NAMA :
KELAS :
(14212035)
4EA19
2015/2016
DEFINISI PENGATURAN
GOOD GOVERNANCE
Terdapat tiga terminologi yang masih rancu dengan istilah dan konsep good governance,
yaitu : good governance (tata pemerintahan yang baik), good government (pemerintahan yang
baik), dan clean governance (pemerintahan yang bersih). Untuk lebih dipahami makna
sebenarnya dan tujuan yang ingin dicapai atas good governance, maka adapun beberapa
pengertian dari good governance, antara lain :
1. Menurut Bank Dunia (World Bank) Good governance merupakan cara kekuasaan
yang digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk
pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009).
2. Menurut UNDP (United National Development Planning)
Good governance merupakan praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai
urusan. Penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi dan administratif di semua
tingkatan. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good governance yang penting, yaitu :
a. Kesejahteraan rakyat (economic governance).
GOVERNANCE SYSTEM
Istilah sistem pemerintahan merupakan kombinasi dari dua kata, yaitu : "sistem" dan
"pemerintah". Berarti sistem secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang
memiliki hubungan fungsional antara bagian-bagian dan hubungan fungsional dari
keseluruhan, sehingga hubungan ini menciptakan ketergantungan antara bagian-bagian yang
terjadi jika satu bagian tidak bekerja dengan baik akan mempengaruhi keseluruhan. Dan
pemerintahan dalam arti luas memiliki pemahaman bahwa segala sesuatu yang dilakukan
dalam menjalankan kesejahteraan negara dan kepentingan negara itu sendiri. Dari pengertian
itu, secara harfiah berarti sistem pemerintahan sebagai bentuk hubungan antar lembaga
negara dalam melaksanakan kekuasaan negara untuk kepentingan negara itu sendiri dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.
Menurut Moh. Mahfud MD, adalah pemerintah negara bagian sistem dan mekanisme kerja
koordinasi atau hubungan antara tiga cabang kekuasaan yang legislatif, eksekutif dan
yudikatif (Moh. Mahfud MD, 2001: 74). Dengan demikian, dapat disimpulkan sistem adalah
sistem pemerintahan negara dan administrasi hubungan antara lembaga negara dalam rangka
administrasi negara.
BUDAYA ETIKA
Good governance merupakan tuntutan yang terus menerus diajukan oleh publik dalam
perjalanan roda pemerintahan. Tuntutan tersebut merupakan hal yang wajar dan sudah
seharusnya direspon positif oleh aparatur penyelenggaraan pemerintahan. Good governance
mengandung dua arti yaitu :
Dalam hal ini, ada Sembilan karakteristik good governance dari United Nation Development
Program (UNDP), yakni :
1. Partisipasi
Konsep partisipasi tentu sejalan dengan system pemerintahan yang demokrasi yang
diterapkan di Indonesia. Partisipasi secara sederhana berarti adanya peran serta dalam
suatu lingkungan kegiatan. Peran serta disini menyangkut akan adanya proses antara
dua atau lebih pihak yang ikut mempengaruhi satu sama lain yang menyangkut
pembuatan keputusan, rencana, atau kebijakan. Tujuan utama dari adanya partisipasi
sendiri adalah untuk mempertemukan kepentingan yang sama dan berbeda dalam
suatu perumusan dan pembuatan kebijakan secara berimbang untuk semua pihak yang
terlibat dan terpengaruh.
2. Rule of law
Rule of low berarti penegakan hukum yang adil dan tanpa pandang buluh, yang
mengatur hak-hak manusia yang berarti adnya supremasi hukum. Menurut Bargir
manan (1994).
3. Transparansi
Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka harus
memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai, yang
meliputi (Efendi, 2005) :
1. Politik
Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya masalah karena
seringkali menjadi penghambat bagi terwujudnya good governance. Konsep politik
yang kurang bahkan tidak demokratis yang berdampak pada berbagai persoalan di
lapangan. Krisis politik yang saat ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas
dari penataan sistem politik yang kurang demokratis. Maka perlu dilakukan
pembaharuan politik yang menyangkut berbagai masalah penting seperti :
a. UUD NKRI 1945 yang merupakan sumber hukum dan acuan pokok
penyelenggaraan pemerintahan maka dalam penyelenggaraannya harus
dilakukan untuk mendukung terwujudnya good governance. Konsep good
governance itu dilakukan dalam pemilihan presiden langsung, memperjelas
susunan dan kedudukan MPR dan DPR, kemandirian lembaga peradilan,
kemandirian kejaksaan agung dan penambahan pasal-pasal tentang hak asasi
manusia.
b. Perubahan UU Politik dan UU Keormasan yang lebih menjamin partisipasi dan
mencerminkan keterwakilan rakyat.
c. Reformasi agraria dan perburuhan.
d. Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI.
e. Penegakan supremasi hukum.
2. Ekonomi
Ekonomi Indonesia memang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan bisa
menimpa Amerika Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini masih terbilang
krisis karena masih banyaknya pihak yang belum sejahtera dengan ekonomi
ekonomi rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai
masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja pemerintahan
secara menyeluruh. Permasalahan krisis ekonomi di Indonesia masih berlanjut
sehingga perlu dilahirkan kebijakan untuk segera .
3. Sosial
Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat
yang tercover dalam kepentingan umum adalah perwujudan nyata good
governance. Masyarakat selain menuntut merealisasikan haknya tetapi juga harus
memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam menentukan berbagai
kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah nyata menjalankan fungsi
Konsep good governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan struktur
hubungan politik dan sosial ekonomi yang baik. Human interest adalah faktor terkuat
yang saat ini mempengaruhi baik buruknya dan tercapai atau tidaknya sebuah negara
serta pemerintahan yang baik. Sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan
bahwa setiap manusia memiliki kepentingan. Baik kepentingan individu, kelompok,
dan / atau kepentingan masyarakat nasional bahkan internasional. Dalam rangka
mewujudkan setiap kepentingan tersebut selalu terjadi benturan. Begitu juga dalam
merealisasikan apa yang namanya good governance benturan kepentingan selalu
lawan utama. Kepentingan melahirkan jarak dan sekat antar individu dan kelompok
yang membuat sulit tercapainya kata sepakat. Good governance pada dasarnya
adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan
pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu
konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi
penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara. Negara berperan memberikan
pelayanan demi kesejahteraan rakyat dengan sistem peradilan yang baik dan sistem
pemerintahan yang dapat dipertanggungjawaban kepada publik. Merujuk pada 3 (tiga)
pilar pembangunan berkelanjutan. Dalam pembangunan ekonomi, lingkungan, dan
pembangunan manusia. Good governance menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu pihak
pemerintah (penyelenggara negara), pihak korporat atau dunia usaha (penggerak
ekonomi), dan masyarakat sipil (menemukan kesesuaiannya). Ketiga pihak tersebut
saling berperan dan mempengaruhi dalam penyelenggaraan negara yang baik.
Sinkronisasi dan harmonisasi antar pihak tersebut menjadi jawaban besar. Namun
dengan keadaan Indonesia saat ini masih sulit untuk bisa terjadi (Efendi, 2005).
Dengan berbagai statement negatif yang dilontarkan terhadap pemerintah atas keadaan
Indonesia saat ini. Banyak hal mendasar yang harus diperbaiki, yang berpengaruh
terhadap clean and good governance, diantaranya (Efendi, 2005) :
1. Integritas Pelaku Pemerintahan
Peran pemerintah yang sangat berpengaruh, maka integritas dari para pelaku
pemerintahan cukup tinggi tidak akan terpengaruh walaupun ada kesempatan untuk
melakukan penyimpangan misalnya korupsi.
2. Kondisi Politik dalam Negeri
Jangan menjadi dianggap lumrah setiap hambatan dan masalah yang dihadirkan
oleh politik. Bagi terwujudnya good governance konsep politik yang tidak / kurang
demokratis yang berimplikasi pada berbagai persoalan di lapangan. Maka tentu
harus segera dilakukan perbaikan.
3. Kondisi Ekonomi Masyarakat
Krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi
akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh.
4. Kondisi Sosial Masyarakat
Masyarakat yang solid dan berpartisipasi aktif akan sangat menentukan berbagai
kebijakan pemerintahan. Khususnya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan
yang merupakan perwujudan riil good governance. Masyarakat juga menjalankan
fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan. Namun jika masyarakat yang belum berdaya di hadapan negara, dan
masih banyak timbul masalah sosial di dalamnya seperti konflik dan anarkisme
kelompok, akan sangat kecil kemungkinan good governance bisa ditegakkan.
5. Sistem Hukum
Menjadi bagian yang tidak terpisahkan disetiap penyelenggaraan negara. Hukum
merupakan faktor penting dalam penegakan good governance. Kelemahan sistem
hukum akan berpengaruh besar terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan.
Good governanance tidak akan berjalan dengan baik di atas sistem hukum yang
lemah. Oleh karena itu penguatan sistem hukum atau reformasi hukum merupakan
kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance.
Mencari orang yang jujur dan memiliki integritas tinggi sama halnya dengan
mencari jarum dalam tumpukan jerami. Memilih aparatur atau pelaku
pemerintahan yang unggul akan berpengaruh baik dengan penyelenggaraan negara.
Korupsi yang masih tetap eksis sampai saat ini adalah salah satu faktor yang
mempersulit dicapainya good governance. Pemberantasan Korupsi Kolusi dan
Nepotisme (KKN) menjadi agenda wajib yang tidak pernah lelah untuk dilakukan.
Inilah satu hal yang tidak boleh dilewatkan untuk mencapai pemerintahan yang
baik.
Mencegah (preventif) dan menanggulangi (represif) adalah dua upaya yang
dilakukan. Pencegahan dilakukan dengan memberi jaminan hukum bagi
perwujudan pemerintahan terbuka (open government). Jaminan kepada hak publik
seperti hak mengamati perilaku pejabat, hak memperoleh akses informasi, hak
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hak mengajukan keberatan bila
ketiga hak di atas tidak dipenuhi secara memadai. Jaminan yang diberikan jika
1.
2.
3.
4.
Hidup
Kemerdekaan dan keamanan badan
Diakui kepribadiannya
Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk
mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum,
sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, yaitu kejujuran, tanggung jawab, saling percaya,
keterbukaan dan kerjasama. Kode Etik yang efektif seharusnya bukan sekedar buku
atau dokumen yang tersimpan saja. Namun Kode Etik tersebut hendaknya dapat
dimengerti oleh seluruh karyawan & pimpinan perusahaan dan akhirnya dapat
dilaksanakan dalam bentuk tindakan (action). Beberapa contoh pelaksanaan kode etik
yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan & pimpinan perusahaan, antara lain
masalah informasi rahasia dan benturan kepentingan (conflict of interest).