Oleh :
Nezar Abdillah A (28.0809)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga
bisa menyelesaikan makalah tentang Upaya Pemerintah dalam mengatasi
Patologi Birokrasi
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
COVER JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
3.2. Saran…………………………………………………… 11
A. Latar Belakang
Birokrasi adalah organisasi sekelompok pejabat yang bekerja sama
secara ketat dan tidak boleh sedikit pun menyimpang dari peraturan-
peraturan yang berlaku, dan merupakan status jabatan yang terkait dengan
sumpah kesetiaan, kerahasiaan dan kejujuran ketat untuk seumur hidup.
Birokrasi sebagai instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana
birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan,
impersonalitas hubungan, pengaturan perilaku, dan kemampuan teknis
dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara
administrasi pemerintahan. Masyarakat dapat merasakan langsung hasil
dari pelayanan yang dilakukan birokrasi.
Selama ini banyak perilaku birokrat lebih bersikap tradisional bahkan
feodalistis. Pandangan birokrasi yang demikian, birokrasi berada di atas
rakyat dan bukan di tengah-tengah rakyat. Kultur feodal seperti ini,
menumbuhkan budaya nepotisme sehingga kepentingan masyarakat yang
seharusnya diberikan secara adil dan merata tersisihkan oleh faktor
kedekatan atau kekerabatan, sehingga hanya orang-orang yang memiliki
akses kedekatan inilah yang mendapatkan kedudukan dalam jabatan atau
bagi masayarakat yang dapat pelayanan pemerintah secara optimal. Juga
perilaku yang menyebabkan terjadinya penyimpangan, pelanggaran atau
pengabaikan kewajiban hukum serta kepatutan masyarakat dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga tidak dapat memenuhi asas
umum pemerintahan yang baik (good governance). Fenomena ini
didasarkan karena lemahnya sumber daya aparatur (birokrat) daerah dalam
melaksanakan tugas-tugas pemerintah baik yang bersifat rutin maupun
yang bersifat pembangunan.
Ketidakberhasilan birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan,
secara umum terjadi akibat adanya patologi birokrasi. Konsep patologi
birokrasi berasal dari Ilmu Kedokteran yang mengkaji mengenai yang
melekat pada organ manusia sehingga menyebabkan tidak berfungsinya
organ itu. Dengan menjadikan patologi sebagai metafora, patologi birokrasi
di sini di pahami sebagai kajian ilmu administrasi publik untuk memahami
berbagai penyakit yang melekat dalam suatu birokrasi sehingga
menyebabkan birokrasi mengalami disfungsi (Dwiyanto, 2011:59). Banyak
teori yang telah dikembangkan oleh para ilmuan administrasi publik untuk
menjelaskan mengapa muncul berbagai penyakit birokrasi. Banyak sekali
bentuk patologi birokrasi yang ada di Indonesia antara lain ialah
penanganan berlarut, penyimpangan prosedur, penyalahgunaan
wewenang, praktek KKN, melalaikan kewajiban, pemalsuan, nyata-nyata
berpihak/politis, bertindak tidak layak, intervensi dan inkompetensi yang
selanjutnya disebut sebagai Maladministrasi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi patologi
birokrasi?
C. Tujuan
Mengetahui bagaimana upaya untuk mengatasi patologi birokrasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Interaksi antara pegawai dan warga masyarakat dalam pelayanan
seringkali dapat mengakibatkan munculnya patologi birokrasi
(maladministrasi) yang dapat dimaknai secara luas, yakni semua perilaku
yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan prosedur,
penyalahgunaan wewenang, dan perilaku yang tidak sepantasnya
dilakukan oleh pegawai dalam memberikan pelayanan publik.
Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik pada dasarnya
dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan memotong mata rantai hubungan langsung antara pegawai
dan warga masyarakat, yakni dengan melalui E-Governance.
B. Saran
Pendekatan TQM semestinya digunakan oleh kelompok eksekutif dan para
pelaksana kegiatan-kegiatan operasional dalam lingkungan pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA