Disusun Oleh :
Najib fadhlurrahman
BUKITTINGGI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat izin dan petunjuk-Nya kami
bisa menyelesaikan tugas mata kuliah Pembangunan Kapasitas Dan Kelembagaan Sektor Publik
ini, serta sholawat dan salam kami hadiahkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
kami ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Yulia Ningsih,S.Ap.,MM. yang telah
memberikan tugas penyusunan makalah ini dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Sesuai dengan materi yang diberikan, kami berharap bisa membantu
teman-teman semua dalam memahami materi tentang Reformasi kelembagaan unit pelayanan
perizinan terpadu ( UP2T) Untuk mewujudkan good government.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, untuk itu kami sangat berharap kepada Ibu dosen dan juga teman-teman semua agar
dapat memberikan kritik maupun saran dan juga masukan untuk kami demi kebaikan makalah
selanjutnya dan bisa bermanfaat bagi kita semua.
Atas kritikan dan masukannya, kami terlebih dahulu mengucapkan banyak terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
PENDAHULUAN
Perizinan merupakan bagian terpenting dalam pembangunan, hal yang tak kalah
pentingnya dengan pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Perizinan menjadi semakin penting
karena keberadaan perizinan menentukan jadi tidaknya suatu pembangunan dilaksanakan.
Birokrasi perizinan menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam perkembangan usaha di
Indonesia. Banyaknya peraturan yang tumpang tindih, prosedur berbelit-belit, tingginya biaya,
tidak adanya jangka waktu penyelesaian, sarana dan prasarana kurang memadai serta kinerja
petugas yang tidak efektif dan efisien merupakan kendala terbesar terhadap pelayanan
perizinan yang dihadapi oleh masyarakat. Menurut Hardjanto (2006, h.20) yaitu reformasi
administrasi publik perlu dilakukan untuk mengatasi mal-administration guna mencapai kinerja
administrasi yang efektif dan efisien serta mengimplementasi perubahan-perubahan yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah secara bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan good governance pada suatu instansi pemerintahan tentu banyak
hal yang perlu diberlakukan. Praktek good governance memerlukan perubahan yang
menyeluruh pada semua unsur kelembagaan yang terlibat pada praktek good governance
meliputi pemerintah sebagai representasi negara, pelaku pasar, dunia usaha serta masyarakat
sipil. Menurut Santosa (2000, h.86) sebuah governance dikatakan baik (good and sound)
apabila sumber daya dan masalah-masalah publik dikelolah secara efektif dan efisien dan
merupakan respon terhadap kebutuhan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reformasi Birokrasi
Terkait dengan usaha pemerintah dalam memperbaiki birokrasi, yang akhirnya disebut sebagai
reformasi birokrasi. Sehingga terdapat berbagai definisi tentang reformasi birokrasi, dengan
pengertian yang berbeda-beda tentang reformasi birokrasi. Menurut MenPan
(www.menpan.go.id, diakses 19 Agustus 2014), reformasi birokrasi adalah upaya untuk
melaksanakan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek pada penerapan pelayanan prima.
a. Perubahan cara berfikir (pola pikir, pola sikap, dan pola tindak), Maksudnya yaitu birokrasi
harus merubah pola berfikir yang terdahulu (buruk), birokrasi harus memliki pola pikir yang
menyadari bahwa mereka sebagai pelayan masyarakat, harus mempunyai sikap dan pola
perilaku yang baik, yang artinya tidak menyimpang dari peraturan yang sudah ditetapkan atau
sesuai dengan peraturan perundang-undangan .
b. Perubahan penguasa menjadi pelayan, maksudnya yaitu birokrasi harus merubah sikap
mereka, karena yang dapat kita ketahui selama ini bawha birokrasi selalu menganggap bahwa
mereka adalah penguasa dikarenakan memiliki jabatan yang tinggi dibanding dengan
masyarakat sehingga mereka beranggapan bahwa mereka adalah penguasa yang harus selalu
dihormati. Oleh sebab itu hal yang demikian harus dihilangkan dari birokrasi.
c. Mendahulukan peranan dari wewenang, perubahan yang dimaksud adalah birokrasi harus
selalu mengutamakan perananannya sebagai pelayan masyarakat. Harus mampu melayani
masyarakat dengan baik, dengan menyampingkan wewenangnya sebagai pejabat atau pegawai
pemerintah.
Organisasi dan tata laksana merupakan alat untuk mencapai visi dan misi organisasi, pada
tahun 2010 Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 telah menetapkan
Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia 2010-2025, salah satu agenda area perubahan yang
dilakukan adalah di bidang Organisasi dan Tatalaksana.
Tatalaksana (business process) adalah sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling terkait
yang menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penataan tatalaksana
dilaksanakan melalui serangkaian proses analisis dan perbaikan tatalaksana bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif,
efisien dan terukur pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan.
Beberapa perbaikan/penataan dapat dilaksanakan secara intuitif dan segera tanpa harus
melalui proses analisis dan perbaikan business process yang panjang.Perbaikan/penataan ulang
tatalaksana (business process) perlu dilaksanakan apabila :
a. Terjadi perubahan arah strategis Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan
(visi, misi dan sasaran strategis) yang berdampak pada atau mengakibatkan perubahan tugas
dan fungsi serta keluaran (output) organisasi/unit kerja.
b. Adanya keinginan/dorongan dari dalam Kantor Kementerian Lampung Selatan atau pun
dorongan dari publik/masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan untuk
memperbaiki kinerja pelayanan public secara signifikan.
Sedangkan muara dari penataan tatalaksana (business process) yaitu, antara lain:
a. Pembuatan atau perbaikan Standar Operating Procedure (SOP), termasuk di dalamnya
perbaikan standar kinerja pelayanan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung
Selatan.
Sebagai acuan bagi Kantor Kementerian untuk membangun dan menata tatalaksana (business
process), dikeluarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No.12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana.Pendekatan
yang banyak digunakan di lingkungan manajemen organisasi dan menjadi dasar dari proses
penataan tatalaksana adalah Manajemen Tatalaksana (Business Process Management).
Menurut pendekatan ini penataan tatalaksana merupakan suatu siklus. Dalam siklus tersebut
penataan tatalaksana tercakup dalam aktivitas Analisis Kebutuhan yang kemudian dilanjutan
dengan aktivitas Perancangan dengan menggunakan Pemodelan Proses. Meski proses penataan
tatalaksana sudah dilakukan hal ini tidak berarti tatalaksana yang disusun telah memenuhi
prinsip-prinsip dan manfaat suatu tatalaksana. Oleh karena itu, setelah tersusun modelnya
maka tatalaksana harus dapat terimplementasi dengan baik dan diketahui keberhasilannya.
Setelah teruji dan memenuhi kriteria yang diharapkan selama implementasi, berikutnya
dilakukan pemberlakuan. Pemberlakuan dilakukan dengan dukungan infrastruktur teknologi
informasi yang memadai. Tatalaksana ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tujuan perbaikan Tatalaksana (business process) yaitu membuat proses lebih efektif, efisien
dan adaptif. Sedangkan target perbaikan Tatalaksana (business process) antara lain :
a. Penurunan biaya
Semua usaha dan kerja keras reformasi birokrasi khususnya dalam area Penataan Tatalaksana
tidak lain adalah untuk membawa birokrasi kantor kementerian agama kabupaten lampung
selatan yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien serta birokrasi yang
memiliki pelayanan publik berkualitas. Meskipun demikian masih terdapat beberapa hambatan
yang harus diselesaikan, diantaranya :
1. Masih rendahnya komitmen dalam upaya untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi;
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Reformasi birokrasi adalah upaya perubahan, dimana perubahan yang dilakukan terkait
reformasi birokrasi yaitu : Perubahan cara berfikir, Penataan peraturan perundang-undangan,
Penguatan organisasi, Penataan tata laksana, Manajemen SDM aparatur, Penguatan
pengawasan, Penguatan akuntabilitas kinerja dan Peningkatan kualitas pelayanan publik.
Penataan tatalaksana dilaksanakan melalui serangkaian proses analisis dan perbaikan
tatalaksana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan
prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur di kantor kementerian agama kabupaten
lampung selatan. Target yang ingin dicapai melalui program ini antara lain yaitu meningkatnya
efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan serta kinerja di kantor kementerian
agama kabupaten lampung selatan. Tujuan perbaikan Tatalaksana (business process) yaitu
membuat proses lebih efektif, efisien dan adaptif. Sedangkan target perbaikan Tatalaksana
(business process) antara lain : Penurunan biaya, Peningkatan kualitas output,
1. Masih rendahnya komitmen dalam upaya untuk melakukan pecegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi;
DAFTAR PUSTAKA
...............Arikunto, S. (2002) Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek ed. Revisi V. Jakarta:
Rineka Cipta.
...............Hanif, Nurcholis. (2005) Teori dan praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana
...............Keputusan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Jakarta, Kementerian Dalam Negeri.