Disusun Oleh:
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Adapun tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pendidikan Islam yang diampu oleh Bapak Dr. Sudadi, M.Pd.I
Selain itu, tugas makalah ini menjadi bahan untuk menambah wawasan
tentang “Pentingnya Planning Dalam Manajemen Pendidikan Islam” bagi penyusun
dan pembaca. Penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
06 Oktober 2023
Penyusun
ii | P l a n n i n g
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................3
C. TUJUAN......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI POKOK DAN PRINSIP PENGGERAK
AN (ACTUATING)…………………………....................4
B. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG FUNGSI PENG
GERAKAN..................................................................................................8
C. TEKNIK-TEKNIK PENGGERAKAN YANG EFEKTIF..........................10
D. PENTINGNYA PENGGERAKAN (ACTUATING) DALAM ORGANISASI
PENDIDIKAN……………………………………………………………11
E. MENGAPLIKASIKAN PENGGERAKAN (ACTUATING) DALAM ORGAN
ISASI PENDIDIKAN..................................................................................14
F. KUNCIPENGGERAKAN(ACTUATING)DALAMPENDIDIKAN……..14
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................................................17
B. SARAN........................................................................................................18
REFERENSI
iii | P l a n n i n g
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa kita adalah persoalan
mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Dari berbagai pengamat dan
analisis, ada berbagai faktor yang menyebabkan mutu pendidikan kita mengalami
peningkatan secara merata. Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional
menggunakan pendekatan educational production function atau input-output analisis yang
tidak dilaksanakan secara konsekuen. Kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional
dilakukan secara birokratis sentralistik, sehingga peningkatan mutu sekolah sebagai
penyelenggaraan pendidikan yang tergantung pada keputusan birokrasi-birokrasi. Ketiga,
minimnya peranan masyarakat khususnya orang tua sisiwa dalam penyelenggaraan
pendidikan, pratisipasi orang tua selama ini dengan sebatas pendukung dana, tapi tidak
dilibatkan dalam proses pendidikan seperti mengambil keputusan, monitoring, evaluasi dan
akuntabilitas, sehingga sekolah tidak memiliki beban dan tanggung jawab hasil pelaksanaan
pendidikan kepada masyarakat/orang tua sebagai stacheholder yang berkepentingan
dengan pendidikan. Keempat, krisis kepemimpinan, dimana kepala sekolah yang cenderung
tidak demokratis, sistem top down policy baik dari kepala sekolah terhadap guru atau
birokrasi diatas kepala sekolah terhadap sekolah.
2|Planning
atau actuating sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat layak untuk dikaji lebih
jauh dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3|Planning
BAB II
PEMBAHASAN
4|Planning
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu
tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. George R. Terry (1986)
mengemukakan bahwa, actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota
organisasi sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaran organisasi dan sasaran anggota-anggota organisasi tersebut oleh
karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran- sasaran tersebut. Jadi actuating
adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama
melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara
yang terbaik dan benar. Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam
manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar
semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha
mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan
cara terbaik dan benar.
Sedangkan menurut Harold Koontz & Cyril O’Donnel, actuating adalah directing and
leading are the interpersonal aspec of commanding by which subordinate are led to
understand and contribute effectively and efficiency to the attainment of enterprise
objectives. Hal ini berarti bahwa pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek
individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan
untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan
yang nyata.
5|Planning
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan
dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal
sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Jadi penggerakan merupakan
kegiatan manajemen untuk menggerakan dan membuat orang lain suka dan dapat
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien,
sehingga tindakan-tindakan yang telah dilakukan menyebabkan suatu organisasi
dapat berjalan.
3. Tujuan Penggerakan
6|Planning
5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis
3. Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan lebih baik.
5. Menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab seorang atau orang-
orang terhadap Tuhan-nya, negara dan masyarakat.
7|Planning
B. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG FUNGSI
PENGGERAKAN
b. Manusia (SDM sebagai mahluk hidup tidak dapat dikuasai sepenuhnya seperti
mesin. Hal ini menjadi kendala PSDM, karena itu sulit memperhitungkan segala
sesuatunya dalam rencana. Misalnya, ia mampu tapi kurang mau melepaskan
kemampuannya.
Hal ini terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan
antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow,
dinegara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan
diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah
aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos
kerja dan produktifitas kerja.
8|Planning
a. Kurangnya keahlian dalam menggunakan menajemen.
1. Kepemimpinan (Leadership)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan
bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola
hidupnya.
9|Planning
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif,
pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan managerial
diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif.
4. Perangsang (Incentive)
5. Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka
timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata
control.
6. Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan
ketaatan dan tingkah laku yang teratur.
1) Memberikan penjelasan kepada setiap orang yang ada dalam organisasi, mengenai
tujuan yang harus dicapai.
2) Setiap orang harus menyadari, memahami serta menerima dengan baik tujuan
tersebut.
10 | P l a n n i n g
5) Setiap orang harus menjalankan peranan apa yang diharapkan oleh pimpinan
organisasi dengan baik.
8) Memberikan penghargaan serta pujian kepada pegawai yang cakap dan teguran
serta bimbingan kepada orang-orang yang kurang mempu bekerja.
9) Meyakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan
pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal mungkin.
4) Penggerakan yang dilakukan kepala sekolah tersebut dapat berupa pengakuan dan
pujian atas prestasi kerja personal sekolah, karena ancaman atas kesalahan yang
dilakukan oleh para personalnya hanya akan berdampak buruk terhadap manajemen
sekolah.
11 | P l a n n i n g
5) Sanksi hanya akan diberikan, jika betul-betul ada bukti dan tidak mungkin lagi
untuk dibina, jauh efisien membentuk perilaku guru, tenaga kependidikan, dan
personal sekolah lainnya dengan menghargai hasil yang positif dan memberi motivasi
ke arah yang positif pula.
Kepekaan melihat kondisi global yang bergulir dan peluang masa depan menjadi
modal utama untuk mengadakan perubahan paradigma dalam manajemen pendidikan.
Modal ini akan dapat menjadi pijakan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan.
Pada titik inilah diperlukan berbagai komitmen untuk perbaikan kualitas. Ketika
melihat peluang, dan peluang itu dijadikan modal, kemudian modal menjadi pijakan
untuk mengembangkan pendidikan yang disertai komitmen yang tinggi, maka secara
otomatis akan terjadi sebuah efek domino (positif) dalam pengelolaan organisasi,
strategi, SDM, pendidikan dan pengajaran, biaya, serta marketing pendidikan.
12 | P l a n n i n g
actuating, dan controlling dalam penggunaan sumberdaya organisasi. Karena itulah,
aplikasi manajemen organisasi hakikatnya adalah juga amal perbuatan SDM
organisasi yang bersangkutan.
Penggerakan (actuating) sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan fungsi yang
sangat penting, karena fungsi ini kegiatannya berhubungan langsung dengan faktor
manusia sebagai bawahan. Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang
berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik, kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan
seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas.
Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi
dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi
dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi
dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Dalam menggerakan manusia
sebagai bawahan ini, seorang pimpinan/manajer dituntut suatu kemampuan, sehingga
para bawahan dengan senang hati mengikuti ajakan atau kehendak pimpinan.
Keseluruhan kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh manusia dalam upaya
mencapai tujuan, kita identifikasi sebagai administrasi. Inti dari administrasi adalah
sinergi semua sumber daya dalam kerangka upaya mencapai tujuan organisasi.
Sumber daya yang dimiliki organisasi diistilahkan dengan 6 M yang salah satunya
adalah man, atau manusia. Manajemen dilakukan oleh manusia, untuk kepentingan
manusia, dan berasal dari manusia, Dengan demikian, untuk melakukan praktek
pengaturan dengan benar, kita harus memahami apa yang disebut sebagai manusia,
Tujuannya adalah untuk memahami manusia secara lebih baik dan lebih akurat.
Keuntungan pemahaman ini adalah terutama agar kita memahami cara memimpin
manusia dengan lebih baik (Leavit, 1978). Dengan memahami manusia, kita akan
lebih mudah untuk mempengaruhi dan menggerakkannya. Secara umum, pemahaman
13 | P l a n n i n g
yang memadai tentang manusia akan memudahkan kita bekerja sama dengannya
dalam upaya penciptaan kesejahteraan dan kemakmuran bagi manusia itu sendiri.
Disadari unsur manusia adalah faktor yang sangat penting, karena semua proses
dalam melibatkan unsur manusia. Oleh karena itu diperlukan suatu tim yang tangguh
untuk menyusun suatu manajemen risiko, agar nantinya dapat digunakan untuk
mengenali risiko, mengukur dan memantaunya, sehingga organisasi tidak sampai
collaps karena risiko yang tak dapat dicover nya. SDM yang berkualitas dan pro aktif
sangat diperlukan, walaupun demikian sebagus apapun unsur manusia, tetap
diperlukan suatu sistem prosedur yang baik, yang bisa memberikan signal apabila
terjadi tanda-tanda dini, serta ada built in control dalam setiap tahapan pelaksanaan
pekerjaan. Maka sangat pentingnya penggerakan dalam suatu organisasi pendidikan,
karna jika organisasi pendidikan sendiri tidak ada pengatur atau penggerak suatu
organisasi pendidikan sendiri tidak akan maju atau berdiri dengan pesat.
14 | P l a n n i n g
actuating jauh lebih rumit oleh karena harus berhadapan langsung sehingga fungsi
leadershif begitu kentara sekali dibutuhkan sekalipun semuanya melalui proses
planning dan pengorganisasian terlebih dulu.
1) Pengarahan
2) Kepemimpinan (Leading)
b) pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang
pemimpin.
c) pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang
tidak tampak oleh bawahannya.
15 | P l a n n i n g
d) Perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat,
dan sikap yang sering diterapkan oleh seorang pemimpin ketika ia mencoba
mempengaruhi kinerja bawahannya.
3) Fungsi Kepemimpinan
4) Kepemimpinan Efektif
Menurut Amirullah yang dikutip oleh Daryanto (2011: 129), indikator kepemimpinan
efektif yaitu melihat hasil kerja yang diperoleh selama tugas kepemimpinannya, baik
secara kualitas maupun secara kuantitas. Salah satu pendekatan yang dianggap tepat
dalam melihat indikator kepemimpinan yang efektif adalah dengan melihat peran-
peran yang dimainkan oleh seorang pemimpin. Apabila pemimpin itu telah
melaksanakan tugas sesuai dengan peran dan fungsinya, maka pemimpin itu
dikatakan sudah efektif.
5) Pengambilan Keputusan
6) Motivasi
Motivasi merupakan suatu kekuatan (power), tenaga (forces), daya (energy), atau
suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak
ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Gibson (1985)
menyatakan dalam mempertimbangkan motivasi, perlu diperhatikan faktor-faktor
16 | P l a n n i n g
fisiologikal, psikologikal, dan lingkungan (environmental) sebagai faktor-faktor yang
penting.
a) Model tradisional merupakan bentuk usaha yang ditempuh oleh para manajer dan
pemimpin untuk membuat bagaimana bawahan/karyawan dapat menjalankan
pekerjaan mereka yang membosankan dan berulang-ulang dengan cara yang paling
efisien.
c) Model sumber daya manusia ini bukanlah menyuap karyawan dengan upah atau
uang saja, melainkan juga untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bersama
dalam mencapai tujuan organisasi dan anggotanya. Setiap karyawan menyumbangkan
sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya masing-masing. Dalam model ini,
karyawan dianggap sebagai individu yang memiliki motivasi tidak hanya karena uang
dan prestise saja, tetapi menganggap bahwa para karyawan juga memiliki dorongan
untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
17 | P l a n n i n g
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
18 | P l a n n i n g
5) Motivasi memiliki arti penting dalam menumbuhkan dan mempertinggi
semangat kerja sehingga salah satu aktivitas manajemen adalah memberikan motivasi
atau prses pemberian kegairahan kerja pada setiap anggota organisasi agar ada
kerelaan dan semangat dalam melaksanakan tugas demi tercapainya tujuan
organisasi.
6) Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu orang kepada orang
lain, baik langsung maupun tidak langsung, baik lisan, tertulis, maupun isyarat.
Komunikasi erat hubungannya dengan usaha pengarahan dan pengorganisasian
karena komunikasi yang baik bukan hanya terjadi satu arah dari atasan, melainkan
juga datang dari bawah ke atas atau antar rekan kerja.
B. SARAN
19 | P l a n n i n g
REFERENSI
Bennis, Warren. 1994. Menjadi Pemimpin Efektif (On Becoming a Leader), Alih
bahasa Anna W.Bangun. Jakarta. Elex Media Komputindo.
Didin Kurniadi, dkk. 2014. Manajemen Pendidikan, Konsep dan Prinsip Pengelolaan
Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
David, R. Fred. 2004. Konsep Manajemen Strategis, Edisi VII (terjemahan). Jakarta,
PT Indeks.
Hasibuan, S.P. Malayu. 2001. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta.
PT Bumi Aksara
20 | P l a n n i n g
Koontz, H., O’Donnell, C., & Weihrich, H. (1996), Manajemen/ Harold Koontz,
Cyril O’Donnell, Heinz Weihrich,Ed : Gunawan Hutauruk. Jakarta. Erlangga.
Winanti dan Budiono. 2009. “Pengaruh Iklim Kerja, Kompensasi dan Kompetensi
Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai dan Dosen Pada STIE – STMIK Insan
Pembangunan”. JOCE IP, Vol. 3 No. 1 September 2009
http://www.slideshare.net/agussaefudin2/makalah-penggerakan-pendidikan (di
Unduh tanggal 26 Juli 2016)
21 | P l a n n i n g