E-GOVERMENT DIGITAL
KELOMPOK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2021/2022
Daftar Isi………………………………………………………………...i
Bab I
Pendahuluan……………………………………………………………..1
1.1. Latar belakang……………………………………………….....1
1.2. Rumusan masalah………………………………………………1
1.3. Tujuan ………………………………………………………….1
Bab II
Pembahasan……………………………………………………………...2
2.1. Defenisi E-Government digital…………………………………..3
2.2. Pelayanan Public Melalui penerapan E-Government………........4
2.3. Manfaat E-Government dalam sector public………………….....5
2.4. fungsi perkembangan E-Government dalam sector public………6
2.5. Elemen sukses Pengembangan E-Govermnent…………………..7
2.6. Tahapan penerapan E-Government dalam sector public………...8
2.7. pentingnya E-Government bagi public di era pandemic
Covid-19…………………………………………………….......9
BAB III.
3.1. Kesimpulan……………………………………………………....8
3.2.Saran……………………………………………………………...9
3.3. Daftar Pustaka ………………………………………………….10
BAB I : PENDAHULUAN
Menurut hasil kajian dan riset dari Harvard JFK School of Government (dalam Indrajit,
2006:15), ada tiga elemen sukses yang harus dimiliki dan diperhatikan untuk menerapkan
konsep-konsep digitalisasi pada sektor publik. Masing-masing elemen sukses tersebut
adalah:
a. Support
Elemen pertama merupakan elemen yang paling krusial yang harus dimiliki oleh
pemerintah, yaitu keinginan (intent) dari berbagai kalangan pejabat publik dan politik
untuk benar-benar menerapkan konsep e-Government, bukan hanya untuk mengikuti
trend atau justru menentang inisiatif yang berkaitan dengan prinsip-prinsip eGovernment.
Tanpa adanya unsur “political will” ini, mustahil berbagai inisiatif pembangunan dan
pengembangan e-Government dapat berjalan dengan mulus. Karena budaya birokrasi
cenderung bekerja berdasarkan model manajemen “top down”, maka jelas dukungan
implementasi program e-Government yang efektif harus dimulai dari para pemimpin
pemerintahan yang berada pada level tertinggi (Presiden dan para pembantunya –
Menteri) sebelum merambat ke level-level di bawahnya (Eselon 1, Eselon 2, dan
seterusnya). Yang dimaksud dengan dukungan di sini juga bukanlah hanya pada
omongan semata, namun lebih jauh lagi dukungan yang diharapkan adalah dalam bentuk
hal-hal sebagai berikut:
Disepakatinya kerangka e-Government sebagai salah satu kunci sukses negara
dalam dalam mencapai visi dan misi bangsanya,sehingga harus diberikan
prioritas tinggi sebagaimana kunci-kunci sukses lain diperlakukan;
Dibangunnya superstruktur pendukung agar tercipta lingkungan kondusif untuk
mengembangkan e-Government (seperti adanya Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah yang jelas,ditugaskannya lembaga-lembaga khusus – misalnya kantor
eEnvoy – sebagai penanggung jawab utama, disusunnya aturan main kerja sama
dengan swasta, dan lain sebagainya); dan
Disosialisasikan konsep e-Government secara merata, kontinyu, konsisten, dan
menyeluruh kepada seluruh kalangan birokrat secara khusus dan masyarakat
secara umum melalui berbagai cara kampanye yang simpatik.
b. Capacity
Yang dimaksud dalam elemen kedua ini adalah adanya unsur kemampuan atau
keberdayaan dari pemerintah setempat dalam mewujudkan “impian” e-Government
terkait menjadi kenyataan. Ada tiga hal minimum yang paling tidak harus dimiliki oleh
pemerintah sehubungan dengan elemen ini, yaitu:
Ketersedian sumber daya yang cukup untuk melaksanakan berbagai inisiatif e-
Government, terutama yang berkaitan dengan sumber daya finansial;
Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai karena fasilitas ini
merupakan 50% dari kunci keberhasilan penerapan konsep e-Government; dan
Ketersediaan sumher daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian yang
dibutuhkan agar penerapan e-Government dapat sesuai dengan asas manfaat yang
diharapkan.
c. Value
Elemen pertama dan kedua merupakan dua buah aspek yang dilihat dari sisi pemerintah
selaku pihak pemberi jasa (supply side). Berbagai inisiatif e-Government tidak akan ada
gunanya jika tidak ada pihak yang merasa diuntungkan dengan adanya implementasi
konsep tersebut; dan dalam hal ini, yang menentukan besar tidaknya manfaat yang
diperoleh dengan adanya e-Government bukanlah kalangan pemerintah sendiri,
melainkan masyarakat dan mereka yang berkepentingan (demand side). Untuk itulah
maka pemerintah harus benar-benar teliti dalam memilih prioritas jenis aplikasi e-
Government apa saja yang harus didahulukan pembangunannya agar benar-benar
memberikan value (manfaat) yang secara signifikan dirasakan oleh masyarakatnya. Salah
dalam mengerti apa yang dibutuhkan masyarakat justru akan semakin mempersulit
meneruskan usaha mengembangkan konsep e-Governmet.
2.6. Tahapan penerapan E-Government dalam sector public
1. Tahap persiapan adalah tahap inisiasi dimana hal yang dilakukan adalah pembuatan
situs informasi disetiap lembaga secara sederhana dengan adanya komunikasi melalui e-
mail dan mengunggah arsip digital ke dalam situs informasi.Informasi dalam website ini
masih bersifat statis. Kemudian adanya kesiapan SDM dalam pemanfaatan komputer dan
jaringan komputer dalam aparatur pemerintahan.
2. Tahap pematangan adalah tahap interaksi dimana hal yang dilakukan adalah
memperluas konsep komunikasi dengan email sehingga situs informasi lebih bersifat
interaktif dan situs informasi sudah bersifat dinamis. Kemudian koordinasi perkantoran
dilakukan secara elektronik sehingga memunculkan situs informasi yang memiliki
keterhubungan dengan lembaga lain.
3. Tahap pematangan merupakan tahap transaksi yang dilanjutkan dengan
dikembangkannya situs informasi menjadi situs yang memiliki transaksi pelayanan
publik. Kemudian terbentuknya mekanisme akses data yang memiliki sifat lintas intansi
atau interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain.
4. Tahap pemanfaatan merupakan tahap terakhir yaitu tahap transformasi dengan
terciptanya mekanisme pelayanan kepada masyarakat yang bersifat terkoordinasi dengan
lembaga lain dalam bentuk aplikasi pelay
3.2. saran
Dalam pelaksanaan E-governance pemerintah harus lebih serius dan pemerintah harus
terus mengupdate data yang diberikan agar lebih akurat. Karena pada dasarnya E-
government bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan publik melalui pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dalam proses penyelenggaaran pemerintah daerah
agar dapat terbentuk kepemerintahan yang bersih dan transparan, dan agar dapat
menjawab tuntutan perubahan secara efektif.
Daftar Pustaka
Home / Artikel / E-Government Sebagai Strategi dalam Meminimalisasi Penyebaran
Covid-19 dan Efektifitas Pelayanan Publik
Kebijakan: Jurnal Ilmu Administrasi
Volume 11, Nomor 2, Juni 2020E-ISSN: 2656-2820P-ISSN 1829-5762 102 familiar with
public services in One-Stop Integrated Services (PTSA) and One-Stop Integrated
Services (PTSP). Public Service Mall can be said to be an improvement in the quality of
the two integrated services.Keywords: good governance, e-government system, MPP.
Yosa, Pelayanan Publik, Good Governance dan Asas-asas Umum Pemerintahan
Yang Baik, Diakses dari http://itjen-depdagri.go.id/article-23-pelayananpublik-good-
governance-amp-aaupb-dalam-diskresi.html, pada tanggal 24
Desember 2012.
Nurul Purnamasari, E-Government System Dalam Pelayanan Publik, Diakses dari
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/07/30/e-governmentsystem-dalam-
pelayanan-publik-481875.html, pada tanggal 27 Desember
2012
Mulyono Yalia, Menuju Peyanan Publik Yang Lebih Baik Dengan E-Government,
Agenda Observasi, Bandung, 2011.
Moenir H.A.S, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta, 1998.
Nurul Purnamasari, E-Government System Dalam Pelayanan Publik, Diakses dari
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/07/30/e-governmentsystem-dalam-
pelayanan-publik-481875.html, pada tanggal 27 Desember
2012.
Setia, Yunas Novi. “Perkembangan e-Government di Indonesia” . diakses pada 20
November 2015 : http://www.academia.edu/8402067/PERKEMBANGAN_E-
GOVERNMENT_DI_INDONESIA
“Masyarakat Informasi dan sistem informasi dalam pemerintahan ”. Diakses pada 20
November 2015 : http://blog.binadarma.ac.id/hardiyansyah/?p=35 Indrajit,Richardus
Eko. Electronic Government, Yogyakarta: Penerbit And
The World Bank Group,E-Government Defition. Diakses pada 20 November 2015.
http://www1.worldbank.org/publicsector/egov/definition.htm