Anda di halaman 1dari 17

KONSEP GOOD GOVERNANCE

DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH :

FAHRA INDAH ASTUTI

NAMIRA ANASTASIA (105611114922)

AWALUDDIN

FARID ITUNG SEWANG

MUH. DHANI RAMDHANI HADI PUTRA (105611117122)

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU


ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pemerintahan yang bersih dan baik sangat diinginkan oleh setiap warga negara
khususnya negara Indonesia, agar masalah dalam urusan tata kelola industri di Indonesia dapat
terselesaikan dengan baik. Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan
menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan
swasta untuk mewujudkankepemerintahan yang baik secara umum. Arti good dalam good
governance mengandung pengertian nilai yang menjunjung tinggi keinginan rakyat,
kemandirian, aspek fungsional dan pemerintahan yang efektif dan efisien. Governance (tata
pemerintahan) mencakup seluruhmekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan
kelompok masyarakatmengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi
kewajiban danmenjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.

Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga lembagayang
menyusun governance tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha (swasta),dan
masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.Ketiga
lembaga ini harus menjaga kesinergian dalam rangka mencapai tujuan, karena ketigadomain ini
merupakan sebuah sistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan. Penggunaan
istilah ini pertama kali digunakan oleh Widrow Wilson Presiden Amerika Serikat ke 27, sekitar
125 tahun yang lalu, yang mengatakan bahwa pemerintah harus dijalankan berdasarkan tata
kelola yang baik. World Bank mengartikan good governance sebagai manajemen pemerintah
yang solid, akuntabel, berdasarkan pada prinsip pasar yang efisien, mampu mencegah korupsi
baik secara politis maupun administratif.

Menurut bahasa Good Governance berasal dari dua kata yang diambil dari bahasa inggris yaitu
Good yang berarti baik, dan governance yang berarti tata pemerintahan. Good governance pada
dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan
pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Good Governance
diIndonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan diterapkan sejak meletusnya era Reformasi
yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem pemerintahan yang menuntut
proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governancemerupakan salah satu alat Reformasi
yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Konsep Good Governance adalah seluruh
rangkaian proses pembuatan yang mensinergikan pencapaian tujuan tiga pilar Good Governance,
yaitu: Pertama, Pemerintah sebagai Good public governance,masyarakat dan dunia usaha swasta
sebagai Good corporate Governance. Konsepsi kepemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan
kenegaraan atau pemerintah daerah untuk menjalankan tugas kenegaraan yang bertujuan untuk
mensejahterakan rakyat, pemerintah berperan dalam mengarahkan, memfasilitasi kegiatan
pembangunan. Selanjutnya pemerintah juga memiliki peran memberikan peluang lebih banyak
kepada masyarakat dan swasta dalam pelaksanaan pembangunan. Kedua, Swasta berperan
sebagai pelaku utama dalam pembangunan, mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam
interaksi sistem pasar, seperti: industri pengolahan, perdagangan, perbankan, dan koperasi,
termasuk kegiatan sektor informal, menjadikan usaha sektor non pertanian sebagai penggerak
pertum-buhan ekonomi wilayah, pelaku utama dalam menciptakan lapangan kerja, dan
kontributor utama penerimaan pemerintah dan daerah. Ketiga, Masyarakat berperan sebagai
pemeran utama (bukan berpartisipasi) dalam proses pembangunan, kelompok masyarakat dalam
kontes kenegaraan pada dasarnya berada diantara atau ditengah-tangah antara pemerintah dan
perseorangan, yang mencakup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat yang
berinterkasi secara sosial politik, dan ekonomi. Perlu pengembangan dan penguatan kelem-
bagaan agar mampu mandiri dan membangun jaringan dengan berbagai pihak dalam melakukan
fungsi produksi dan fungsi konsumsinya, serta perlunya pemberdayaan untuk meningkatkan
efisiensi, produktivitas dan kualitas produksinya.

Good Governance hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga yang melibatkan
kepentingan publik. Citra pemerintahan buruk yang di tandai dengan saratnya tindakan korupsi,
kolusi dannepotisme ( KKN ) telah melahirkan sebuah fase sejarah politik bangasa indonesia
dengan semangat reformasi. Istilah Good Governance secara berangsur menjadi populer baik
dikalangan pemerintahan, swasta maupun masyarakat secara umum. Di Indonesia, istilah
inisecara umum di terjemahkan dengan pemerintahan yang baik.Konsep pemerintahan terus
berkembang sejalan dengan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia

RUMUSAN MASALAH

1. Sebutkan Prinsip-Prinsip Good Governance


2. Sebutkan Faktor-Faktor Good Governance
3. Bagaimana Pengimplementasian Good Governance Di Indonesia
TUJUAN MAKALAH

1. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Good Governance


2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Good Governance
3. Untuk Mengetahu Pengimplementasian Good Governance Di Indonesia

MANFAAT MAKALAH
1. Mahasiswa Mampu MenjelaskanPrinsip-Prinsip Good Governance
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengetahui Faktor-Faktor Good Governance
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengetahu Pengimplementasian Good Governance Di
Indonesia
BAB II
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sebutkan Prinsip-Prinsip Good Governance

1. Akuntabilitas (Bertanggung jawab)

Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat bertanggungjawab
kepada publik dan lembaga stakeholders. Atau bisa dikatakan sebagai pertanggungjawaban
pejabat publik terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi
kepentingan mereka. Gunanya adalah untuk mengontrol dan menutup peluang terjadinya
penyimpangan seperti KKN. Indikator minimal akuntabilitas antara lain :

 Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan.


 Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam melaksnakan tugas.
 Adanya output dan income yang terukur

2. Keterbukaan (transparasi)

untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa sesuai dengan cita-cita good
governance seluruh mekanisme pengelolaan negara harus di lakukan secara terbuka. Aspek
mekanisme pengelolaan negara yang harus di lakukan secara terbuka adalah:

 Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan


 Kekayaan pejabat publik
 Pemberian penghargaan
 Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
 Kesehatan
 Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik
 Keamanan dan ketertiban
 Kebijakan dan ketertiban
3. Partisipasi

Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, serta memberi dorongan
bagi warga untuk menyampaikan pendapat secara langsung atau tidak langsung dalam proses
pengambilan keputusan untuk member manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat luas.

4. Penegak Hukum (Rule of law)

Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan kebijakan publik


memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum, kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tapa
perbedaan terutama hukum hak asasi manusia. Proses mewujudkan cita good governance, harus
di imbangi dengan komitmen untuk menegakkan rule of law, dengan karakter-karakter antara
lain sebagai berikut :

 Supremasi hukum ( the supremasi of law )


 Kepastian hukum (legal certainly)
 Hukum yang responsif
 Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatif
 Independensi peradilan

5. Daya Tanggap (responsif)

Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap persoaalan-persoalan


masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya jangan menunggu mereka
menyampaikannya keinginannya, tetapi mereka secara proaktif mempelajari dan menganalisa
kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis guna
memenuhi kepentingan umum.

6. Orientasi konsensus/kesepakatan

Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan yang
terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.

7. Kesetaraan keadilan (equity)


Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang, kesempatan, pelayanan yang sama
dalam koridor kejujuran dan keadilan. Tidak seorang atau sekelompok orangun yang teraniaya
dan tidak memperoleh apa yang menjadi haknya. Pola pengelolaan pemerintah seperti in akan
memperoleh legitimasi yang kuat dari public dan akan memperoleh dukungan serta partisipasi
yang baik dari rakyat.

8. Efektivitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency)

Pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektuvitas dan efesiensi, yakni
berdayaguna dan berhasilguna. Kriteria efektivitas biasanya di ukur dengan parameter produk
yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan
lapisan sosial. Sedangkan efesiensi biasanya di ukur dengan rasionalitas biaya pembangunan
untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat.

9. Visi strategis (strategic vision)

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan datang.
Kualifikasi in menjadi penting dalam kerangka perwujudan goodgovernance, karena perubahan
dunia dengan kemajuan teknologinya yang begitu Cepat.

Pemerintahan dijalankan dengan mengikuti prinsip-prinsip pengelolaan yang baik (Good


governnance) seperti,transparansi, keterbukaan, akuntabilitas, partisipasi, keadilan, dan
kemandirian, sehingga sumber daya negara yang berada dalam pengelolaan pemerintah benar-
benar mencapai tujuan untuk kemakmuran dan kemajuan rakyat dan negara. Berdasarkan hasil
penelitian Asian Development Bank (1999), penerapan prinsip-prinsip Good Governance dalam
penyelenggaraan negara disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara praktik tata
kelola pemerintahan yang baik dengan hasi-hasil pembangunan yang lebih baik. Di samping itu,
praktik tata kelola pemerintahan yang baik juga dapat meningkatkan iklim keterbukaan,
partisipasi, dan akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar tata kelola pemerintahan yang
baik Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000, prinsip-prinsip kepemerintahan yang
baik terdiri atas:

a) Profesionalitas, meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan agar


mampu memberikan pelayanan yang mudah, cepat, tepat, dengan biaya terjangkau.
b) Akuntabilitas, meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala
bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
c) Transparansi, menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan masyarakat
melalui penyediaan informasi dan menjadi kemudahan di dalam memperoleh informasi
yang akurat dan memadai.
d) Pelayanan prima, penyelenggaraan pelayanan publik yang mencakup prosedur yang baik,
kejelasan tarif, kepastian waktu,kemudahan akses, kelengkapan sarana dan prasarana
serta pelayanan yang ramah dan disiplin.
e) Demokrasi dan partisipasi, mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam
menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut
kepentingan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
f) Efisiensi dan efektivitas, menjamin terselenggaranya pelayanan terhadap masyarakat
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.
g) Supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat, mewujudkan adanya
penegakkan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi
HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
Menurut United Nations Development Program (UNDP) ada 14 prinsip good governance, yaitu:
 Wawasan ke depan (visionary)
 Keterbukaan dan transparansi (openess and transparency)
 Partisipasi masyarakat (participation)
 Tanggung gugat (accountability)
 Supremasi hukum (rule of law)
 Demokrasi (democracy)
 Profesionalisme dan kompetensi (profesionalism and competency)
 Daya tanggap (responsiveness)
 Keefisienan dan keefektivan (efficiency and effectiveness)
 Desentralisasi (decentralization)
 Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat (private sector and civil society
partnership)
 Komitmen pada pengunrangan kesenjangan (commitment to reduce inequality)
 Komitmen pada lingkungan hidup (commitment to environmental protection)
 Komitmen pasar yang fair (commitment to fair market)

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan mendambakan
terciptanya good governance. Namun, keadaan saat ini menunjukkan bahwa hal tersebut masih
sangat jauh dari harapan. Kepentingan politik, KKN, peradilan yang tidak adil, bekerja di luar
kewenangan, dan kurangnya integritas dan transparansi adalah beberapa masalah yang membuat
pemerintahan yang baik masih belum dapat tercapai. Untuk mencapai good governance dalam
tata pemerintahan di Indonesia, maka prinsip-prinsip good governance hendaknya ditegakkan
dalam berbagai institusi penting pemerintahan. Dengan melaksanakan prinsipprinsip good
governance maka tiga pilarnya yaitu pemerintah, korporasi, dan masyarakat sipil hendaknya
saling menjaga, saling support dan berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang sedang dilakukan.

3.2 Sebutkan Faktor-Faktor Good Governance

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Good Government Governance Seperti yang


dijelaskan oleh Yuanida (2010) dalam pelaksanaan tugas (task) pencapaian good governance
dengan baik, ada beberapa faktor dan syarat yang mempengaruhi penerapan good governnce,
yaitu:

1. Faktor Manusia Pelaksana (Man)


2. Faktor Partisipasi Masyarakat (public participation)
3. Faktor Keuangan Daerah (funding or budgeting)
4. Faktor Peralatan (tools)
5. Faktor Organisasi dan Manajemen (Organization and management)

Adapun Penjelasan dari beberapa faktor dan syarat yang mempengaruhi penerapan good
governnce, adalah sebagai berikut:

1. Faktor Manusia Pelaksana (Man)

Berhasil atau tidaknya pelaksanaan good governance sebagian besar tergantung pada pemerintah
daerah (local government) yang terdiri dari unsur pimpinan daerah, DPRD. Di samping itu
terdapat aparatur atau alat perlengkapan daerah lainnya yaitu para pegawai daerah itu sendiri.
2. Faktor Partisipasi Masyarakat (public participation)

Keberhasilan penyelenggaraan good governance juga tidak terlepas dari adanya partisipasi aktif
anggota masyarakat. Masyarakat di daerah baik sebagai system maupun sebagai individu
merupakan bagian integral yang sangat penting dalam system pemerintah daerah. Salah satu
wujud dari rasa tanggungjawab masyarakat terhadap pencapaian good government governance
adalah dengan sikap mendukung terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Adapun wujud
partisipasi aktif masyarakat antara lain:

 Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan (decision making)


 Partisipasi dalam pelaksanaan (actuation participation)
 Partisipasi dalam pemanfaatan hasil (cost benefit evaluation)
 Partisipasi dalam evaluasi (evaluation participation)

3. Faktor Keuangan Daerah (funding or budgeting)

Salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur
dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self supporting dalam bidang keuangan.
Dengan kata lain, faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat
pencapaian good governance di daerah / lokal membutuhkan dana/finansial.

4. Faktor Peralatan (tools)

Faktor peralatan juga tergolong penting dalam pelaksanaan dan pencapaian good governance.
Dalam pengertian ini peralatan adalah setiap alat atau benda yang dipergunakan untuk
memperlancar dan mempermudah pekerjaan gerak dan aktivitas pemerintah dalam upaya
pencapaian dan perwujudan good government governance.

5. Faktor Organisasi dan Manajemen (Organization and management)

Faktor Organisasi dan Manajemen mempengaruhi pelaksanaan good governance karena


organisasi dan manajemen meliputi fungsi manajamen: POAC (Planning, Organizing, Actuating,
and Controlling). Diperlukan adanya organisasi dan manajemen yang baik, agar good
governance dapat terwujud.
3.3 Bagaimana Pengimplementasian Good Governance Di Indonesia

Penerapan good governance diIndonesia dilatarbelakangi oleh dua hal yang sangat mendasar:

a) Tuntutan eksternal: Pengaruh globalisasi telah memaksa kita untk menerapkan good
governance. Istilah good governance mulai mengemuka di Indonesia pada akhir tahun
1990-an, seiring dengan interaksi antara pemerintah Indonesia dengan negara-negara luar
dan lembaga-lembaga donor yang menyoroti kondisi objektif situasi perkembangan
ekonomi dan politik dalam negeri Indonesia.
b) Tuntutan internal: Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu penyebab
terjadinya krisis multidimensional saat ini adalah terjadinya juse of power yang terwujud
dalam bentuk KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), dan sudah sedemikan rupa
mewabah dalam segala aspek kehidupan. Masyarakat menilai praktik KKN yang paling
mencolok kualitas dan kuantitasnya adalah justru yang dilakukan oleh cabang-cabang
pemerintahan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Pelaksanaan good governance yang baik adalah bertumpu pada tiga pilar dan penerapannya akan
berjalan dengan baik jika didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu
negara/pemerintah dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha atau swasta sebagai pelaku
pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dari dunia usaha, sehingga menjalankan good
governance dilakukan bersamasama pada tiga pilar/elemen tersebut. Bila pelaksanaan hanya
dibebankan pada pemerintah saja maka keberhasilannya kurang optimal dan bahkan memerlukan
waktu yang panjang. Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan ditandai
dengan saratnya KKN telah membuat fase sejarah dalam kehidupan perpolitikan bangsa
Indonesia, sebagai kelanjutannya muncullah reformasi. Di antara isu reformasi yang
diwacanakan oleh para elit politik adalah good gavernance. Konsep good gavernance secara
bertahap menjadi semboyan yang populer di kalangan pemerintahan, swasta dan masyarakat
pada umumnya.

Adapun Indikator Yang Pembentuk Good Governance Itu Sendiri. Indikator Tersebut Antara
Lain:

a) Pemerintah Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil.


 Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan.
 Menyediakan public service yang efektif dan accountable.
 Menegakkan HAM.
 Melindungi lingkungan hidup.
 Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.
b) Sektor Swasta (Dunia Usaha)
 Menjalankan industri
 Menciptakan lapangan kerja
 Menyediakan insentif bagi karyawan
 Meningkatkan standar hidup masyarakat
 Memelihara lingkungan hidup
 Menaati peraturan
c) Masyarakat Madani
 Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi
 Mempengaruhi kebijakan publik
 Sebagai sarana cheks and balances pemerintah
 Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintaH
 Mengembangkan SDM
 Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat
BAB IV

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai