Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Reformasi kelembagaan unit pelayanan perizinan terpadu ( UP2T)

Untuk mewujudkan good government

Disusun Oleh :

Najib fadhlurrahman

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR YARSI SUMATERA BARAT

BUKITTINGGI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat izin dan petunjuk-Nya kami
bisa menyelesaikan tugas mata kuliah Pembangunan Kapasitas Dan Kelembagaan Sektor Publik
ini, serta sholawat dan salam kami hadiahkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

kami ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Yulia Ningsih,S.Ap.,MM. yang telah
memberikan tugas penyusunan makalah ini dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Sesuai dengan materi yang diberikan, kami berharap bisa membantu
teman-teman semua dalam memahami materi tentang Reformasi kelembagaan unit pelayanan
perizinan terpadu ( UP2T) Untuk mewujudkan good government.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, untuk itu kami sangat berharap kepada Ibu dosen dan juga teman-teman semua agar
dapat memberikan kritik maupun saran dan juga masukan untuk kami demi kebaikan makalah
selanjutnya dan bisa bermanfaat bagi kita semua.

Atas kritikan dan masukannya, kami terlebih dahulu mengucapkan banyak terima kasih.

Bukittinggi, 17 April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................................... 4

2.1 Pengertian Reformasi Birokrasi...........................................................6

2.2 Penataan Tatalaksana (Business Process) .......................................7

2.3 Manajemen Tatalaksana .....................................................................8

2.4 Hambatan Penataan Tatalaksana .......................................................9

BAB III PENUTUP....................................................................................................10

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................11


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perizinan merupakan bagian terpenting dalam pembangunan, hal yang tak kalah
pentingnya dengan pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Perizinan menjadi semakin penting
karena keberadaan perizinan menentukan jadi tidaknya suatu pembangunan dilaksanakan.
Birokrasi perizinan menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam perkembangan usaha di
Indonesia. Banyaknya peraturan yang tumpang tindih, prosedur berbelit-belit, tingginya biaya,
tidak adanya jangka waktu penyelesaian, sarana dan prasarana kurang memadai serta kinerja
petugas yang tidak efektif dan efisien merupakan kendala terbesar terhadap pelayanan
perizinan yang dihadapi oleh masyarakat. Menurut Hardjanto (2006, h.20) yaitu reformasi
administrasi publik perlu dilakukan untuk mengatasi mal-administration guna mencapai kinerja
administrasi yang efektif dan efisien serta mengimplementasi perubahan-perubahan yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah secara bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan good governance pada suatu instansi pemerintahan tentu banyak
hal yang perlu diberlakukan. Praktek good governance memerlukan perubahan yang
menyeluruh pada semua unsur kelembagaan yang terlibat pada praktek good governance
meliputi pemerintah sebagai representasi negara, pelaku pasar, dunia usaha serta masyarakat
sipil. Menurut Santosa (2000, h.86) sebuah governance dikatakan baik (good and sound)
apabila sumber daya dan masalah-masalah publik dikelolah secara efektif dan efisien dan
merupakan respon terhadap kebutuhan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Reformas Birokrasi ?

2. Bagaimana Proses Penataan Tatalaksana dilaksanakan?

3. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Tatalaksana?

4. Apa saja Hambatan dalam Penataan Tatalaksana ?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan ini memiliki tujuan sebagai berikut:


1. Kita dapat memahami arti Reformasi Birokrasi !
2. Memahami Proses Penataan Tatalaksana!
3. Kita dapat mengerti Manajemen Tatalaksana!

4. Mengetahui hambatan dalam penataan tatalaksana!

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reformasi Birokrasi

Terkait dengan usaha pemerintah dalam memperbaiki birokrasi, yang akhirnya disebut sebagai
reformasi birokrasi. Sehingga terdapat berbagai definisi tentang reformasi birokrasi, dengan
pengertian yang berbeda-beda tentang reformasi birokrasi. Menurut MenPan
(www.menpan.go.id, diakses 19 Agustus 2014), reformasi birokrasi adalah upaya untuk
melaksanakan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek pada penerapan pelayanan prima.

Menurut Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-Undangan (www. ditjen.


kemenkumham.go.id, diakses 20 Agustus 2014), mengatakan bahwa reformasibirokrasi adalah
upaya perubahan, dimana perubahan yang dilakukan terkait reformasi birokrasi yaitu :
Perubahan cara berfikir, Penataan peraturan perundang-undangan, Penguatan organisasi,
Penataan tata laksana, Manajemen SDM aparatur, Penguatan pengawasan, Penguatan
akuntabilitas kinerja dan Peningkatan kualitas pelayanan publik.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009:72), mengatakan bahwa reformasi birokrasi


merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja melalui berbagai cara dengan tujuan
efektifitas, efisien, dan akuntabilitas. Dimana reformasi biokrasi itu mencakup beberapa
perubahan yaitu:

a. Perubahan cara berfikir (pola pikir, pola sikap, dan pola tindak), Maksudnya yaitu birokrasi
harus merubah pola berfikir yang terdahulu (buruk), birokrasi harus memliki pola pikir yang
menyadari bahwa mereka sebagai pelayan masyarakat, harus mempunyai sikap dan pola
perilaku yang baik, yang artinya tidak menyimpang dari peraturan yang sudah ditetapkan atau
sesuai dengan peraturan perundang-undangan .

b. Perubahan penguasa menjadi pelayan, maksudnya yaitu birokrasi harus merubah sikap
mereka, karena yang dapat kita ketahui selama ini bawha birokrasi selalu menganggap bahwa
mereka adalah penguasa dikarenakan memiliki jabatan yang tinggi dibanding dengan
masyarakat sehingga mereka beranggapan bahwa mereka adalah penguasa yang harus selalu
dihormati. Oleh sebab itu hal yang demikian harus dihilangkan dari birokrasi.
c. Mendahulukan peranan dari wewenang, perubahan yang dimaksud adalah birokrasi harus
selalu mengutamakan perananannya sebagai pelayan masyarakat. Harus mampu melayani
masyarakat dengan baik, dengan menyampingkan wewenangnya sebagai pejabat atau pegawai
pemerintah.

2.2 Penataan Tatalaksana ( Business Process )

Organisasi dan tata laksana merupakan alat untuk mencapai visi dan misi organisasi, pada
tahun 2010 Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 telah menetapkan
Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia 2010-2025, salah satu agenda area perubahan yang
dilakukan adalah di bidang Organisasi dan Tatalaksana.

Tatalaksana (business process) adalah sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling terkait
yang menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penataan tatalaksana
dilaksanakan melalui serangkaian proses analisis dan perbaikan tatalaksana bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif,
efisien dan terukur pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan.

Beberapa perbaikan/penataan dapat dilaksanakan secara intuitif dan segera tanpa harus
melalui proses analisis dan perbaikan business process yang panjang.Perbaikan/penataan ulang
tatalaksana (business process) perlu dilaksanakan apabila :

a. Terjadi perubahan arah strategis Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan
(visi, misi dan sasaran strategis) yang berdampak pada atau mengakibatkan perubahan tugas
dan fungsi serta keluaran (output) organisasi/unit kerja.

b. Adanya keinginan/dorongan dari dalam Kantor Kementerian Lampung Selatan atau pun
dorongan dari publik/masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan untuk
memperbaiki kinerja pelayanan public secara signifikan.

Sedangkan muara dari penataan tatalaksana (business process) yaitu, antara lain:
a. Pembuatan atau perbaikan Standar Operating Procedure (SOP), termasuk di dalamnya
perbaikan standar kinerja pelayanan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung
Selatan.

b. Perbaikan struktur organisasi.

2.3 Manajemen Tatalaksana

Sebagai acuan bagi Kantor Kementerian untuk membangun dan menata tatalaksana (business
process), dikeluarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No.12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana.Pendekatan
yang banyak digunakan di lingkungan manajemen organisasi dan menjadi dasar dari proses
penataan tatalaksana adalah Manajemen Tatalaksana (Business Process Management).

Menurut pendekatan ini penataan tatalaksana merupakan suatu siklus. Dalam siklus tersebut
penataan tatalaksana tercakup dalam aktivitas Analisis Kebutuhan yang kemudian dilanjutan
dengan aktivitas Perancangan dengan menggunakan Pemodelan Proses. Meski proses penataan
tatalaksana sudah dilakukan hal ini tidak berarti tatalaksana yang disusun telah memenuhi
prinsip-prinsip dan manfaat suatu tatalaksana. Oleh karena itu, setelah tersusun modelnya
maka tatalaksana harus dapat terimplementasi dengan baik dan diketahui keberhasilannya.
Setelah teruji dan memenuhi kriteria yang diharapkan selama implementasi, berikutnya
dilakukan pemberlakuan. Pemberlakuan dilakukan dengan dukungan infrastruktur teknologi
informasi yang memadai. Tatalaksana ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tujuan perbaikan Tatalaksana (business process) yaitu membuat proses lebih efektif, efisien
dan adaptif. Sedangkan target perbaikan Tatalaksana (business process) antara lain :

a. Penurunan biaya

b. Peningkatan kualitas output.

c. Peningkatan kualitas layanan.

d. Peningkatan kecepatan delivery.


2.4 Hambatan Penataan Tatalaksana

Semua usaha dan kerja keras reformasi birokrasi khususnya dalam area Penataan Tatalaksana
tidak lain adalah untuk membawa birokrasi kantor kementerian agama kabupaten lampung
selatan yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien serta birokrasi yang
memiliki pelayanan publik berkualitas. Meskipun demikian masih terdapat beberapa hambatan
yang harus diselesaikan, diantaranya :

1. Masih rendahnya komitmen dalam upaya untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi;

2. Masih terdapatnya proses bisnis/tatakerja/tatalaksana yang kurang jelas dan transparan.


Banyak hal yang seharusnya dilaksanakan dengan cepat seringkali harus berjalan tanpa proses
yang pasti disebabkan tidak terdapatnya sistem tatalaksana yang baik. Hal tersebut kemudian
mendorong terciptanya perilaku hirarkis, feodal, dan kurang kreatif pada birokrat/aparatur.

3. Manajemen kinerja yang belum dilaksanakan secara maksimal;

4. Penerapan tata kelola yang belum sepenuhnya diterapkan;

5. Manajemen sumber daya manusia yang belum berjalan dengan baik.


Oleh sebab itu perubahan pada sistem tatalaksana sangat diperlukan dalam rangka mendorong
efisiensi penyelenggaraan dan pelayanan, serta untuk mengubah mental aparatur.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Reformasi birokrasi adalah upaya perubahan, dimana perubahan yang dilakukan terkait
reformasi birokrasi yaitu : Perubahan cara berfikir, Penataan peraturan perundang-undangan,
Penguatan organisasi, Penataan tata laksana, Manajemen SDM aparatur, Penguatan
pengawasan, Penguatan akuntabilitas kinerja dan Peningkatan kualitas pelayanan publik.
Penataan tatalaksana dilaksanakan melalui serangkaian proses analisis dan perbaikan
tatalaksana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan
prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur di kantor kementerian agama kabupaten
lampung selatan. Target yang ingin dicapai melalui program ini antara lain yaitu meningkatnya
efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan serta kinerja di kantor kementerian
agama kabupaten lampung selatan. Tujuan perbaikan Tatalaksana (business process) yaitu
membuat proses lebih efektif, efisien dan adaptif. Sedangkan target perbaikan Tatalaksana
(business process) antara lain : Penurunan biaya, Peningkatan kualitas output,

Peningkatan kualitas layanan, Peningkatan kecepatan delivery.Hambatan yang harus


diselesaikan, diantaranya :

1. Masih rendahnya komitmen dalam upaya untuk melakukan pecegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi;

2. Masih terdapatnya proses bisnis/tatakerja/tatalaksana yang kurang jelas dan transparan.

3. Manajemen kinerja yang belum dilaksanakan secara maksimal;

DAFTAR PUSTAKA

...............Arikunto, S. (2002) Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek ed. Revisi V. Jakarta:
Rineka Cipta.
...............Hanif, Nurcholis. (2005) Teori dan praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana

...............Hardjanto, Imam. (2006) Reformasi Administrasi Publik. Malang. Universitas


Brawijaya. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/63/M.PAN/7/2003
Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Jakarta, Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara.

...............Keputusan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Jakarta, Kementerian Dalam Negeri.

...............Khayatudin (2012) Perizinan. (Internet), Malang, Available from:


<http//Khayatudin.blogspot.com/2012/12/Perizinan.html> [Accessed 12th Juni 2013].

...............Moleong, Lexy J. (2007) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Rasyid, Ryaas M. (1997) Perkembangan Pemikiran Tentang Masyarakat Kewarganegaraan.
Jurnal Ilmu Politik.

...............Rewansyah, Asmawi, (2010) Reformasi Birokrasi Dalam Rangka Good Governance.


Jakarta: Yusaintanas Prima).

Anda mungkin juga menyukai