Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENTING NYA E-GOVERNMENT DALAM SECTOR PUBLIC

E-GOVERMENT DIGITAL

DOSEN PENGAMPU : ARINANDA,S.Pd.,M.AP

KELOMPOK

DIAN WIDIYA 200210189

YULIA RAHMA 200210188

PRODI ADMINIDTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2021/2022
Daftar Isi………………………………………………………………...i
Bab I
Pendahuluan……………………………………………………………..1
1.1. Latar belakang……………………………………………….....1
1.2. Rumusan masalah………………………………………………1
1.3. Tujuan ………………………………………………………….1
Bab II
Pembahasan……………………………………………………………...2
2.1. Defenisi E-Government digital…………………………………..3
2.2. Pelayanan Public Melalui penerapan E-Government………........4
2.3. Manfaat E-Government dalam sector public………………….....5
2.4. fungsi perkembangan E-Government dalam sector public………6
2.5. Elemen sukses Pengembangan E-Govermnent…………………..7
2.6. Tahapan penerapan E-Government dalam sector public………...8
2.7. pentingnya E-Government bagi public di era pandemic
Covid-19…………………………………………………….......9
BAB III.
3.1. Kesimpulan……………………………………………………....8
3.2.Saran……………………………………………………………...9
3.3. Daftar Pustaka ………………………………………………….10
BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan, fungsi pemerintahan ikut berkembang, dahulu fungsi
pemerintah hanya membuat dan mempertahankan hukum, akan tetapi pemerintah tidak
hanya melaksanakan undang-undang tetapi berfungsi juga untuk merealisasikan
kehendak negara dan menyelenggarakan kepentingan umum (public sevice). Perubahan
paradigma pemerintahan dari penguasa menjadi pelayanan, pada dasarnya pemerintah
berkeinginan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.(Yosa)
Sistem kepemerintahan yang baik ialah partisipasi, yang menyatakan semua institusi
governance memiliki suara dalam pembuatan keputusan, hal ini merupakan landasan
legitimasi dalam sistem demokrasi, good governance memiliki kerangka pemikiran yang
sejalan dengan demokrasi dimana pemerintahan dijalankan sepenuhnya untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Pemerintah yang demokratis tentu akan mengutamakan kepentingan rakyat, sehingga
dalam pemerintahan yang demokratis tersebut penyediaan kebutuhan dan pelayanan
publik merupakan hal yang paling diutamakan dan merupakan ciri utama dari good
governance Salah satu fungsi penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan oleh
aparatur pemerintah yaitu pelayanan publik. Peraturan perundangan Indonesia telah
memberikan landasan untuk penyelenggaraan pelayanan publik yang berdasarkan atas
Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB). Pasal 3 Undang-Undang Nomor
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dari Korupsi, Kolusi Dan
Nepotisme menyebutkan asas-asas tersebut, yaitu Asas Kepastian Hukum, Transparan,
Daya Tanggap, Berkeadilan, Efektif dan Efisien, Tanggung Jawab, Akuntabilitas dan
Tidak Menyalahgunakan Kewenangan. Asas ini dijadikan sebagai dasar penilaian dalam
peradilan dan upaya administrasi, disamping sebagai norma hukum tidak tertulis bagi
tindakan pemerintahan. Meskipun merupakan asas, tidak semuanya merupakan pemikiran
yang umum dan abstrak, dan dalam beberapa hal muncul sebagai aturan hukum yang
konkret atau tertuang secara tersurat dalam pasal undang-undang serta mempunyai sanksi
tertentu.Belum optimalnya pelayanan publik di daerah, antara lain disebabkan oleh faktor
regulasi yang belum jelas dalam ranah pembagian tugas antara pemerintahan daerah dan
pemerintah pusat. Sebagai dasar hukum otonomi daerah di Indonesia saat ini, Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, belum mengatur
pembagian yang jelas antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten atau kota, dalam
menangani suatu urusan, jadi yang terjadi ialah adanya kecenderungan saling klaim
antara institusi pemerintah di atas dengan di bawahnya. Dampak buruk dari tidak jelasnya
pembagian tugas Pemanfaatan atas pengembangan e-government merupakan upaya untuk
mendukung kinerja pemerintah yang berbasis elektonika dalam rangka penyelenggaraan
dan peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Melalui
pengembangan dan penerapan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan
proses kerja di lingkungan instansi pemerintah khususnya instansi yang melaksanakan
fungsi pelayanan public, dengan berjalannya e-government ini maka diharapkan seluruh
aktivitas organisasi pemerintah dapat dilaksanakan secara elektronik sehingga
mempermudah fungsi kebijakan pelayanan, dalam pelaksanaannya konsep egovernment
ini merupakan tanggung jawab bersama
1.2. Rumusan Masalah.
1. Peran dan Fungsi Umum E-Government;
2.Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Pelayanan Publik;
3.Pelayanan Publik yang Efektif dan Komunikatif; dan
4.Penerapan E-Government: Mal Pelayanan Publik
1.3. Tujuan
a. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki
kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di
seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan
biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
b. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan
perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi
perubahan dan persaingan perdagangan internasional.
c. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembagalembaga negara
serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi
dalam perumusan kebijakan negara.
d. Pmbentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta
memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah
daerah otonom
BAB II : PEMBAHASAN

2.1. Defenisi E-Government digital

Definisi e-Government (dalam Indrajit, 2006:2) di Lembaga dan Institusi Non-


Pemerintah adalah sebagai berikut: Bank Dunia (World Bank) menyatakan e-
Government adalah:E-Government “refers to use by government agencies of
information technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile
computing) that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and
other arms of government” .Jadi menurut Bank Dunia e-Government mengacu pada
penggunaan teknologi informasi oleh instansi pemerintah (seperti Wide Are Networks)
yang memiliki kemampuan untuk mengubah hubungan dengan warga negara, bisnis dan
instansi pemerintah lainnya.Menurut UNDP (United Nation Development Programme)
(dalam Indrajit, 2006:2) mendefinisikan e-Government secara lebih sederhana, yaitu:
“E-government is the application of Information and Communication Technology (ICT)
by government agencies”adi bagi UNDP e-Government adalah penerapan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) oleh instansi pemerintah Adapun definisi yang dipakai
di Amerika Serikat (dalam Indrajit, 2006:3), yaitu: Pemerintah Federal Amerika Serikat
mengartikan e-Governmentsecara ringkas, padat dan jelas, yaitu: “e-Government refers
to the delivery of government information and services online through the Internet or
other digital means”.Jadi bagi Pemerintah Federal Amerika Serikat e-Government
mengacu pada penyampaian informasi dan layanan pemerintah secara onlinemelalui
internet atau sarana digital lainnya.Sementara itu pemerintah New Zealand (dalam
Indrajit, 2006:3) melihat e-Government sebagai fenomena sebagai berikut:E-Government
“is a way for governments to use the new technologies to provide people with more
convenient acces to government information and services, to improve the quality of the
services and to provide greater opportunities to participate in our democratic institutions
and processes”.Jadi bagi Pemerintah New Zealand e-Government merupakan cara bagi
pemerintah untuk menggunakan teknologi baru untuk memberikan masyarakat akses
informasi dan layanan pemerintah yang lebih baik, untuk meningkatkan kualitas layanan
dan memberikan kesempatan lebih besar untuk berpartisipasi dalam institusi dan proses
demokrasi.Dapat disimpulkan bahwa e-Government adalah pemanfaatan teknologi
informasi yang dilakukan oleh pemerintah untukmeningkatkan efisiensi dan efektivitas
baik dalam pemerintahan itu sendiri maupun hubungannya dengan masyarakat dan bisnis.
2.2. Pelayanan Public Melalui penerapan E-Government

Teknologi merupakan bentuk perkembangan jaman. Seluruh manusia di muka bumi


dipaksa untuk membuka mata pada perubahan teknologi yang sedemikian cepat dan
mempengarhi segala aspek kehidupan. Tak dipungkiri, kemajuan teknologi mempercepat
segalanya, termasuk pelayanan publik. Sudah bukan rahasia umum jika pelayanan publik
di negeri ini dapat dikatakan jauh panggang dari api. Cepat hanya untuk pihak-pihak
tertentu. Keberadaan teknologi diharapkan menjadi jawaban untuk menyamaratakan
kecepatan pelayanan.Pelayanan Negara terhadap warga negaranya merupakan amanat
yang tercantum dalam Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD 1945) dan diperjelas kembali dalam Undang-undang Nomor
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik). UU Pelayanan
Publik mengatur prinsip-prinsip pemerintahan yang baik agar fungsi-fungsi pemerintahan
berjalan efektif. Pelayanan publik dilakukan oleh instansi pemerintahan atau koporasi
untuk dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan
kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan
perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam
kepercayaan pada pemerintahan dan administrasi publik (Purnamasari).Di hampir semua
negara maju di Amerika dan Eropa, pelayanan publik telah mengandalkan teknologi
komunikasi dan informasi. Artinya, semua proses layanan publik dapat diakses oleh
seluruh warga negara secara terintegrasi dengan cepat. Sistem layanan tersebut dikenal
dengan sebutan electronic government system(e-government system). Tujuan besar
penerapan e-government system yaitu untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang
baik, dimana layanan pemerintahan bersifat transparan, akuntabel, dan bebas korupsi.
Egovernment system pada hakikatnya merupakan proses pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi sebagai alat untuk membantu jalannya sistem pemerintahan
dan pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien, dalampenyelenggaraannya, e-
government system mengacu pada dua hal, yaitu penggunaan teknologi informasi yang
memanfaatkan jaringan internet dan terbangunnya sebuah sistem baru dalam tata kelola
pemerintahan, namun sayangnya, selama ini penafsiran penggunaan teknologi elektronik
hanya sebatas alat manual dengan komputer sebagai sarana pelayanan di lembaga
penyedia layanan publik Ada permasalahan kompleks yang dihadapi dalam penerapan
penerapan egovernment system untuk perbaikan tata kelola pemerintahan. Masalah
utamanya ialah resistensi dan kebimbangan saat menyikapi adanya inovasi baru untuk
mendobrak kebiasaan lama. Kumorotomo (2008) merangkum dalam tiga aspek
besar permasalahan dalam penerapan e-government system, yaitu :
a. Aspek Budaya.
Resistensi dan penolakan dari masyarakat dan jajaran aparat pemerintah terhadap e-
government system. Kurangnya kesadaran pada manfaat dan penghargaan terhadap
teknologi yang dipergunakan dalam e-government system, serta keengganan berbagi data
dan informasi, agar terintegrasi secara nasional di seluruh lembaga penyedia layanan
publik.
b. Aspek Kepemimpinan.
Terjadi konflik kepentingan di tingkat pemerintah pusat dan daerah.Peraturan yang belum
tersosialisasikan dan penerapannya belum merata, serta pengalokasian anggaran untuk
pembangunan infrastruktur pelayanan publik yang memanfaatkan e-government system
dalam APBN/APBD belum menjadi prioritas
c. Aspek Infrastruktur.
Adanya ketimpangan digital yang mengakibatkan belum meratanya ketersediaan
infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, mengingat secara geografis wilayah
Indonesia tersebar di berbagai kepulauan.Tenaga ahli di daerah terpencil pun masih
sangat jarang, jika tidak mau dikatakan tidak ada, sertasistem layanan publik di Indonesia
tidak memiliki standar yang baku. (Irwanto&Saputro 2010)

2.3. Manfaat E-Government dalam sector public

a. Memberbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat, kalangan bisnis dan


industri terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan
bernegara;
b. Meningkatkan transparansi, control dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
dalam rangka penerapan Good Governance;
c. Mengurangi total biaya administrasi, relasi dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah
maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;
d. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber pendapatan baru
melalui interaksinya dengan pihakpihak yang berkepentingan; dan
e. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat
menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan
global dan trend yang ada; serta
f. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam
proses pengambilan kebijakan publik secara merata dan demokratis.

2.4. fungsi perkembangan E-Government dalam sector public

1. penyusunan rencana/program kegiatan Bidang Pengembangan, Data dan Pembinaan


Aparatur.
2. pemahamanan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang
tugasnya.
3. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan e-government.
4. penyusunan norma, standar, prosedur kriteria bidang penyelenggaraan e-government.
5. pemberian bimbingan teknis serta supervise Bidang Penyelenggaraan eGovernment.
6. pelayanan pengembangan intranet, penggunaan akses internet, pelayanan sistem
komunikasi intra pemerintah Kota, keamanan informasi e-Government dan manajemen
data serta pengembangan dan pengelolaan aplikasi generik dan spesifik dan suplemen
yang terintegrasi.
7. pelaksanaan integrasi layanan publik dan kepemerintahan.
8. pelaksanaan dukungan urusan penyelenggaraan sumber daya dan perangkat pos serta
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
9. penyelenggaraan ekosistem Teknologi Informasi dan Komunikasi Smart City dan
Pengembangan sumber daya Teknologi Informasi dan Komunikasi serta government
chief information officer pemerintahKota.
10. penyelenggaraan persandian untuk pengamanan informasi pemerintah.
11. penetapan pola hubungan komunikasi sandi antar perangkat daerah.
12. pelayanan nama domain dan sub domain bagi lembaga, pelayanan publik dan
kegiatan pemerintah pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan.
13. pelaksanaan koordinasi dengan intern unit dan dinas/instansi terkait.
14. pelaksanaan penyusunan dan penyampaian laporan pelaksanaan kegiatan.
15. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya

2.5. Elemen sukses Pengembangan E-Govermnent

Menurut hasil kajian dan riset dari Harvard JFK School of Government (dalam Indrajit,
2006:15), ada tiga elemen sukses yang harus dimiliki dan diperhatikan untuk menerapkan
konsep-konsep digitalisasi pada sektor publik. Masing-masing elemen sukses tersebut
adalah:
a. Support
Elemen pertama merupakan elemen yang paling krusial yang harus dimiliki oleh
pemerintah, yaitu keinginan (intent) dari berbagai kalangan pejabat publik dan politik
untuk benar-benar menerapkan konsep e-Government, bukan hanya untuk mengikuti
trend atau justru menentang inisiatif yang berkaitan dengan prinsip-prinsip eGovernment.
Tanpa adanya unsur “political will” ini, mustahil berbagai inisiatif pembangunan dan
pengembangan e-Government dapat berjalan dengan mulus. Karena budaya birokrasi
cenderung bekerja berdasarkan model manajemen “top down”, maka jelas dukungan
implementasi program e-Government yang efektif harus dimulai dari para pemimpin
pemerintahan yang berada pada level tertinggi (Presiden dan para pembantunya –
Menteri) sebelum merambat ke level-level di bawahnya (Eselon 1, Eselon 2, dan
seterusnya). Yang dimaksud dengan dukungan di sini juga bukanlah hanya pada
omongan semata, namun lebih jauh lagi dukungan yang diharapkan adalah dalam bentuk
hal-hal sebagai berikut:
 Disepakatinya kerangka e-Government sebagai salah satu kunci sukses negara
dalam dalam mencapai visi dan misi bangsanya,sehingga harus diberikan
prioritas tinggi sebagaimana kunci-kunci sukses lain diperlakukan;
 Dibangunnya superstruktur pendukung agar tercipta lingkungan kondusif untuk
mengembangkan e-Government (seperti adanya Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah yang jelas,ditugaskannya lembaga-lembaga khusus – misalnya kantor
eEnvoy – sebagai penanggung jawab utama, disusunnya aturan main kerja sama
dengan swasta, dan lain sebagainya); dan
 Disosialisasikan konsep e-Government secara merata, kontinyu, konsisten, dan
menyeluruh kepada seluruh kalangan birokrat secara khusus dan masyarakat
secara umum melalui berbagai cara kampanye yang simpatik.
b. Capacity
Yang dimaksud dalam elemen kedua ini adalah adanya unsur kemampuan atau
keberdayaan dari pemerintah setempat dalam mewujudkan “impian” e-Government
terkait menjadi kenyataan. Ada tiga hal minimum yang paling tidak harus dimiliki oleh
pemerintah sehubungan dengan elemen ini, yaitu:
 Ketersedian sumber daya yang cukup untuk melaksanakan berbagai inisiatif e-
Government, terutama yang berkaitan dengan sumber daya finansial;
 Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai karena fasilitas ini
merupakan 50% dari kunci keberhasilan penerapan konsep e-Government; dan
 Ketersediaan sumher daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian yang
dibutuhkan agar penerapan e-Government dapat sesuai dengan asas manfaat yang
diharapkan.
c. Value
Elemen pertama dan kedua merupakan dua buah aspek yang dilihat dari sisi pemerintah
selaku pihak pemberi jasa (supply side). Berbagai inisiatif e-Government tidak akan ada
gunanya jika tidak ada pihak yang merasa diuntungkan dengan adanya implementasi
konsep tersebut; dan dalam hal ini, yang menentukan besar tidaknya manfaat yang
diperoleh dengan adanya e-Government bukanlah kalangan pemerintah sendiri,
melainkan masyarakat dan mereka yang berkepentingan (demand side). Untuk itulah
maka pemerintah harus benar-benar teliti dalam memilih prioritas jenis aplikasi e-
Government apa saja yang harus didahulukan pembangunannya agar benar-benar
memberikan value (manfaat) yang secara signifikan dirasakan oleh masyarakatnya. Salah
dalam mengerti apa yang dibutuhkan masyarakat justru akan semakin mempersulit
meneruskan usaha mengembangkan konsep e-Governmet.
2.6. Tahapan penerapan E-Government dalam sector public

1. Tahap persiapan adalah tahap inisiasi dimana hal yang dilakukan adalah pembuatan
situs informasi disetiap lembaga secara sederhana dengan adanya komunikasi melalui e-
mail dan mengunggah arsip digital ke dalam situs informasi.Informasi dalam website ini
masih bersifat statis. Kemudian adanya kesiapan SDM dalam pemanfaatan komputer dan
jaringan komputer dalam aparatur pemerintahan.
2. Tahap pematangan adalah tahap interaksi dimana hal yang dilakukan adalah
memperluas konsep komunikasi dengan email sehingga situs informasi lebih bersifat
interaktif dan situs informasi sudah bersifat dinamis. Kemudian koordinasi perkantoran
dilakukan secara elektronik sehingga memunculkan situs informasi yang memiliki
keterhubungan dengan lembaga lain.
3. Tahap pematangan merupakan tahap transaksi yang dilanjutkan dengan
dikembangkannya situs informasi menjadi situs yang memiliki transaksi pelayanan
publik. Kemudian terbentuknya mekanisme akses data yang memiliki sifat lintas intansi
atau interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain.
4. Tahap pemanfaatan merupakan tahap terakhir yaitu tahap transformasi dengan
terciptanya mekanisme pelayanan kepada masyarakat yang bersifat terkoordinasi dengan
lembaga lain dalam bentuk aplikasi pelay

2.7. pentingnya E-Government bagi public di era pandemic Covid-19


E-Government Sebagai Strategi Mengefektifkan Pelayanan Publik di Tengah Kondisi
Wabah COVID-19 Di era globalisasi seperti saat ini, tidak heran apabila kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi dapat menjanjikan efisiensi, kecepatan penyampaian
informasi, keterjangkauan, dan transparansi, tidak terkecuali pada pemerintahan.
Terlebih, dalam era otonomi daerah saat ini perlu untuk mewujudkan pemerintahan yang
baik (good governance) dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau
biasa disebut e-government. Melalui e-government pula, peningkatan pelayanan publik
dapat terwujud. Seperti yang dikemukakan oleh Dwiyanto (2011:181) bahwa birokrasi
pemerintah dapat mengembangkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan, mempermudah interaksi dengan
masyarakat, dan mendorong akuntabilitas serta transparansi penyelenggara pelayanan
publik. Pada Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
dijelaskan tentang asas-asas penyelenggaraan pelayanan publik yang sangat berkaitan
dengan penerapan e-government, terutama dalam perwujudan asas huruf f, yaitu
partisipatif, huruf h tentang keterbukaan, huruf I tentang akuntabilitas, huruf k, yaitu
ketepatan waktu, dan huruf l tentang kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Kemudian, merujuk pada Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, disebutkan bahwa dalam rangka memberikan dukungan
informasi terhadap penyelenggaraan pelayanan publik perlu diselenggarakan Sistem
Informasi yang bersifat nasional dan ayat (4) dijelaskan bahwa Penyelenggara
berkewajiban mengelola Sistem Informasi yang terdiri atas sistem informasi elektronik
atau nonelektronik, sekurang-kurangnya meliputi; profil penyelenggara, profil pelaksana,
standar pelayanan, maklumat pelayanan, pengelola pengaduan dan penilaian kinerja.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa dengan dilaksanakannya e-government
akan mempermudah penyelenggaraan pelayanan publik. Selain itu, pengawas pelayanan
publik seperti Ombudsman Republik Indonesia maupun perwakilan akan lebih mudah
dalam proses pengawasannya. Misalnya, dengan adanya pengelolaan pengaduan yang
berbasis online sehingga masyarakat mudah mengakses dan Ombudsman Republik
Indonesia dapat mengawasinya. Selanjutnya berdasarkan aturan e-Government
diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Strategi
Pengembangan e-Government untuk mendukung good governance (termasuk
transparansi dan akuntabilitas publik) dan mempercepat proses demokrasi. Kemudian,
untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik juga tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Adapun dalam
program prioritas, e-government merupakan salah satu sektor prioritas Pembangunan
Pitalebar Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2014 tentang
Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019. Pada Pasal 7 dicantumkan prioritas
pembangunan Pitalebar Indonesia pada lima sektor, seperti e-Pemerintahan, e-Kesehatan,
e-Pendidikan, e-Logistik dan e-Pengadaan. Sehingga terlihat jelas bahwa e-government
sudah menjadi hal yang penting untuk diterapkan di berbagai bidang pemerintahan.
Adapun manfaat e-government, yaitu pertama mengurangi biaya, alasannya karena
melalui sistem online, maka biaya administrasi dan sebagainya akan berkurang. Kedua,
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas karena masyarakat dapat dengan mudah
mengakses dan melihat sejauh mana kegiatan pemerintah sudah dilakukan. Ketiga,
meningkatkan pelayanan publik karena masyarakat akan lebih mudah mengakses
(keterbukaan informasi dan partisipasi) pelayanan publik tanpa harus secara fisik datang
ke kantor instansi pemerintah tertentu.Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat
dipahami bahwa e-government sangat penting diterapkan pada kondisi saat ini. Namun,
hal tersebut harus didukung dengan beberapa hal, yaitu pertama, komitmen pemimpin,
hal ini sangat penting untuk mendukung setiap proses dan kegiatan pelayanan publik
berbasis elektronik (e-service). Hal tersebut karena pemimpin atau dalam hal ini
penyelenggara ataupun pelaksana layanan publik dapat berkomitmen dan mengambil
keputusan untuk memberikan pelayanan publik yang prima dengan menerapkan e-
government. Kedua, sarana dan prasarana, dukungan sarana dan prasarana juga menjadi
penting karena tanpa hal tersebut, maka pelayanan berbasis elektronik akan sulit
terwujud. Adapun sarana dan prasarana tersebut adalah ketersediaan komputer/laptop,
jaringan internet, dan sebagainya. Ketiga, sumber daya manusia, apabila komitmen
pemimpin dan sarana prasarana sudah memadai, namun sumber daya manusia yang dapat
mengeksekusi pelayanan berbasis elektronik tidak ada, maka hal tersebut akan sulit
terwujud. Sehingga dibutuhkan kemampuan sumber daya manusia (pegawai instansi dan
sebagainya) diperlukan dalam proses pelaksanaan e-government. Oleh karena itu, di
tengah kondisi COVID-19 ini bukan lagi sebagai penghambat bagi penyelenggara
dan/atau pelaksana pelayanan publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat,
melainkan semakin dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan publik.
BAB III.
3.1. Kesimpulan
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi saat ini menuntut masyarakat untuk lebih
maju dan sadar akan kebutuhan teknologi informasi. Teknologi informasi yang dapat
mempermudah masyarakat dalam mengakses segala informasi yang diinginkan. Hal ini
juga menuntut pemerintah dalam memberikan informasi kepada masyarakat, termasuk
informasi mengenai pemerintahan suatu negara dan kemudahan dalam setiap prosedur
yang ada dalam suatu pemerintahan. Tuntutan itu dapat diterapkan dengan menggunakan
E-government. E-government adalah aplikasi teknologi informasi yang berbasis internet
dan perangkat digital lainnya yang dikelola pemerintah untuk keperluan penyampaian
informasi dari pemerintah ke masyarakat, mitra bisnis, pegawai, badan usaha, dan
lembaga-lembaga lainnya secara online. E-government bertujuan untuk meningkatkan
mutu layanan publik melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
proses penyelenggaaran pemerintah daerah agar dapat terbentuk kepemerintahan yang
bersih dan transparan, dan agar dapat menjawab tuntutan perubahan secara efektif. Salah
satu solusi dan alternatif yang menjanjikan untuk menciptakan transparansi dalam
mewujudkan Good Governance adalah sistem pengelolaan pemerintahan secara
elektronik atau electronic government (e-government). Tuntutan pemerintah dalam
memberikan informasi data dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada saat ini
pemerintah telah berusaha untuk mewujudkannya agar terciptanya pemerintahan yang
efektif dan efisien. Dalam penggunaannya pemerintah telah menggunakan beberapa
aplikasi dalam pelaksaan proses pemerintahaan dalam mengelola data dalam intansi
maupun dalam mengelola PNS.

Pemerintah yang telah mengeluarkan peraturan mengenai E-government telah di


implementasikan di kota Surabaya. Dijelaskan bahwa e-government Pemkot Surabaya
dikelompokan menjadi dua, yakni dalam hal pengelolaan keuangan daerah dan e-
government untuk pelayanan masyarakat. Implementasi E-Government untuk Pelayanan
Publik Program seperti ini merupakan salah satu bagian dari implementasi e-government
pada pemerintahan daerah. Pemanfaatan media teknologi dan informasi oleh pemerintah
daerah akan dapat memaksimalkan pelayanan publiknya kepada masyarakat.

3.2. saran
Dalam pelaksanaan E-governance pemerintah harus lebih serius dan pemerintah harus
terus mengupdate data yang diberikan agar lebih akurat. Karena pada dasarnya E-
government bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan publik melalui pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dalam proses penyelenggaaran pemerintah daerah
agar dapat terbentuk kepemerintahan yang bersih dan transparan, dan agar dapat
menjawab tuntutan perubahan secara efektif.
Daftar Pustaka
Home / Artikel / E-Government Sebagai Strategi dalam Meminimalisasi Penyebaran
Covid-19 dan Efektifitas Pelayanan Publik
Kebijakan: Jurnal Ilmu Administrasi
Volume 11, Nomor 2, Juni 2020E-ISSN: 2656-2820P-ISSN 1829-5762 102 familiar with
public services in One-Stop Integrated Services (PTSA) and One-Stop Integrated
Services (PTSP). Public Service Mall can be said to be an improvement in the quality of
the two integrated services.Keywords: good governance, e-government system, MPP.
Yosa, Pelayanan Publik, Good Governance dan Asas-asas Umum Pemerintahan
Yang Baik, Diakses dari http://itjen-depdagri.go.id/article-23-pelayananpublik-good-
governance-amp-aaupb-dalam-diskresi.html, pada tanggal 24
Desember 2012.
Nurul Purnamasari, E-Government System Dalam Pelayanan Publik, Diakses dari
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/07/30/e-governmentsystem-dalam-
pelayanan-publik-481875.html, pada tanggal 27 Desember
2012
Mulyono Yalia, Menuju Peyanan Publik Yang Lebih Baik Dengan E-Government,
Agenda Observasi, Bandung, 2011.
Moenir H.A.S, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta, 1998.
Nurul Purnamasari, E-Government System Dalam Pelayanan Publik, Diakses dari
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/07/30/e-governmentsystem-dalam-
pelayanan-publik-481875.html, pada tanggal 27 Desember
2012.
Setia, Yunas Novi. “Perkembangan e-Government di Indonesia” . diakses pada 20
November 2015 : http://www.academia.edu/8402067/PERKEMBANGAN_E-
GOVERNMENT_DI_INDONESIA
“Masyarakat Informasi dan sistem informasi dalam pemerintahan ”. Diakses pada 20
November 2015 : http://blog.binadarma.ac.id/hardiyansyah/?p=35 Indrajit,Richardus
Eko. Electronic Government, Yogyakarta: Penerbit And
The World Bank Group,E-Government Defition. Diakses pada 20 November 2015.
http://www1.worldbank.org/publicsector/egov/definition.htm

Anda mungkin juga menyukai