Dosen Pengampuh :
Oleh:
Riski Amanda 200210202
Wardatul Laili 200210204
Liza Yanti 200210213
Rani Sayulina 200210219
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022/2023
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa, makalah tentang
Reformasi Birokrasi di Kantor Mahkamah Syaria’ah Kota Lhokseumawe pada
area tatalaksana dan hambatannya ini dapat diselesaikan, proses penulisan ini
mengalami beberapa kendala, namun berkat kesungguhan dan kerja keras
kendala-kendala itu dapat di atasi dengan baik, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk memberikan gambaran pelaksanaan Reformasi Birokasi.
Dalam makalah ini disajikan penjelasan tentang Pengertian Reformasi
Birokrasi, Penataan Tatalaksana (business process), Manajemen Tatalaksana,
Hambatan Penataan Tatalaksana dan Langkah-langkah Perbaikan Tatalaksana.
Dengan kerendahan hati kami sebagai penulis mengakui bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehubungan dengan hal tersebut tegur sapa,
saran dan kritikan yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik
sangat diharapkan dan diterima dengan tangan terbuka. Mudah-mudahan makalah
yang sederhana ini bermanfaat seluruh ASN yang berada di naungan kantor
kementerian agama kabupaten lampung selatan yang ingin dan lebih memahami
tentang Reformasi Birokrasi Pada Area Tatalaksana dan Hambatannya.
Kelompok (angka)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah..........................................................1
2. Rumusan Masalah....................................................................2
3. Tujuan......................................................................................2
4. Manfaat....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Reformasi Birokrasi...............................................4
2. Penataan Tatalaksana...............................................................6
3. Manajemen Tatalaksana...........................................................7
4. Hambatan Penataan Tatalaksana.............................................8
5. Langkah-langkah Perbaikan Tatalaksana................................
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan..............................................................................10
2. Saran........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik seiring dengan
harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan
pelayanan publik.
Reformasi birokrasi merupakan upaya untuk mempertegas hak dan
kewajiban setiap warga negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab
negara dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Dalam reformasi diperlukan
norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan
asas-asas umum pemerintahan yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi
setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan Delapan Area Reformasi Birokrasi Penataan
Tatalaksana ini memberi pemahaman yang lebih kepada ASN dilingkungan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan dimulai dari Pengertian
2
Reformasi Birokrasi dan Delapan Area Reformasi Birokrasi, Pemahaman tentang
Penataan Tatalaksana, Manajemen Penataan Tatalaksana dan Hambatan dalam
Penataan Tatalaksana.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
mereka beranggapan bahwa mereka adalah penguasa yang harus selalu
dihormati. Oleh sebab itu hal yang demikian harus dihilangkan dari
birokrasi.
c. Mendahulukan peranan dari wewenang, perubahan yang dimaksud adalah
birokrasi harus selalu mengutamakan perananannya sebagai pelayan
masyarakat. Harus mampu melayani masyarakat dengan baik, dengan
menyampingkan wewenangnya sebagai pejabat atau pegawai pemerintah.
d. Tidak berfikir hasil produksi tapi hasil akhir, perubahan yang dimaksud
adalah birokrasi harus selalu mengutamakan hasil akhir dari pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat seperti menciptakan kepuasan bagi
masyarakat.
e. Perubahan manajemen kinerja, maksud yaitu merubah manajemen
kinerja birokrasi agar menjadi lebih efektif dibandingkan sebelumnya.
Sementara itu menurut Yehezkel Dror dalam Zauhar (2007:6), reformasi
administrasi yaitu suatu perubahan yang terencana terhadap aspek utama
administrasi. Menurut Zauhar (2007:11), mengatakan reformasi administrasi
adalah upaya sadar dan terencana untuk mengubah:
a. Struktur dan prosedur birokrasi (aspek reorganisasi atau institusional/
kelembagaan), perubahan yang dilakukan mencakup struktur dan
prosedur yang ada pada birokrasi untuk membuat fungsi dari birokrasi
tersebut lebih efektif.
b. Sikap dan prilaku birokrat (aspek prilaku), untuk meningkatkan
efektifitas organisasi dan terciptanya administrasi yang sehat serta
menjamin tercapainya tujuan pembangunan nasional, perubahan tersebut
untuk memperbaiki sikap dan prilaku dari birokrasi itu sendiri, guna
menciptakan kesadaran birokrasi terhadap tugasnya bukan sebagai
penguasa lagi tetapi sebagai pelayan masyarakat.
Dalam hal ini, penjelasan tentang maksud dari reformasi birokrasi hampir
sama dengan maksud reformasi administrasi yakni sebagai usaha perubahan
untuk meningkatkan kualitas birokrasi. Setiap perubahan yang akan
dilaksanakan selalu berfokus terhadap birokrasi sebagai sasaran perubahan, hal
ini dilaksanakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dimasyarakat.
5
Mengingat bahwa birokrasi selalu bersentuhan langsung dengan masyarakat oleh
sebab itu birokrasi dituntut untuk mampu memaksimalkan tugas dan fungsinya
nya sebagai pelayan dalam melayani masyarakat. Agar hal tersebutdapat tercapai
maka pemerintah sebagai yang berwenang melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan.
6
pemangku kepentingan untuk memperbaiki kinerja pelayanan public
secara signifikan.
Sedangkan muara dari penataan tatalaksana (business process) yaitu,
antara lain:
a. Pembuatan atau perbaikan Standar Operating Procedure (SOP), termasuk
di dalamnya perbaikan standar kinerja pelayanan di Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Lampung Selatan.
b. Perbaikan struktur organisasi; dan
c. Pembuatan atau perbaikan uraian pekerjaan (job descriptions).
7
Tujuan perbaikan Tatalaksana (business process) yaitu membuat proses
lebih efektif, efisien dan adaptif. Sedangkan target perbaikan Tatalaksana
(business process) antara lain :
a. Penurunan biaya.
b. Peningkatan kualitas output.
c. Peningkatan kualitas layanan.
d. Peningkatan kecepatan delivery.
8
2.5 Langkah-langkah Perbaikan Tatalaksana
Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No.12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana,
adapun langkah-langkah untuk melakukan perbaikan Tatalaksana (business
process), antara lain :
1. Pahami harapan pengguna utama atas perbaikan dari Tatalaksana
(business process) dimaksud.
2. Pahami peraturan atau kebijakan yang mengatur Tatalaksana (business
process) dimaksud.
3. Identifikasi perbaikan Tatalaksana (business process) yang diusulkan,
biasanya melalui:
a. Penyederhanaan proses (streamlining / simplification - S).
b. Penghilangan proses yang tidak perlu (elimination -E).
c. Pembuatan proses yang sama sekali baru (reengineering - R); atau
d. Pengotomatisasian proses (automation - A).
e. Perbaiki model Tatalaksana (business process) sesuai dengan
perbaikan yang telah dilakukan.
f. Dapatkan pengesahan dari pimpinan lembaga untuk diberlakukan
(bila diperlukan).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reformasi birokrasi adalah upaya perubahan, dimana perubahan yang
dilakukan terkait reformasi birokrasi yaitu : Perubahan cara berfikir, Penataan
peraturan perundang-undangan, Penguatan organisasi, Penataan tata laksana,
Manajemen SDM aparatur, Penguatan pengawasan, Penguatan akuntabilitas
kinerja dan Peningkatan kualitas pelayanan publik. Penataan tatalaksana
dilaksanakan melalui serangkaian proses analisis dan perbaikan tatalaksana
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan
prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur di kantor kementerian agama
kabupaten lampung selatan. Target yang ingin dicapai melalui program ini antara
lain yaitu meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan
serta kinerja di kantor kementerian agama kabupaten lampung selatan.
Tujuan perbaikan Tatalaksana (business process) yaitu membuat proses
lebih efektif, efisien dan adaptif. Sedangkan target perbaikan Tatalaksana
(business process) antara lain : Penurunan biaya, Peningkatan kualitas output,
Peningkatan kualitas layanan, Peningkatan kecepatan delivery.
Hambatan yang harus diselesaikan, diantaranya :
1. Masih rendahnya komitmen dalam upaya untuk melakukan pecegahan
dan pemberantasan tindak pidana korupsi;
2. Masih terdapatnya proses bisnis/tatakerja/tatalaksana yang kurang jelas
dan transparan.
3. Manajemen kinerja yang belum dilaksanakan secara maksimal;
4. Penerapan tata kelola yang belum sepenuhnya diterapkan;
5. Manajemen sumber daya manusia yang belum berjalan dengan baik.
Oleh sebab itu perubahan pada sistem tatalaksana sangat diperlukan
dalam rangka mendorong efisiensi penyelenggaraan dan pelayanan, serta untuk
mengubah mental aparatur.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi No.12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan
10
Tatalaksana, langkah – langkah untuk melakukan perbaikan Tatalaksana
(business process), antara lain :
1. Pahami harapan pengguna utama atas perbaikan dari Tatalaksana
(business process) dimaksud.
2. Pahami peraturan atau kebijakan yang mengatur Tatalaksana (business
process) dimaksud.
3. Identifikasi perbaikan Tatalaksana (business process) yang diusulkan,
biasanya melalui:
a. Penyederhanaan proses (streamlining / simplification - S).
b. Penghilangan proses yang tidak perlu (elimination -E).
c. Pembuatan proses yang sama sekali baru (reengineering - R); atau
d. Pengotomatisasian proses (automation - A).
e. Perbaiki model Tatalaksana (business process) sesuai dengan
perbaikan yang telah dilakukan.
f. Dapatkan pengesahan dari pimpinan lembaga untuk diberlakukan
(bila diperlukan).
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
11
DAFTAR PUSTAKA
12