertentu kepada golongan minoritas
dan mengurus kepentingan rumah untuk mengurus dalam masyarakat untuk
tangga sendiri bagi badan-badan kepentingan golongan menyelenggarakan
politik di daerah yang dipilih oleh dalam masyarakat. Baik kebudayaan sendiri, seperti
rakyat dalam daerah-daerah terikat maupun tidak pada pendidikan, agama, dan
tertentu. suatu daerah tertentu, lainnya
seperti mengurus irigasi
bagi petani.
03
Karakteristik
Desentralisasi
This is the subtitle that makes it
comprehensible
Karakteristik Desentralisasi

Sebuah Trend Sebuah Proses Imbangan Globalisasi

Campuran 4 Pendekatan Holistik Pendekatan


Dimensi dan Sistemik Pemograman Lokal
Karakteristik Desentralisasi
Ada beberapa karakteristik tertentu yang terdapat pada sistem desentralisasi. Menurut Smith (1985).
Asas desentralisasi diantaranya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Adanya pendelegasian/ pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk dapat melaksanakan fungsi tertentu dari pemerintahan.
2. Adanya wewenang pemerintah daerah untuk menetapkan dan melaksanakan suatu kebijakan yang
bertujuan untuk mengatur dan mengurus kepentingan daerahnya.
3. Adanya kewenangan dalam menetapkan dan mengatur norma hukum yang berlaku secara umum dan
juga yang sifatnya abstrak.
4. Penerima wewenang adalah daerah otonom, dimana fungsi yang diserahkan dapat dirinci atau fungsi
yang tersisa.
5. Adanya kewenangan untuk menetapkan norma hukum yang bersifat individual dan juga konkrit.
6. Daerah otonomi berada di luar hierarki organisasi pemerintah pusat.
7. Menunjukkan pada pola hubungan antara organisasi.
8. Terciptanya political variety dan diversity of structure di dalam sistem politik.
04
Desentralisasi dan Otonomi
Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Pasal 1 Ayat 7 tentang Pemerintah Daerah

“Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang Pemerintah kepada daerah


otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem
Negara Kesatuan republik indonesia.”

Otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 Ayat 5

“Hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan


mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Sesuai dengan penjelasan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, bahwa pemberian kewenangan
otonomi daerah kabupaten dan kota didasarkan kepada desentralisasi dalam wujud otonomi
yang luas, nyata dan bertanggung jawab, yaitu:

Otonomi yang
Otonomi Luas Otonomi Nyata
Bertanggung Jawab
Keleluasaan daerah untuk Keleluasaan daerah untuk Perwujudan pertanggungjawaban
menyelenggarakan menyelenggarakan kewenangan sebagai konsekuensi pemberian
pemerintahan yang pemerintah di bidang tertentu yang hak dan kewenangan kepada
mencakup semua bidang secara nyata ada dan diperlukan daerah dalam mencapai tujuan
pemerintahan serta tumbuh hidup dan pemberian otonomi
berkembang di daerah
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Pada dasarnya terkandung tiga misi utama


pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
fiskal, yaitu :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan


publik kepada masyarakat.
2. Menciptakan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan sumber daya daerah.
3. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi
masyarakat (publik) untuk berpartisipasi dalam
proses pembangunan.
05
Problematika Desentralisasi di Indonesia

This is the subtitle that makes it


comprehensible
Problematika Desentralisasi di Indonesia

Anggaran Daerah lebih Masalah kesiapan aparatur


banyak dialokasikan pemerintah daerah untuk
untuk belanja pegawai mengemban kewenangan yang
dimilikinya

Lemahnya perolehan Terjadinya kesenjangan


PAD sebagai akibat dari pembangunan antar
kewenangan pajak yang wilayah
terbatas.
Problematika Desentralisasi di Indonesia
Anggaran Daerah lebih banyak dialokasikan untuk belanja pegawai
Anggaran Daerah lebih banyak dialokasikan untuk belanja pegawai, yakni sekitar 70%. Hal
ini mengakibatkan Pemerintah Daerah mengalami kesusahan dalam mengalokasikan
anggaran yang tepat sebab Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimiliki tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan anggaran.

Menurut data Kementerian Dalam Negeri diketahui hanya 5% saja kebutuhan anggaran
dapat dipenuhi, sisanya mengandalkan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi
Khusus (DAK) yang dikucurkan oleh pemerintah pusat.
Problematika Desentralisasi di Indonesia

Lemahnya perolehan PAD sebagai akibat dari kewenangan pajak yang


terbatas.
Lemahnya perolehan PAD sebagai akibat dari kewenangan pajak yang terbatas.
Desentralisasi Fiskal di Indonesia saat ini belum berjalan optimal. Pemerintah Daerah
hanya diberikan kewenangan untuk menjalankan sejumlah kegiatan pelayanan dan
penyediaan barang publik.

Sementara di sisi kewenangan pajak masih banyak pajak strategis yang dipungut oleh
pemerintah pusat seperti pajak bumi dan bangunan dan pajak penghasilan. Sehingga
pemerintah daerah belum mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan anggarannya
dengan mengandalkan dari PAD.
Problematika Desentralisasi di Indonesia
Masalah kesiapan aparatur pemerintah daerah untuk mengemban
kewenangan yang dimilikinya
Hal ini disebabkan karena pemerintah daerah terbiasa bergantung pada pemerintah pusat,
sebagai contohnya seluruh kebutuhan implementasi kebijakan mulai dari anggaran,
petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis sudah disediakan oleh pemerintah pusat.

Terjadinya kesenjangan pembangunan antar wilayah


Terjadinya kesenjangan pembangunan antar wilayah mulai dari kawasan perkotaan dan
pedesaan, kemudian antara wilayah Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian
Timur. Selain itu, terjadinya kesenjangan antara pembangunan di Pulau jawa dengan
pembangunan di luar pulau Jawa, serta lemahnya pembangunan di kawasan perbatasan
negara dan pulau-pulau terluar di Indonesia. Problematika tersebut masih menjadi
masalah ketidakadilan pembangunan yang menyebabkan daerah-daerah di berbagai
kawasan merasa bahwa penyelenggaraan otonomi daerah belum sepenuhnya membawa
Problematika Desentralisasi di Indonesia

Terjadinya kesenjangan pembangunan antar wilayah


Terjadinya kesenjangan pembangunan antar wilayah mulai dari kawasan perkotaan dan
pedesaan, kemudian antara wilayah Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian
Timur.

Selain itu, terjadinya kesenjangan antara pembangunan di Pulau jawa dengan


pembangunan di luar pulau Jawa, serta lemahnya pembangunan di kawasan perbatasan
negara dan pulau-pulau terluar di Indonesia.

Problematika tersebut masih menjadi masalah ketidakadilan pembangunan yang


menyebabkan daerah-daerah di berbagai kawasan merasa bahwa penyelenggaraan
otonomi daerah belum sepenuhnya membawa keadilan bagi masyarakat
Penyelesaian Masalah Desentralisasi
Tersedianya Dana Cadangan Masing-Masing Daerah Otonom.
Daerah yang memperoleh pelimpahan kewenangan otonomi hendaknya memiliki
anggaran dan cadangan yang memadai serta didukung dengan kapasitas menggalang
penerimaannya sendiri sepanjang hal tersebut selaras dengan kewenangan yang dimiliki
oleh daerah.

Oleh karena itu, penguatan kapasitas pemungutan pajak oleh pemerintah daerah
merupakan hal yang wajib dibenahi. Hal ini didukung dengan perlunya kejelasan distribusi
wewenang pemungutan pajak baik antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota.

Pajak yang strategis hendaknya langsung diserahkan kepada lini desentralisasi yang
langsung bersentuhan sehingga kebijakan desentralisasi dapat memberikan manfaat dan
dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Penyelesaian Masalah Desentralisasi
Perbaikan Kompetensi Aparatur Pemerintahan.
Pemerintah daerah harus mempekerjakan aparatur pemerintahan yang kompeten. Dalam
hal ini seharusnya pemerintah daerah melakukan pembenahan sistem kepegawaian
daerah dimana seorang pegawai bekerja sesuai dengan profesionalitasnya, dipecat
apabila tidak kompeten, dan dapat dialihkan ke pekerjaan lain atas alasan profesionalisme
dan efektivitas kerja serta dipromosikan sesuai dengan masa kerja serta kinerjanya.

Oleh karena itu, program reformasi kepegawaian di lingkungan pemerintah daerah


hendaknya mulai ditata secara sistematik dan rasional. Badan Kepegawaian Daerah harus
mengambil peranan yang signifikan dalam menentukan proses tersebut sehingga
mekanisme kepegawaian dapat dijalankan secara adil dan transparan untuk menciptakan
organisasi pemerintah daerah yang handal.
Penyelesaian Masalah Desentralisasi

Penguatan Lembaga Legislatif


Penguatan lembaga legislatif yang dipilih oleh masyarakat, sehingga mampu memutuskan
kebijakan dan menentukan prosedur internal organisasinya agar dapat menghasilkan
Peraturan Daerah yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
● Smith, B.C. (1985). Decentralization: The Territorial Dinetion of the state. George Allen & Urwin.
Sidney. Australia.
● Memahami Desentralisasi Indonesia.
https://portal.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/02/mnoor_buku_memahami_desentralisas
i_indonesia%20(02-02-13-08-47-07).pdf . diakses pada 14/10/2022.
● Faisal, Huda. (2016). Otonomi Daerah: Masalah dan Penyelesaiannya di Indonesia. UNRI: Sumatera
Utara
● Wicaksono. 2012. Problematika dan Tantangan Desentralisasi di Indonesia. Bandung: Jurnal Bina Praja
Thanks!
Does anyone have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icon by Flaticon, and infographics & images from Freepik

Please keep this slide for attribution


Kelompok 2-Raden dewi Sartika
Sistem Pembangunan
Kesehatan Nasional
Daerah
Dyah Ayu Mustikaningrum (2106762326)
Fathiya Nissa Mulyaningrum (2106762345)
Nadya Raihanny (2106762515)
Julita Pangesti (1906428890)
Table of contents
Apa arti dan
Bagaimana cara
tujuan
mewujudkan
01 pembangunan 03 good governance
nasional?

Apa arti tata Apa arti dan


kelola yang tujuan
02 baik/ good 04 pembangunan
governance? kesehatan?
01
Pembangunan
Nasional
Pembangunan
Nasional
Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
-UU NOMOR 25 TAHUN 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional

Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang
merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah NKRI
yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan
bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang
merdeka, bersahabat, tertib, dan damai
-UU NOMOR 20 TAHUN 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah
02
Tata kelola yang baik
atau Good Governance
Good Governance
● Mardiasmo (2009) menyatakan Good Governance adalah sebuah konsep
pemerintahan yang baik dan berorientasi kepada pembangunan sektor publik.
Tujuan akhir yang dicapai adalah peningkatan pembangunan dan
kesejahteraan publik.

● Arti good dalam good governance mengandung dua pengertian sebagai


berikut.
a. Pertama, nilai yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat, dan
nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan
(nasional), kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial.
b. Kedua, aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut.
03
Cara mewujudkan tata
kelola yang baik
dalam pembangunan
kesehatan
Untuk mewujudkan tata kelola pembangunan
kesehatan yang baik, terdapat serangkaian
upaya yang harus dilakukan, yaitu:

1. Adanya pembagian kewenangan dan mekanisme hubungan kerja


yang jelas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah,
antar kementerian/lembaga, termasuk di tingkat daerah.
2. Dibangun struktur kelembagaan yang tepat ukuran (right sizing)
untuk mewadahi pelaksanaan urusan kesehatan.
3. Diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) dan alokasi keuangan
yang cukup, serta produk layanan kesehatan yang dihasilkannya
pun harus jelas standar mutunya (standard of quality).
4. Untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan urusan kesehatan
maka mekanisme pembinaan dan pengawasan harus dilaksanakan
secara efektif..

NASIONAL, K. P. P., & NASIONAL, B. P. P. (2019). PENGUATAN SISTEM


PELAYANAN KESEHATAN.
04
Apa arti dan tujuan
pembangunan
kesehatan?
Pembangunan kesehatan → bagian dari pembangunan nasional
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan


kesehatan, diperlukan dukungan dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN).

Prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu mempercepat pelaksanaan pembangunan


kesehatan dan agar lebih terarah serta lebih meningkatkan sinergi di antara subsistem-subsistem
dari Sistem Kesehatan Nasional.

Proses atau cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya
kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya
manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, manajemen, informasi dan regulasi
kesehatan serta pemberdayaan masyarakat.
Referensi
● Prof. DR. Hj. Sedarmayanti, M.Pd., APU. GOOD GOVERNANCE “Kepemerintahan Yang
Baik”, Bandung: CV. Mandar Maju, 2012, hlm. 6.
● Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
● UU NOMOR 25 TAHUN 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
● UU NOMOR 20 TAHUN 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
● NASIONAL, K. P. P., & NASIONAL, B. P. P. (2019). PENGUATAN SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN.
● PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG
SISTEM KESEHATAN NASIONAL
● Kemenkes RI. Naskah Akademik RUU Rumah Sakit. Available at: hukor.kemkes.go.id
Terima
Kasih
Pembangunan nasional : upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan seperti aspek ekonomi,
politik, sosial budaya untuk mencapai tujuan nasional.

Tata kelola: adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang mempengaruhi
pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu organisasi. Penerapan tata kelola pemerintahan yang
baik secara konsisten dapat meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, dan juga
meningkatkan kualitas pelayanan publik,

Sistem berjalan : Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak yang besar terhadap pembangunan
nasional. Hal ini berpengaruh terhadap pencapaian sasaran RPJMN 2020-2024. Saat ini, pemerintah terus
berupaya memenuhi berbagai kebutuhan pembangunan nasional, dengan membentuk Rencana Kerja
Pemerintah RKP 2021 yang memiliki empat fokus.
1. Pemulihan industri, pariwisata, dan investasi
2. Reformasi sistem kesehatan nasional
3. Reformasi sistem jaring pengaman sosial
4. Reformasi sistem ketahanan bencana

Misalnya pembangunan kesehatan, dengan melakukan Reformasi Sistem Kesehatan Nasional. Area
reformasi dan strategi kunci saat ini seperti penguatan puskesmas, peningkatan RS & yankes,
pengendalian penyakit & imunisasi.
Hubungan HDI dan SDGs:

HDI (Human Development indeks yaitu suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan
manusia yang dianggap sangat mendasar, yang digunakan sebagai indikator yaitu(i) bidang kesehatan :
usia hidup (logetivity) ; (ii) bidang pendidikan : pengetahuan(knowledge) ; dan (iii) bidang ekonomi :
standar hidup layak (decent living). indonesia urutan 114 (mengalami peningkatan dari 116)

SDGs
→ tahun 2021 Indonesia berada pada ranking 82 dari 163,
→ Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh
para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan
melindungi lingkungan.
Diskusi
Kelompok
Kelompok 2
Dyah Ayu Mustikaningrum (2106762326)
Fathiya Nissa Mulyaningrum (2106762345)
Nadya Raihanny (2106762515)
Julita Pangesti (1906428890)
01
Pembangunan
Ekonomi dan
Kesehatan
Pembangunan Ekonomi atau Pembangunan
Kesehatan yang harus diutamakan?
Kesehatan merupakan salah satu modal manusia (human capital) yang sangat diperlukan
dalam menunjang pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan kesehatan merupakan
prasyarat bagi peningkatan produktivitas.

Tjiptoherijanto (1993) mengatakan bahwa kesehatan dapat mempengaruhi pertumbuhan


ekonomi melalui beberapa cara, seperti :
● Perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan pertambahan dalam partisipasi
tenaga kerja.
● Perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan yang
kemudian menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kesehatan yang buruk akan memberikan pengaruh buruk terhadap pertumbuhan ekonomi.
Beban berat yang diakibatkan oleh penyakit memiliki pengaruh terhadap produktivitas,
kependudukan, dan pendidikan masyarakat, memiliki peranan dalam kinerja ekonomi yang
buruk dan kronis di negara-negara Afrika.
Pembangunan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat, dan
perbaikan pada kondisi kesehatan masyarakat akan mempengaruhi produktivitas kerja.

Namun, pembangunan ekonomi juga harus berjalan, karena dengan adanya peningkatan
kesehatan masyarakat saja tanpa adanya upaya memerangi kemiskinan akan memperlambat
penurunan angka kematian di masa mendatang yang memang sangat erat hubungannya
dengan bidang kesehatan tersebut. Aspek ekonomi seperti pendapatan merupakan syarat
utama untuk dapat menikmati fasilitas kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat.

Selain itu, pembangunan ekonomi yang maju akan menjamin faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan seperti:
1. Tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil, dan merata
2. Tersedianya keadaan lingkungan yang memadai
3. Sumber daya manusia yang berkualitas
Contoh
Berbagai indikator kesehatan di negara-negara berpendapatan rendah jika dibandingkan
dengan negara-negara berpendapatan tinggi, memperlihatkan bahwa angka kesakitan dan
kematian secara kuat berkorelasi terbalik dengan pendapatan. Artinya pendapatan masyarakat
yang rendah akan disusul oleh angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Selain itu, tingkat
kematian anak pada negara termiskin diperkirakan empat kali lebih besar dibandingkan
dengan tingkat kematian pada negara terkaya.

Beberapa alasan meningkatnya beban penyakit pada penduduk miskin:


1. Penduduk miskin lebih rentan terhadap penyakit karena terbatasnya akses terhadap air
bersih dan sanitasi serta kecukupan gizi
2. Penduduk miskin cenderung enggan mencari pengobatan walaupun sangat
membutuhkan karena terdapatnya kesenjangan yang besar dengan petugas kesehatan,
terbatasnya sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan terbatasnya
pengetahuan untuk menghadapi serangan penyakit

Oleh karena itu pembangunan ekonomi lebih diutamakan, namun ekonomi dan kesehatan
seharusnya berjalan bersama dan berkesinambungan.
02
transformasi
kesehatan
Transformasi/trans·for·ma·si/ n 1 perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya):; 2
Perubahan struktur gramatikal menjadi struktur gramatikal lain dengan menambah,
mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya; (KBBI, 2022)
Jenis Trasformasi
Kesehatan
1. Layanan Primer,
2. Layanan Rujukan,
3. Sistem Ketahanan Kesehatan,
4. Sistem Pembiayaan Kesehatan,
5. SDM Kesehatan, dan
6. Teknologi Kesehatan
Jenis Trasformasi
Kesehatan
1. Layanan Primer,
2. Layanan Rujukan,
3. Sistem Ketahanan Kesehatan,
4. Sistem Pembiayaan Kesehatan,
5. SDM Kesehatan, dan
6. Teknologi Kesehatan
1. Layanan Primer
● Ada sekitar 12 ribuan Puskesmas yang tersebar di semua wilayah Indonesia. Menurut
Menkes, jumlah tersebut tidak akan mencapai pemerataan pelayanan kesehatan. Ada
sejumlah program yang akan dilakukan di antaranya menata ulang jaringan fasilitas
layanan kesehatan.
● Posyandu ini bisa diatur oleh Kementerian Dalam Negeri atau Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Posyandu ini akan bertindak
secara lebih aktif bukan hanya melayani bayi dan ibu tapi akan melayani seluruh
siklus hidup termasuk remaja, dewasa, dan Lansia.
● Reformasi laboratorium kesehatan masyarakat.
1. Layanan Rujukan,
● Fokus pada tiga penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia yaitu penyakit
jantung, stroke, dan kanker → target bahwa rumah sakit di seluruh provinsi pada
2024, harus bisa melayani penyakit jantung, stroke, dan kanker.
1. Sistem Ketahanan Kesehatan,
● Vaksin diagnostik dan terapeutik itu semuanya ada di Indonesia. Minimal 50% itu
diproduksi di dalam negeri dari hulu ke hilir.
4. Sistem Pembiayaan Kesehatan
● Melakukan transparansi dan perhitungan yang bagus. Hal itu untuk menghindari terjadinya
masalah antara penyedia jasa dan yang membayar jasa→ annual health account-nya setiap
tahun dan menjadi kewajiban semua fasilitas kesehatan untuk lapor
5. SDM Kesehatan
● Jumlah dokter standarnya satu per 1000 penduduk. Kebutuhan di Indonesia masih belum
terpenuhi ditambah lagi dengan distribusi yang belum merata. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah melalui academic health system.
● Academic health system merupakan sebuah model kebijakan yang mengakomodir potensi
masing-masing institusi ke dalam satu rangkaian visi yang berbasis pada kebutuhan
masyarakat. Konsep ini merupakan integrasi pendidikan kedokteran bergelar, dengan program
pendidikan profesional kesehatan lainnya yang memiliki rumah sakit pendidikan atau berafilisasi
dengan rumah sakit pendidikan, sistem kesehatan, dan organisasi pelayanan kesehatan,
diharapkan sistem ini dapat menghitung jumlah dan jenis lulusan SDM Kesehatan dan
memenuhi kebutuhan wilayah; Mendefinisikan profil dan value SDM Kesehatan yang diperlukan
di wilayah tersebut; serta menentukan pola distribusi SDM Kesehatan yang sustainable mulai
dari layanan primer hingga tersier.
6.Teknologi Kesehatan
● Rekam medis digital secara menyeluruh. Dengan demikian itu nanti dimasukkan ke
databasenya rumah sakit. Sehingga kalau satu pasien pindah rumah sakit maka
pasien tidak perlu melakukan rontgen ulang atau tes darah ulang sehingga itu akan
jauh lebih efisien
03
Mekanisme Kebijakan
Kesehatan Pusat ke Daerah
Pemerintah Daerah
Kebijakan otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, secara eksplisit memberikan otonomi yang luas
kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai kepentingan
dan kesejahteraan masyarakat daerah.

Pemerintah Daerah harus mengoptimalkan pembangunan daerah yang


berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Camat dalam menjalankan tugasnya
dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada bupati/wali
kota melalui sekretaris daerah kabupaten/kota. Pertanggungjawaban Camat
kepada bupati/wali kota melalui sekretaris daerah adalah pertanggungjawaban
administratif.
Pembagian Urusan Pemerintah Bidang
Kesehatan (UU 23 Tahun 2014)
b. Pemerintah Daerah Provinsi
1. Upaya Kesehatan:
- Pengelolaan UKP rujukan tingkat
a. Pemerintah Pusat
Daerah provinsi/lintas Daerah
- Pengelolaan Upaya kesehatan
kabupaten/kota.
perorangan (UKP) rujukan
- Pengelolaan UKM Daerah provinsi dan
nasional/lintas Daerah provinsi.
rujukan tingkat Daerah provinsi/lintas
- Pengelolaan upaya kesehatan
Daerah kabupaten/kota.
masyarakat (UKM) nasional dan
- Penerbitan izin rumah sakit kelas B dan
rujukan nasional/lintas Daerah provinsi.
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
- Penyelenggaraan registrasi, akreditasi,
Daerah provinsi.
dan standarisasi fasilitas pelayanan
kesehatan publik dan swasta.
- Penerbitan izin rumah sakit kelas A dan
fasilitas pelayanan kesehatan
penanaman modal asing (PMA) serta
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
nasional.
Pembagian Urusan Pemerintah Bidang
Kesehatan (UU 23 Tahun 2014)
c. Daerah Kabupaten/Kota
- Pengelolaan UKP Daerah kabupaten/kota dan rujukan tingkat
Daerah kabupaten/kota.
- Pengelolaan UKM Daerah kabupaten/kota dan rujukan tingkat
Daerah kabupaten/kota.
- Penerbitan izin rumah sakit kelas C dan D dan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat Daerah kabupaten/kota.
- Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh
kabupaten/kota, kelompok masyarakat, organisasi swadaya
masyarakat dan dunia usaha tingkat kabupaten/kota.
Keuangan Daerah
Adapun mekanisme perimbangan keuangan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri
atas:
1. sumber pendapatan daerah berupa pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang sah, dan pendapatan lainnya yang sah,
2. dana perimbangan yang terdiri dari dana bagi hasil dana alokasi umum (DAU),
3. dana alokasi khusus (DAK) yang ditetapkan pada setiap tahun anggaran dalam APBN,
dan lain-lain pendapatan.
Sementara itu, dalam rangka menjalankan urusan wajib daerah di bidang kesehatan,
Pemerintah Daerah tidak hanya mendapatkan transfer dana berupa DAU namun juga
mendapat DAK bidang kesehatan. DAK bidang kesehatan ini adalah dana yang bersumber
dari APBN yang dialokasikan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
yang difokuskan pada penurunan angka kematian ibu, bayi dan anak, penanggulangan
masalah gizi, serta pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan terutama untuk
pelayanan kesehatan penduduk miskin, dan penduduk di daerah tertinggal, terpencil,
perbatasan dan kepulauan dan daerah bermasalah kesehatan
Dana Alokasi Khusus Fisik dan Non-Fisik
Dari rincian tersebut, tampak jelas
bahwa fokus desentralisasi bidang
kesehatan adalah pada investasi
sarana kesehatan dan pengadaan alat
kesehatan dan obat-obatan. Walaupun
begitu, Pemerintah Daerah masih
mendapatkan kewenangan untuk
penyelenggaraan jaminan persalinan
pada kelompok penduduk yang belum
menjadi perserta JKN.
thank you
Diskusi Kelompok

Kelompok 2
Dyah Ayu Mustikaningrum
Fathiya Nissa
Julita Pangesti
Nadya Raihanny
1. Pada desentralisasi telah dijelaskan peran pusat dan daerah, bagaimana
konteksnya di kesehatan

2. Kapasitas fiskal, mengapa penting? Apakah ada kaitannya dengan dana yang
diperoleh dan dimiliki oleh daerah

3. Ada pengertian mengenai SPM dan Alokasi 10% apbd u/ kesehatan. Apa
maksudnya dan tujuan?
1. Pada desentralisasi telah dijelaskan peran pusat dan daerah, bagaimana konteksnya di
kesehatan

dalam bidang kesehatan, desentralisasi kesehatan adalah penyerahan wewenang


pemerintahan di bidang kesehatan dari pemerintah pusat kepada daerah.

tujuan desentralisasi kesehatan:

1. mengoptimalkan pembangunan di bidang kesehatan


2. peningkatan keterlibatan masyarakat
3. penyediaan pelayanan kesehatan yang sesuai kebutuhan masyarakat
setempat
Kapasitas fiskal, mengapa penting? Apakah ada kaitannya dengan dana yang diperoleh dan
dimiliki oleh daerah

Kapasitas Fiskal adalah gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah yang dicerminkan melalui
penerimaan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (tidak termasuk dana alokasi khusus, dana
darurat, dana pinjaman lama, dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran
tertentu) untuk membiayai tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan jumlah
penduduk miskin.

Mengapa Penting? Karena Kapasitas Fiskal digunakan sebagai:

1. Pertimbangan dalam penetapan daerah penerima hibah.


2. Penentuan besaran dana pendamping oleh pemerintah daerah, jika dipersyaratkan.
3. Penilaian atas usulan pinjaman daerah
Kapasitas fiskal, mengapa penting? Apakah ada kaitannya dengan dana yang
diperoleh dan dimiliki oleh daerah

Kaitan dengan dana yang diperoleh dan dimiliki daerah


Peta Kapasitas Fiskal Daerah
Peta Kapasitas Fiskal Daerah adalah gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan
berdasarkan indeks kapasitas fiskal daerah.

Peta Kapasitas Fiskal Daerah dapat digunakan untuk:

a. pertimbangan dalam penetapan daerah penerima hibah;


b. penentuan besaran dana pendamping oleh pemerintah daerah, jika dipersyaratkan; dan/ atau
c. penggunaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penghitungan indeks Kapasitas Fiskal Daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf b didasarkan pada formula sebagai berikut:
3. SPM dan alokasi 10% APBD untuk kesehatan
Berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak
diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar
Warga Negara.
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar terdiri atas:
Pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang; perumahan dan
kawasan permukiman; ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan
masyarakat; dan sosial.
SPM Kesehatan
Dalam APBD dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM, alokasi anggaran oleh pemerintahan
daerah bersumber dari: APBD; APBN; dan/atau Sumber dana lain yang sah. Tim Anggaran Pemerintah
Daerah memastikan anggaran program dan kegiatan pemenuhan Pelayanan Dasar dan SPM dalam
APBD.

Pemerintah Daerah berkewajiban mengalokasikan dana untuk kesehatan minimal 10% dari APBD
sesuai dengan ketentuan Pasal 171 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
khususnya kegiatan yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat .

Anggaran 10% APBD dalam kesehatan dapat digunakan untuk biaya kesehatan, laboratorium
kesehatan, optimalisasi fasilitas pelayanan kesehatan, peningkatan alat kesehatan, dan peningkatan
kompetensi serta jumlah tenaga kesehatan, termasuk insentif tenaga kesehatan guna mewujudkan
pelayanan kesehatan primer dan rujukan yang lebih baik sehingga dapat tercapai Standar Pelayanan
Minimal.
Alokasi 10% APBD untuk kesehatan
Anggaran tersebut dapat diprioritaskan untuk mendukung program Jaminan
Kesehatan Nasional.

Pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan dan kementerian dalam negeri
harus saling berkoordinasi agar alokasi 10% APBD ini dapat benar benar
diarahkan dengan konteks kebutuhan daerah masing – masing. Setiap daerah
memiliki isu kesehatan yang berbeda. Misalnya di daerah Indonesia timur yang
memiliki isu kesehatan tentang stunting maka pemerintah pusat dapat
memprioritaskan 10% dari APBD wilayah timur untuk isu kesehatan ini.
Tambahan
Tambahan Dhesinta (kelompok 4) mengenai kapasitas fiskal, kapasitas fiskal
terdiri dari

-Desentralisasi-kapasitas fiskal: ketergantungan dana dari pusat, sehingga ada


plot 10%. Kapasitas fiskal masing-masing daerah akan berpengaruh dari APBD
berbagai sumber. Menyusun peta kapasitas fiskal daerah yang dikumpulkan
berdasarkan indeks kapasitas fiskal daerah.

-sustain dan pemerataan (equity) yang adil. Transformasi untuk membuat daerah
memiliki kesehatan yang sama cepat(Kemenkes). Dana untuk program prioritas di
earmark (masalah kesehatan, kemampuan daerah) dari pusat.
Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai