Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM

MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI INDONESIA

Makalah ini disusun oleh Kelompok 3:

1. Fidela Sintika Amara Putri (20108010014)


2. Siti Khoiriah (20108010015)
3. Dini Arofah (20108010016)
4. Syauqi Ghufran Lubis (20108010017)
5. Syakur Mubarak (20108010018)
6. Naufal Aulia Rahman (20108010019)

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:

Iswantoro, SH, M.Si

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA

Implementasi Good Governance Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Di


Indonesia

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita saat ini sangat
membutuhkan kesejahteraan sosial bagi seluruh lapis masyarakat tanpa
terkecuali. Hal tersebut juga merupakan salah satu dari lima sila Pancasila yang
berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Kesejahteraan sosial
tersebut merupakan PR besar bagi pemerintah saat ini. Ditambah lagi dengan
problem pandemi virus Covid-19 (Corona Virus Desease 2019) yang kini
sedang mewabah di negara kita dan juga negara-negara lain di atas permukaan
bumi ini, sehingga membuat masalah semakin hari menjadi semakin kompleks.
Kesejahteraan untuk masyarakat Indonesia yang sekarang ini sedang di
impi-impikan memerlukan banyak komponen untuk mewujudkannya.
Komponen vital diantaranya adalah pemerintahan yang bagus atau lebih dikenal
dengan istilah “Good Governace”.
Kami melihat bahwa variabel good governance ini merupakan hal yang
sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat
Indonesia. Mengapa demikian?, tidak lain adalah karena posisi pemerintah
sebagai regulator dan eksekutor dalam perwujudan kesejahteraan sosial ini.
Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah akan menentukan nasib
negara Indonesia ini untuk kedepannya. Oleh sebab itu pemerintahan yang
bersifat bagus, bersih, dan bijak sangat diperlukan dalam hal ini.
Menurut kami, good governance ini harus berlaku sesuai norma-norma
yang ada seperti tranparansi, akuntabel, taat hukum dan lain-lain. Karena
bagaimana pun juga norma-norma harus dipatuhi agar menjadi dasar pijakan
yang jelas bagi pergerakan di dalam tubuh pemerintahan dalam menimbang,
menakar, serta menentukan kebijakan-kebijakan yang nantinya akan diterapkan
di kehidupan masyarakat luas.
Bilamana pihak-pihak di dalam pemerintahan tidak berjalan sesuai
norma yang ada, berkemungkinan akan menimbulkan sebuah keanehan yang
tidak biasa dan menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat yang nantinya
juga hanya akan menambah problem-problem yang baru. Selain itu, bilamana
pemerintah tidak berjalan sesuai norma yang ada, maka dikhawatirkan sikap
seperti ini akan terwarisi kepada pemerintahan pada periode setelahnya. Hal ini
berpotensi menimbulkan dampak buruk dalam tubuh pemerintahan itu sendiri,
yang akhirnya berimbas pada masyarakat luas.
Implementasi good Governance di Indonesia saat ini masih sangat
banyak tantangannya, contohnya pandemi virus Covid-19 ini yang merupakan
krisis multidimensional yang diberitakan oleh media 1. Krisis multidimensional
ini sangat membahayakan nasib bangsa untuk kedepannya karena terkait banyak
hal, mulai dari krisis ekonomi, krisis ideologi, yang pastinya juga akan
menimbulkan krisis sosial dan krisis kepercayaan.
Perihal itu yang menjadi ketertarikan kami untuk membahas
implementasi good governance dalam mewujudkan kesejahteraan dalam
makalah ini, karena memang kami benar-benar memandang penting komposisi
good governace dalam mewujudkan kesejahteraan yang didamba-dambakan
oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Menurut kami dengan implementasi good governance yang proposional
secara keseluruhan, diharapkan akan benar-benar terwujud kesejahteraan
masyarakat Indonesia seluruhnya. Bilamana kesejahteraan sudah tercapai, maka
bangsa Indonesia ini sudah mencapai puncak kejayaannya. Siapa yang tidak
menginginkan kejayaan bagi bangsanya sendiri? tentu semua orang
menginginkan hal tersebut.
Namun memang sangat berat untuk menggapai itu dikarenakan terhalang
dengan berbagai macam masalah yang kompleks seperti yang sudah kami
paparkan sedikit di atas. Tujuan ini membutuhkan komponen-komponen yang
tidak biasa-biasa saja, melainkan harus luar biasa, dan sesama komponen
tersebut harus bersinergi dalam mewujudkan tujuan ini.

1
https://www.beritasatu.com/politik/622407/cegah-krisis-multidimensi-pemerintah-diminta-lebih-tegas-
tangani-covid19
Akan tetapi bagaimana pun juga, posisi pemerintah lah yang menjadi
mesin serta tuas kendali jalannya. Sekali lagi kami tegaskan bahwa, kami
melihat bahwa good governance merupakan variabel yang sangat vital dalam
mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia, karena
posisi pemerintah lah yang memiliki wewenang untuk membuat regulasi dan
mengeksekusi regulasi tersebut kepada masyarakat luas.
Demikian daya tarik kami untuk membahas implementasi good
governance dalam mewujudkan kesejahhteraan masyarakat di Indonesia, dalam
makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita semuanya untuk lebih perhatian
terhadap implementasi good governance di Indonesia yang berlaku sesuai
norma-norma yang ada.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat diambil rumusan masalah, sebagai
berikut:
1. Bagaimana implementasi good governance dalam mewujudkan
kesejahteraan sosial di Indonesia?
2. Bagaimana cara mengatasi Krisis multidimensional?

C. Kerangka Teoritis
1. Definisi Good Governance
Istilah governance tidak sama dengan government. Ganie-Rochman
mengemukakan bahwa konsep “government” menunjuk pada suatu organisasi
pengelolaan berdasarkan kewenangan tertinggi (negara dan pemerintah. Paulus
Effendi Lotulung mengemukakan bahwa Konsep governance lebih inklusif
daripada government. Karena konsep governance melibatkan tidak sekedar
pemerintah dan negara, sehingga pihak-pihak yang terlibat juga sangat luas.2
Definisi good governance yang paling umum adalah kepemerintahan
yang baik, sedangkan Lembaga Administrasi Negara (LAN) mengartikan good
governance sebagai proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam

2
Paulus Effendi Lotulung, Tata Kepemerintahan yang Baik (Good Governance) Dalam Korelasinya
Dengan Hukum Administrasi, dalam Philipus M. Hadjon, et.al., Hukum Administrasi dan Good
Governance, Jakarta: Universitas Trisakti, 2012, hlm 37.
melaksanakan penyediaan public goods and services. Lebih lanjut LAN
menegaskan bahwa dilihat dari segi functional aspect, governance dapat ditinjau
dari apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya
mencapai tujuan yang telah digariskan atau sebaliknya.
Good dalam good governance menurut LAN mengandung dua
pengertian. Pertama, nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan/ kehendak
rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam
mencapai kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua,
aspek-aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efesien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Wujud good
governance menurut LAN adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang
solid dan bertanggung jawab serta efisien dan efektif dengan menjaga
“kesinergisan” interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor
swasta dan masyarakat.
Pondasi dasar dari terlaksananya sistem kepemerintahan yang baik
adalah partisipasi, yakni menyatakan bahwa semua anggota institusi governance
memiliki suara dalam mempengaruhi pembuatan keputusan. Prosedur dan
metode pembuatan keputusan harus transparan (transparant) agar supaya
memungkinkan terjadinya partisipasi efektif. Institusi governance harus efisien
dan efektif dalam melaksanakan fungsi-fungsinya, responsif terhadap kebutuhan
rakyat, memfasilitasi (fasilitative) dan memberi peluang (enabling) ketimbang
mengkontrol (controling), melaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan
(the rule of law).
2. Kriteria Pemerintahan yang Baik
United Nation Development Program (UNDP), menyebutkan ciri-ciri
dari good governance yakni mengikutsertakan semua transparan dan
bertanggung jawab, efektif dan adil, menjamin adanya supremasi hukum,
menjamin bahwa prioritas-prioritas politik, sosial dan ekonomi didasarkan pada
konsensus masyarakat, serta memperhatikan kepentingan mereka yang paling
miskin dan lemah dalam proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi
sumber daya pembangunan3. Sebagaimana yang dikutip oleh Lembaga
Administrasi Negara karakteristik good governance, sebagai berikut:
1. Participation: Setiap WN mempunyai suara dalam pembuatan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga atau institusi yang
mewakili,
2. Rule of Law: Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa
pandang bulu, terutama hukum untuk hak asasi manusia.
3. Transparancy: kebebasan arus informasi, yakni adanya ruang
kebebasan untuk memperoleh informasi publik bagi warga yang membutuhkan
4. Responsiveness: Lembaga-lembaga pemerintah harus mampu untuk
merespon kebutuhan masyarakat terutama yang berkaitan dengan kebutuhan
dasar dan HAM.
5. Consensus Orientation: Good Governance menjadi perantara
kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan-pilihan terbaik. Dengan
penyelsesaian secara musyawarah.
6. Equity: Semua WN baik laki-laki maupun perempuan, mempunyai
kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan ikut dalam proses
politik.
7. Effectiveness and Efficiency: Pemerintah harus efektif dan efisien
dam membuat suatu aturan, kebijakan dan pengelolaan lainnya.
8. Accountability: Suatu wujud daru kewajiban instansi pemerintahan
untuk bertanggung jawa atas keberhasilan maupun kegagalan dari suatu
kebijakan.
9. Strategic Vision: Pemerintah harus mempunyai perspektif good
governance dan pengembangan manusia yang jauh ke depan sejalan dengan
yang diperlukan untuk pembangunan.4
Dari karakteristik yang dikemukakan oleh UNDP tersebut, Sedarmayanti
mengemukakan teori bahwa terdapat prinsip utama sebagai gambaran
administrasi publik yang berdasar pada good governance yaitu sebagai berikut:

3
Miftah Toha, “Transparansi dan Pertanggung Jawaban Publik Terhadap Tindakan Pemerintah,”
(Makalah disampaikan pada seminar hukum nasional ke-7, Jakarta, 1999), hal. 2
4
Joko Widodo, Op.Cit., h. 25. Lihat pula dalam Philipus M. Hadjon, et.al., Op.Cit., h. 38-40.
1. Akuntabilitas: kewajiban bagi aparatur pemerintah untuk bertindak
selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan
kebijakan yang ditetapkannya.
2. Transparansi: Kepemerintahan yang baik bersifat transparan
terhadap rakyatnya, baik di tingkat pusat maupun daerah.
3. Keterbukaan: Terbukanya kesempatan bagi rakyat untuk mengajukan
tanggapan dan kritik terhadap pemerintah yang dinilainya tidak transparan.
4. Ketaatan pada aturan hukum: Kepemerintahan yang baik memiliki
jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap
kebijakan publik yang ditempuh.5
3. Konsep Kesejahteraan Sosial
Pemerintah yang baik dapat dikatakan sebagai pemerintah yang
menghormati kedaulatan rakyat, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Semua itu
sudah seharusnya dijadikan landasan bagi pemerintah daerah dalam
menyelenggarakan pemerintahan sehingga dapat terwujud kepemerintahan yang
baik sesuai dengan prinsip-prinsip good governance.
Sejalan dengan nilai kesejahteraan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 (UUD 1945) menyatakan bahwa tugas dari pemerintah Negara
Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum. Istilah “kesejahteraan
umum” yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 mempunyai arti yang
sama dengan istilah “kesejahteraan sosial” yang tercantum dalam Bab XIV UUD
1945 (Fahrudin, 2012) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2009 tentang kesejahteraan sosial, pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa
kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual,
dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan
diri.
Adi (2013) menyebutkan beberapa paradigma kesejahteraan sosial,
salah satunya adalah paradigma developmental atau model kesejahteraan
developmental. Paradigma ini merupakan konsepsi tentang sistem kesejahteraan

5
Sedarmayanti, Op.Cit., h. 7
sosial yang berdasarkan pada nilai-nilai keadilan sosial (social justice) yang
menekankan pada aspek kesetaraan, kerja sama, dan kemauan untuk saling
berbagi dari anggota masyarakat.
Dalam pengukuran kesejahteraan harus memperhatikan keseimbangan
antara unsur material dan nonmaterial. Secara ringkas, kedua unsur tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut (Ismail dkk, 2015).
1) Unsur material terdiri dari kebutuhan fisik dan sosial. Kebutuhan
fisik (badan) berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, yakni kebutuhan sandang,pangan dan
papan. Adapun kebutuhan sosial merupakan kebutuhan dasar manusia dalam
berinteraksi dengan manusia lainnya, yakni pendidikan, kesehatan, komunikasi,
dan transportasi.
2) Unsur nonmaterial terkait dengan kesejahteraan batiniah. Unsur
kesejahteraan ini adalah kebutuhan spritual, keamanan jiwa/kehidupan, serta
kemurnian dan kesempurnaan akal. Pengukuran tingkat kesejahteraan, baik
kesejahteraan individu, masyarakat

4. Teori Kesejahteraan Sosial

Teori kesejahteraan dengan pendekatan kapabilitas sejalan dengan konsep


keberdayaan. Menurut Mardikanto dan Soebianto (2015), dalam pemberdayaan
terdapat proses peningkatan kemampuan (kapabilitas) dan sikap kemandirian
masyarakat dalam memperbaiki mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu
dan masyarakat. Kapabilitas dapat pula dimaknai sebagai keberdayaan individu
atau organisasi dalam mewujudkan kesejahteraan bagi kehidupannya.
Kartasasmita (1996) menyatakan bahwa keberdayaan merupakan unsur-unsur
yang memungkinkan individu, organisasi atau masyarakat bertahan (survive)
dan dinamis serta dapat mengembangkan diri mencapai tujuan atau
kesejahteraan hidupnya.

D. Pembahasan

1. Implementasi Good Governance dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial


di Indonesia
Berdasarkan kerangka teori diatas dapat diketahui bahwa good
governance tak hanya sekedar berhubungan dengan pemerintagan saja. Akan
tetapi lebih dari itu, good governance adalah suatu organisasi yang melibatkan
negara dan pemerintah dalam menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang
baik

Anda mungkin juga menyukai