Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Model Aplikasi Diklat Untuk SDM Aparatur Pemerintah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Dan Latihan

Dosen Pengampu Dr. H. Anis Fauzi, M.SI

Disusun oleh

kelompok 5

Asmainah (211250010)

Sidik Arya Pratama (21125007)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Pendidikan dan Latihan tepat pada
waktunya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa kehidupan manusia dari kegelapan menuju nur
(cahaya) dan membawa dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh ilmu ini dengan
bekal iman, islam, ilmu, dan amal. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan dan latihan dan semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Serang, 09 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar belakang ................................................................................................................... 1

B. Rumusan masalah .............................................................................................................. 2

C. Tujuan masalah .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Konsep Pemerintahan yang Baik ...................................................................................... 3

B. Upaya untuk Menjamin Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik................................. 4

C. Implementasi dan Tantangan Diklat Pimpinan ................................................................. 7

D. Prinsip - Prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik ........................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 12

A. Kesimpulan................................................................................................................... 12

B. Saran ............................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah bertanggung jawab atas pengembangan sumber daya manusia, termasuk
pendidikan dan pelatihan, yang mempunyai peran penting dan strategis dalam
pengembangan suatu bangsa. Untuk membuat otoritas pemerintah lebih kompetitif,
pendidikan dan pelatihan dalam pengaturan kekuasaan pemerintah sangatlah penting.

Sumber daya berharap karyawan menjadi lebih kompeten dan profesional dalam
mengimplementasikan tanggung jawab mereka melalui proses pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan kinerja instansi, dunia usaha, dan pemerintah. Karyawan akan lebih
kompeten dan profesional dalam menjalankan tanggung jawab mereka melalui proses
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kinerja institusi, dunia bisnis, dan pemerintah.

Karyawan adalah bagian dari mesin sumber daya sipil manusia sumber yang
bertanggung jawab untukyang dalam pengaturan negara, pemerintah, dan kesenjangan
secara kompeten, adil dan setara. Mengelola negara, pemerintah, dan membagi
pengembangan secara kompeten dengan cara yang jujur, adil dan setara.

Pemimpin adalah pemberi komentar dan tujuan pekerjaan perusahaan dilakukan


berdasarkan visi yang jelas, pola kepemimpinan mencoba memberikan makna untuk
bekerja dan bisnis yang harus dilakukan secara kolaboratif oleh anggota perusahaan.

Sarana utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia termasuk


peningkatan pengetahuan, kompetensi, dan kemampuan serta perubahan sikap dan
perilaku dianggap pendidikan dan pelatihan. Dengan kata lain, pendidikan dan pelatihan
diyakini sebagai kebijakan alat paling efektif dan untuk mencapai tingkat denda pekerjaan
yang dibutuhkan untuk posisi di birokrasi.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Konsep Pemerintahan yang Baik ?


2. Bagaimana Upaya untuk Menjamin Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik?
3. Apa saja Prinsip - Prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik ?
4. Apa yang dimaksud Implementasi dan Tantangan Diklat Pimpinan ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Konsep Pemerintahan yang baik !


2. Untuk memahami Upaya untuk Menjamin Penyelenggaraan Pemerintahan !
3. Untuk mengetahui Prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik !
4. Untuk memahami Implementasi dan Tantangan Diklat Pimpinan !

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pemerintahan yang Baik

Pengelolaan berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk pengembangan


masyarakat disebut sebagai tata kelola yang baik, menurut bank internasional (Word
Bank). Penggunaan alat ekonomi, politik dan administrasi untuk mengawasi operasi
negara di semua tingkatan dikenal sebagai tata kelola. Istilah “tata kelola” mengacu pada
seluruh sistem, prosedur, dan lembaga yang melalui individu dan organisasi masyarakat
dapat mengekspresikan pandangan mereka, menjalankan hak mereka, menjalankan
kewajiban mereka, dan mendamaikan perselisihan mereka. sebagai sistem sumber daya
ekonomi dan sosial yang mencakup dampak sektor dan sektor non-pemerintah dalam
perusahaan kolektif, menurut definisi lain. Definisi ini membuat asumsi bahwa ada
banyak individu yang berpartisipasi, dan tidak ada begitu dominan mengendalikan
gerakan aktor lainnya. Pemerintah menyadari bahwa ada beberapa lembaga pengambilan
keputusan yang beroperasi di berbagai tingkat masyarakat. Sekalipun orang itu banyak
terlibat dalam proses sosial, pemerintah bukanlah sesuatu yang diakui, sembarangan, atau
kacau. Bahwa banyaknya orang yang terlibat dalam proses sosial, maka pemerintah
bukanlah sesuatu yang tidak terduga, serampangan, atau kacau. berbagai pemain
mematuhi aturan permainan itudengan, bagaimana aturannya berbeda dengan cara yang
berbeda. 1

Kewenangan yang dilakukan negara adalah salah satu aturan utama permainan.
Perlu diingat konsep kewenangan pemerintah, otoritas ini dinilai berdasarkan konsensus
banyak pihak dan tidak secara sepihak. Partai dan tidak didasarkan pada dominasi
pemerintah, aktor saya di luar pemerintah harus memenuhi syarat untuk mengambil
bagian dalam penciptaan, mengelola, dan mematuhi otoritas yang dirancang secara
kolektif. Lebih lanjut disebutkan bahwa tata kelola yang baik adalah mekanisme
pengelolaan yang penting dan bersifat dinyatakansosial dan penerapannya untuk

1
Komarudin Sasradipoera, 2006. Pengembangan dan Pelatihan, Bandung: Kappa Sigma

3
mendukung pertumbuhan yang stabil merupakan persyaratan ( efisiensi) dan (relatif)
yang paling penting .2

Pajak tata kelola didefinisikan oleh sebagai “penggunaan izin politik dan
administratif untuk mengelola urusan di negara SPAM dengan urusan” dalam dokumen
Program Pembangunan PBB. “Penggunaan otoritas ekonomi politik dan administrasi
untuk mengelola urusan di negara bagian SPAM dengan urusan” dalam dokumen
program pembangunan PBB (UNP). Memanfaatkan hak hukum, memuaskan, dan
perbedaan lindung nilai. Tata kelola pemerintah mencakup seluruh mekanisme, lembaga
tempat warga. persoalan tata kelola berbukit jelas merupakan masalah menimbang
pemerintah dalam negara, dan perdagangan. padahal, sejumlah kualitas yang berkaitan
dengan keberhasilan kinerja pemerintah memiliki hubungan yang lebih dekat.
Pemerintah diwajibkan untuk berinvestasi dalam mencapai tujuan ekonomi jangka
panjang termasuk pendidikan dan infrastruktur. warga yang mampu diwajibkan untuk
meningkatkan kondisi melalui pelaksanaan sistem demokrasi, supremasi hukum, hak
asasi manusia, dan mengenali pluralisme. Hal-hal yang sering dikaitkan dengan tata
kelola pemerintah yang baik yaitu:
1. pemerintahan tidak bisa dibatasi hanya pada tujuan keuangan.
2. Tanpa kondisi politik spesifik politik, tujuan ekonomi juga mustahil untuk

mencapainya. Dalam kondisi ini, tujuan ekonomi juga tidak mungkin tercapai.3

B. Upaya untuk menjamin Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik


Penyelenggaraan pemerintahan baik adalah penyusunan dan penerapan kebijakan
negara yang demokratis. Sadu Wasistiono mengembangkan bahwa perlunya tata kelola
pemerintahan yang baik adalah akibat dari kegagalan penyelenggaraan negara dalam
menjunjung tinggi prinsip demokrasi, yang menyadarkan masyarakat bahwa diperlukan
sistem atau paradigma baru untuk memastikan bahwa pemerintah tidak menyimpang dari
tujuan yang telah ditetapkan. dalam tata pemerintahan yang baik, kebutuhan akan
penyelenggaraan negara yang dapat mendukung kelancaran dan keterpaduan
pelaksanaan kewajiban negara dan kegiatan pemerintahan negara serta pembangunan
dapat terpenuhi.4

2
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta
3
Komarudin Sasradipoera, 2006. Pengembangan dan Pelatihan, Bandung: Kappa Sigma
4
Julianti. 2012. Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Balai Diklat Keagamaan
Medan.

4
(Hendratno, 2009) mendefinisikan desentralisasi sebagai kekuasaan dari pemerintah
pusat ke daerah otonom, yang bertanggung jawab atas bisnis domestiknya sendiri.
menerapkan pendekatan desentralisasi dalam melakukan pemerintahannya. Hal ini
berdasarkan pada ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 menjadi
landasan adalah desentralisasi berarti mengalihkan semua kekhawatiran pemerintah dari
tingkat nasional ke tingkat daerah inilah yang dinikmati setiap unit pemerintahan pusat
dan daerah yang menikmati otonomi yang untuk menjalankan bisnis regional mereka
sendiri. kebebasan untuk menjalankan perusahaan lokalnya sendiri. dimana indonesia
selalu dioperasikan beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip hukum. di bawah kekuasaan
hukum. Desentralisasi juga dapat menjadi menjadi dilihat sebagai pelaksanaan sistem
milik pemerintah pusat. dipandang sebagai penerapan sistem yang dimiliki oleh
pemerintah pusat. Bagi setiap negara hukum selalu memberlakukan unsur-unsur, yaitu:

a. Sistem pemerintahan negara harus berdasar pada kedaulatan rakyat


b. Setiap tugas dan kewajiban pemerintah wajib dilaksanakan berdasarkan pada
hukum dan peraturan perundang-undangan
c. Terdapat jaminan atas hak asasi manusia
d. Terdapat pembagian kekuasaan dalam negara
e. Terdapat pengawasan dari badan peradilan yang bebas yang tidak memihak dan
tidak berada dibawah pengaruh eksekutif
f. Terdapat peran nyata anggota masyarakat yang ikut serta dalam mengawasi
perbuatan serta pelaksanaan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
g. Sistem ekonomi yang berlaku harus bisa menjamin pembagian yang merata
demi kemakmuran warga negara

Konstitusi mengandung komponen di atas, sehingga diperlukan kehadirannya.


perlindungan hak asasi manusia sangat mendasar di negara hukum yang memiliki
konstitusi, dan ada persyaratan untuk memastikan bahwa setiap orang diperlakukan sama
sebelum hukum. jadi yang dapat diambil dari hal ini bahwa negara adalah organisasi
kekuasaan berdasarkan kedaulatan rakyat, dan kekuasaan ini dibangun harus
dilaksanakan sesuai dengan cara pembentukan, terbatas oleh lembaga yang menjadi
anggota masyarakat bukan untuk lagi melakukan pengawasan manusia agar hak asasi
tidak lagi dilanggar. ketika kesamarataan terjadi di kalangan masyarakat di suatu negara,
semua warganya terlibat aktif. di negara bangsa yang memiliki konstitusi, keterlibatan
masyarakat yang aktif sangat diperlukan. dengan konstitusi, keterlibatan aktif masyarakat

5
amat dibutuhkan. budaya yang harus ditunjukkan hebat demokrasi melalui partisipasi
publik. demokrasi pada alinea ke 4 ditunjukkan melalui partisipasi publik. pelaksanaan
UUD 1945 indonesia merupakan negara yang menganut kondisi kesejahteraan dan punya
kewajiban untuk mewujudkan tujuan negara lain. pembukaan UUD 1945 berisi tujuan
yang coba disadari melalui perkembangan secara perlahan dan waktu singkat
berkelanjutan jangka, sedang dan panjang. Ada dua jenis tindakan pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya : tindakan nyata (feitelijkehandelingen) dan tindakan hukum
(rechtshandelingen). akibat dari ketaatan bangsa kita pada konsep legalitas maka setiap
tindakan yang dilakukan pemerintah harus berlandaskan hukum. Ada beberapa unsur
tindakan pemerintahan menurut Muchsan, yaitu:

a. Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintahan yang memiliki kedudukan


sebagai penguasa atau alat pemerintahan sebagai prakarsa dan tanggung jawab
sendiri.
b. Setiap perbuatan yang akan dilaksanakan harus dalam rangka menjalankan fungsi
pemerintahan
c. Perbuatannya sebagai sarana yang dapat menimbulkan akibat hukum dalam
bidang hukum administrasi
d. Perbuatannya harus bersangkut pautkan dengan pemeliharaan kepentingan
negara serta rakyat
e. Setiap perbuatan harus berdasar pada peraturan yang berlaku.

Sebuah gagasan yang berfungsi sebagai dasar untuk otoritas, tidak ada otoritas
yang dapat memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan mengubah kehidupan warganya.
adalah peraturan, undang-undang, dan pemerintah, tetapi tidak selalu diterapkan oleh
pemerintah. terlebih ketika pemerintah dituntut bertindak cepat dalam menyelesaikan
diwajibkan untuk bertindak di masyarakat, namun tidak menyelesaikan masalah di
masyarakat, namun tetap menguasai aturan.5

Hukumnya di luar kendali pemerintah mempunyai kemampuan untuk bertindak


secara bebas, artinya setiap alat yang digunakan untuk melakukan suatu tindakan
memiliki sepenuhnya tunduk pada hukum. kemampuan untuk bertindak secara bebas,
yang berarti setiap alat yang digunakan untuk melakukan tindakan tanpa peristiwa

5
Kartono, Kartini. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

6
sepenuhnya tunduk pada hukum. di negara yang supremasi hukum didasarkan pada
prinsip dasar kewenangan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan bahwa
pada sumber kewenangan adalah hukum dan peraturan ajakannya. Prinsipnya
kewenangan dalam pemerintah bersumber dari undang-undang dan peraturan, sumber
kewenangan itu hukum dan peraturan hukum.
Fungsi dari Badan Pengawas Undang-undang Negara Tata, seperti fungsi normatif,
praktis, dan hukum menjamin, misalnya fungsi normatif, praktis, serta jaminan. di mana
ketiga fungsinya adalah tiga fungsi dijalankan secara berkelanjutan. dilakukan dengan
cara yang berkelanjutan. dan pemerintah yang tepat akan dibuat berdasarkan penggunaan
fungsi Perencanaan negara yang baik. Penggunaan instrumen hukum oleh pemerintah
menjamin bahwa orang tidak menderita kerugian karena tidak mematuhi persyaratan
formal dan substantif. jaminan perlindungan yang sangat baik.6

C. Prinsip - Prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik

Untuk mempelajari dasar tata kelola yang baik harus menjadi tata kelola, dalam
rangka menerapkan pemerintah diketahui baik. Untuk mengelola pemerintah yang baik.
tiga konsep tersebut telah dibahas secara menyeluruh di bagian-bagian berikut, bersama
dengan tolok ukur dan metriknya.

1. Prinsip Akuntabilitas

Prinsip dibutuhkanini dua hal yaitu menanggapi (kelayakan) dan


dampaknya. Istilah “kemampuan master untuk menjawab” (yang dimulai dengan
respons sensitivitas) mengacu pada persyaratan bahwa pihak berwenang
menjawab pertanyaan berkala tentang bagaimana mereka menggunakan otoritas
mereka, di mana sumber daya telah dapat digunakan, dan apa yang telah dicapai
dengan menggunakan sumber daya.

Prinsip akuntabilitas mengukur sejauh mana pelaksanaan kegiatan publik


sudah tepat dalam kaitannya dengan besar kecilnya nilai atau norma eksternal
yang dianut oleh pemangku kepentingan yang berkepentingan dengan kegiatan
tersebut, yaitu Negara (pemerintah), masyarakat ( warga negara ).

6
Getteng, Abd. Rahman. 2012. Menuju Guru Profesional dan BerEtika, Cet. VII;
Yogyakarta

7
2. Prinsip Transparansi (Indikator dan Alat Ukurnya)

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap
orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan,
yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta
hasil yang dicapai. Transparansi yakni adanya kebijakan terbuka bagi
pengawasan. Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi
mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau oleh publik.
keterbukaan informasi diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang
sehat, toleran, dan kebijakan dibuat berdasarkan pada preferensi publik. Prinsip
ini memiliki dua aspek, yaitu komunikasi publik oleh pemerintah dan hak
masyarakat terhadap akses informasi. keduanya akan sangat sulit dilakukan jika
pemerintah tidak menangani dengan baik kinerjanya.

3. Prinsip Partisipatif (Indikator dan Alat Ukurnya)

Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang memiliki hak untuk terlibat
dalam pengambilan keputusan di setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
keterlibatan dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan secara langsung atau
secara tidak langsung. beberapa alasan mengapa sistem partisipatoris dibutuhkan
dalam negara demokratis. pertama, ialah bahwa sesungguhnya rakyat sendirilah
yang paling paham mengenai kebutuhannya. dan kedua, bermula dari kenyataan
bahwa pemerintahan yang kompleks, birokrasi tumbuh membengkak di luar
kendali. Oleh sebab itu, untuk menghindari warga negara itu harus dirangsang
dan dibantu dalam membina hubungan dengan aparat pemerintah.7

D. Implementasi dan tantangan Diklat Pimpinan

Implementasi dan tantangan diklat (Diklat Pimpinan) dapat berbeda tergantung


pada lembaga atau organisasi yang mengadakannya, tetapi secara umum, berikut adalah
detail implementasi dan beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan
Diklat Pimpinan. Implementasi Diklat Pimpinan meliputi :

7
Sutrisno, Edi. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Prenadamedia

8
1. Perencanaan Program Program Diklat Pimpinan harus direncanakan dengan
cermat. ini melibatkan identifikasi kompetensi kepemimpinan yang perlu
ditingkatkan, penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan, serta pemilihan
metode pelatihan yang sesuai.
2. Pemilihan peserta diklat pimpinan biasanya adalah manajer atau pemimpin
tingkat menengah atau atas. mereka dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang
sesuai dengan tujuan pelatihan.
3. Materi pelatihan harus mencakup berbagai aspek kepemimpinan, termasuk
keterampilan manajerial, komunikasi, kepemimpinan transformasional,
pengambilan keputusan, dan lain-lain.
4. Instruktur dan sumber daya instruktur yang berkualitas dan berpengalaman
sangat penting. Sumber daya seperti buku, perangkat lunak, dan materi
pelatihan lainnya juga harus tersedia.
5. Metode pelatihan metode pelatihan dapat berupa ceramah, diskusi kelompok,
simulasi, studi kasus, dan latihan lapangan. penggunaan teknologi, seperti
platform e-learning, juga semakin umum.
6. Evaluasi dan umpan balik evaluasi berkala selama dan setelah pelatihan penting
untuk memastikan pencapaian tujuan. peserta harus memberikan umpan balik,
dan hasilnya harus digunakan untuk perbaikan.
7. Sertifikat atau pengakuan peserta yang berhasil menyelesaikan Diklat Pimpinan
biasanya diberikan sertifikat atau pengakuan.8

Tantangan dalam Implementasi Diklat Pimpinan:

1. Biaya dan Sumber Daya yaitu Mengadakan pelatihan kepemimpinan seringkali


memerlukan investasi yang signifikan dalam hal biaya dan sumber daya, seperti
waktu instruktur dan peserta.
2. Kesesuaian dengan kebutuhan organisasi tantangan besar adalah memastikan
bahwa Diklat Pimpinan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi. Ini
melibatkan identifikasi kompetensi kunci yang harus ditingkatkan

8
Kunandar.2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

9
3. Keterlibatan Peserta yaitu memotivasi peserta untuk mengikuti pelatihan dengan
serius dan menerapkan apa yang mereka pelajari di tempat kerja adalah tantangan.
kepemimpinan yang kuat dari pihak manajemen diperlukan untuk mendukung ini.
4. Konten yang tidak Relevan karena pelatihan yang tidak relevan atau ketinggalan
zaman dapat mengurangi efektivitas Diklat Pimpinan.
5. Evaluasi yang tidak efektif yaitu menilai dampak pelatihan pada kinerja
kepemimpinan bisa sulit. tantangan lain adalah memastikan bahwa hasil evaluasi
digunakan untuk perbaikan.
6. Faktor kepemimpinan individual setiap peserta memiliki karakteristik dan gaya
kepemimpinan yang berbeda. menyesuaikan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan
individu adalah tantangan.
7. Perubahan budaya organisasi jika Diklat Pimpinan dimaksudkan untuk mengubah
budaya organisasi, itu bisa menjadi tantangan besar karena budaya seringkali sulit
diubah.
8. Perkembangan Teknologi dengan perubahan cepat dalam teknologi dan cara kerja,
memastikan bahwa Diklat Pimpinan mencakup aspek terbaru dari kepemimpinan
digital dan teknologi juga merupakan tantangan.9

Penting untuk diingat bahwa Diklat Pimpinan adalah investasi jangka panjang
dalam pengembangan kepemimpinan yang efektif, dan tantangan ini dapat diatasi dengan
perencanaan yang matang dan komitmen organisasi untuk pengembangan sumber daya
manusia. 10

Faktor pendukung Implementasi Diklat Pimpinan

1. Banyak membawa perubahan prilaku perubahan karakter


2. Adanya output hasil dengan dibangunya kerjasama dalam menyelesaikan tugas-
tugas kepemerintahan;
3. Membantu lembaga dalam menyelesaikan tugas kepemerintahan dan bersipat
kontinyuitas dan dukungan semua pihak khusunya dukungan dari pimpinan.
4. Mengurangi biaya dalam pelayanan public, sehingga motivasi dapat memberi nilai
tambah dan efektif dalam menyelesaikan masalah.

9
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta.
10
Lilin Budiati.2015. Diklat Kepemimpinan Pola Baru Dalam Perspektif Inovasi dan
Pembelajaran Konstruktivistik

10
5. Mendukung kementerian agama bukan saja dari segi unit organisasi yang
bersangkutan tetapi melainkan juga pada umumnya.
6. Menigkatnya akuntabilitas kinerja kementerian agama, kualitas pelayanan efisien
dan terukur.

Faktor Penghambat Implementasi Diklat Pimpinan


1. Banyak inovasi menjadi pendorong sekaligus jadi penghambat proyek perubahan
2. Banyak inovasi tetapi keterbatasan anggaran
3. Partisipasi stakeholder umumnya masih bersifat formal belum menjadi bagian
organisasi dalam program sehingga masih perlu ditingkatkan partisifasinya lebih
dalam.
4. Masih terbatasnya tenaga medis (kesehatan) dalam menigkatkan layanan kepada
peserta, sehingga peserta masih mendaptkan layanan dua kali selama kegiatan
berlangsung.
5. Kurangnya kedisiplinan peserta dalam mengikuti aturan disebabkan kebutuhan air
bersih masih Kurang karena adanya kegiatan yang paralel, sehingga menghambat
peserta dalam disiplin. 11

Menurut manajemen Daryanto Dialipa, pelatihan pada dasarnya adalah


pelaksanaan manajemen akuntabilitas menigkatnya demi kinerja kementerian agama,
kualitas layanan yang 12efektif, dan terukur (2014: 35)

11
Irfan Ibrahim .2018. Pengaruh Implementasi Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat IV Pola Baru Terhadapa Kompetensi Kepemimpinan Pejabat Pengawas di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
12
Embung .2020. Analisis Implementasi Proyek Perubahan Jangka Menegah Alumni Pelatihan. hlm
120

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelolaan berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk pengembangan
masyarakat disebut sebagai tata kelola yang baik, menurut bank internasional (Word
Bank). Istilah “tata kelola” mengacu pada seluruh sistem, prosedur, dan lembaga yang
melalui individu dan organisasi masyarakat dapat mengekspresikan pandangan
mereka, menjalankan hak mereka, menjalankan kewajiban mereka, dan mendamaikan
perselisihan mereka. sebagai sistem sumber daya ekonomi dan sosial yang mencakup
dampak sektor dan sektor non-pemerintah dalam perusahaan kolektif, menurut
definisi lain.
Penyelenggaraan pemerintahan baik adalah penyusunan dan penerapan
kebijakan negara yang demokratis. Ada tiga Penyelenggaraan Pemerintahan yang
Baik Prinsip Akuntabilitas, Prinsip Transparansi (Indikator dan Alat Ukurnya) dan
Prinsip Partisipatif (Indikator dan Alat Ukurnya)

B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi Model Aplikasi Diklat
Untuk SDM Aparatur Pemerintah. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Kedepannya penulis akan lebih jauh memaparkan materi dan lebih
fokus mengenai makalah diatas dengan sumber yang lebih banyak.

12
DAFTAR PUSTAKA

Komarudin, Sasradipoera. 2006. Pengembangan dan Pelatihan, Bandung: Kappa Sigma


Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta
Komarudin Sasradipoera, 2006. Pengembangan dan Pelatihan, Bandung: Kappa Sigma
Julianti. 2012. Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Balai Diklat
Keagamaan Medan.
Kartono, Kartini. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Getteng, Abd. Rahman. 2012. Menuju Guru Profesional dan BerEtika, Cet. VII; Yogyakarta
Sutrisno, Edi. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Prenadamedia
Kunandar.2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Lilin Budiati. 2015. Diklat Kepemimpinan Pola Baru Dalam Perspektif Inovasi dan
Pembelajaran Konstruktivistik
Irfan Ibrahim. 2018. Pengaruh Implementasi Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru Terhadapa Kompetensi Kepemimpinan
Pejabat Pengawas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah
Ilmu Administrasi
Embung . 2020. Analisis Implementasi Proyek Perubahan Jangka Menegah Alumni
Pelatihan. hlm 120

13

Anda mungkin juga menyukai