Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEWARGAAN NEGARAAN GOOD GOVERNANCE

DI SUSUN OLEH:
GUSTIAN RUMLUS
NIM: 220308024
KELAS: A/2

ISTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN
PRODI TADRIS BAHASA INDONESI
2023

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia
Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
berjudul “Good Governance”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………i
Daftar Isi………………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………...2
1.3. Tujuan…………………………………………………………………….2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Prinsip-Prinsip Good Governance……………..…………………………3
2.2. Mengkritisi Good Governance di Indonesia……………………………...4
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………….6
Daftar Pustaka

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Globalisasi yang menyentuh berbagai bidang kehidupan di seluruh wilayah
pemerintahan negara menurut reformasi sistem perekonomian dan pemerintahan, termasuk
birokrasinya, sehingga memungkinkan interaksi perekonomian antardaerah dan antarbangsa
berlangsung lebih efisien. Kunci keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya saing,
dan kunci dari daya saing adalah efisiensi proses pelayanan, serta mutu ketepatan dan
kepastian kebijakan publik. Kunci keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya saing
dan kunci dari daya saing adalah efisiensi proses pelayanan, mutu, dan kepastian kebijakan
publik. Dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, salah satu prasyarat yang perlu
dikembangkan adalah komitmen yang tinggi untuk menerapkan nilai luhur dan prinsip tata
kelola (good governance) dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan negara, sedangkan
diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.
United Nations Development Program (UNDP) dalam dokumen kebijakannya yang
berjudul “Governance for Sustainable Human Development” (1977), mendefinisikan
kepemerintahan (governance) sebagai berikut: “Governance is the exercise of economic,
political, and administrative authority to a country’s affairs at all levels and means by which
states promote social cohesion, integration, and ensure the well being of their population”
(Keterampilan adalah pelaksanaan kewenangan/kekuasaan dalam bidang ekonomi, politik, dan
administratif untuk mengelola berbagai urusan Negara pada setiap tingkatannya dan merupakan
instrument kebijakan negara untuk mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan integritas dan
kohesitas sosial dalam masyarakat).
1.2. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian good governance?
B. Apa prinsip-prinsip good governance?
C. Bagaimana good governance di Indonesia?
1.3. Tujuan
A. Dapat mengetahui pengertian good governance.
B. Dapat mengetahui prinsip-prinsip good governance.
2

C. Dapat mengkritisi good governance di Indonesia

BAB II
1
PEMBAHASAN

2.1. Prinsip-Prinsip Good Governance


United Nations Development Programme (UNDP) (1997) mengemukakan bahwa
karakteristik atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktik penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik, meliputi:
a. Partipasi (participation). Setiap orang atau warga masyarakat, baik aki-laki maupun
perempuan, memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik
langsung maupun melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan
aspirasinya masing-masing.
b. Aturan Hukum (rule of law). Kerangka aturan hukum dan perundang- undangan harus
berkeadilan, ditegakkan, dan dipatuhi secara utuh, terutama aturan hukum tentang hak
asasi manusia.
c. Transparansi (transparency). Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan
aliran informasi.
d. Daya Tanggap (responsiveness). Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada
upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders).
e. Berorientasi Konsensus (consensus orientation). Pemerintahan yang baik akan bertindak
sebagai penengah bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai konsesus
atau kesempatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing pihak, dan jika
dimungkinkan juga dapat diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang
akan ditetapkan pemerintah.
f. Berkeadilan (equity). Pemerintahan yang baik akan memberi kesempatan yang baik
terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan
memelihara kualitas hidupnya.
g. Efektif dan efisien (effectivieness and efficiency). Setiap proses keiatan dan kelembagaan
diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan
melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber yang tersedia dengan sebaik-baiknya

2
3

h. Akuntabilitas (accountability). Para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik,


swasta, dan masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada
publik (masyarakat umum), sebagaimana halnya kepada para pemilik kepentingan
(stakeholders).
i. Visi Strategis (strategic holders). Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif
yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan
tersebut.
Adapun beberapa karakteristik atau prinsip dasar dari good governance:
a. Diakuinya semangat pluralisme. Artinya, pluralitas telah menjadi sebuah keniscayaan
yang tidak dapat dielakkan sehingga mau tidak mau pluralitastelah menjadi suatu kaidah
yang abadi. Dengan kata lain pluralitas merupakan sesuatu yang kodrati (given) dalam
kehidupan. Pluralisme bertujuan mencerdaskan umat melalui perbedaan konstruktif dan
dinamis, dan merupakan sumber dan motivator terwujudnya kreativitas yang terancam
keberadaannya jika tidak terdapat perbedaan. Satu hal yang menjadi catatan penting
bagi kita adalah sebuah peradaban yang kosmopolit akan tercipta apabila manusia
memiliki sikap inklusif dan kemampuan (ability) menyesuaikan diri terhadap
lingkungan sekitar. Namun, dengan catatan, identitas sejati atas parameter-parameter
otentik agama tetap terjaga.
b. Tingginya sikap toleransi, baik terhadap saudara sesame agama maupun terhadap umat
agama lain. Secara sederhana, toleransi dapat diartikan sebagai sikap suka mendengar
dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain. Senada dengan hal itu, Quraish
Shihab (2000) menyatakan bahwa tujuan agama tidak sematamata mempertahankan
kelestariannya sebagai sebuah agama, namun juga mengakui eksistensi agama lain
dengan memberinya hak hidup, berdampingan, dan saling menghormati.
c. Tegaknya prinsip demokrasi. Demokrasi bukan sekedar kebebasan dan persaingan,
demokrasi juga merupakan suatu pilihan untuk bersama-sama membangun dan
memperjuangkan perikehidupan warga dan masyarakat yang semakin sejahtera.
Masyarakat madani mempunyai karakteristik ketakwaan yang tinggi kepada Tuhan,
hidup berdasarkan sains dan teknologi, berpendidikan tinggi, mengamalkan nilai hidup
modern dan progresif, mengamalkan nilai kewarganegaraan, akhlak, dan moral yang
4

baik, mempunyai pengaruh yang luas dalam proses membuat keputusan, serta
menentukan nasib masa depan yang baik melalui kegiatan sosial, politik, dan lembaga
masyarakat.
2.2. Mengkritisi good governance di Indonesia Seiring dengan berkembang waktu, penerapan
good governance di Indonesia ini sudah mulai terlihat hasilnya. Mulai muncul transparansi
anggaran pendapatan serta belanja negara (APBN) dan adanya partisipasi masyarakat dalam
pengelolahan anggaran pemerintahan baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Namun
masih ada sejumlah kendala dalam penerapan good governance. Salah satunya yaitu di
Indonesia sendiri sistem akuntansi belum begitu handal untuk pencatatan atau pelaporan intern,
integritas dari para aparat Pemerintahan. Standar akuntasi memiliki peran yang sangat penting
dalam good governance. Sementara itu, kondisi politik dan ekonomi di Indonesia juga bisa jadi
masalah yang menghambat pelaksanaan good governance
5

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi masyarakat tentang pelaksanaan good governance oleh pemerintah desa di desa
Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir sudah berjalan dengan baik, meskipun
masih ada beberapa prinsip yang belum berhasil diterapkan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
data tabel 1 sampai tabel 20 yang menunjukkan bahwa sebanyak 81, 41 % yang mengatakan
bahwa pemerintah desa sudah berhasil dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good
governance), hal ini dapat dilihat melalui penerapan prinsip-prinsip good overnance, seperti,
partisipasi (participation), aturan hukum (rule of law), transparansi (transparancy), akuntabilitas
(accountability), daya tanggap (responsive), berkeadilan (equity), efektif dan efisien
(effectivieness and afficiency)
B. Saran
1. Diharapkan pada pemerintahan desa agar dapat menerapkan prinsip-prinsip good
governance di desa agar terwujud tata pemerintahan yang baik sesuai dengan apa yang
diharapkan.
2. Pemerintah desa seharusnya lebih adil dalam menegakkan hukum di desa ini, tanpa
memandang ikatan kekerabatan yang ada di desa, seperti marga. Sebaiknya pemerintah
desa lebih mengutamakan kesamaan hukum dibandingkan dengan ikatan kekerabatan
yang ada di desa ini, sehingga tercipta keadilan di desa ini dan hal ini diharapkan dapat
membawa kemajuan terhadap desa ini
6

DAFTAR PUSTAKA
5

Anwaruddin, Awang. Jurnal Ilmu administrasi Vol.1, 2004


Bank Dunia, http://dickyst12.blogspot.com/2011/06/good-governance-makalah- pendidikan.html
diakses pada 01 Maret 2012
Barus Veronika, Lia 2010. Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap
Pelayanan Publik. Universitas Sumatera Utara. Medan Dayanti, Putri. 2011. Pengaruh
Pengendalian Internal Terhadap Prinsip-prinsip
Good Governance. Universitas Negeri Medan. Medan
Dulbert, Biatna. 2007. Analisi Faktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor Etos Kerja
terhadap Kinerja Pegawai pada Organisasi yang telah menerapkan SNI. 19-19001-2001. Jurnal
Standarisasi Vol.9 No.3 : hal.106-115
Effendi Sofian, 2005. Membangun Good Governance Tugas Kita Bersama.Yokyakarta
7

Anda mungkin juga menyukai