TEORI ADMINISTRASI
Oleh Kelompok 3:
2018
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikumWr.Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah matakuliah Teori Administrasi ini. Kami mengucapkan terimakasih pada Bapak
Dr. Ir. A. H. Rahadian, M.Si selaku dosen pembimbing Teori Administrasi, serta teman-
teman satu kelompok yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari penyusunan,
bahasa, atau pun penulisannya.
Oleh karena itu, kami mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, khususnya dari Bapak Dr. Ir. A. H. Rahadian, M.Si selaku dosen
pembimbing matakuliah Teori Administrasi guna menjadi acuan bekal untuk kami agar
lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Jakarta, Maret
2019
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTA
R.....................................................................................................................
DAFTAR
IS
I....................................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan................................................................................................................
1.1 Latar
Belakan
g
.....................................................................................................................................
1.2 Ruang
Lingku
p
.....................................................................................................................................
BAB II Kajian
Pustaka................................................................................................................
2.1 Teori
Reformas
i...................................................................................................................................
2.2 Teori
Birokras
i
.....................................................................................................................................
BAB III
Penutu
p...........................................................................................................................
3.1
Kesimpula
n
.
.
.
.
.
.
.
.....................................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAK
A......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Ruang lingkup reformasi birokrasi tidak hanya terbatas pada proses dan
prosedur, tetapi juga mengaitkan perubahan pada tingkat struktur dan sikap
serta tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan permasalahan yang
bersinggungan dengan wewenang dan kekuasaan. Reformasi birokrasi adalah
sebuah harapan masyarakat pada pemerintah agar mampu memerangi KKN dan
membentuk pemerintahan yang bersih serta keinginan masyarakat untuk
menikmati pelayanan public yang efisien, responsip dan akuntabel.
Maka dari itu masyarakat perlu mengetahui reformasi birokrasi yang dilakukan
saat ini agar kehidupan bernegara berjalan dengan baik, masyarakat juga
berposisi sebagai penilai dan pihak yang dilayani pemerintah. Pada dasarnya
Reformasi Birokrasi adalah suatu perubahan signifikan elemen-elemen birokrasi
seperti kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan,
akuntabilitas, aparatur dan pengawasan dan pelayanan publik, yang dilakukan
secara sadar untuk memposisikan diri (birokrasi) kembali, dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan yang dinamis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Reformasi adalah mengubah atau membuat sesuatu menjadi lebih baik daripada
yang sudah ada. Reformasi ini diarahkan pada perubahan masyarakat yang
termasuk didalamnya masyarakat birokrasi, dalam pengertian perubahan ke arah
kemajuan. Dalam pengertian ini perubahan masyarakat diarahkan pada
development (Susanto, 180). Karl Mannheim sebagaimana disitir oleh Susanto
menjelaskan bahwa perubahan masyarakat adalah berkaitan dengan norma-
normanya. Development adalah perkembangan yang tertuju pada kemajuan
keadaan dan hidup anggota masyarakat, dimana kemajuan kehidupan ini
akhirnya juga dinikmati oleh masyarakat. Dengan demikian maka perubahan
masyarakat dijadikan sebagai peningkatan martabat manusia, sehingga
hakekatnya perubahan masyarakat berkait erat dengan kemajuan masyarakat.
Birokrasi adalah fenomena kehidupan yang telah lama dikenal oleh umat
manusia sejak zaman dahulu. Sejak sebelum manusia lahir sampai
meninggalnya, seorang manusia yang hidup di dunia akan senantiasa berurusan
dengan institusi pemerintah yang kita kenal dengan nama birokrasi itu. Tetapi,
Kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi saat ini bisa dikatakan belum
menunjukan arah perkembangan yang baik, karena masih banyak ditemukan
birokrat yang arogan dan menganggap rakyatlah yang membutuhkannya, praktik
KKN yang masih banyak terjadi, dan mentalitas birokrat yang masih jauh dari
harapan.
Ada juga yang menjelaskan arti birokrasi adalah suatu struktur organisasi yang
memiliki tata prosedur, pembagian kerja, adanya hirarki, dan adanya hubungan
yang bersifat impersonal. Organisasi yang menjalankan sistem birokrasi
biasanya memiliki prosedur dan aturan yang ketat sehingga dalam proses
operasionalnya cenderung kurang fleksibel dan kurang efisien.
Peran birokrasi dengan fungsi administrasi publik dilakukan oleh birokrasi. Jadi
birokrasi diartikan sebagai keseluruhan lembaga pemerintahan negara, yang
meliputi aparatur kenegaraan, aparatur pemerintahan, serta sumber daya
manusia birokrasi yang terdiri atas, pejabat negara dan pegawai negeri.
Birokrasi secara leksikal berarti alat kelengkapan negara, terutama meliputi
bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian, yang mempunyai
tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari. Secara umum,
pembangunan birokrasi mencakup berbagai aktivitas terencana yang
berkelanjutan yang ditujukan untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan
dalam menjalankan fungsi-fungsinya (Adi Suryanto,2012).
Pembangunan birokrasi yang bersih dan bebas KKN menyangkut seluruh sendi
birokrasi, bukan hanya PNS/birokrat, namun meliputi pembangunan struktur,
sistem, business process, dan karakter/etika moral. Secara terencana
pembangunan Birokrasi pun dilakukan melalui sebuah proses multidimensi yang
disebut Reformasi Birokrasi.
Kekuasan yang memusat mengakibatkan tidak adanya transparansi sehingga
menyulitkan lahirnya pertanggungjawaban publik. Tidak adanya keterbukaan
dikalangan instansi dan pejabat pemerintah, mengakibatkan akses melakukan
kontrol rakyat menjadi buntu dan mampet. Selain itu reposisi dan restrukturisasi
kelembagaan pemerintah perlu segera ditata ulang, yang memungkinkan adanya
kejelasan antara posisi jabatan politik dan birokrasi karier.
Adapun visi reformasi birokrasi yang tercantum dalam lembaran Grand Design
Reformasi Birokrasi Indonesia adalah “terwujudnya pemerintahan kelas dunia”.
Visi tersebut menjadi acuan dalam mewujudkan pemerintahan kelas dunia, yaitu
pemerintahan yang professional dan berintegritas tinggi yang mampu
menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat dan manajemen
pemerintahan yang demokratis agar mampu menghadapi tantangan pada abad
ke21 melalui tata pemerintahan yang baik pada tahun 2025.
Tatalaksana Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,
terukur, dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance.
Peraturan Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif.
Perundang-
undangan
Pola pikir dan Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
budaya aparatur
a. Kecendrungan untuk bermain politik pada masa reformasi. Keadaan ini belum
sepenuhnya dihilangkan dari budaya birokrasi Indonesia. Perkembangan
demokrasi kontemporer memperlihatkan arogansi birokrasi sering kali masih
terjadi. Birokrasi yang seharusnya bersifat apolitis, dalam keenyataannya
masih saja dijadikan alat politik yang efektif bagi kepentingan golongan atau
parpol tertentu.
c. Kultur kekuasaan yang telah terbentuk semenjak masa birokrasi kerajaan dan
colonial ternyata masih sulit untuk dilepaskan dari perilaku aparat atau
pejabat birokrasi. Masih kuatnya kultur birokrasi yang menempatkan pejabat
birokrasi sebagai pengusa dan masyarakat sebagai pengguna jasa sebagai
pihak yang dikuasai, bukannya sebagai pengguna jasa yang dilayani dengan
baik, telah meyebabkan perilaku pejabat birokrasi menjadi bersikap acuh dan
arogan terhadap masyarakat. Dalam kondisi pelayanan yang sarat dengan
nuansa kultur birokrasi sebagai abdi masyarakat. Pada tataran tersebut
sebenarnya berbagai praktik pnylewengan yang dilakukan birokrasi terjadi
tanpa dapat dicegah secara efektif.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kondisi birokrasi di era reformasi pun belum bisa dikatakan baik, karena masih
banyak ditemukan birokrat yang arogan dan menganggap rakyatlah yang
membutuhkannya, praktik KKN yang masih banyak terjadi, dan mentalitas
birokrat yang masih jauh dari harapan. Untuk melaksanakan birokrasi yang
secara cepat, tepat, dan konsisten guna mewujudkan birokrasi yang akuntabel
dan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://paulinusbendu.blogspot.com/2015/11/makalah-reformasi-birokrasi.html
https://www.academia.edu/9106633/MAKALAH_TENTANG_REFORMASI_BIROKRASI_S
EBAGAI_ORGANISASI_PEMBANGUNAN_DI_INDONESIA
https://emakalahonline.blogspot.com/2017/01/konsep-reformasi-birokrasi.html
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-reformasi.html
http://www.mediapustaka.com/2014/06/reformasi-birokrasi-di-indonesia.html
https://www.academia.edu/6205065/Makalah_Reformasi_Birokrasi_Indonesia